• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada fase planning, yang berorientasi kepada analisa dan desain sistem, yang didalamnya berisikan kebutuhan akan analisa atas kebutuhan bisnis, kebutuhan pengguna, kebutuhan operasi, dan kebutuhan sistem. Setelah tahapan atas, tahapan ini dilalui, tim pengembang akan menghasilkan :

1.Spesifikasi fungsional atas suatu sistem 2.Perencanaan jadwal pelaksanaan proyek c. Iterasi Peluncuran Perangkat Lunak

Pada tahapan ini terdiri dari beberapa iterasi peluncuran dari perangkat lunak yang akan dikembangkan. Perangkat lunak dikeluarkan mulai dari rilis pertama hingga sistem dapat diterima dan dapat di implementasikan secara penuh. Tahapan-tahapan dalam iterasi ini terdiri dari :

1.Tahap analisis

Tahap ini merupakan tahap penting sebelum program atau sistem ditulis atau dibangun. Tahap analisis meliputi beberapa aspek dalam sistem, seperti lingkungan organisasi, analisis sistem

untuk memenuhi kebutuhan waktu sekarang, analisis system

requirement (input, output, process, storage, and control). 2.Tahap desain

Tahap desain juga melibatkan rancangan interface dan prosedur yang mendukung fungsional sistem. Pada tahap ini dilakukan koreksi pada sistem informasi, sehingga kesalahan pada sistem bisa diperbaiki sedini mungkin. Aktivitas desain sistem meliputi (1) desain interface. Desain interface berfokus pada interaksi sistem dengan pengguna, input dan output yang interaktif serta efesien bagi penggunanya. Konversi informasi dan data menjadi bahasa yang bisa dibaca mesin dan manusia, kualitas proses konversi informasi dan data ditentukan pada desain interface

sistem. (2). Desain fisik. Desain fisik sistem adalah desain database dan file berfokus pada struktur dan data yang digunakan sistem

24 secara rincian. Data yang diusulkan pengguna akan disusun berdasarkan atributnya dan relasi yang dibutuhkan. (3). Desain

logika. Desain logika adalah desain sistem bagaimana

mengembangkan secara umum input, proses pengolahan informasi, output, penyimpanan database, aktivitas kontrol sesuai dengan yang direncanakan pada tahap analisis.

d. Tahap pengujian (testing)

Pada tahap ini sistem yang akan diluncurkan di uji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan terhadap fungsional sistem dan terkait dengan hal-hal teknis sistem. Pada setiap iterasi pekerjaan diluncurkan untuk kemudian di evaluasi kembali untuk kemudian dilakukan perbaikan oleh tim.

e. Peluncuran Rilis Akhir Perangkat Lunak

Tahapan ini merupakan sesi akhir dalam pengembangan sistem dengan menggunakan XP. Sistem yang telah di uji kemudian di implementasikan sesuai dengan kebutuhan client. Perangkat lunak yang diaplikasikan merupakan rilis akhir, hasil dari iterasi dan perbaikan dari versi-versi sebelumnya

H. Wireless Application Protocol (WAP)

WAP kependekan dari Wireless Application Protocol yang

merupakan sebuah protokol aplikasi komunikasi serta terminal wireless

yaitu mobile device, PDA, dan lain-lain. Dan digunakan sebagai media untuk mengakses sebuah informasi dan sebagai biro jasa. Dengan kata lain WAP adalah standarisasi yang digunakan pada jaringan tanpa kabel (nirkabel) yang di dasarkan pada Internet Standar (HTML, XML, TCP/IP) dan terdiri dari bahasa pemrograman WML, WMLScript, dan sebuah telepon tanpa sebuah alat penghubung (nirkabel).

WAP juga merupakan suatu standar protocol yang dibuat untuk mengatasi keterbatasan dari wirelessdevice seperti telepon selular dan PDA. Keterbatasan itu antara lain :

25

B. Kemampuan CPU yang rendah

C. Memori yang kecil

D. Tampilan yang terbatas

E. Catudaya (baterai) yang ninimal, dan F. Peralatan input yang berbeda

Ada beberapa versi WAP antara lain WAP 1.2.1 dan 2.0. WAP 1.2.1 hanya dapat menampilkan halaman sederhana saja dibandingkan dengan WAP 2.0 yang mendukung bahasa XHTML (Extensible HyperText Markup Language) dan gambar. WAP di buat pertama kali sebagai protokol komunikasi bergerak yang tidak bergantung pada sistem tertentu. WAP dirancang sebagai bagian dari sistem di masa depan sama halnya dengan

