• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rantai Pasokan terhadap Produktivitas di UKM Keramik Klampok Banjarnegara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Rantai Pasokan terhadap Produktivitas di UKM Keramik Klampok Banjarnegara"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

BANJARNEGARA

Oleh

ANA OKTIYA

H24102024

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

UKM Keramik Klampok Banjarnegara. Di bawah bimbingan Heti Mulyati.

Sektor industri merupakan salah satu penyangga dalam perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang mempunyai peranan strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Peranan dan kontribusi UKM yang cukup besar, memberikan tanda bahwa UKM harus dapat ditingkatkan sehingga memiliki daya saing. Agar perusahaan unggul dalam bersaing, harus memiliki konsep ataupun misi dan strategi yang tepat. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah Manajemen Rantai Pasokan (MRP). Konsep tersebut mampu mengatur aliran barang atau produk dalam suatu rantai pasokan sehingga memiliki keunggulan bersaing.

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis model rantai pasokan UKM Keramik Klampok, 2) Menganalisis hubungan MRP terhadap produktivitas UKM keramik Klampok, 3) Memberikan solusi dengan pendekatan MRP pada UKM keramik Klampok.

Data yang diambil dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan kuesioner. Penelitian dilakukan di UKM keramik Klampok Banjarnegara yang berjumlah 20 UKM. Pengambilan responden menggunakan teknik judgement sampling. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, regresi

stepwise, forward selection, backward elimination dan regresi logistik. Alat analisis yang digunakan adalah Microsoft Excel for Windows, SPSS 11.0 dan

Minitab 14.

Model rantai pasokan di UKM keramik Klampok terdiri dari beberapa anggota antara lain: pemasok, persediaan, UKM/produksi, pengepul barang ekspor, retailer dan konsumen. Hasil analisis hubungan MRP (pemasok, persediaan, produksi, distributor, retailer, kerjasama dan tenaga kerja) dengan produktivitas menunjukkan bahwa hanya satu variabel yang memiliki hubungan signifikan yaitu variabel kerjasama (p-value sebesar 0,122 < taraf nyata 0,2).

(3)

BANJARNEGARA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ANA OKTIYA

H24102024

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS DI UKM KERAMIK KLAMPOK

BANJARNEGARA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh ANA OKTIYA

H24102024

Menyetujui, Juni 2006

Heti Mulyati, S.TP, MT Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(5)

adalah anak kedua dari dua bersaudara, putri pasangan Bapak Bhudi Hartanto dan

Ibu Turinah.

Penulis mulai mengenyam pendidikan pada tahun 1988 di bangku Taman

Kanak-Kanak PGRI Medayu. Pada tahun 1990 penulis melanjutkan pendidikan ke

SDN I Medayu dan lulus pada tahun 1996. Selanjutnya, penulis diterima sebagai

siswa SLTPN I Wanadadi hingga lulus pada tahun 1999. Setelah itu, penulis

melanjutkan pendidikan di SMUN I Banjarnegara selama tiga tahun dan lulus

pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian

Bogor (IPB) melalui jalur USMI pada Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Selama menjalani perkuliahan, penulis pernah

mengikuti organisasi himpunan profesi Manajemen, Centre of Management

(COM@) sebagai staf Direktorat Keuangan pada tahun 2003-2004. Penulis juga

aktif dalam organisasi Forum Mahasiswa Studi Islam (Formasi) FEM sebagai

anggota Departemen Syiar pada tahun 2004-2005, serta terlibat dalam beberapa

(6)

memberikan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Analisis Rantai Pasokan Terhadap Produktivitas di UKM Keramik Klampok

Banjarnegara” ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi..

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah salah satu sektor industri yang

cukup berkembang serta memiliki kontribusi yang signifikan dalam perekonomian

Indonesia. Namun dalam perkembangannya banyak kendala yang dihadapi UKM,

sehingga perlu adanya konsep atau strategi yang tepat agar unggul dalam

bersaing. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah Manajemen Rantai

Pasokan (MRP). Konsep tersebut merupakan kunci proses bisnis dalam

melakukan integrasi dari pemasok sampai ke pelanggan akhir. Penerapan MRP di

UKM diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan memiliki daya saing.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara

moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak, Ibu dan kakakku yang telah memberikan dukungan, kasih sayang,

nasehat, doa dan pengorbanan demi tercapai kesuksesan.

2. Heti Mulyati, S.TP, MT. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu dan banyak memberikan arahan, bimbingan, motivasi, serta saran pada

penulisan skripsi.

3. Ir. Pramono D Fewidarto, MS dan Dr.Ir. M. Syamsun, M.Sc sebagai penguji

atas masukan dan saran yang diberikan.

4. Bapak Budi Purnama dan seluruh pengusaha keramik yang telah membantu

dalam melakukan penelitian di Klampok.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM

IPB

6. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banjarnegara yang

telah membantu dalam penelitian ini

7. Sahabatku (Ajeng, Sri.S, Bima. R, Ari.P, Widi, Retno), yang telah banyak

(7)

8. Rekan-rekan di Departemen Manajemen angkatan 39 yang memberikan

warna baru dalam kehidupanku.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang memerlukannya.

