BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN
3.4 Tahapan Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data, dalam melakukan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Tahap Pra Survei
Tahap ini merupakan tahap persiapan awal sebelum survei secara langsung dilaksanakan. Persiapan yang ini terkait penyusunan daftar kebutuhan data, daftar wawancara, surat izin survei, proposal, peralatan pendukung survei seperti kamera, alat tulis dan alat perekam.
b. Tahap Survei
Tahap ini dilaksanakan survei sekunder maupun survei primer secara bersamaan, dimana survei primer dilakukan dengan cara observasi lapangan dan wawancara dengan narasumber secara mendalam terhadap subjek penelitian. Survei sekunder dilakukan dengan penjaringan informasi terhadap instansi-instansi terkait.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ditujukan mendapatkan data yang dibutuhkan sebagai bahan masukan untuk setiap tahap analisis berikutnya. Dalam pengumpulan data terdapat 2 (dua) cara pengumpulan data yaitu:
1. Pengumpulan Data Primer
Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini berkaitan dengan praktek perilaku masyarakat dan pemahaman kepedulian masyarakat
terhadap pembanguan jalan rabat beton. Dalam hal ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan dari suatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Menurut Sugiyono (2008:145) teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam dengan responden yang diamati tidak terlalu besar. Teknik observasi yang digunakan adalah observasi nonpartisipan, dalam hal ini peneliti berada di luar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan yang mereka lakukan. Berdasarkan cara pengamatan maka observasi yang digunakan adalah observasi terstrukur karena penelitian diarahkan pada pengamatan praktek perilaku masyarakat terhadap penggunaan, pengelolaan dan pemeliharaan jalan rabat beton, di luar itu tidak akan diperhatikan. Disamping itu peneliti juga akan mengamati perubahan perilaku masyarakat setelah adanya pemabangunan jalan rabat beton .
b. Wawancara, merupakan cara untuk dapat menemukenali fenomena tentang latar belakang praktek perilaku masyarakat, kepedulian masyarakat serta latar belakang pembangunan jalan rabat beton. Wawancara ini dilakukan secara mendalam (in-depth interview) dan tidak terstruktur. Tokoh yang diwawancarai adalah para tokoh, warga masyarakat, dan pihak aparat pemerintah yang terkait. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui fenomena kepedulian masyarakat
terhadap pembangunan jalan rabat beton yang terjadi di wilayah studi, yang akan diperiksa lagi dengan beberapa narasumber yang menjadi informan.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data ini diperoleh dari hasil penelitian, artikel-artikel baik dari media cetak maupun elektronik, penelusuran pustaka dan dokumen resmi dari instansi terkait seperti Kelurahan, kepala lingkungan dan lain lain.
3.6 Informan Kunci (Key Informan)
Dalam penelitian ini, responden yang dipilih merupakan responden yang memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman tertentu sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Hal tersebut pada akhirnya menuntun pada penerapan pola tertentu dalam pengambilan sampel. Bungin (2009) mengemukakan pendapatnya bahwa berkenaan dengan tujuan penelitian kualitatif, maka dalam prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan) atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian.
Informan kunci yaitu orang yang sangat berpengetahuan dan bisa menyampaikan gagasan, orang yang pandangannya dapat menambah atau berguna dan memahami apa yang sedang terjadi Patton (2009). Informan kunci yang dipilih adalah tokoh dari kalangan masyarakat yang telah tinggal di lokasi objek penelitian
lebih dari 25 tahun dan dianggap paling memahami tentang perubahan dan adaptasi perilaku masyarakat terhadap pembangunan jalan rabat beton. Informan kunci untuk mendukung pencarian dan penjaringan informasi ini adalah Nara Sumber yang merupakan kepala lingkungan Kampung nelayan, yang pada saat pelaksanaan pembangunan jalan rabat beton adalah ketua koordinatornya dan menjadi pembina bagi pengelola Hingga saat ini beliau tetap aktif memberikan masukan kepada pemerintah kampong nelayan. Pemilihan kepala lingkungan sebagai salah satu informan kriteria pemilihan informan utama yaitu:
a. Penduduk sekitar yang bertempat tinggal lebih dari 25 tahun di KelurahanBelawan 1 Medan.
b. Berperan sebagai pelopor dan motivator masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan jalan rabat beton.
c. Terlibat langsung dalam setiap tahapan proses pembangunan jalan rabat beton.
d. Mengetahui perilaku serta nilai-nilai sosial yang ada dan berkembang di masyarakat.
