BAB II LANDASAN TEORI
2.15 Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu
2.17.2 Tahapan Rapid Aplication Development
Menurut Kendall & Kendall (2008) RAD (Rapid Application
Development) adalah pendekatan berorientasi objek untuk pengembangan
sistem yang meliputi metode pengembangan sebagai serta perangkat lunak. Beberapa pengembang melihat RAD sebagai pendekatan yang dapat membantu dalam membuat e-commerce, environtments berbasis web
penting. Terdapat tiga fase dalam model pengembangan sistem RAD yang melibatkan pengguna dan analis dalam penilaian, perancangan, implementasi, diantaranya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Tahapan Rapid Application Development (RAD) 2.17.2.1 Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning)
Merupakan sebuah tahap awal untuk suatu proyek, dimana pengguna dan analis mengidentifikasi kebutuhan untuk memenuhi tujuan system, mengidentifikasi kebutuhan informasi yang timbul dari tujuan tersebut, serta menentukan batasan-batasan sistem yang akan dibuat, kendala serta alternatif masalah. Fase ini membutuhkan keterlibatan intens dari kedua kelompok, bukan terletak pada penandatanganan pada proposal atau dokumen.
Pada tahap ini, user dan analyst melakukan semacam pertemuan untuk melakukan identifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem dan melakukan identifikasi kebutuhan informasi untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini hal terpenting adalah adanya keterlibatan dari kedua belah pihak, bukan hanya sekedar persetujuan akan proposal yang sudah dibuat. Untuk lebih jauh lagi, keterlibatan user bukan hanya dari satu tingkatan pada suatu organisasi, melainkan beberapa tingkatan organisasi sehingga
informasi yang dibutuhkan untuk masing-masing user dapat terpenuhi dengan baik. Di samping itu, dapat juga melakukan koordinasi dengan Kepala Biro Administrsasi DKPP dan Kepala Subbag Tata Usaha dan Protokol terutama untuk mengembangkan suatu sistem persuratan PKEPP berbasis Web untuk mendapatkan informasi yang lebih detail akan tujuan dari suatu organisasi. Pertemuan semacam ini seringkali disebut Joint Aplication Development.
1. Analisis Sistem
Terdapat tiga tahapan analisis sistem pada alur pengembangan sistem RAD menurut Whitten (2004: 107), yaitu:
1) Problem Analysis, Analisa masalah merupakan tahap
mempelajari sistem yang sudah ada dan menganalisa temuan-temuan agar dapat menemukan pemahaman yang lebih mendalam atas masalah yang memicu adanya penelitian ini. Tujuan tahapan problem analysis adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan dan batasannya
2) Requirement Analysis, Analisa kebutuhan merupakan tahap
yang mendefinisikan dan memprioritaskan kebutuhan bisnis. Dengan kata lain memahami pengguna untuk mengetahui apa yang dibutuhkan atau inginkan dari sistem
baru, dengan menghindari pembahasan tentang teknologi atau teknis pelaksanaan. Ini mungkin merupakan tahap terpenting pengembangan sistem karena kesalahan dan kelalaian dari hasil analisis ini mengakibatkan ketidakpuasan pengguna dengan sistem final dan modifikasi yang mahal. Adapun tahapan yang terdapat pada analisis persyaratan ini antara lain sebagai berikut:
a) Analisis PIECES
Menurut Suyanto ( dalam Muhhamad Abdul Arif Hakim) dalam menganalisis kebutuhan sistem untuk memperbaiki sistem yang berjalan harus memperhatikan beberapa aspek yang terdapat pada kerangka kerja PIECES (Performance, Information, Economic, Control,
Efficiency, dan Service). mendefinisikan PIECES
sebagai berikut:
1. Analisis Kinerja (Performance)
Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu tanggap.
2. Analisis Informasi (Information)
Analisis informasi memeriksa output sistem, analisis data, meneliti data yang disimpan dalam sebuah sistem.
