• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Perancangan Review Management Plan Hutan Diklat Rumpin, Bogor

Dalam dokumen BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG DAN PEMBAHASAN (Halaman 54-59)

4.3.2 Review Management Plan Hutan Diklat Jampang Tengah, Sukabumi dan Review Management Plan Hutan Diklat Rumpin, Bogor

4.3.2.3 Tahapan Perancangan Review Management Plan Hutan Diklat Rumpin, Bogor

Kegiatan perancangan yang dilakukan pada lokasi proyek di Rumpin memiliki alir proses sama dengan alur tahapan kegiatan perancangan lasnkap di Hutan Diklat Jampang Tengah seperti yang digambarkan pada Gambar 30.

Gambar 31 Tahapan Perancangan Lanskap dalam Pengerjaan Proyek Hutan Diklat Rumpin

a. Tahap Persiapan

Hutan Diklat Rumpin terletak di Desa Rumpin, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Secara geografis terletak antara 106º38’50” Bujur Timur dan 6º26’30” sampai dengan 6º26’50” Lintang Selatan dengan ketinggian ±80 m sampai 100 m dpl. Kawasan hutan diklat berbatasan sebelah Utara dengan Kampung Pagutan, sebelah Selatan dengan Kampung Lembur Sawah, sebelah barat dengan Kampung Janala dan sebelah Timur dengan Kampung Lio. Total luas kawasan hutan adalah 66,80 Ha terdiri dari :

x Blok I : seluas 10 ha dijadikan areal pemakaman rimbawan oleh Kementerian kehuanan dan sisanya digarap oleh masyarakat. Tanamannya didominasi tanaman singkong. Pada blok ini terdapat plot konservasi tanah dan air (teras

Persiapan Inventarisasi dan analisis Desain konseptual

Desain konsep Akhir

bangku 2 Ha) dan saat ini sudah tidak terpelihara. Pertimbangan dipilihnya lokasi ini sebagai demplot konservasi tanah dan air (KTA) karena akses jalan dekat, sudah ada penggarap dan kemiringan lahannya sesuai. Kondisi lahan saat memerlukan penanganan khusus, kemudian kepada penggarap dilakukan pembinaan atau perlu fasilitasi berupa Pemberdayaan masyarakat dengan contoh kegiatan antara lainnya : beternak dan budidaya rumput gajah. Karakteristik wilayah dengan topografi, sebagian bergelombang dengan kondisi awal bekas perkebunan karet yang tidak produktif, sebagain lahan digarap oleh masyarakat dan sebagian di dominasi oleh alang-alang.

Demplot Konservasi Tanah dan Air (KTA) dan demplot perlindungan merupakan potensi yang dimiliki blok ini. Alasan dijadikannya demplot perlindungan adalah sesuai dengan kondisi lapangannya yang curam dan bergelombang. Demplot KTA sebenarnya sudah ada tetapi tidak terpelihara sehingga untuk kedepannya ini dapat di lakukan rehabilitasi kembali.

x Blok II : seluas 2,90 Ha dengan kondisi saat ini masih didominasi oleh alang-alang dan sebagian kecil aeral ditanami dengan jenis tanaman Gmelina, johar, puspa manglid, shorea, sungkai, rasamala, mahoni, merbau, pulaim Hopea sp dengan diameter bervariasi antara 5 -15 cm., tanaman shorea dan Hopea sp lebih dominan.(20 % yang ad tanaman). perlu penananan pada aeral yang masih kosong (alang-alang ). Blok II memiliki potensi untuk dijadikan blok /zona pemanfaatan wisata alam, pendidikan konservasi/lingkungan karena sudah ada tanaman dengan jenis, akses ke jalan utama dekat, dan ada sumber air

x Blok III : seluas 42,90 Ha sudah ditanami dengan Acasia mangium, Eucalyptus, dan Acasia oocarpa dan sebagian lainnya ditanami buah-buahan. Tanaman ini dimulai tahun 1998 dan saat telah membentuk ekosistem baru yang ditandai dengan munculnya berbgai jenis burung, dan satwa lain seperti biawak, musang, monyet, dan terbentuk iklim mikro yang ditandai dengan udara yang segar. Jadi fungsi ekosistem di Blok III sebagai habitat flora dan fauna. Hal ini dapat difungsikan sebagai tempat kegiatan pendidikan lingkungan, wisata pendidikan dan sarana praktek bagi peserta diklat. tetap

Blok II Blok I

Blok III Blok IV

dipertahankan peruntukannya, untuk kantor, perumahan pegawai, dan lain-lainnya.

x Blok IV : seluas 10,30 Ha memiliki kerjasama antara BDK dengan Dinas Kehutanan Kab Bogor tahun 2005 dimana lahan tsb dijadikan areal GERHAN. Jenis yang ditanam adalah mahoni, sengon, gmelina, dan buah-buahan seperti rambutan, sukun, papaya. Kondisi tanaman saat ini diameter antara 5 -10 cm, dan masih digarap oleh para penggerap. Permasalahan yang ada pada blok IV yaitu : pola kerja samanya harus ditinjau ulang sesuai dengan fungsi kawasan Hutan Diklat dijadikan demplot percontohan agroforestry karena ada lahan yang telah digarap masyarakat dengan sistem tumpang sari dan dengan jenis tanaman yang dapat ditentukan kemudian. Lahan yang masih ditumbuhi alang-alang dan dijadikan demplot sumber benih dengan jenis tanaman : akasia, sengon, jati dan jabon dan demplot hutan rakyat.

