TEMUAN STUDI
5.8 Tingkat Partisipasi Masyarakat
Untuk melihat sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan jalan lingkungan dapat dilihat pada Table 5.7.
Tabel 5.7 Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Peran Terlibat dalam Motivasi dan factor Tingkat Konsep Masyarakat yang mempengaruhi partisipasi program Tokoh masyarakat -Survey kampung -Memfasilitasi program pemerintah dengan warga -Mempermudah perizinan pembangunan di kampong nelayan -Ikut membangun dan Pengawasan pembangunan -Ingin memajukan pembangunan di kampong sendiri bersama warga -Memiliki dan menjaga hubungan yang baik antara pemerintah dan warga masyarakat Tinggi Pembangunan yang berkelanjutan dalam pembangunan Kampung Nelayan Kader masyarakat -Survey kampung -Membantu pemerintah dalam pembangunan dengan ide dan tenaga -Mempetakan prioritas pembangunan dengan program pemerintah yang akan dilaksanakan. -Ingin mendapat kemajuan dalam pembangunan. -Ingin mendapat akomodasi akibat ada pembangunan. Sedang Prioritas pembangunan sesuai dana yang ada dengan kebutuhan pembangunan.
Tabel 5.7 (Lanjutan)
Peran Terlibat dalam Motivasi dan factor Tingkat Konsep Masyarakat yang mempengaruhi partisipasi program
Dari Table diatas dapat dilihat bahwa terdapat tiga masyarakat dari golongan yang berbeda secara fungis dan jabatan dalam program pembangunan agar dapat terwujud pembangunan disuatu daerah, baik dari segi organisasi BKM, pemerintah setempat melalui kepala lingkungan dan masyarakat itu sendiri.
Namun dari ketiga elemen tersebut dapat dilihat perbedaan dalam partisipasi sebuah program, dimana unsur dari pemerintah setempat yaitu kepala lingkungan sangat tinggi dalam hal berpartisipasi, padahal kepala lingkungan tersebut tidak terlibat dalam pencairan dana maupun penerimaan dana dalam suatu progam pembangunan, kemudian disusul organisasi pengelola kaegiatan tersebut yang merupakan kepanjangan tangan pemerintah daerah yang mengelolal dana pembangunan yang mungkin saja menerima upah dalam kegiatan tersebut.
Tetapi dalam hal masyarakat sendiri justru rendah dalam tingkat partisipasinya, dengan berbagai alasan karena sibuk mencarai nafkah sehingga sedikit sekali waktu dan kemaunan untuk dapat berpartisipasi dalam program pembangunan yang dilaksanakan. Masyarakat Membantu pemerintah dengan ikut terlibat dalam pembangunan berupa tenaga. -Dorongan kelompok masyarakat sekitar.
Rendah Perlu adanya penyuluhan berkelanjutan dalam menimbulkan kesadasaran dalam berpartisipasi.
Dalam penulisan penelitian ini pada partisipasi masyarakat dalam pembangunan jalan lingkungan rabat beton di kampung nelayan program PNPM Mandiri pekotaan tahun anggaran 2013, penulis dapat menyimpulkan dan memberikan saran sebagai berikut:
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis praktek prilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dengan kepeduliannya terhadap pembangunan jalan lingkungan rabat beton terlihat dari keterlibatan yang mereka lakukan yaitu:
Pertama keperdulian tokoh masyarakat dalam ikut berpartisipasi pada program pemerintah dalam pembangunan cukup tinggi, mulai dari awal pembangunan sampai selesai pembangunan berupa, Sosialisasi program pemerintah kepada warga, walaupun tidak dalam bentuk musyawarah secara bersama warga, tetapi hanya kepala blok kampung dan pelaku pembangunan saja serta ikut survey penentuan lokasi pekerjaan. Menyetujui dan menerima saja hasil pembangunan tanpa mengetahui jumlah dana yang telah digunakan pada pembangunan tersebut, dengan prinsip yang penting pembangunan dapat terlaksana di daerahnya. Mengawasi pembangunan agar pekerjaannya dapat selesai dengan baik, supaya tidak terbengkalai dan sia-sia. Membantu pemerintah dan pihak swasta serta donator lainnya, yang
ingin berpatisipasi dalam pembangunan di kampung Nelayan demi kemajuan daerahnya dengan cara pendanpingan dengan masyarakat.