Persoalan ekonomis dan peluang berkaitan dengan masalah biaya.
4. Analisis Pengendalian (Control)
Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan atau kesalahan sistem, dan menjamin keamanan data, informasi, dan persyaratan.
5. Analisis Efisiensi (Efficiency)
Masalah efisiensi dan peluang membutuhkan peningkatan output, pengurangan input, ataupun keduanya.
6. Analisis Pelayanan (Service)
Peningkatan pelayanan dari segi akurasi, reliabilitas,
ease of use, keluwesan, dan koordinasi.
Berdasarkan definisi beberapa komponen PIECES di atas, maka untuk menghasilkan persyaratan pada sistem usulan diperlukan pertanyaan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Analisis PIECES Persyaratan Sistem Usulan Indikator Persyaratan pada Sistem Usulan
Performance Dalam proses kegiatan persuratan ini kinerja apa yang perlu
ditingkatkan dalam sistem usulan?
Information Informasi yang seperti apa yang dapat dihasilkan oleh sistem
PKEPP?
Economy Pada bagian mana dari sistem usulan yang mampu mengurangi
biaya pada kegiatan persuratan?
Control Apa yang perlu ditingkatkan pada sistem usulan mengenai
kontrol dalam kegiatan persuratan?
Efficiency Apa yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan pada sistem berjalan
sehingga memberikan kemudahan bagi pemakai sistem usulan?
Service Manakah dari beberapa aspek pelayanan sistem berjalan yang
perlu ditingkatkan?
b) Functional Requirement
Yaitu deskripsi mengenai aktivitas dan layanan yang harus diberikan/disediakan oleh sebuah sistem (Whitten & Bentley, 2007). Persyaratan fungsional sering diidentifikasi dalam istilah input, output, proses dan data tersimpan yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran peningkatan sistem.
c) Nonfunctional Requirement
Yaitu deskripsi mengenai fitur, karakteristik dan batasan lainnya yang menentukan apakah sistem memuaskan atau tidak (Whitten & Bentley, 2007). Persyaratan nonfungsional mengacu pada kualitas yang harus dimiliki oleh sistem berdasarkan temuan pada analisis PIECES.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengidentifikasi pilihan solusi teknis, menganalisis solusi atas kelayakan dari pilihan tersebut, dan merekomendasikan pilihan sistem yang akan dirancang (Whitten & Bentley, 2007).
Berikut adalah tahapan yang terdapat pada analisis keputusan: a) Menentukan Sistem Usulan
Yaitu menentukan sistem usulan yang sesuai dengan temuan pada analisis persyaratan pada tahap sebelumnya. b) Menentukan Teknologi
Yaitu menentukan teknologi yang akan diterapkan pada Sistem Informasi Persuratan PKEPP yang diusulkan.
c) Gambaran Sistem Usulan
Yaitu menggambarkan sistem usulan dengan Rich Picture
dan SOP (Standard Operating Procedures) dalam bentuk
flow chart dan dijelaskan secara rinci.
d) Menentukan Pengguna
Yaitu menentukan pengguna (user) pada sistem usulan. e) Menentukan Komponen Sistem
Yaitu menentukan komponen sistem usulan yang meliputi
management user, data master, proses dan sistem
pelaporan.
2.17.2.2 Proses Desain (Workshop Desain)
Merupakan tahap lanjutan dari tahap perencanaan kebutuhan (Requirements Planning), dimana dilakukan
pengidentifikasian dari solusi alternatif yang ada dengan pemilihan solusi terbaik. Setelah itu, dilanjutkan dengan melakukan pemodelan proses bisnis dan desain pemrograman untuk data-data yang telah diperoleh yang nantinya akan dimodelkan dalam arsitektur informasi.
