Korelasi Gaya Kepemimpinan Terhadap Tahap Perencanaan
Pada setiap gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokratis dan laissez faire memiliki koefisiensi korelasi yang berbeda-beda pada tingkat partisipasi di tahap perencanaan. Namun, ketiga gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang signifikan pada tahap perencanaan. Merujuk pada tabel 33, dapat dilihat gaya kepemimpinan otoriter memiliki koefisiensi korelasi terhadap tahap perencanaan sebesar -0.346* artinya gaya kepemimpinan otoriter secara signifikan berhubungan menurunkan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan. Hal ini menandakan jika Ketua Karang Taruna menggunakan gaya kepemimpinan otoriter akan menurunkan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan dalam program pembangunan infrastruktur jalan pada tahap perencanaan serta hal ini sesuai hasil pengolahan data pada tabel frekuensi sebelumnya, gaya kepemimpinan otoriter cenderung tidak digunakan oleh Ketua Karang Taruna. Pada gaya kepemimpinan demokratis memiliki koefisiensi korelasi terhadap tahap perencanaan sebesar 0.346* artinya gaya kepemimpinan demokratis secara signifikan berhubungan langsung dengan tahap perencanaan. Hal tersebut menunjukkan jika Ketua Karang Taruna menggunakan gaya kepemimpinan demokratis dalam program pembangunan infrastruktur jalan pada tahap perencanaan. Pada gaya kepemimpinan laissez faire memiliki koefisiensi korelasi terhadap tahap perencanaan sebesar -0.320*, hal ini sama dengan gaya kepemimpinan otoriter sebelumnya yang berarti gaya kepemimpinan laissez faire secara signifikan berhubungan menurunkan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan.
“Ya semisal kalau di rapat, Kang Usep (Ketua Karang Taruna) sedang memimpin dan jika ada masyarakat yang bertanya itu ditampung dulu, setelah itu baru semua pendapat dijawab walaupun ada yang kontra tetep dijawab dan semua itu harus kesepakatan bersama (MI, 44 Tahun, Tokoh Masyarakat)”
Pernyataan di atas menjelaskan jika kepemimpinan Ketua Karang Taruna memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan, juga menandakan jika Ketua Karang Taruna dalam memimpin rapat melibatkan masyarakat dalam penyampaian pendapat.
Tabel 33. Koefisien korelasi gaya kepemimpinan Ketua Karang Taruna terhadap tahap perencanaan
Gaya Kepemimpinan Tahap Perencanan
Otoriter -0.346*
Demokratis 0.346*
Korelasi Gaya Kepemimpinan Terhadap Tahap Pelaksanan
Tahapan tingkat partisipasi yang kedua adalah tahap pelaksanaan. Berdasarkan hasil korelasi antara gaya kepemimpinan otoriter, demokratis dan
laissez faire dengan tingkat partisipasi di tahap pelaksanaan juga memiliki koefisiensi yang berbeda-beda akan tetapi pada setiap gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang kuat. Merujuk pada tabel 34, dapat dilihat gaya kepemimpinan otoriter memiliki koefisiensi korelasi terhadap tahap pelaksanaan sebesar -0.557** artinya gaya kepemimpinan otoriter secara signifikan berhubungan kuat menurunkan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan. Hal tersebut menunjukkan jika Ketua Karang Taruna menggunakan gaya kepemimpinan otoriter di tahap pelaksanaan akan menurunkan tingkat partisipasi masyarakat pada program pembangunan infrastruktur jalan. Kemudian pada gaya kepemimpinan demokratis memiliki koefisiensi korelasi sebesar 0.459** artinya gaya kepemimpinan demokratis secara signifikan berhubungan kuat dengan tahap pelaksanaan. Hal tersebut menunjukkan jika Ketua Karang Taruna dalam tahap pelaksanaan menggunakan gaya kepemimpinan demokratis untuk meningkatkan partisipasi masyarakat RW 05 Desa Cibiuk Kaler. Sedangkan pada gaya kepemimpinan laissez faire memiliki koefisiensi korelasi terhadap tahap pelaksanaan sebesar -0.440**, sama dengan gaya kepemimpinan otoriter artinya gaya kepemimpinan laissez faire secara signifikan berhubungan kuat menurunkan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan.