Bogor, Juni 2006

(8)

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

I. PENDAHULUAN ...1

1.1.Latar Belakang ...1

1.2.Rumusan Masalah ...4

1.3.Tujuan Penelitian ...4

1.4.Manfaat Penelitian ...4

II. TINJAUAN PUSTAKA...5

2.1.Manajemen Rantai Pasokan ...5

2.1.1. Definisi Manajemen Rantai Pasokan ...5

2.1.2. Identifikasi Anggota Rantai pasokan ...7

2.1.3. Strategi Manajemen Rantai Pasokan ...8

2.1.4. Perencanaan Manajemen Rantai Pasokan...11

2.1.5. Mengelola Rantai Pasokan...13

2.1.6. Permasalahan dalam Rantai Pasokan yang Terintegrasi...14

2.2.Produktivitas ...14

2.3.Faktor-Faktor Produktivitas ...15

2.4.Usaha Kecil dan Menengah ...17

2.5.Penelitian Terdahulu. III. METODOLOGI PENELITIAN ...21

3.1.Kerangka Pemikiran...22

3.2.Tahapan Penelitian...23

3.3.Pengumpulan Data ...24

3.4.Populasi dan Contoh ...27

3.5.Pengolahan Data ...28

3.5.1. Uji Kuesioner ...28

3.5.2. Regresi Stepwise...29

3.5.2. Regresi Logistik ...29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...30

4.1.Gambaran Umum UKM Keramik Klampok...30

4.2.Rantai pasokan ...33

4.2.1. Pemasok ...34

4.2.2. Produksi ...36

4.2.3. Retailer...49

(9)

4.3.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...53

4.4.Tanggapan Responden terhadap Pernyataan-Pernyataan dalam Kuesioner ...53

4.2.1. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai produktivitas ... 54

4.2.2. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai pemasok ... 55

4.2.3. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai persediaan ... 56

4.2.4. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai produksi ... 57

4.2.5. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai distributor ... 58

4.2.6. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai konsumen... 60

4.2.7. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai kerjasama ... 61

4.2.8. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai tenaga kerja... 62

4.3. Analisis Hubungan MRP terhadap Produktivitas ...63

4.4. Solusi yang Dapat Diterapkan dengan Pendekatan MRP ...66

KESIMPULAN DAN SARAN ...68

1. Kesimpulan ...68

2. Saran ...68

(10)

No Halaman

1. Kebutuhan, jenis, metode, sumber data ... 25

2. Indikator dari setiap variabel dalam kuesioner... 27

3. Nama perusahaan, jumlah tenaga kerja, dan omzet per bulan dari inti sentra kerajinan keramik Klampok... 32

4. Diagram proses pembuatan keramik terracota... 40

5. Diagram proses pembuatan keramik cat... 44

6. Diagram proses pembuatan keramik glazuur... 46

7. Hasil nilai alpha... 53

8. Faktor-faktor penentu produktivitas ... 54

9. Pentingnya pemasok dalam peningkatan produktivitas... 55

10. Pentingnya persediaan dalam peningkatan produktivitas... 56

11. Pentingnya kegiatan produksi dalam peningkatan produktivitas ... 58

12. Pentingnya distributor dalam peningkatan produktivitas ... 59

13. Pentingnya konsumen dalam peningkatan produktivitas ... 60

14. Pentingnya kerjasama dalam peningkatan produktivitas... 61

(11)

BANJARNEGARA

Oleh

ANA OKTIYA

H24102024

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

UKM Keramik Klampok Banjarnegara. Di bawah bimbingan Heti Mulyati.

Sektor industri merupakan salah satu penyangga dalam perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang mempunyai peranan strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Peranan dan kontribusi UKM yang cukup besar, memberikan tanda bahwa UKM harus dapat ditingkatkan sehingga memiliki daya saing. Agar perusahaan unggul dalam bersaing, harus memiliki konsep ataupun misi dan strategi yang tepat. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah Manajemen Rantai Pasokan (MRP). Konsep tersebut mampu mengatur aliran barang atau produk dalam suatu rantai pasokan sehingga memiliki keunggulan bersaing.

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis model rantai pasokan UKM Keramik Klampok, 2) Menganalisis hubungan MRP terhadap produktivitas UKM keramik Klampok, 3) Memberikan solusi dengan pendekatan MRP pada UKM keramik Klampok.

Data yang diambil dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan kuesioner. Penelitian dilakukan di UKM keramik Klampok Banjarnegara yang berjumlah 20 UKM. Pengambilan responden menggunakan teknik judgement sampling. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, regresi

stepwise, forward selection, backward elimination dan regresi logistik. Alat analisis yang digunakan adalah Microsoft Excel for Windows, SPSS 11.0 dan

Minitab 14.

Model rantai pasokan di UKM keramik Klampok terdiri dari beberapa anggota antara lain: pemasok, persediaan, UKM/produksi, pengepul barang ekspor, retailer dan konsumen. Hasil analisis hubungan MRP (pemasok, persediaan, produksi, distributor, retailer, kerjasama dan tenaga kerja) dengan produktivitas menunjukkan bahwa hanya satu variabel yang memiliki hubungan signifikan yaitu variabel kerjasama (p-value sebesar 0,122 < taraf nyata 0,2).

(13)

BANJARNEGARA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ANA OKTIYA

H24102024

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS DI UKM KERAMIK KLAMPOK

BANJARNEGARA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh ANA OKTIYA

H24102024

Menyetujui, Juni 2006

Heti Mulyati, S.TP, MT Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(15)

adalah anak kedua dari dua bersaudara, putri pasangan Bapak Bhudi Hartanto dan

Ibu Turinah.