Untuk tahap ini maka keaktifan user yang terlibat sangat menentukan untuk mencapai tujuan, karena user bisa langsung memberikan komentar apabila terdapat ketidaksesuaian pada desain. Biasanya, user dan analyst berkumpul menjadi satu dan duduk di meja melingkar dimana masing-masing orang bisa melihat satu dengan yang lain tanpa ada halangan. Pada tahap desain ini membutuhkan waktu beberapa hari, akan tetapi bisa semakin lebih lama, tergantung dari besar kecilnya sistem yang dibuat. Pada selang waktu tersebut, user bisa memberikan tanggapan akan sistem yang sudah dikembangkan untuk selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan. Dengan demikian proses pengembangan suatu sistem membutuhkan waktu yang cepat.
Menurut Mc Leod (dalam Tri Raharjo, 2014) terdapat empat tahapan desain pada alur pengembangan sistem RAD :
a) Perancangan Proses
Yaitu merancang proses apa saja yang terjadi di dalam sistem dengan menggunakan diagram-diagram pada UML seperti use case
Berikut adalah penjelasan dari diagram UML yang dipakai pada penelitian ini:
1. Use Case Diagram
Use Case Diagram menyajikan interaksi antara use case
dan actor. Dimana use case meliputi semua yang ada dalam
sistem dan menggambarkan deskripsi fungsi dari sebuah sistem atau persyaratan yang harus dipenuhi sistem dari pandangan user. Dengan kata lain, use case menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan sistem. Sedangkan actor
adalah sebuah peran yang bisa dimainkan oleh pengguna. Tujuan use case diagram adalah mendokumentasikan beberapa
actor, use case, dan hubungannya masing-masing. Use case
diagram mempunyai 3 notasi yang menunjukkan aspek dari sistem (Sholiq, 2006):
a) Actor (Pengguna)
Actor (Pengguna) yaitu abstraksi dari orang dan sistem lain
yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Actor
mewakili peran orang, sistem yang lain atau alat yang berinteraksi dengan use case.
b) Use Case
Use Case adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan
actor. Use case dibuat berdasarkan keperluan actor. Use
Case harus merupakan “apa” yang dikerjakan software
mengerjakannya. Setiap use case harus diberi nama yang menyatakan apa hal yang dicapai dari hasil interaksinya dengan actor.
c) Relationship (Hubungan)
Relationship (Hubungan/ Relasi) yaitu hubungan antara
actor/pelaku dengan use case di mana terjadi interaksi di
antara mereka. Secara umum Relationship dalam use case
diagram terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Relationship (Hubungan/ Relasi) antara actor dengan
use case disebut relasi asosiasi.
2. Relationship (Hubungan/ Relasi) antar usecase, yaitu
relasi include, extend dan generalisasi.
3. Relationship (Hubungan/ Relasi) antar actor hanya
digunakan satu relasi yaitu generalisasi.
Berikut ini adalah daftar simbol-simbol yang digunakan dalam membuat use case diagram:
Tabel 2.2 Simbol-simbol Use Case Diagram (Sugiarti, 2013)
Notasi Keterangan
actor
Actor, orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi
dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.
use case
Use Case, fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai
unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal frase nama use case.
Association, merupakan penghubung antara actor dengan
use case.
<<extend>>
Extends,digunakan untuk membuat use case baru dengan
menambahkan langkah-langkah pada use case yang sudah ada.
<<include>> Uses (atau Includes), menunjukkan bahwa sebuah use case merupakan bagian dari use case lainnya.
System Boundary, merupakan suatu batasan sistem yang akan dijalankan oleh user.
Gambar 2.2 Contoh Model Use Case Diagram
Contoh di atas merupakan use case dari Sistem Informasi Persuratan Bagian 1 dimana terdapat 10 aktor yang akan berinteraksi dengan sistem dan 3 use case yang menghubungkan aktor dengan sistem. Masing-masing aktor dihubungkan dengan
use case yang berbeda, hal ini karena setiap aktor memiki level
yang berbeda untuk dapat mengakses setiap fitur yang terdapat di dalam Sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu.