Gambar 32 Peta Kondisi Eksisting Hutan Diklat Rumpin Sumber : PT IdeA (2011)

Vegetasi dan Satwa

Jenis flora yang ada dihutan Diklat Rumpin antara lain adalah A. mangium, A. carpa, Eucalyptus, Albizia, karet, benuang, jati, meranti, mahoni, kenari, pulai, puspa, manglid, shorea, sungkai, rasamala, kayu merbau, gmelina, ketapang, beringin, ki putri, kemiri, ki hujan, salam, mindi, pinus, secang, tanaman buah-buahan, tanaman obat-obatan, dan bambu. Data flora di Blok III secara rinci sebagai berikut : 1) Blok Acasia Mangium tahun tanam 1998 dengan diameter pohon 90 cm, 90 cm, 110 cm, 68 cm, 88 cm, 88 cm, 55 cm, 88 cm, 97 cm dan 110 cm, 2) Areal Arboretum dengan jenis tanaman dan diameter sebagai berikut meranti 85 cm, gmelina 115 cm, mahoni 90 cm, kenari 21 cm, 3) Blok Eucalyptus, tahun tanam 1999 dengan diameter : 109 cm, 90 cm, 36 cm, 71 cm, 86 cm, 56 cm, 65 cm, 52 cm, 62cm, 100 cm, 4) Blok Acasia Aucarpa dengan diameter : 141 cm, 123 cm, 82 cm, 65 cm, 82 cm, 80 cm, 74 cm, 105 cm 80 cm dan 52 cm, 5) Blok Sengon (tanaman sudah mati dan diganti dengan rumput gajah, pisang) dan 6) Blok Sengon Buto dengan diameter 265 cm dan 170 cm.

Jenis fauna yang dapat ditemukan adalah : kelelawar, biawak, burung (3 jenis), kupu-kupu (12 jenis), kelinci hutan, puyuh, ular (4 jenis), trenggiling, musang, dan kera.

Gambar 33 Persebaran Satwa pada Kawasan Hutan Pendidikan Rumpin Sumber : PT IdeA (2011)

Iklim

Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Fergusson, kawasan hutan Diklat Rumpin termasuk ke dalam tipe iklim A ( Q > 16 %), rata-rata bulan basah pertahun 10 bulan dengan curah hujan tahunan di atas 2.500 mm. suhu udara antara 25,4 ºC – 27,1ºC dengan rata-rata kelembaban udara 81,3%

Topografi

Topografi kawasan sebagian besar landai dengan kemiringan lereng antara 0 % sampai dengan 24 %. Areal Blok I di beberapa tempat terutama bagian Utara dan bagian Barat berbatasan langsung dengan tebing dan tebing sungai, sedangkan bagian Selatan terdapat tebing curam akibat penggalian pasir.

Gambar 34 Kontur pada Kawasan Hutan Pendidikan Rumpin Sumber : PT IdeA (2011)

Hidrologi

Hutan diklat di sebelah Timur dan Utara sungai Cisadane, sebelah selatan Barat sungai Cipinang dan sungarang Cikarang yang berbatasan langsung dengan blok IV dan sebagai sumber air bagi masyarakat sekitar terutama pada musim kemarau. Selain itu ada 500 sumur pompa, 70 sumur galian dan 5 mata air. Pada saat musim hujan masyaakat menggunakan sumur pompa dan sumur galian

sedangkan pada musim kemarau sebagai besar masyarakat menggunakan sungai untuk kebutuhan MCK. Sedangkan kebutuhan air bersih/minum dipenuhi dari air sumur. Hutan Diklat Rumpin dalam perspektif pembangunan daerah berpotensi sebagai :

1. Hutan kota (ruang terbuka hijau) 2. Rekreasi/ wisata pendidikan

3. Pusat Pendidikan Konservasi/ Pendidikan Lingkungan 4. Pusat Penelitian dan pengembangan Teknologi Kehutanan 5. Tempat Olah raga

6. Peningkatan ekonomi masyarakat lokal, sektor jasa (transportasi, penginapan, makanan, dan lain-lainnya).

Permasalahan dan isu stategis terkait kawasan antara lain :

1. Belum sesuainya luas berdasarkan SK Menhut dengan hasil pengukuran 2. Masih ada lahan yang digarap masyarakat dan belum ada pembaharuan

kontrak

3. Masih banyak lahan kosong yang belum di kelola secara optimal 4. Masih ada lahan hutan diklat seluas 1,00 Ha ada bangunan Puskesmas 5. Sekitar 0,50 ha di Blok IV, ada bangunan Puskesmas dan sekolah 6. Masih ada masyarakat yang menggarap lahan di Blok I dan Blok IV

Berdasarkan potensi kawasan maka beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan antara lain membuat demplot-demplot sebagai berikut :

1. Demplot Persemaian

Demplot persemaian merupakan salah satu demplot yang berlokasi di blok III. Luas demplot adalah 0,50 Ha demplot ini akan tetap dipertahankan. Jenis-jenis tanaman persemaian yang ada adalah : mahoni, sengon, kemiri, ki hujan, nyamplung, myopsis, beringin, mindi, salam, kiputri, pinus, dan tanaman buah-buahan.

Dalam dokumen BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG DAN PEMBAHASAN (Halaman 54-59)