Informan kunci lainnya adalah ketua blok Kampung Nelayan pemilihan ini didasari oleh pertimbangan bahwa peran ketua blok kampung mengetahui program yang akan dilaksanakan dan sekaligus yang menentukan lokasi yang akan dibangun terlebih dahulu serta menghimpun masyarakat di lapangan.
. Informan selanjutnya adalah tenaga tukang yang selalu terlibat dalam setiap pembangunan jalan rabat beton yang memberikan masukan tentang jumlah bahan
yang akan digunakan sehingga dapat dihitung berapa banyak biaya pengerjaannya. Responden lainnya adalah masyarakat kampong nelayan itu sendiri. Kriteria pemilihan responden ini antara lain:
a. Penduduk asli yang bertempat tinggal di Kampung nelayan yang sudah lebih dari 25 tahun.
b. Masyarakat yang terlibat dalam pembuatan jalan rabat beton maupun pemeliharaan dan pengawasan.
c. Pria dan wanita yang berusia antara 20-60 tahun. Informan kunci untuk wawancara instansi meliputi pemerintah kota melalui Kepala lingkungan kampong nelayan. Narasumber wawancara yang diperoleh selama survei dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Informan kunci
No Nama Usia Pekerjaan Kode
1. Safarudin 55 tahun Kepala Lingkungan KL 2. P. Lindung 50 tahun Ketua BKM BKM 3. Udin Kontak 45 tahun Tukang TK 4. Bu Hujrah 42 tahun Guru/ warga WR 5. Adnan 41 tahun Nelayan KP
(ketua blok Kampung Depan) 6. Jalaludin 43 tahun Nelayan KP
(ketua blok Kampung Tengah) 7. Rustam Efendi 46 tahun Nelayan KP
Tabel 3.3 (Lanjutan)
No Nama Usia Pekerjaan Kode
8. Jalaludin 43 tahun Nelayan KP (ketua blok Kampung Tengah) 9. Rustam Efendi 46 tahun Nelayan KP
(ketua blok Kampung Kerang) 10.Supendi 40 tahun Nelayan KP
(ketua blok Kampung Banjar) 11.Alex Iskandar 47 tahun Nelayan KP
(ketua blok Kampung Taruna)
3.7 Penyajian Data
Menurut Bungin (2009) hasil pengumpulan data kualitatif tentu saja perlu direduksi (data reduction). Istilah reduksi data dalam penelitian kualitatif dapat disejajarkan maknanya dengan istilah pengelolaan data (mulai dari editing, pengkodean hingga tabulasi data). Kegiatan ini mencakup usaha penyusunan hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan memilah-milahkannya dalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu.
Teknik penyajian data pada dasarnya adalah teknik menyajikan hasil olahan data sekunder maupun data primer yang diperoleh melalui instrumen penelitian, berupa studi dokumen dan terutama hasil wawancara mendalam. Pengolahan data primer dan data sekunder yang didapat, kemudian dikategorikan berdasarkan kategori
yang telah ditentukan. Pengkategorian data tersebut adalah untuk mempermudah didalam analisis selanjutnya.
Dalam penelitian kualitatif, masukan data yang diperoleh lebih banyak berwujud kata-kata hasil wawancara dibanding suatu deretan angka numerik. Untuk mengelolanya maka penyajian data kualitatif lebih banyak dilakukan dengan pembuatan matriks-matriks yang sekaligus bertujuan untuk memudahkan analisis data. Penyajian data ke dalam bentuk matriks tersebut pada dasarnya untuk mempermudah proses reduksi data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Penyajian data dalam penelitian ini bertujuan untuk mempermudah kedua proses analisis tersebut yang boleh jadi dilakukan dalam konteks waktu bersamaan.
Seperangkat hasil reduksi data juga di organisasikan kedalam suatu bentuk tertentu (display data) sehingga terlihat sosoknya secara lebih utuh. Itu mirip semacam pembuatan table atau diagram dalam tradisi penelitian kuantitatif. Ia bisa berbentuk sketsa, synopsis, matrik atau bentuk-bentuk lainnya. Hal itu sangat diperlukan untuk memudahkan upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan (conclution drawing and verification). Proses ini tidak terjadi sekali, melainkan secara berinteraksi, secara bolak-balik. Seberapa banyak proses bolak-balik tersebut sangat tergantung pada komplesitas masalah yang ada dan seberapa tajam pisau analisis yang dipakai saat mengumpulkan data, sehingga data-data yang didapat benar-benar sebuah data yang akurat yang terdapat dilokasi selama penelitian dilaksanakan dengan menghimpun data yang ada dari berbagai sumber yang dapat dipercaya tingkat keakurasiannya.