“...kalau diundang sama Kang Usep masyarakat ya paling di speaker mesjid kalau mau gotong royong (pelaksanaan program), biasanya hari jumat tuh gotong royongnya.. (E, 51 Tahun, Masyarakat)”
Pernyataan di atas menjelaskan jika kepemimpinan Ketua Karang Taruna memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan. Hal ini juga menandakan jika Ketua Karang Taruna selalu mengajak masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan infrastruktur jalan.
Tabel 34. Koefisien korelasi gaya kepemimpinan Ketua Karang Taruna terhadap tahap pelaksanaan
Gaya Kepemimpinan Tahap Pelaksanaan
Otoriter -0.557**
Demokratis 0.459**
Laissez faire -0.440**
** Korelasi signifikan pada 0.01 level (1-tailed).
Korelasi Gaya Kepemimpinan Terhadap Tahap Menikmati Hasil
Tahapan tingkat partisipasi yang ketiga adalah tahap menikmati hasil. Berdasarkan hasil korelasi antara gaya kepemimpinan otoriter, demokratis dan
laissez faire dengan tingkat partisipasi di tahap menikmati hasil juga memiliki koefisiensi yang berbeda-beda tetapi dalam tahapan menikmati hasil ini tidak memiliki korelasi antara gaya kepemimpinan dengan tahap menikmati hasil pada tingkat partisipasi. Merujuk pada tabel 35, dapat dilihat gaya kepemimpinan
otoriter memiliki koefisiensi korelasi sebesar 0.101 terhadap tahap menikmati hasil, pada gaya kepemimpinan demokratis memiliki koefisiensi korelasi sebesar -0.101 terhadap tahap menikmati hasil, pada gaya kepemimpinan laissez faire
memiliki koefisiensi korelasi sebesar 0.093 terhadap tahap menikmati hasil. Artinya setiap gaya kepemimpinan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap tahap menikmati hasil. Hal ini dikarenakan tahap menikmati hasil adalah tahap ketika masyarakat atau responden merasakan sejauh mana manfaat yang dirasakan ketika adanya program pembangunan infrastruktur jalan ini. Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada tingkat partisipasi di tahap menikmati hasil, masyarakat cenderung menilai jika program pembangunan infrastruktur jalan adalah program yang sangat bermanfaat dan tepat sasaran. Jadi, gaya kepemimpinan Ketua Karang Taruna tidak memiliki hubungan dengan apa yang dirasakan oleh responden atau masyarakat dalam program pembangunan infrastruktur jalan.
Tabel 35. Koefisien korelasi gaya kepemimpinan Ketua Karang Taruna terhadap tahap menikmati hasil
Gaya Kepemimpinan Tahap Menikmati Hasil
Otoriter 0.101
Demokratis -0.101
Laissez faire 0.093
Korelasi Gaya Kepemimpinan Terhadap Tahap Evaluasi
Tahapan tingkat partisipasi yang keempat adalah tahap evaluasi. Berdasarkan hasil korelasi antara gaya kepemimpinan otoriter, demokratis dan
laissez faire dengan tingkat partisipasi di tahap evaluasi juga memiliki koefisiensi yang berbeda-beda tetapi dalam tahapan evaluasi ini tidak memiliki korelasi antara gaya kepemimpinan dengan tahap evaluasi pada tingkat partisipasi. Merujuk pada tabel 36, dapat dilihat gaya kepemimpinan otoriter memiliki koefisiensi korelasi sebesar -0.145 terhadap tahap menikmati hasil, pada gaya kepemimpinan demokratis memiliki koefisiensi korelasi sebesar 0.145 terhadap tahap menikmati hasil, pada gaya kepemimpinan laissez faire memiliki koefisiensi korelasi sebesar -0.134 terhadap tahap menikmati hasil. Artinya setiap gaya kepemimpinan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap tahap evaluasi. Hal ini dikarenakan pada rapat evaluasi program masyarakat tidak dilibatkan dalam rapat tersebut, yang hadir dalam rapat hanya panitia program saja. Jadi, berdasarkan hal tersebut menunjukkan jika setiap gaya kepemimpinan tidak memiliki hubungan langsung dengan tahap evaluasi program karena masyarakat tidak dilibatkan dalam rapat evaluasi program. Tabel 36. Koefisien korelasi gaya kepemimpinan Ketua Karang Taruna terhadap tahap evaluasi
Gaya Kepemimpinan Tahap Evaluasi
Otoriter -0.145
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KETUA KARANG TARUNA