Penulis mulai mengenyam pendidikan pada tahun 1988 di bangku Taman

Kanak-Kanak PGRI Medayu. Pada tahun 1990 penulis melanjutkan pendidikan ke

SDN I Medayu dan lulus pada tahun 1996. Selanjutnya, penulis diterima sebagai

siswa SLTPN I Wanadadi hingga lulus pada tahun 1999. Setelah itu, penulis

melanjutkan pendidikan di SMUN I Banjarnegara selama tiga tahun dan lulus

pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian

Bogor (IPB) melalui jalur USMI pada Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Selama menjalani perkuliahan, penulis pernah

mengikuti organisasi himpunan profesi Manajemen, Centre of Management

(COM@) sebagai staf Direktorat Keuangan pada tahun 2003-2004. Penulis juga

aktif dalam organisasi Forum Mahasiswa Studi Islam (Formasi) FEM sebagai

anggota Departemen Syiar pada tahun 2004-2005, serta terlibat dalam beberapa

(16)

memberikan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Analisis Rantai Pasokan Terhadap Produktivitas di UKM Keramik Klampok

Banjarnegara” ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi..

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah salah satu sektor industri yang

cukup berkembang serta memiliki kontribusi yang signifikan dalam perekonomian

Indonesia. Namun dalam perkembangannya banyak kendala yang dihadapi UKM,

sehingga perlu adanya konsep atau strategi yang tepat agar unggul dalam

bersaing. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah Manajemen Rantai

Pasokan (MRP). Konsep tersebut merupakan kunci proses bisnis dalam

melakukan integrasi dari pemasok sampai ke pelanggan akhir. Penerapan MRP di

UKM diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan memiliki daya saing.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara

moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak, Ibu dan kakakku yang telah memberikan dukungan, kasih sayang,

nasehat, doa dan pengorbanan demi tercapai kesuksesan.

2. Heti Mulyati, S.TP, MT. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu dan banyak memberikan arahan, bimbingan, motivasi, serta saran pada

penulisan skripsi.

3. Ir. Pramono D Fewidarto, MS dan Dr.Ir. M. Syamsun, M.Sc sebagai penguji

atas masukan dan saran yang diberikan.

4. Bapak Budi Purnama dan seluruh pengusaha keramik yang telah membantu

dalam melakukan penelitian di Klampok.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM

IPB

6. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banjarnegara yang

telah membantu dalam penelitian ini

7. Sahabatku (Ajeng, Sri.S, Bima. R, Ari.P, Widi, Retno), yang telah banyak

(17)

8. Rekan-rekan di Departemen Manajemen angkatan 39 yang memberikan

warna baru dalam kehidupanku.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang memerlukannya.

Bogor, Juni 2006

(18)

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

I. PENDAHULUAN ...1

1.1.Latar Belakang ...1

1.2.Rumusan Masalah ...4

1.3.Tujuan Penelitian ...4

1.4.Manfaat Penelitian ...4

II. TINJAUAN PUSTAKA...5

2.1.Manajemen Rantai Pasokan ...5

2.1.1. Definisi Manajemen Rantai Pasokan ...5

2.1.2. Identifikasi Anggota Rantai pasokan ...7

2.1.3. Strategi Manajemen Rantai Pasokan ...8

2.1.4. Perencanaan Manajemen Rantai Pasokan...11

2.1.5. Mengelola Rantai Pasokan...13

2.1.6. Permasalahan dalam Rantai Pasokan yang Terintegrasi...14

2.2.Produktivitas ...14

2.3.Faktor-Faktor Produktivitas ...15

2.4.Usaha Kecil dan Menengah ...17

2.5.Penelitian Terdahulu. III. METODOLOGI PENELITIAN ...21

3.1.Kerangka Pemikiran...22

3.2.Tahapan Penelitian...23

3.3.Pengumpulan Data ...24

3.4.Populasi dan Contoh ...27

3.5.Pengolahan Data ...28

3.5.1. Uji Kuesioner ...28

3.5.2. Regresi Stepwise...29

3.5.2. Regresi Logistik ...29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...30

4.1.Gambaran Umum UKM Keramik Klampok...30

4.2.Rantai pasokan ...33

4.2.1. Pemasok ...34

4.2.2. Produksi ...36

4.2.3. Retailer...49

(19)

4.3.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...53

4.4.Tanggapan Responden terhadap Pernyataan-Pernyataan dalam Kuesioner ...53

4.2.1. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai produktivitas ... 54

4.2.2. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai pemasok ... 55

4.2.3. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai persediaan ... 56

4.2.4. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai produksi ... 57

4.2.5. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai distributor ... 58

4.2.6. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai konsumen... 60

4.2.7. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai kerjasama ... 61

4.2.8. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai tenaga kerja... 62

4.3. Analisis Hubungan MRP terhadap Produktivitas ...63

4.4. Solusi yang Dapat Diterapkan dengan Pendekatan MRP ...66

KESIMPULAN DAN SARAN ...68

1. Kesimpulan ...68

2. Saran ...68

(20)