Bluetooth dan GPRS. WAP merupakan protokol komunikasi bergerak yang terdiri dari beberapa layer dan dapat dijalankan pada sistem jaringan yang berbeda. Dengan uraian singkat diatas dapat mengambil beberapa kutipan sebagai berikut :

Ridwan Sanjaya ( 2001 : 2 ) “WAP adalah suatu protokol aplikasi

yang memungkinkan Internet dapat diakses oleh ponsel dan perangkat

wireless lainnya. WAP membawa informasi secara online melewati Internet langsung menuju ke ponsel atau klien WAP lainnya. Dengan adanya WAP, berbagai informasi dapat kita akses setiap saat hanya dengan menggunakan ponsel”.

Cara kerja WAP hampir sama dengan cara kerja Internet saat ini. Dibutuhkan WAP gateway untuk menjembatani ponsel dengan Internet dalam mengirim data dan menerima data. Hal ini sama halnya dengan pengguna PC (Personal Computer) yang membutuhkan ISP (Internet Service Provider) sebagai gateway dalam menjembatani PC dengan Internet. Disamping itu, ponsel yang digunakan juga harus WAP-enabled, yaitu sudah dilengkapi dengan teknologi WAP yang bisa digunakan untuk mengakses internet. Secara sederhana proses WAP dapat di gambarkan sebagai berikut:

26 Gambar 8 Wireless Aplication Protocol (WAP)

Selain beberapa hal diatas yang masih perlu di perhatikan adalah bagaimana mengatur (setting) ponsel agar dapat melakukan koneksi internet. Setiap merek handphone dan SIM-card memiliki cara pengaturan yang berbeda pula. Pengaturan ponsel dengan merek Nokia akan berbeda dengan pengaturan merek handphone Sony Ericsson. Demikian halnya dengan pengaturan untuk masing-masing operator seluler GSM, akan berbeda pula. Manual untuk melakukan pengaturan headset (handphone dan

SIM-card) dapat dilihat dimasing-masing situs resmi operator telekomunikasi seluler.

WAP sendiri merupakan suatu teks biasa layaknya HTML (Hyper Text Markup Language), hanya saja agar dapat ditampilkan ke browser handphone HTML yang digunakan adalah HTML versi XHTML (Extensible HyperText Markup Language). XHTML sebetulnya bukanlah bahasa pemrograman, untuk mempermudah penulisan XHTML kita dapat menggunakan aplikasi sehingga kita tidak perlu lagi mengingat kode-kode XHTML. Kode-kode XHTML ditampilkan dalam warna yang berbeda. Beberapa tool yang muncul dan kemudian sempat menjadi terkenal adalah HotDog, HomeSite, WebEdit, Arachnophilia, HTMLed Pro, HotMetal Pro

27 dan lain-lain. Khusus bagi penulis untuk memudahkan pembuatan kode- kode XHTML, penulis menggunakan Dream Weaver 8.0 karena menurut penulis aplikasi ini lebih baik dalam menulis tag-tag XHTML.

XHTML/HTML adalah bahasa interpreter, bukan bahasa pemrograman

yang sebenarnya seperti bahasa C++, Delphi, VisualBasic atau Java yang harus dikompilasi terlebih dahulu sebelum dapat dieksekusi. Browser yang digunakan untuk melihat dan menampilkan halaman-halaman web umumnya seperti Netscap Comunicator, Mozilla Firefox, Opera, MS Internet Explorer atau Mosaic. Sesungguhnya browser-browser tersebut adalah interpreter yang menterjemahkan tag-tag yang diselipkan. Sementara untuk sistem informasi yang penulis bangun, penulis menggunakan browser

simulator dari Openwave untuk mengurangi biaya saat membuat halaman situs WAP pada situs localhost, kemudaian di-upload (dimasukkan) ke

hosting provider atau web hosting dan dicoba diakses dengan beberapa jenis

handphone yang telah disebutkan diatas tadi. Sesungguhnya halaman situs yang dibangun dapat juga dilihat dengan browser biasa seperti Internet Explorer atau Mozilla Firefox. Tetapi karena system yang dibangun khusus untuk diaplikasikan di ponsel, maka penulis menggunakan fungsi pada

script PHP untuk membedakan browser pengunjung, mana yang

menggunakan browser handphone dan mana yang menggunakan browser

biasa kemudian mengalihkan halaman pengunjung ke halaman yang telah ditentukan.