Kedua keperdulian warga masyarakat dalam ikut berpartisipasi pada program pemerintah dalam pembangunan jalan lingkungan rabat beton masih rendah hal ini dapat dilihat bahwa, masyarakat tidak semuanya ikut membantu dalam pekerjaan rabat beton di lingkungannya melainkan sebagian saja,dengan cara berupa tenaga dan makanan kecil untuk para pekerja. Masyarakat tidak dapat berpartisipasi membantu pekerjaan sampai selesai karena masalah perekonomian sehingga lebih memilih pergi melaut mencari ikan dapi pada ikut terlibat dalam pekerjaan. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang program pemberdayaan, sehingga masyarakat mengganggap program tersebut sebuah proyek yang besar dengan uang yang melimpah yang hanya menguntungkan pelaku pembangunan saja. Timbulnya kecemburuan sosial pada masyarakat karena merasa pembangunan tidak adil dan merata yang dilaksanakan secara berkelang-kelang tanpa memperhatikan kerusakan jalan yang lebih parah terbuat dari kayu di lingkungannya dengan pembangunan jalan rabat beton dengan mengutamakan hubungan kekeluargaan dari pelaku pembangunan. Dengan diperbantukannya seorang kepala tukang dan seorang kernet pembangunan agar pekerjaan lebih rapi, membuat masyarakat membantu dalam pekerjaannya tidak maksimal sepenuh hati karena merasa tidak mendapat upah kecuali tukang dan kernek saja walaupun dari satu sisi mutu pekerjaan lebih baik dan rapi yang memang dikerjakan oleh orang yang ahli dibidangnya dalam berbagai proyek pekerjaan sekitar linkungan mereka.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapat, penulis dapat memberikan saran dalam pembangunan jalan lingkungan rabat beton di kampung nelayan bahwa: Pembangunan di Kampung Nelayan harus terus tetap terlaksana karena kondisi geografisnya terpencil dan status kependudukan dan lahan yang belum pasti membuat pembangunan terkendala yang harus mendapat perhatian serius dari pemimpin negeri ini karena disana terdapat penduduk miskin dan anak bangsa yang serba kekurangan baik dari segi fasilitas pendidikan dan peralatan sekolah maupun prasarana jalan setapak yang dari kayu banyak yang rusak parah dan berbahaya bila dilalui. Perlunya para pelaku pembangunan melakukan musyawarah dan transparansi dalam pembangunan agar pembangunan menjadi tepat sasaran dan timbul rasa memiliki hasil pembangunan dari masyarakat sehingga minat masyarakat dalam berpartisipasi dalam pembangunan menjadi lebih tinggi. Dalam perencanaan pembangunan diperlukan survey lokasi secara matang dengan melihat gejala alam, sehingga hasil pembangunan jalan rabat beton permukaannya tidak terendam air saat pasang tinggi setiap bulanya yang dapat menimbulkan kerusakan pada jalan rabat beton akibat sering terendam air laut juga dapat merusak besi beton yang tidak akan tahan bila terkena air laut yang mengandung garam sehingga dapat menyebabkan besi menjadi berkarat. Untuk itu sudah saatnya pemerintah mengatur strategi agar kegiatan yang berhubungan dengan keswadayaan masyarakat, menjadi program yang diatur secara matang dan terencana dengan melibatkan sumber daya manusia yang handal sekaligus bisa sebagai pembimbing masyarakat.
Graha Ilmu.
Arimbi, (1993) Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan, Jakarta Walhi.
Arnstein, Sherry (1969) A. Ladder of Citizen Partisipation
Journal of the American Planning Association.
Arif Wahyu Kristianto (2003) Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan. Jurnal PPIP. Gresik Planologi UNDIP.
Azwar, S. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi 2, Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Bungin, Burham, 2009, Penelitian Kualitatif. Jakarta, Prenada Media Group.
Canter WL (1981) Handbook of Variables For Environmental Impact Assessment. Unitede State of Amarika.
Club du Sahel (1988) Ecology and Rural Development in Sub-Sahara Africa: Selected Case Studies, SAH
Conyers, Diana (ed) (1991) Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga . Yogyakarta Gajah Mada.
Dedeh Fardiah (2005) Focus Group Discussion Dalam Paradigma Pembangunan Partisipatif. Jurnal Partisipastif. Bandung Universitas Padjadjan
John M Echols-Hasan Shadily (1976) Kamus Indonesia-Inggris Penerbit Cornell University Press, 2000.