No Halaman

1. Kebutuhan, jenis, metode, sumber data ... 25

2. Indikator dari setiap variabel dalam kuesioner... 27

3. Nama perusahaan, jumlah tenaga kerja, dan omzet per bulan dari inti sentra kerajinan keramik Klampok... 32

4. Diagram proses pembuatan keramik terracota... 40

5. Diagram proses pembuatan keramik cat... 44

6. Diagram proses pembuatan keramik glazuur... 46

7. Hasil nilai alpha... 53

8. Faktor-faktor penentu produktivitas ... 54

9. Pentingnya pemasok dalam peningkatan produktivitas... 55

10. Pentingnya persediaan dalam peningkatan produktivitas... 56

11. Pentingnya kegiatan produksi dalam peningkatan produktivitas ... 58

12. Pentingnya distributor dalam peningkatan produktivitas ... 59

13. Pentingnya konsumen dalam peningkatan produktivitas ... 60

14. Pentingnya kerjasama dalam peningkatan produktivitas... 61

(21)

No Halaman

1 Rantai pasokan (Siagian, 2005) ... 8

2 Tahapan rantai Pasokan (Chopra dan Meindl, 2004) ... 8

3 Aliran produk dari pemasok ke tangan konsumen akhir (Siagian,2005) ... 10

4 Strategi drop ship (Siagian, 2005)... 10

5 Kerangka pemikiran ... 22

6 Tahapan penelitian... 23

(22)

No Halaman 1. Penelitian terdahulu...71

2. Peta potensi Produk Unggulan daerah Kabupaten Banjarnegara...73 3. Kuesioner untuk Identifikasi Rantai Pasokan ...74 4. Kuesioner untuk menilai hubungan manajemen rantai pasokan

(23)

1.1. Latar Belakang

Sektor industri merupakan salah satu penyangga dalam perekonomian

Indonesia. Perekonomian akan berkembang jika usaha-usaha yang dijalankan

oleh sektor industri tumbuh dan berkembang secara pesat, sehingga

menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Salah satu sub sektor industri

yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi adalah Usaha

Kecil dan Menengah (UKM). UKM mempunyai peranan yang strategis baik

secara ekonomi, sosial maupun politik.

Dilihat dari aspek ekonomi, UKM berfungsi sebagai penyedia barang

dan jasa bagi konsumen dan memberikan kontribusi besar terhadap devisa

negara. Produk-produk manufaktur maupun barang kerajinan UKM

memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Sedangkan dari aspek sosial dan politis, sektor UKM memiliki

fungsi yang sangat penting dalam hal penyerapan tenaga kerja, upaya

pengentasan kemiskinan, dan sarana untuk membangkitkan ekonomi

kerakyatan.

Di Indonesia, UKM cukup berkembang dan memberikan kontribusi

yang sangat tinggi dalam pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa

indikator, yaitu jumlah pelaku UKM yang semakin bertambah, penyerapan

tenaga kerja, sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan

peningkatan ekspor non migas. Pada tahun 2004 jumlah pelaku UKM sebesar

43.221.829, meningkat 1,61 persen dari tahun 2003 yang hanya sebesar

42.535.336 (BPS, 2005).

Pertambahan jumlah pelaku UKM ini memberikan pengaruh positif

terhadap angkatan kerja. Menurut BPS (2005), jumlah angkatan kerja pada

Oktober 2005 diperkirakan mencapai 106,9 juta orang bertambah 1,1 juta

orang dibanding Februari 2005 (105,8 juta orang) atau bertambah 2,9 juta

orang dibanding Agustus 2004 (93,7 juta orang). Selain itu, UKM juga

memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penyerapan tenaga kerja.

(24)

2003 tercatat 79,0 juta pekerja atau meningkat 8,6 juta pekerja dibanding

tahun 2000 dengan 70,4 juta pekerja. Selama periode 2000-2003 meningkat

sebesar 12,2 persen atau rata-rata 4,1 persen per tahun (BPS, 2004).

Sumbangan yang diberikan UKM terhadap PDB menurut BPS (2005),

pada tahun 2004 sebesar Rp.1.135.864.343 naik 11,69 persen dari tahun

2003 yang baru mencapai Rp. 1.017.004.948. Selain itu UKM juga berperan

dalam ekspor non migas yang tercatat 19,9 persen di tahun 2003, sedikit lebih

tinggi dibandingkan dengan sumbangannya di tahun 2000 yaitu 19,4 persen

(BPS, 2004).

Peranan dan kontribusi UKM yang sangat besar tersebut, memberikan

tanda bahwa UKM harus dapat ditingkatkan lebih baik lagi. UKM akan

mampu bertahan dan bersaing apabila mampu menerapkan pengelolaan

manajemen secara baik. Pengelolaan manajemen secara umum mencakup

bidang pemasaran, pengendalian produksi, Sumber Daya Manusia (SDM),

dan keuangan.

Sebagian besar perusahaan melakukan kegiatan produksi dan

operasinya hanya sampai membuat produk saja, termasuk perusahaan

berskala kecil dan menengah. Padahal seharusnya kegiatan perusahaan

mencakup rangkaian proses yang terintegrasi dari hulu sampai hilir melalui

aspek keterkaitan. Hal tersebut dimulai dari perencanaan produk, peramalan

kebutuhan, pengadaan bahan baku, produksi, pengendalian persediaan,

penyimpanan, distribusi/transportasi ke pusat distributor, gudang, pedagang

kecil, retailer, pelayanan pada pelanggan proses pembayaran, dan sampai pada konsumen akhir.