Pengguna mobile device bisa mengakses layanan internet based dengan cara ketika mobile device ingin di koneksikan ke Internet, semua komunikasi

melalui WAP gateway, WAP gateway ini akan menerjemahkan semua

protokol yang digunakan pada WAP untuk protokol yang digunakan di Internet [singelee dan preneel, 2003]. Wireless Markup Language (WML) adalah suatu bagian integral arsitektur WAP [Oak, 2002]. Arsitektur WAP menyediakan suatu lingkungan yang dapat diperluas dan scalable untuk pengembangan aplikasi pada perangkat komunikasi mobile [LE, 2005]. Jenis isi WAP dan protokol telah dioptimalkan untuk perangkat wireless hanheld. WAP menggunakan teknologi proxy untuk mengoneksikan wireless dengan

28 Internet. WAP proxy biasanya dikompres mengikuti fungsionalitasnya [Wapintro, 2005) :

a. Protokol gateway – protokol ini menerjemahkan permintaan dari stack protokol WAP (WSP,WTP,WTLS, dan WDP)

b. Isi encoder dan decoder – isi decoder menerjemahkan isi WAP, halaman WML, dan program WMLScript ke dalam format yang di sandikan untuk mengurangi ukuran data pada wireless network

Protokol dapat di definisikan sebagai suatu cara atau aturan yang dibakukan untuk melakukan komunikasi antara satu peralatan jaringan ( bisa berupa komputer, switch, hub, dan lain-lain ) dengan peralatan jaringan lainnya. Setiap protokol yang dibuat untuk aplikasi jaringan biasanya mengikuti standar untuk desainnya. Desain atau standar protokol yang

ditetapkan secara Internasional oleh ISO ( International Standard

Organization ). Arsitektur tersebut dinamakan Open System Interconnection (OSI Reference Model) seperti Gambar 9 berikut :

Gambar 9 Protokol WAP

Tahapan-tatahapan dalam arsitektur WAP terdiri atas :

a. Wireless Application Environment (WAE)

Wireless Application Environment ini memiliki fungsi dasar untuk

menggabungkan World Wide Web (WWW) dengan teknologi telepon

seluler. Objek pokok yang diterapkan pada WAE ini adalah mengatur operasi-operasi yang diterapkan oleh operator dan penyedia layanan untuk membangun aplikasi dan layanan yang dapat diraih melalui piranti

29 berhasil guna. WAE ini berisi Micro Browser yang berfungsi sebagai pendukung WML. Namun bahasa ini dikhususkan untuk mobile terminal b. Wireless Session Protokol (WSP)

Wireless Session Protokol ini berfungsi memeriksa format data, konversi data, dan atau pengodean yang akan ditransmisikan, misalnya : memeriksa kebenaran data antar user, memeriksa nomor pesan yang dikirim, dan menyinkronkan data transaksi

c. Wireless Transport Layer Security (WTLS)

WTLS adalah protokol untuk keamanan data yang disesuaikan oleh standar industri Transport Layer Security (TLS) yang mendukung Secure Socket Layer (SSL). WTLS ini ditujukan pada penggunaan Aplikasi WAP untuk :

1. Integritas data, yaitu menyangkut kebenaran isi pesan

2. Privasi, yaitu menyangkut kerahasiaan data, artinya data yang dikirimkan tidak bisa dimengerti oleh orang lain yang tidak terkoneksi oleh si pengirim.

3. Autentikasi, yang menyangkut kebenaran jati diri seseorang

d. Wireless Datagram Protokol (WDP)

WDP ini merupakan kelanjutan dari WTLS yang mampu berkomunikasi dengan bearer . WDP bertugas untuk mentransmisikan

data dalam format biner melalui gateway, serta mendefinisikan

pengalamatan jaringan yang akan dikenali oleh bearer.

e. Bearer

Bearer ini terdiri dari data switch, pesan pendek (short message), dan paket data (data packet) yang berfungsi untuk melakukan transfer data dari suatu unit informasi yang berisi alamat ke unit lain dan melakukan pemeriksaan kesalahan serta penundaan transfer hingga proses benar. f. Aplikasi Pendukung

Selain dari layer-layer di atas, aplikasi pendukung juga dibutuhkan. Aplikasi pendukung ini biasanya merupakan program aplikasi jaringan, seperti email, notepad, buku telepon, kalender, e-commerce, mobile banking, dan lain-lain.