Dalam pembuatan use case diagram terbagi kepada 4 (empat) fase yaitu:
Yaitu menentukan siapa saja yang menjadi aktor yang berinteraksi dengan sistem tersebut.
b) Identifikasi Use Case
Yaitu menentukan use case yang berada pada sistem.
c) Use Case Model Diagram
Yaitu membuat rancangan use case sistem dengan model gambar.
d) Narasi Use Case
Yaitu menjelaskan use case secara tekstual mengenai interaksi dan langkah apa saja yang dapat dilakukan antara sistem dengan penggunanya.
2. Activity Diagram
Activity Diagram adalah cara lain untuk memodelkan aliran
kejadian dari use case. Diagram ini menunjukkan langkah-langkah di dalam aliran kerja, titik-titik keputusan di dalam aliran kerja, siapa yang bertanggung jawab menyelesaikan masing-masing aktivitas dan objek-objek yang digunakan dalam aliran kerja (Sholiq, 2006).
Elemen-elemen utama yang digunakan dalam activity
diagram untuk memodelkan aliran kerja melalui use case
adalah sebagai berikut (Sholiq, 2006):
a. Swimlanes, menunjukkan siapa yang bertanggung jawab
melakukan aktivitas dalam suatu diagram.
c. Action (Aksi), adalah langkah-langkah dalam sebuah aktivitas. Aksi bisa terjadi saat memasuki aktivitas, meninggalkan aktivitas, saat di dalam aktivitas atau pada kejadian (event) yang spesifik.
d. Bussiness Object (Objek bisnis), adalah entitas-entitas
yang digunakan dalam aliran kerja.
e. Transition (Transisi), menunjukkan bagaimana aliran kerja
itu berjalan dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya.
f. Decision Point (Titik keputusan), menunjukkan dimana
sebuah keputusan perlu dibuat dalam aliran kerja.
g. Scynchronization (Sinkronisasi), menunjukkan dua atau
lebih langkah dalam aliran kerja berjalan secara serentak.
h. Start state (Keadaan awal), menunjukkan dimana aliran
kerja itu dimulai.
i. End state (Keadaan akhir), menunjukkan dimana aliran
kerja itu berakhir.
Adapun simbol-simbol dari activity diagram adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Simbol-simbol Activity Diagram
Sumber: Munawar (dalam Arini Wulandari)
No. Simbol Fungsi
1 Swimlane1
Swimlane
Menujukkan siapa yang bertanggung jawab melakukan aktivitas dalam suatu
diagram. 2
Start State
Menujukkan dimana aliran kerja itu di mulai.
3
End State
Menujukkan dimana aliran kerja itu berakhir.
4
Activity1
Action State
Action state adalah langkah-langkah dalam
sebuah activity. Action bisa terjadi saat memasuki activity, meninggalkan activity, atau pada event yang spesifik.
5
Decission
Menunjukkan dimana sebuah keputusan perlu di buat dalam aliran kerja.
6
Synchronization
Synchronization menunjukkan dua atau
lebih langkah dalam aliran kerja berjalan secara serentak.
Gambar 2.3 Contoh Model Activity Diagram
Contoh gambar tersebut adalah activity diagram login pada Sistem Infor Masi Persuratan PKEPP. Pada contoh tersebut terdapat 2 swimlane yaitu user dan sistem dimana user harus mengisikan username dan password terlebih dahulu untuk dapat mengakses sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu ini. Setelah berhasil memasukkan
username dan password lalu sistem memverfikasi username dan
password user dan menampilkan halaman utama sesuai dengan
leveluser.
3. Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk menunjukkan aliran
fungsionalitas dalam use case. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan message (pesan) yang diletakkan di
antara obyek-obyek ini di dalam use case. Komponen utama
sequence diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan
kotak segiempat bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress
vertical (Sholiq, 2006).
