• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai tenaga kerja

2. Proses Produksi

4.4. Tanggapan Responden terhadap Pernyataan-Pernyataan dalam Kuesioner Kuesioner Kuesioner

4.4.8. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai tenaga kerja

Tabel 15 menunjukkan pentingnya tenaga kerja dalam peningkatan produktivitas.

Tabel 15. Pentingnya Tenaga Kerja dalam Peningkatan Produktivitas Tenaga kerja yang berkualitas dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja Disiplin tenaga kerja yang tinggi akan berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan produksi Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja Penggunaan tenaga ahli penting untuk meningkatkan kualitas produk Tanggapan respoden (bobot) R (%) R (%) R (%) R (%) 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 5 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 4 7 35 10 50 9 45 7 35 5 12 60 10 50 11 55 13 65 TOTAL 20 100 20 100 20 100 20 100

Keterangan: R = jumlah responden Bobot 1 = sangat tidak setuju Bobot 2 = tidak setuju Bobot 3 = netral Bobot 4 = setuju Bobot 5 = sangat setuju

Tenaga kerja merupakan komponen dalam rantai pasokan yang berfungsi sebagai penggerak dalam kegiatan produksi. Responden menganggap peningkatan produktivitas dipengaruhi tenaga kerja yang berkualitas (95 persen) dan disiplin kerja yang tinggi (100 persen). Responden juga beranggapan pendidikan dan pelatihan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja (100 persen).

Tenaga kerja di UKM keramik klampok memiliki disiplin dan keterampilan rendah. Sangat dibutuhkan pelatihan kerja sehingga menumbuhkan disiplin dan keterampilan kerja tinggi. Peltihan yang dilakukan dengan Balai Latihan Kerja belum menunjukkan hasil yang signifikan, terbukti permasalahan dalam ketenagakerjaan masih ada sampai saat ini.

Seluruh responden berpendapat bahwa tenaga ahli sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk. Tenaga yang berkualitas dan memiliki disiplin tinggi sangat dibutuhkan untuk mencapai produktivitas tenaga kerja yang nantinya berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Penciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki disiplin tinggi memerlukan andanya pendidikan dan pelatihan yang baik oleh perusahaan, baik secara langsung maupun dengan menggunakan lembaga pendidikan. Tenaga ahli juga sangat dibutuhkan terutama untuk penciptaan produk atau desain produk baru agar tercipta kepuasan pelanggan.

Penggunaan tenaga ahli belum dimiliki oleh pengusaha keramik. Pengusaha sangat membutuhkan tenaga ahli untuk desain produk agar tidak stagnan, pemilihan bahan baku produk yang berkualitas dan rancangan mesin produksi untuk efisiensi produksi. 4.5. Analisis Hubungan MRP terhadap Produktivitas

Data responden yang telah diambil (Lampiran 7) diolah dengan menggunakan regresi stepwise, forward selection, backward elimination dan regresi logistik.

Pengolahan dengan regresi stepwise menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan produktivitas adalah kerjasama (X6). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai p-value sebesar 0,02 dan koefisien determinasi sebesar 26,76 persen (Lampiran 8) Pengolahan dengan

backward elimination dihasilkan urutan variabel MRP yang paling berpengaruh dengan produktivitas. Urutan dari tingkat variabel yang paling berpengaruh berdasarkan nilai p-value antara lain: kerjasama (X6), distributor (X4), persediaan (X2), tenaga kerja (X7), konsumen (X5), pemasok (X1) dan produksi (X3) (Lampiran 9). Jika salah satu variabel dihilangkan, maka nilai koefisien determinasi semakin menurun. Semakin kecil nilai koefisien determinasi maka semakin tidak kuat hubungan suatu variabel.

Analisis regresi logistik dilakukan untuk mengetahui hubungan MRP (pemasok, persediaan, produksi, distributor, konsumen, kerjasama, tenaga

kerja) dengan produktivitas. Dari ketujuh faktor MRP sebagai variabel bebas tersebut, akan dilihat apakah memiliki hubungan yang signifikan atau tidak dengan produktivitas.

Hasil dari pengolahan data menggunakan regresi logistik menunjukkan taksiran logistik untuk variabel pemasok (0,597), persediaan (2,175), produksi (-0,45), distributor (-1,835), konsumen (-1,095), kerjasama (-2,29) dan tenaga kerja (3,308) (Lampiran 10). Hanya satu variabel yang memiliki hubungan signifikan, yaitu kerjasama dengan produktivitas. Hal ini didasarkan dari nilai p-value variabel kerjasama, yaitu sebesar 0,112 atau lebih kecil dari taraf nyata (α =0,2).