30 Dengan memberikan informasi melalui WAP yang sifatnya statis tidak akan menguntungkan bagi pengakses WAP site. Dengan isi yang dinamis, WAP site akan lebih dibutuhkan para pengguna telepon seluler. Karena informasi yang mereka cari adalah informasi yang realtime, yang saat itu juga dibutuhkan tanpa bergantung pada lokasi dan keberadaan PC. Dibutuhkan pemrograman aplikasi WAP untuk bisa menjawab kebutuhan tersebut. Model pemrograman WAP terdiri atas tiga bagian, yaitu WAP Client yang mengirim permintaan informasi, gateway sebagai penerjemah antara WAP dan HTTP serta server yang memproses permintaan dan gateway untuk kemudian menjawabnya. Jawaban yang merupakan proses dari CGI script ini akan dikirim ke klien melalui gateway sebagai perantara. Hasil konversi yang dilakukan oleh WAP gateway mampu memperkecil ukuran dan informasi yang akan dikirimkan ke klien

I. Penelitian Terdahulu

Faihah ,et al. dari Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 1999 melakukan penelitian sistem pakar tanaman cabai. Pada penelitian tersebut dibangun sebuah sistem pakar yang digunakan untuk mengidentifikasi penyakit yang menyerang tanaman cabai (Capsicum annum.L). Domain pengetahuan sistem adalah 12

jenis penyakit tanaman cabai (Capsicum annuum L) yang umum menyerang.

Basis pengetahuan terkait dengan penyakit cabai di implementasikan ke dalam perangkat lunak WINEXSYS. WINEXSYS menyediakan fasilitas pemrograman berbasis logika (logic based programming) yang didukung oleh

Graphical User Interface (GUI) sehingga memudahkan user berkomunikasi dengan sistem pakar. Sistem pakar yang dibangun berjalan secara offline di satu komputer saja. Sistem pakar ini memiliki 46 kaidah (rules), 17 pengkualifikasi (qualifiers) dan 24 pilihan solusi (choice). Metode indentifikasi penyakit yang diterapkan dalam sistem pakar menggunakan kaidah-kaidah buku yang biasa digunakan dalam disiplin ilmu proteksi tanaman. Output dari sistem ini adalah prediksi penyakit yang menyerang

31 tanaman cabai dan tindakan pengendalian reponsifnya berdasarkan input

gejala yang dimasukkan pemakai.

Ya-Feng, et al. (2007) melakukan penelitian pembuatan sistem pakar untuk diagnosa kebutuhan nutrisi tanaman cabai. Pada penelitian ini basis pengetahuan direpresentasikan ke dalam index. Mekanisme penalaran (reasoning) yang digunakan adalah teknik forward chaining. Sistem pakar yang dibangun di implementasikan dengan menggunakan VB dan SQL Server. Namun demikian sistem masih dibangun untuk komputer stand alone.

L. Gonzales-Diaz, et al.(2009) membuat sistem pakar untuk

pengambilan keputusan dalam proteksi tanaman cabai. Pengetahuan diperoleh dari literatur dan ahli. Pengetahuan selanjutnya direpresentasikan dalam serangkaian aturan IF-THEN. Sistem ini meliputi identifikasi gulma, 20 jenis serangga, 14 jenis penyakit, tiga faktor abiotic, dan tindakan pengendalian. Sistem ini dilengkapi dengan 87 foto dan gambar yang membantu dalam proses identifikasi. Tingkat kepuasan rata-rata berdasarkan hasil pengujian sistem kepada teknisi dan mahasiswa masing-masing sebesar 9.15 dan 8,95.

32

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Pemikiran

Konsumsi cabai rata-rata penduduk Indonesia adalah 5.21

Kg/kapita/tahun. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1.49 % per tahun (BPS, 2011). Berdasarkan kondisi tersebut dapat diketahui bahwa konsumsi cabai dalam negeri pada tahun 2010 mencapai 1.378.727 ton dengan luas panen 233.904 ha dan produktivitas rata-rata sebesar 5.89 ton/ha (BPS, 2011). Angka konsumsi cabai jika dibandingkan dengan produksinya maka terjadi surplus sebesar 141.058 ton (10.23% dari total produksi).

