• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Penyusunan Anggaran Program Kesehatan

Dalam dokumen Sistem Pembiayaan Nasional dan Penyusuna (Halaman 39-46)

BAB II PEMBAHASAN

2.11 Tahapan Penyusunan Anggaran Program Kesehatan

2.11.1 Penyusunan Anggaran Kesehatan adalah sebagai berikut: a. Teknik Perencanaan dan Penggunaan Anggaran

Sumber Pembiayaan Teknik Perencanaan Penggunanan Anggaran Pendapatan asli daerah Kondisi kapasitas

fiskal daerah dan pemasukan retribusi

Program dan kegiatan oprasional

Dana alokasi umum Formulasi DAU Program dan administrasi

kesehatan Dana alokasi khusus

bidang kesehatan

Tergantung dari pusat (sisa dana reboisasi) dibagi berdasarkan kapasitas fiskal daerah Infrastruktur (fisik) kesehatan

Dana bagi hasil Tergantung dari kesediaan SDA Program dan kegiatan (operasional dan administrasi) Dana dekonsentrasi dan dana pembantuan

Tergantung dari pusat (berbasis anggaran taun sebelumnya) Kebutuhan fisik dan infrastruktur Anggaran biaya tambahan Lobby, advokasi dan negosiasi Kebutuhan mendesak darurat dan kejadian luar biasa

Program kompensasi pengurangan subsidi BBM

Jumlah penduduk miskin

Untuk jaminan dan untuk kesehatan

Biaya lain (sisa dana anggaran taun lalu, hutang, penjualan obligasi)

Tergantung dari kondisi kapasitas aset dan financial daerah

Kebutuhan

mendesak darurat dan kejadian luar biasa Dana perusahaan swasta Tergantung proposal (memberikan keuntungan normsl ekonomi) Untuk pelayanan langsung/tidak langsung

Dana LSM Tergantung proposal (memberikan

keuntungan sosial)

Untuk pelayanan langsung/tidak langsung Dana kemanusiaan Tergantung sosio

kemasyarakatan

Untuk pelayanan langsung

b. Penetapan Program dan Kegiatan

Dalam proses penetapan program dan kegiatan DAK, penetapannya diatur dalam Pasal 52 PP No. 55 Tahun 2005 berbunyi:

 Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2) dan Pasal 51 ayat (1) dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun anggaran bersangkutan.

 Menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai

dengan Rencana Kerja Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

 Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang kegiatan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Menteri Keuangan.

Pasal 52 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2005 jelas dikatakan bahwa program dan kegiatan yang akan didanai dari Dana Alokasi Khusus merupakan program yang menjadi prioritas nasional yang dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah. Kegiatan dan program yang akan didanai tersebut merupakan program yang diusulkan oleh kementerian teknis yang melalui proses koordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, sebelum ditetapkan dan sesuai dengan RKP. Tahapan berikutnya adalah ketetapan program tersebut disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk dilakukan penghitungan alokasi DAK.

c. Penghitungan Alokasi DAK

Pasal 54 PP Nomor 55 Tahun 2005 mengatur bahwa perhitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 tahap, yaitu:  penentuan daerah tertentu yang menerima DAK; dan  penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah.

Penentuan daerah tertentu menurut pasal 54 Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tersebut harus memenuhi kriteria umum, kriteria khusu dan kriteria teknis sebagaimana sudah diatur didalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah.

2.11.2 Kriteria yang harus dipenuhi dalam penyusunan a. Kriteria Umum

Menurut Pasal 33 PP No. 55 Tahun 2005, Kriteria umum dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah yang tercermin dari penerimaan umum APBD setelah dikurangi belanja Pegawai Negeri Sipil. Dalam bentuk formula, kriteria umumtersebut dapat ditunjukkan pada beberapa persamaan di bawah ini:

Dimana :

Penerimaan Umum = PAD + DAU + (DBH – DBHDR) Belanja Pegawai Daerah = Belanja PNSD

PAD = Pendapatan Asli Daerah

APBD = Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DAU = Dana Alokasi Umum

DBH = Dana Bagi Hasil

DBHDR = Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi PNSD = Pegawai Negeri Sipil Daerah

Kemampuan keuangan daerah dihitung melalui indeks fiskal neto (IFN) tertentu yang ditetapkan setiap tahun.Dalam tahun 2011, arah kebijakan umum DAK adalah untuk membantu daerah-daerah yang kemampuan keuangan daerahnya relatif rendah.Hal ini diterjemahkan bahwa DAK dialokasikan untuk daerah-daerah yang kemampuan keuangan daerahnya berada di bawah rata-rata nasional atau IFN-nya kurang dari 1 (satu).Dalam hal ini, rata-rata kemampuan keuangan daerah secara nasional dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini.

Selanjutnya, perhitungan IFN dilakukan dengan membagi kemampuan keuangan daerah dengan rata-rata nasional kemampuan keuangan daerah. Jika IFN < 1, atau dengan kata lain daerah tersebut memiliki kemampuan keuangan daerah lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata nasional, maka daerah tersebut mendapatkan prioritas dalam memperoleh DAK

b. Kriteria Khusus

Ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan, dan karakteristik daerah.

1. Aturan perundangan-undangan, untuk daerah yang termasuk dalam pengaturan otonomi khusus atau termasuk dalam 199 kabupaten tertinggal diprioritaskan mendapatkan alokasi DAK

2. Karakteristik Daerah, daerah yang diperioritaskan mendapatkan alokasi DAK dilihat dari karakteristik daerah yang meliputi :

 Untuk Provinsi : (1) Daerah tertinggal, (2) Daerah pesisir dan/atau kepulauan, (3) Daerah perbatasan dengan negara lain, (4) Daerah rawan bencana, (5) Daerah ketahanan pangan, (6) Daerah pariwisata

 Untuk Kabupaten dan Kota : (1) Daerah tertinggal, (2) Daerah pesisir dan/atau kepulauan, (3) Daerah perbatasan dengan negara lain, (4) Daerah rawan bencana, (5) Daerah ketahanan pangan, (6) Daerah pariwisata

c. Kriteria Teknis

Kriteria Teknis disusun berdasarkan indikator-indikator yang dapat menggambarkan kondisi sarana dan prasarana, dan tingkat kinerja pelayanan masyarakat serta pencapaian teknis

pelaksanaan kegiatan DAK di daerah. Kriteria teknis kegiatan DAK dirumuskan oleh masing-masing menteri teknis terkait, yakni :

 Bidang Pendidikan dirumuskan oleh Menteri Pendidikan;

 Bidang Kesehatan dirumuskan oleh Menteri Kesehatan;  Bidang Infrastruktur Jalan, Infrastruktur Irigasi dan

Infrastruktur Air Minum dan Senitasi dirumuskan oleh Menteri Pekerjaan Umum;

 Bidang Prasarana Pemerintahan dirumuskan oleh Menteri Dalam Negeri;

 Bidang Kelautan dan Perikanan dirumuskan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan;

 Bidang Pertanian dirumuskan oleh Menteri Pertanian;

 Bidang Lingkungan Hidup dirumuskan oleh Menteri Lingkungan Hidup;

 Bidang Keluarga Berencana dirumuskan oleh Kepala Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional;

 Bidang Kehutanan dirumuskan oleh Menteri Kehutanan;  Bidang Sarana dan Prasaranan Pedesaan dirumuskan oleh

Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal; dan

Dalam dokumen Sistem Pembiayaan Nasional dan Penyusuna (Halaman 39-46)

Dokumen terkait