Ketujuh variabel tersebut akan dijelaskan satu-persatu berdasarkan urutan kekuatan hubungan:

1. Kerjasama (X6)

Kerjasama antar anggota rantai pasokan menjadi bagian yang penting dalam rantai pasokan, karena pengaruhnya terhadap kinerja MRP. Kinerja MRP yang baik akan berpengaruh pada produktivitas perusahaan. Kerjasama dalam rantai pasokan terdiri dari kerjasama vertikal dan horisiontal. Kerjasama vertikal terkait dengan kerjasama antara perusahaan inti dan beberapa lembaga/perusahaan lain di luar rantai pasokan yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan rantai pasokan. UKM keramik Klampok melakukan kerjasama vertikal dengan BLK dan Balai Penelitian Keramik. Jika kerjasama dengan BLK berjalan baik, akan berpengaruh pada peningkatan kualitas tenaga kerja yang berimplikasi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Kerjasama dengan Balai Penelitian Keramik untuk menghasilkan mesin produksi berteknologi modern akan sangat berpengaruh pada kelancaran kegiatan produksi, sehingga pendistribusian ke pelanggan dapat berjalan lancar. Kelancaran pendistribusian akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan produktivitas perusahaan.

Kerjasama horisontal yang baik antara anggota rantai pasokan akan berpengaruh pada produktivitas perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari proses dalam rantai pasokan. Proses dalam rantai pasokan diawali

dengan pemesanan oleh pelanggan, pemenuhan persediaan retailer, proses manufaktur, pemenuhan bahan baku oleh pemasok untuk kegiatan dan penjadwalan dalam proses manufaktur. Seluruh proses dalam rantai pasokan berjalan lancar jika mampu memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya. Hal tersebut akan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan produktivitas perusahaan.

2. Distributor (X4)

Distibutor tidak memiliki hubungan yang erat dengan produktivitas. Hal tersebut dikarenakan pendistribusian ke distributor tidak bisa dilakukan secara rutin, akibatnya proses penyaluran barang ke pelanggan tidak berjalan lancar. Distributor adalah sebagai pengepul barang ekspor. Tidak semua pengusaha melakukan pendistribusian barang ke pengepul ini. Barang yang didistribusikan adalah barang-barang yang telah dipromosikan melalui pameran.

3. Persediaan (X2)

Kendala yang dihadapi UKM dalam persediaan adalah terkait dengan pemenuhan bahan penolong. UKM tidak melakukan kerjasama dengan pemasok bahan penolong. UKM sering mengalami kesulitan dalam mencari bahan penolong yang dibutuhkan, karena perlu melakukan survei toko, sehingga meningkatkan biaya produksi.

4. Tenaga kerja (X7)

Tenaga kerja yang dimiliki oleh UKM sangat terbatas, terutama bagi mereka yang memiliki keahlian dan disiplin tinggi. Keterbatasan tenaga kerja tersebut akan sangat menganggu kelancaran produktivitas. Adanya Balai Latihan Kerja belum bisa memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kualitas tenaga kerja.

5. Konsumen (X5)

Daya beli konsumen semakin menurun akibat kondisi perekonomian kurang stabil. Hal ini berpengaruh pada tingkat penjualan. Pangsa pasar yang dituju sebagian besar UKM adalah wilayah di bagian barat Banjarnegara seperti Purwokerto, Brebes, Tegal dan sebagainya. Kondisi ini menyebabkan penumpukan barang di daerah tersebut,

akibatnya tidak terjadi keseimbangan antara jumlah permintaan dan penawaran. Pengusaha tidak berusaha menciptakan pangsa pasar baru di wilayah lain.

6. Pemasok (X1)

Sebagian besar UKM melakukan kerjasama dengan pemasok dalam hal jual beli. Mereka tidak menggunakan perjanjian/kontrak kerjasama dengan pemasok. Hubungan antara UKM dengan pemasok kurang baik, dimana pemasok melakukan keterlambatan dala pengiriman dan bahan baku kurang berkualitas. Padahal pemenuhan persediaan sangat tergantung dengan pemasok. Hubungan dan koordinasi yang baik dengan pemasok akan memperlancar proses penyediaan barang.

7. Produksi (X3)

Produksi tidak memiliki hubungan yang erat terhadap produktivitas. Hal ini disebabkan ada beberapa faktor yang menjadi kendala seperti penggunaan peralatan produksi masing sangat tradisional dan kekurangan tenaga kerja yang memiliki disiplin kerja dan keterampilan tinggi. Pengusaha keramik belum mampu mengatasi kendala tersebut sampai saat ini.

Dokumen terkait