Oleh karena itu perlu dilakukan langkah antisipasi agar produksi cabai dapat memenuhi kebutuhan konsumsi nasional. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan intensifikasi kegiatan agrbisnis cabai. Tantangan yang dihadapi petani dalam rangka mengoptimalkan kegiatan agribisnis cabai, salah satu diantaranya adalah kurangnya informasi dan pengetahuan terkait dengan kegiatan agribisnis cabai

Untuk menyediakan informasi dan pengetahuan bagi petani dan stake holder yang terlibat dalam bidang pertanian maka perlu dibangun sebuah sistem konsultasi online agrobisnis berbasis mobile. Hal ini dikarenakan semua lapisan masyarakat khususnya para pelaku agribisnis dalam hal ini adalah para petani cabai, rata- rata telah memiliki perangkat mobile seperti handphone. Sehingga sistem konsultasi ini dikembangkan untuk dapat

memenuhi kebutuhan informasi dan pengetahuan (knowledge) dalam kegiatan

agribisnis dengan harapan dapat menjadi media diseminasi informasi dan pengetahuan agribisnis kapan saja dan dimana saja.

Adapun kebutuhan informasi dari kegiatan agribisnis cabai dapat didefinisikan ke dalam empat komponen utama yaitu perencanaan usaha tani, pelaksanaan usaha tani, evaluasi usaha tani, dan mengatasi permasalahan usaha tani.

33 In terjasd

Gambar 10 Kebutuhan Informasi Agribisnis

B. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan Agustus 2011. Penelitian akan dilaksanakan di :

1. Laboratorium Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor

2. Laboratorium Departemen Agronomi dan Holtikultura, Institut Pertanian Bogor

3. Studi Lapangan (Liwa Lampung Barat, Desa Cisantana dan Desa

Sukamukti Kabupaten Kuningan Jawa Barat)

C. Metodologi Penelitian

Pembuatan Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annum L) berbasis mobile dilakukan dengan menggunakan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) adaptif. Metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Extreme Programming (XP) yang merupakan salah satu metode yang tergolong ke dalam Agile Methodology. Terdapat lima tahapan utama yang akan dilalui dalam pengembangan sistem konsultasi online agribisnis cabai (Capsicum annum L) (Gambar 11)

Evaluasi Usaha tani Prosedur kerja usaha tani Cara menilai proses pelaksanaan usaha tani Jenis-jenis pengembangan yang mungkin terjadi Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi Perencanaan Usaha tani Peningkatan produksi dan mutu sayuran Ketersediaan Saprotan Permodalan Teknologi dan pengolahan hasil Analisis usaha tani Pelaksanaan Usaha tani Pengorganisasian penyediaan sarana produksi Pengorganisasian penyediaan dan penggunaan modal Teknologi budidaya/produksi Teknologi panen dan pasca panen

Mengatasi masalah Usaha Teknik Rantai pemasaran Proses produksi dan perusahaan mitra

34 Gambar 11 Tahapan Pengembangan Sistem

Tahapan-tahapan utama perancangan sistem adalah tahapan utama dalam

pengembangan sistem informasi dengan menggunakan Extreme programming

(XP) yaitu (Abrahamson, 2002) : eksplorasi, planning, iterasi pengembangan sistem (analisisi,desain, testing), produksi, maintenance, dan mengakhiri proyek dengan mengeluarkan final release. Akhir disetiap fase yang dikembangkan merupakan milestone atas fase tersebut sebelum bergerak ke fase berikutnya. Adapun tahapan-tahapan pengembangan sistem dengan menggunakan XP adalah sebagai berikut :

1. Tahapan Explorasi

Pada tahap ini calon pengguna sistem menuliskan kebutuhan- kebutuhan informasi yang akan dicover didalam sistem untuk release pertama. Masing-masing cerita yang dituliskan oleh pengguna kemudian dibuat menjadi sebuah modul program. Di sisi lain, tim yang lain mengidentifikasi teknologi dalam pelaksanaan proyek. Tahap ini dapat dilaksanakan dalam beberapa minggu, tergantung pada kerumitan sistem yang akan dibangun. Hasil yang diinginkan pada tahap ini adalah berupa : a. Dokumentasi atas visi dan ruang lingkup pekerjaan

b. Dokumentasi struktur proyek yang akan dikembangkan

35

2. Tahapan Planning

Pada fase planning, yang berorientasi kepada analisa dan desain sistem, yang didalamnya berisikan kebutuhan akan analisa atas kebutuhan bisnis, kebutuhan pengguna, kebutuhan operasi, dan kebutuhan sistem. Setelah tahapan atas, tahapan ini dilalui, tim pengembang akan menghasilkan :

a. Spesifikasi fungsional atas suatu sistem b. Perencanaan jadwal pelaksanaan proyek 3. Iterasi Peluncuran Perangkat Lunak