Berikut adalah simbol - simbol yang ada pada diagram sekuen:
Tabel 2.4 Simbol-simbol Sequence Diagram
Sumber: Wahono (dalam Tri Raharjo)
Simbol Keterangan
Boundary
Boundary biasanya berupa tepi dari sistem,
seperti user interface atau suatu alat yang berinteraksi dengan sistem lain
Control
Control merupakan elemen yang mengatur
aliran dari informasi untuk sebuah scenario. Perilaku bisnis umumnya diatur oleh objek ini
Entity
Entity biasanya elemen yang bertanggung
jawab menyimpan data atau informasi. Ini dapat berupa beans / model objek
Actor1
Merepresentasikan entitas yang berada di luar sistem,mereka bisa berupa manusia, atau perangkat sistem lain.
Message1 Relasi ini digunakan untuk memanggil
operasi atau metode yang dimiliki oleh suatu objek. Message mengharuskan kita menyelesaikan proses baru kemudian memanggil proses berikutnya.
Message2
Relasi ini menunjukkan bahwa suatu objek hendak memanggil dirinya sendiri.
Gambar 2.4 Contoh Model Sequence Diagram login
Pada contoh activity diagram tersebut actor yang terlibat adalah Ketua DKPP. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi
actor dalam melihat nota dinas. Proses ini dimulai dengan
nota dinas, lalu sistem menampilkan list nota dinas. Setelah selesai maka pengguna dapat menklik detail untuk melihat nota dinas.
b) Perancangan Input/Output
Yaitu merancang tampilan input dan output pada sistem usulan.Tampilan input berupa form, sedangkan tampilan output
berupa report atau laporan.
Menurut Jogiyanto (2008), HIPO (Hierarchy plus
Input-Process-Output) adalah alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus
pengembangan sistem. HIPO mempunyai sasaran utama sebagai berikut:
1. Untuk menyediakan suatu struktur guna memahami fungsi dari sistem.
2. Untuk lebih menekankan fungsi-fungsi yang harus diselesaikan oleh program.
3. Untuk menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus digunakan dan output yang harus dihasilkan oleh masing-masing fungsi pada tiap-tiap tingkatan.
4. Untuk menyediakan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pemakai.
c) Perancangan Database
Yaitu merancang database atau data yang dapat diolah atau dimanipulasi oleh sistem yang akan dibangun. Adapun tahapan pada perancangan database ini adalah sebagai berikut:
1. Potential Object
Potential object merupakan salah satu teknik untuk
menemukan objek-objek potensial yang digunakan untuk membuat class diagram. Daftar objek-objek yang potensial dicari dalam narasi use case yang berupa kata benda. Di dalam daftar tersebut, setelah memasukkan kata-kata benda kemudian dimasukkan juga atribut-atribut dari setiap kata benda tersebut.
Untuk menyaring daftar objek potensial agar dapat ditentukan sebagai kelas, maka setiap objek harus diajukan pertanyaan sebagai berikut (Whitten, 2007).
Apakah kandidat objek adalah sinonim dari objek lain? Apakah kandidat objek berada di luar lingkup sistem? Apakah kandidat objek adalah peran eksternal?
Apakah kandidat objek tidak jelas atau membutuhkan fokus? Apakah kandidat objek sebuah action atau atribut dari objek
lain?
Jika di setiap pertanyaan jawabannya “ya”, maka objek
tersebut dicoret dari daftar potensial objek. Setelah semua objek telah disaring melalui pertanyaan-pertanyaan di atas, barulah ditemukan final object potential list yang akan dijadikan sebagai
kelas di class diagram. Untuk atribut yang telah dicoret dari
object potential list, maka akan dimasukkan kembali ke dalam
class diagram untuk menjadi atribut dari setiap kelas.
Berikut ini adalah contoh dari potential object : Tabel 2.6 Analisis Daftar Objek Potensial
Potensial Objek Reason
User √ Data pengguna sistem
Ketua DKPP √ Data user sebagai Ketua DKPP Kepala Biro Administrasi √ Data user sebagai Kepala Biro
Ka Bag Administrasi Pengaduan √ Data user sebagai Ka Bag Pengaduan Ka Bag Persidangan √ Data user sebagai Ka Bag
Persidangan
2. Class Diagram
Yaitu gambar grafis mengenai struktur objek statis dari suatu sistem, menunjukkan kelas-kelas objek yang menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara kelas objek tersebut (Whitten & Bentley, 2007).