Serangkaian proses tersebut lebih terkait dengan aktivitas pada satu

perusahaan. Namun demikian, dalam melakukan rangkaian proses tersebut,

dibutuhkan hubungan dengan perusahaan lain. Hubungan yang dilakukan

dengan perusahaan lain, seringkali menimbulkan suatu permasalahan.

Masalah yang muncul karena adanya penyekatan dalam rantai pasokan.

Selama ini, kegiatan perencanaan produksi, distribusi, transportasi dilihat

(25)

Pada saat konsumen menuntut penyediaan produk secara tepat waktu

dan mampu memuaskan kebutuhannya. Hal ini mendorong perusahaan untuk

lebih antisipasif terhadap kebutuhan konsumen. Salah satu solusi yang dapat

diterapkan oleh perusahaan adalah Manajemen Rantai pasokan (MRP).

Keunggulan MRP adalah mampu mengatur aliran barang atau produk

dalam suatu rantai pasokan. MRP mampu mengaplikasikan suatu jaringan

kegiatan produksi dan distribusi dari suatu perusahaan untuk memenuhi

tuntutan konsumen secara bersama. Tujuan utama dari MRP adalah

penyerahan pengiriman produk tepat waktu untuk memuaskan konsumen,

mengurangi biaya, meningkatkan hasil dari seluruh rantai pasokan,

mengurangi waktu, memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi.

UKM keramik di Kecamatan Purworejo-Klampok Banjarnegara adalah

salah satu UKM yang cukup berkembang dan menjadi salah satu produk

unggulan di Kabupaten Banjarnegara. Sebelum mengalami krisis ekonomi

yang melanda Indonesia pada Juli 1997, industri ini mampu melakukan

ekspor ke negara Australia (umumnya guci), Malaysia dan Singapura

(suvenir kecil), Timur Tengah (vas bunga kecil), Jepang, dan bahkan ke

negara-negara Eropa. Tapi akibat krisis tersebut industri keramik mengalami

kemerosotan, karena tidak mampu menanggung biaya produsi terutama bahan

baku produksi yang harganya mengalami kenaikan yang cukup tinggi.

Sehingga industri ini tidak sanggup memenuhi pesanan pembeli luar negeri.

Pemenuhan kebutuhan konsumen berhubungan dengan aliran rantai

pasokan barang di UKM. Pengaturan aliran rantai pasokan barang tidak

hanya dilakukan dalam satu UKM, tetapi diperlukan adanya hubungan

kerjasama dengan perusahaan lain. Untuk itu, pengaturan aliran rantai

pasokan yang baik akan mendorong peningkatan produktivitas di setiap

anggota rantai pasokan. Selama ini, para pelaku UKM hanya fokus kepada

aspek produksinya saja tanpa memperhatikan hubungan dalam rantai

pasokan. Oleh karena itu, penelitian mengenai MRP di UKM keramik

Klampok perlu dilakukan untuk melihat penerapan MRP di UKM dan

(26)

1.2. Rumusan Masalah

Hal-hal yang menjadi rumusan masalah berkaitan dengan rantai

pasokan yang dilakukan oleh UKM antara lain:

1. Bagaimana model rantai pasokan di UKM keramik Klampok

Banjarnegara ?

2. Bagaimana hubungan MRP terhadap produktivitas UKM keramik

Klampok ?

3. Bentuk solusi yang dapat diterapkan dengan pendekatan MRP di UKM

keramik Klampok?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah:

1. Menganalisis model rantai pasokan UKM Keramik Klampok.

2. Menganalisis hubungan MRP terhadap produktivitas UKM keramik

Klampok.

3. Memberikan solusi dengan pendekatan MRP pada UKM keramik

Klampok.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Usaha Kecil dan Menengah

Mengetahui solusi dalam menerapkan MRP sehingga mencapai efisiensi

biaya agar mampu bertahan dan bersaing di pasar.

2. Pemerintah Daerah

Meningkatkan kinerja UKM sehingga mampu menambah pendapatan

daerah dan membangun citra daerah melalui UKM ini.

3. Penelitian Penulis

Peneliti mengetahui model rantai pasokan di UKM dan menemukan

(27)

2.1. Manajemen Rantai Pasokan

2.1.1. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

Heizer dan Render (2004) mendefinisikan MRP sebagai

pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan

menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke

pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan

outsourcing, ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dan distributor. Russel dan Taylor (2004) menambahkan

bahwa MRP mengatur aliran informasi yang diteruskan ke rantai

pasokan di dalam pemesanan untuk mencapai tingkat sinkronisasi

dalam memenuhi kebutuhan konsumen dengan menurunkan biaya.

Chopra dan Meindl (2004) menyatakan bahwa rantai pasokan

melibatkan seluruh bagian, baik secara langsung atau tidak langsung,

untuk memenuhi permintaan konsumen. Rantai pasokan tidak hanya

berkaitan dengan manufaktur dan pemasok, tetapi juga melibatkan

transportasi, gudang, retailer, dan pelanggan itu sendiri. Tujuan dari rantai pasokan adalah memaksimalkan keseluruhan nilai. Keseluruhan

nilai rantai pasokan merupakan perbedaan diantara nilai dari produk

akhir terhadap pelanggan dan upaya rantai pasokan di dalam memenuhi

permintaan pelanggan.