Juliantara, Dadang (2002) Menggeser Pembangunan, Memperkuat Rakyat,
Jogyakarta: Lapera Pustaka Utama.
Koentjaningrat, (1994) Kebudayaan mentalitet dan Pembangunan. Jakarta PT. Gramedia.
Korten DC (1986) Menuju Abad 21: Tindakan Sukarela dan Agenda Global, Jakarta Yayasan Obor Indonesia dan Pustaka Sinar Harapan.
Mardikanto, Totok (1994) Penyuluhan Pembangunan Pertanian,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Mikkelsen, Britha (2006) Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan . Jakarta Yayasan Obor Indonesia.
Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael (1992) Analisis Data Kualitatif
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Miller, Delbert C (1997) Handbook of Research Design and social Measurement
New York: Longman Inc.
Moeleong, Lexy J (2000) Metodologi Penenlitian Kualitatif, Bandung P.T. Remaja Rosdakarya.
Nazir,Moh (1999) Metode Penelitian. Jakarta Ghalia.
Notoatmodjo (2007) Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Seni. Jakarta Rineka Cipta.
Panudju, Bambang ( 1999 ) Pengadaan Perumahan kota dengan peran serta masyarakat berpenghasilan rendah. Bandung: Alumni Bandung.
Patton, Michael Quinn (2009) Metode Evaluasi Kualitatif (How to Use Qualitative Methods in Evaluation) Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Riwayadi, Susilo dan Suci Nur Anisyah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
Sinar Terang, Surabaya. .
Robert A. Dahl. (2001) Perihal Demokrasi: Menjalajahi Teori dan Praktek Demokrasi Secara Singkat/Robert A. Dahl. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia..
Riwayadi, Susilo dan Suci Nur Anisyah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
Sinar Terang, Surabaya.
Satropoetro, R.A .Santoso (1988) Partisipasi, komunikasi, dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional , Bandung Alumni.
Steinberg, Florian, Nana Rukmana D.W. dkk (1993) Manajemen Pembangunan Prasarana Perkotaan . Jakarta: LP3ES.
Soetrisno , Loekman (1995) Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta Kanisius.
Sumarno, J (2005). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada Kantor Cabang Perbankan Indonesia di Jakarta),
Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.
Sugiyono (2008) Metode penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan R & D, Bandung Penerbit Alfabeta.
Sukandarrumidi (2004) Metode penelitian petunjuk praktis untuk penelitian Pemula, Yogyakarta: Gajah Mada Unifersity press.
Tjokroamidjojo, Bintoro (1995) Pengantar Administrasi Pembangunan.Jakarta LP3ES.
Walgito, Bimo (2004) Pengantar Psikologi Umum .Jakarta Andi.
Wirutomo (2004) Menyoal Paradigma Baru Pembangunan Keso
Universitas Indonesia.
Zubaedi (2007) Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren Yogyakarta Pustaka Pelajar.
NO CUPLIKAN WAWANCARA KODE 1 “dalam pelaksanaan pembangunan di Linkungan XII ini sebenarnya
masih ada dana yang belum terserap, seperti dana Tahun Anggaran 2011, Tahun Anggaran 2012 dan Tahun Anggaran 2013, ya karena warga yang kurang antusias dalam program pembangunan sehingga dana pekerjaan belum dapat terlaksana seluruhnya“/BKM.
BKM
2 “waktu itu ada pihak dari BKM yang bekunjung pada kampung nelayan dan bertanya kira – kira dilokasi mana yang akan dibangun jalan lingkunagan rabat beton agar bisa dilaksanakan program PNPM Mandiri perkotaan tahun anggaran 2013 di kampong ini”/KP.
KL
2 “Memang sebenarnya masih banyak jalan yang akan diperbaiki dan dibangun kembali karena rata – rata jalan sudah mulai rusak dimana kayu dan papanya banyak yang sudah lapuk dan bolong-bolong”/KP.
KP
3 “Untuk berapa besarnya anggaran yang didapat dan kemana penggunaan anggaran yang ada saya tidak mengetahui selaku kepala lingkungan, yang penting saya disuruh teken oleh BKM ya saya teken, yang penting pembangunan di kampung kami terlaksanadan penentuan lokasi yang akan dibangun silahkan Tanya pada ketua blok kampong masing-masing kira – kira mana prioritas pembangunan yang dibuat”/KL.