Class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem (A.S & Shalahuddin, 2011 : 122). Class diagram
memiliki atribut dan operasi (metode). Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas. Operasi (metode) adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
Kelas utama : memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan.
Kelas tampilan sistem : mendefinisikan dan mengatur tampilan ke user.
Kelas dari pendefinisian use case : menangani fungsi-fungsi yang harus ada, diambil dari pendefinisian use case. Kelas dari pendefinisian data : digunakan untuk memegang
atau membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data.
Class adalah sebuah kategori yang membungkus
informasi dan perilaku. Class dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. Class Diagram digunakan untuk menampilkan interaksi antar kelas-kelas atau paket-paket di dalam sistem dengan relasinya masing-masing. Satu class diagram
menampilkan subset dari kelas-kelas dan relasinya. Yang lainnya mungkin menampilkan kelas-kelas termasuk attribute
dan operation dalam kelas-kelas.
Atribute adalah property dari sebuah class. Attribute ini
melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada obyek dari
class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih
attribute. Sedangkan operation adalah sesuatu yang bisa
dilakukan oleh sebuah class atau yang anda (atau class yang lain) dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility adalah
keterangan tentang apa yang akan dilakukan class yaitu apa yang akan dicapai oleh attribute dan operation.
Class diagram adalah alat perancangan terbaik untuk tim
pengembang perangkat lunak. Diagram tersebut membantu pengembang mendapatkan struktur sistem sebelum menuliskan kode program, membantu untuk memastikan bahwa sistem adalah rancangan terbaik (Sholiq, 2006).
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada class
diagram:
Tabel 2.5 Simbol-simbol Class Diagram (Sugiarti, 2013)
Simbol Keterangan class +Attribute1 +Attribute2 +Operation1() +Operation2()
Attribute adalah properti dari sebuah class. Attribute ini
melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari
class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih
attribute.ours
Association
Dapat diartikan sebagai relasi. Digambarkan sebagai garis lurus antara dua kelas. Namun tidak berarti bahwa kelas satu memiliki kelas yang lain, tetapi kelas yang lain dapat berelasi juga dengan kelas yang sama.
Menggambarkan hubungan khusus dalam objek
Generalization
1 *
Agregation
Hubungan yang menyatakan “bagian dari”, “bagian
keseluruhan” atau “terdiri atas”. Suatu class atau objek
mungkin atau bisa dibagi menjadi class atau objek tertentu, dimana class atau objek yang disebut kemudian merupakan bagian dari class atau objek yang terdahulu
Gambar 2.5 Contoh Model Class Diagram
Pada contoh class diagram tersebutterdapat 4 class dimana
class user merupakan class induk dari Kepala Bagian
Administrasi Umum dan Kepala Biro Administrasi. Class user memiliki hubungan one to many dengan class surat begitu juga
classs surat memiliki hubungan one to many dengan clas sifat.
Pada beberapa class terdapat operation, operation tersebut merupakan sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau yang anda (atau class yang lain) dapat lakukan untuk sebuah
class.
Tabel 2.6 Notasi Dasar pada Objek Class
Notasi Keterangan
1. Class name, nama dari sebuah objek class
2. Attribute, atribut atau properti dari sebuah class
yang melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari class.
3. Operation, operasi atau sesuatu yang dapat
dilakukan oleh sebuah class
Pada objek class, setiap atribut dan operasi dapat memiliki salah satu dari sifat visibilitas berikut ini:
Tabel 2.7 Sifat Visibilitas pada Objek Class
Notasi Nama Keterangan
# Protected Hanya dapat dipanggil oleh class yang