Mentzer (2004) menambahkan bahwa MRP adalah strategi

manajemen dari seluruh fungsi bisnis yang meliputi beberapa aliran,

hulu atau hilir, untuk beberapa aspek pada sistem rantai pasokan. MRP

meliputi seluruh fungsi bisnis yang dikoordinasikan di dalam

perusahaan dan perusahaan lain yang terdapat pada rantai pasokan.

Ballou (2004) menambahkan bahwa rantai pasokan adalah sekumpulan

aktivitas (transportasi, pengendalian persediaan, dan sebagainya) yang

membutuhkan waktu di sepanjang jaringan untuk mengubah bahan

baku menjadi produk akhir dan memiliki nilai tambah bagi konsumen.

(28)

dan pemasok didalam perusahaan, dan nilai untuk stakeholders di perusahaan.

Watanabe (2001) menyatakan bahwa MRP adalah konsep atau

mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam

rantai pasokan melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas

bahan. Zabidi (2001) menambahkan bahwa MRP adalah modifikasi

praktek tradisional dari manajemen logistik yang bersifat adversial ke

arah koordinasi dan kemitraan antar pihak-pihak yang terlibat dalam

pengelolaan aliran informasi dan produk tersebut. Ross dalam Miranda dan Tunggal (2005) menyebutkan bahwa MRP adalah filosofi

manajemen yang secara terus-menerus mencari sumber-sumber fungsi

bisnis yang kompeten untuk digabungkan baik dalam perusahaan

maupun luar perusahaan.

Simchi-Levi et al. dalam Miranda dan Tunggal (2005) mendefinisikan MRP sebagai serangkaian pendekatan yang diterapkan

untuk mengintegrasi pemasok, pengusaha, gudang (warehouse) dan

tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk dihasilkan

dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat dan waktu

tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan.

Miranda dan Tunggal (2005) menyebutkan elemen-elemen dalam

MRP adalah:

1. Struktur jaringan rantai pasokan

Jaringan kerja anggota dan hubungan dengan rantai pasokan

lainnya.

2. Proses bisnis rantai pasokan

Aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai keluaran tertentu bagi

pelanggan.

3. Komponen MRP

Variabel-variabel pembelian dimana proses bisnis disatukan dan

(29)

Siagian (2005) menyatakan ruang lingkup MRP meliputi:

1. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi

barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan

konsumen termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran

informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan.

2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi

menyalurkan barang produksi.

2.1.2. Identifikasi Anggota Rantai Pasokan

Menurut Miranda dan Tunggal (2005), anggota rantai pasokan

meliputi semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan

perusahaan inti baik secara langsung maupun tidak langsung melalui

pemasok atau pelanggannya dari point of origin hingga point of consumption, yaitu terdiri dari :

a. Anggota primer adalah semua perusahaan/unit bisnis strategik

yang benar-benar menjalankan aktivitas operasional dan manajerial

dalam proses bisnis yang dirancang untuk menghasilkan keluaran

tertentu bagi pelanggan atau konsumen.

b. Anggota sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang

menyediakan sumber daya, pengetahuan, utilitas atau aset-aset bagi

anggota primer di rantai pasokan.

Siagian (2005) menyatakan bahwa MRP berkaitan langsung

dengan siklus bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang, dan

distribusi kemudian sampai ke konsumen. Perusahaan meningkatkan

kemampuan bersaing melalui penyesuaian produk, kualitas yang tinggi,

pengurangan biaya, dan kecepatan meraih pasar dengan penekanan

pada rantai pasokan. Rantai pasokan mencakup keseluruhan interaksi

antara pemasok, perusahaan manufaktur, distributor dan konsumen.

Interaksi ini juga berkaitan dengan transportasi, informasi,

penjadwalan, transfer kredit maupun tunai, serta transfer bahan baku

antara pihak-pihak yang terlibat. Rantai pasokan menurut Siagian

(30)

Gambar 1. Rantai pasokan (Siagian, 2005)

Menurut Chopra dan Meindl (2004), tahapan dalam rantai

pasokan ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Tahapan rantai pasokan (Chopra dan Meindl, 2004)

2.1.3. Strategi Manajemen Rantai Pasokan

Menurut Sisilian dan Satir dalam Siagian (2005), unsur-unsur pembuat strategi MRP terdiri dari: 1) Faktor Primer, yaitu keunggulan

bersaing, fleksibilitas permintaan dan 2) Faktor Sekunder, yaitu

kapabilitas proses, batas waktu proses, dan risiko strategi.

1. Faktor Primer

a. Keunggulan bersaing

Porter dalam Miranda (2005) menyatakan secara umum keunggulan bersaing dapat diperoleh melalui diferensiasi

produk, kepeloporan biaya (berusaha meminimalisasi biaya - Informasi penjadwalan

- Arus kas - Arus pesanan

Pemasok Persediaan Perusahaan Distribusi Konsumen

- Arus kredit - Arus bahan baku

Supplier

Customer

Manufakturer Distributor Retailer

Manufakturer Distributor Retailer Customer

Customer Retailer

Distributor Manufakturer

Supplier

(31)

tanpa mengurangi nilai dan kualitas produk), respon yang

cepat dimana ditandai dengan sifat fleksibel, reliabel, cepat

tanggap terhadap perubahan-perubahan.

b. Fleksibilitas permintaan

Menurut Slack dalam Miranda (2005), fleksibilitas permintaan dipengaruhi oleh produk itu sendiri, campuran produk,

volume, dan tipe pengantaran.