Pada tahapan ini terdiri dari beberapa iterasi peluncuran dari perangkat lunak yang akan dikembangkan. Perangkat lunak dikeluarkan mulai dari rilis pertama hingga sistem dapat diterima dan dapat di implementasikan secara penuh. Tahapan-tahapan dalam iterasi ini terdiri dari :

a. Tahap analisis

Tahap ini merupakan tahap penting sebelum program atau sistem ditulis atau dibangun. Tahap analisis meliputi beberapa aspek dalam sistem, seperti lingkungan organisasi, analisis sistem untuk memenuhi kebutuhan waktu sekarang, analisis system requirement (input, output, process, storage, and control).

b. Tahap desain

Tahap desain juga melibatkan rancangan interface dan prosedur yang mendukung fungsional sistem. Pada tahap ini dilakukan koreksi pada sistem informasi, sehingga kesalahan pada sistem bisa diperbaiki sedini mungkin. Aktivitas desain sistem meliputi (1) desain interface. Desain interface berfokus pada interaksi sistem dengan pengguna, input dan output yang interaktif serta efesien abagi penggunanya. Konversi informasi dan data menjadi bahasa yang bisa dibaca mesin dan manusia, kualitas proses konversi informasi dan data ditentukan pada desain interface sistem. (2). Desain fisik. Desain fisik sistem adalah desain database dan file berfokus pada struktur dan data yang digunakan sistem secara rincian. Data yang diusulkan pengguna akan

36 disusun berdasarkan atributnya dan relasi yang dibutuhkan. (3). Desain logika. Desain logika adalah desain sistem bagaimana mengembangkan secara umum input, proses pengolahan informasi, output, penyimpanan database, aktivitas kontrol sesuai dengan yang direncanakan pada tahap analisis.

c. Tahap pengujian (testing)

Pada tahap ini sistem yang akan diluncurkan di uji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan terhadap fungsional sistem dan terkait dengan hal-hal teknis sistem. Pada setiap iterasi pekerjaan diluncurkan untuk kemudian dievaluasi kembali untuk kemudian dilakukan perbaikan oleh tim.

d. Peluncuran Rilis Akhir Perangkat Lunak

Tahapan ini merupakan sesi akhir dalam pengembangan sistem dengan menggunakan XP. Sistem yang telah di uji kemudian di implementasikan sesuai dengan kebutuhan client. Perangkat lunak yang diaplikasikan merupakan rilis akhir, hasil dari iterasi dan perbaikan dari versi-versi sebelumnya

37

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tahapan Eksplorasi

Tahap ini merupakan tahap dimana pengguna sistem dalam hal ini adalah penulis menuliskan kebutuhan-kebutuhan informasi yang akan dicover didalam sistem untuk release pertama. Masing-masing cerita yang dituliskan oleh pengguna kemudian dibuat menjadi sebuah modul program, sehingga akan menghasilkan dokumentasi yang diharapkan. Dokumentasi itu adalah :

1. Dokumentasi atas visi dan ruang lingkup pekerjaan

Visi

Dikarenakan dalam penelitian ini bukan merupakan penelitian dalam suatu organisasi, maka visi yang akan dikembangkan adalah bagaimana sistem yang akan dikembangkan ini menjadikan petani sebagai direct user / pengguna langsung daripada informasi dan teknologi informasi. sehingga memudahkan petani untuk mendapatkan informasi secara langsung dari berbagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pandangannya dalam melihat berbagai kesempatan dan peluang yang tersedia yang tentunya dipengaruhi oleh kondisi petani dan sumber informasi. Ada beberapa indikator yang dilihat berdasarkan tingkat kemudahan dalam mendapatkan informasi yaitu :

a. Faktor komunikatif

Keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dapat dianalogikan bahwa orang tersebut kurang komunikatif. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tersebut, adanya perbedaan kultur / budaya, bahasa, jarak atau lokasi yang jauh dengan sumber informasi, sehingga untuk dapat berinteraksi antara satu dengan yang lainnya sulit untuk dilakukan. Terjadinya komunikasi ini memungkinkan pihak-pihak yang berkomunikasi saling memberikan serta saling bertukar pendapat dan pengalaman tentang materi yang di diskusikan dalam suasana demokratis dengan dinamika kebersamaan yang tinggi. ada berbagai cara dan metode dalam menyampaikan informasi di antaranya melalui media massa, kelompok, dan melalui pemanfaatan teknologi

Dokumen terkait