KL
4 “dalam pengerjaan jalan rabat beton melibatkan partisipasi masyarakat, dimana dananya dari PNPM tetapi untuk pengerjaanya menggunakan tenaga masyarakat tetapi tetap mennggunakan satu orang tukang sebagai pemandu dengan cara diberi upahnya”/KP.
KP
5 “Pada pembangunan jalan rabat beton, saya selalu dilibatkan sebagai kepala tukang oleh LPM dengan membantu menghitung kira – kira berapa banyak bahan yang akan digunakan sesuai volume yang akan dikerjakan, tetapi untuk membeli bahan langsung dari LPM, yang kami terima disini berupa bahan dari LPM sehingga berapa banyak dana yang masuk dan keluar kami tidak tahu”/TK.
NO CUPLIKAN WAWANCARA KODE 6 “Dalam pengerjaan jalan rabat beton, saya selaku kepala blok
kampong taruna mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, tapi umumnya masyarakat hanya membantu hari-hari pertama saja dengan alasan pergi melaut mencari ikan dan lagi pula kan sudah tukang yang dapat menlanjutkan alasan mereka”/KP.
KP
7 “Kami selaku warga merasa kurang adil diberlakukan dalam pembangunan karena dananya tak jelas juga pembangunnanya tidak merata, itulah sebabnya warga tidak begitu antusias dalam partisipasi pembanguan jalan lingkungan”/WR.
WR
8 “Dalam tahap survey pada lokasi mana yang akan dibangunan dengan beton yang tadinya dari kayu, kepala lingkunagan dan LPM menanya ke saya kira-kira mana yang paling penting dahulu untuk dibangun tanpa perlu menanyakan kepada masyarakat”/KP.
KP
9 “Kami hanya gotong royong dilingkungan kami aja, kalau ada program pembangunan, karena masing-masing blok lain sudah punya kelompok warga sendiri”/WR.
WR
10 “Pembangunan disini terlaksana sepotong-potong, mungkin karena warga ikut mengerjakannya tidak secara penuh, tapi pada hari-hari pertama saja mereka membantu”/KP.
KP
11 “Disini yang sering kami lakukan pemeliharaan pada jalan lingkungan dari kayu, banyak yang sudah patah-patah dan bolong karena banyak yang rusak dengan cara meminta sumbangan warga lima ribu rupiah tiap bulan untuk membeli papan dan kayu, untuk itu kami harapkan ditempat kami segera di buat juga jalan dari beton”/WR.
WR
12 “Disini ada namanya pasang air laut setiap bulan sekali, sampai air merendam jalan lingkungan dari rabat beton sebagaian, justru jalan dari kayu yang tidak terendam”/KP.
KP
13 “kami tidak tahu pembangunan apa saja yang akan dibuat dan berapa dana yang akan digulirkan pada pembangunan yang ada dikampung kami, katanya sih dari pemerintah sedangkan papan proyek saja tidak ada”/WR.
NO CUPLIKAN WAWANCARA KODE 14 “ itulah ya, kadang-kadang pembangunan dirasakan memang belum
merata oleh warga”/WR.
WR
15 “Aku sering bertengkar dan adu mulut dengan kepala lingkungan bila ada musyawarah, abis dia selalu mementingkan lingkungan yang banyak ada famililinya saja, sehingga pembangunan di lingkungan kami tidak merata”/WR.
WR
16 “Makanya kami warga sini mana ada membuat rumah bagus-bagus, karena nanti bila ada penggusuran kami sudah siap, jadi bila kami ada rezeki kami kumpulkan untuk membeli tanah diseberang saja yang statusnya sudah jelas”/KL.
KL
17 “Kalau untuk jalan rabat beton itu dari PNPM, dulu namanya P2KP tapi para pejabat dan pengusaha swasta ada juga memberikan bantuan dan pembangunan disini seperti, PTP, Rotari dan Organisasi kepemudaan lainnya”/KL.
KL
18 “Yang kami tahu adalah agar pembangunan bisa terlaksana dikampung kami, makanya saya tekan saja bila ada yang minta persetujuan agar pembangunan jadi terlaksana”/KL.
KL
19 “Ditempat kami sudah lama kami inginkan pekerjaan jalan rabat beton, tetapi tidak pernah terlaksana. Makanya kami langsung minta kepada kantor lurah, barulah bisa dibangun di lingkungan kami ini”/WR.