2. Faktor Sekunder

a. Kapabilitas proses

Berkaitan dengan sejauh mana perusahaan dapat menjalankan

aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan.

b. Kematangan proses

Berkaitan dengan tingkat kinerja proses, bagaimana proses ini

dapat tanggap dan memenuhi tawaran pasar.

c. Risiko strategi

Risiko strategi mencakup penyebaran risiko, yaitu risiko yang

diterima perusahaan akibat adanya kebocoran informasi

tentang produk dan layanannya, baik itu yang diterima atau

diberikan pemasok, sehingga pesaing dapat mengetahui

strategi-strategi perusahaan.

Proses strategi MRP memiliki tiga tujuan, yaitu :

1. Menurunkan biaya, strategi MRP yang diberikan harus dapat

meminimalkan biaya logistik yang terjadi.

2. Menurunkan modal, strategi yang ditujukan untuk meminimalisasi

tingkat investasi di dalam strategi logistik.

3. Meningkatkan pelayanan, pelayanan harus selalu diperbaiki.

Menurut Siagian (2005), beberapa strategi yang digunakan

dalam MRP:

a. Postponement yaitu strategi untuk menunda modifikasi atau penyesuaian terhadap produk selama mungkin. Bantuan rancangan

dan bantuan pemasok dapat mempertahankan karakteristik generic

(32)

Postponement dapat dilakukan berkaitan dengan teknologi dan karakteristik proses, karakteristik produk dan karakteristik pasar.

b. Drop ship merupakan strategi yang sering digunakan distributor. Pada awalnya tahapan produk dari pemasok untuk sampai ke

tangan konsumen cukup panjang, seperti yang digambarkan pada

Gambar 3. Akan tetapi pada strategi drop ship, pemasok akan langsung mengirimkan ke konsumen pemakai dan bukan kepada

penjual agar menghemat waktu dan biaya pengangkutan ulang

seperti yang terlihat di Gambar 4. Hal lain yang dapat menghemat

biaya mencakup penggunaan kemasan khusus, label khusus, dan

lokasi tertentu dari label atau kode barang (barcode).

Gambar 3. Aliran produk dari pemasok ke tangan konsumen akhir (Siagian,2005)

Gambar 4. Strategi drop ship (Siagian, 2005)

c. Pembentukan lini kredit bagi pemasok.

d. Penurunan float bank ketika uangnya sedang dalam transit.

e. Pengkoordinasian produksi dan jadwal pengiriman dengan

pemasok dan distributor.

f. Pemanfaatan yang optimal atas ruangan di gudang penyimpanan.

Kunci MRP yang efektif adalah penyeimbangan arus produksi

dengan permintaan konsumen yang selalu berubah-ubah. Strategi MRP

yang sudah dijalankan dapat dilihat kinerjanya melalui cash flow,

saving, dan Return On Investment (ROI)

Menurut Heizer dan Render (2004), perusahaan harus

memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam rangka memperoleh

barang dan jasa dari luar. Salah satu strategi adalah pendekatan

Pemasok Manufaktur Distributor Retailer konsumen

Manajamen Rantai Pasokan

(33)

bernegosiasi dengan banyak pemasok dan mengadu satu pemasok

terhadap pemasok yang lain. Strategi kedua adalah untuk

mengembangkan hubungan kemitraan jangka panjang, dengan sedikit

pemasok untuk memuaskan pelanggan. Strategi ketiga adalah integrasi

vertikal, dimana perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan

integrasi balik vertikal dengan benar-benar membeli pemasok tersebut.

Variasi keempat adalah kombinasi sedikit pemasok dengan integrasi

vertikal, yang dikenal sebagai keiretsu. Dalam keiretsu, pemasok menjadi bagian dalam kesatuan perusahaan. Strategi kelima adalah

mengembangkan perusahaan virtual yang menggunakan para pemasok

sesuai dengan kebutuhan.

2.1.4. Perencanaan Manajemen Rantai Pasokan

Siagian (2005), menyatakan bahwa perencanaan manajemen

rantai pasokan terdiri dari enam topik, yaitu tingkatan perencanaan,

luasnya daerah perencanaan, tujuan pelayanan konsumen, strategi

fasilitas lokasi, keputusan persediaan dan strategi transportasi.

a. Tingkatan Perencanaan

Perencanaan MRP bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang

what (apa), when (kapan), how (bagaimana). Hal tersebut berlangsung pada tiga tingkatan, yaitu strategis, taktikal, dan

operasional. Perbedaan utama antara tingkatan tersebut ditentukan

oleh waktu untuk perencanaan. Perencanaan strategis digolongkan sebagai rencana jangka panjang logistik, dimana waktu yang

dibutuhkan lebih dari satu tahun. Perencanaan ini biasanya

berhubungan dengan kebijakan-kebijakan perusahaan dalam

menjalankan perusahaan. Perencanaan taktis merupakan perencanaan logistik jangka menengah, biasanya berlaku pada

jangka menengah yang tidak terlalu lama, kurang dari satu tahun.

Perencanaan operasional berorientasi pada kegiatan operasional logistik sehari-hari, sehingga jangka waktunya sangat pendek

(34)

b. Luasnya Daerah Perencanaan

Kegiatan logistik menyangkut empat keputusan penting, meliputi:

1. Tingkat layanan kepada pelanggan;

2. Lokasi fasilitas logistik, yaitu menentukan strategi logistik

dapat berjalan lancar dan menjamin akan mendapatkan stock; 3. Keputusan persediaan, berkaitan dengan persediaan yang

dimiliki dan kecukupan stock barang;

4. Keputusan transportasi, yaitu memilih model transportasi yang

akan digunakan.

c. Tujuan Pelayanan Konsumen

Pada tingkat pelayanan jasa yang rendah, pemusatan persediaan

dapat dilakukan di beberapa tempat, akibatnya biaya menjadi

mahal. Tetapi, pada usaha dengan pelayanan jasa yang tinggi maka

akan terjadi sebaliknya.

d. Strategi Fasilitas Lokasi

Perencanaan logistik terhadap fasilitas lokasi, sangat tergantung

pada posisi geografis dari tempat penyimpanan dan tempat sumber

daya. Menetapkan jumlah, lokasi, besarnya fasilitas, dan

menentukan pasar yang dituju adalah cara penentuan produk yang

tepat untuk dipasarkan. Menentukan biaya rendah atau

mendapatkan keuntungan yang maksimal adalah tujuan dari

perencanaan strategi fasilitas lokasi.

e. Keputusan Persediaan

Keputusan persediaan menunjukkan tata cara bagaimana

persediaan diatur. Kebijakan yang diambil perusahaan biasanya

mempengaruhi keputusan fasilitas lokasi, untuk itu kebijakan ini

digolongkan sebagai strategi logistik.

f. Strategi Transportasi

Keputusan transportasi yang digunakan sangat bergantung pada

mode, seperti ukuran pengiriman, rute pengiriman, dan

(35)

Selain itu, masalah perencanan logistik dapat dilihat dari

jaringan kerjanya. Jaringan tersebut menggambarkan pergerakan barang

mulai dari toko pengecer – gudang – pabrik atau vendor. Jaringan kerja yang akan dibuat sangat bergantung pada hal-hal berikut:

1. Kapan direncanakan

2. Pola permintaannya

3. Pelayanan konsumen, mencakup kemampuan pengadaan

persediaan, kecepatan pengiriman barang, dan kecepatan serta

ketepatan memenuhi permintaan

4. Karakteristik produk, meliputi berat, volume, harga dan risiko

5. Biaya logistik

6. Kebijakan harga terhadap barang.

2.1.5. Mengelola Rantai Pasokan

Menurut Heizer dan Rander (2004), pengelolaan rantai pasokan

yang sukses adalah dimulai dengan kesepakatan tujuan bersama, diikuti

dengan kepercayaan bersama, dan dilanjutkan dengan budaya

organisasi yang sejalan.

1. Kesepakatan tujuan bersama

Sebuah rantai pasokan yang terintegrasi memerlukan kerjasama

yang baik dalam hubungan dengan anggotanya. Anggota rantai

pasokan harus menghargai bahwa satu-satunya pihak yang

menanamkan modal pada sebuah rantai pasokan adalah pelanggan

akhir. Oleh karena itu, perlu pemahaman timbal balik mengenai

misi, strategi, dan sasaran dari organisasi. Rantai pasokan yang

terintegrasi menambah nilai ekonomi dan memaksimalkan isi total

produk.

2. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan hal penting dalam rantai pasokan yang

efektif dan efisien. Anggota rantai pasokan harus masuk ke dalam

hubungan dan saling berbagi informasi. Hubungan yang dibangun

berdasar saling percaya. Hubungan antar pemasok cenderung akan

(36)

seperti penelitian konsumen, analisis penjualan, prediksi, dan

perencanaan produksi merupakan aktivitas bersama.

3. Budaya organisasi yang sejalan

Sebuah hubungan yang positif diantara organisasi pembeli dan

pemasok dengan budaya organisasi yang sesuai, dapat menjadi

keuntungan nyata dalam membuat rantai pasokan menjadi lebih

baik.

2.1.6. Permasalahan dalam Rantai Pasokan yang Terintegrasi

Heizer dan Render (2004) menyatakan ada tiga permasalahan

dalam mengembangkan rantai pasokan yang efisien dan terintegrasi :

1. Optimasi Lokal

Anggota rantai pasokan harus memusatkan perhatian untuk

memaksimalkan keuntungan lokal atau meminimalkan biaya

langsung berdasarkan pada pengetahuan mereka yang terbatas.

2. Insentif (Insentif Penjualan, Potongan karena Kuantitas, Kuota, dan

Promosi)

Insentif memasukkan barang dagangan ke rantai pasokan untuk

penjualan yang belum terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang

mahal bagi semua anggota rantai pasokan.

3. Lot Besar

Sering terjadi penyimpangan pada lot besar sebab hal ini

cenderung mengurangi biaya per unit.

2.2. Produktivitas

Handoko (2000) mendefinisikan produktivitas sebagai hubungan

antara masukan-masukan dan keluaran keluaran suatu sistem produktif.

Produktivitas mengukur hubungan ini sebagai rasio keluaran dibagi

masukan. Bila lebih banyak keluaran diproduksi dengan jumlah masukan

sama, produktivitas naik. Begitu juga, bila lebih sedikit masukan digunakan

untuk sejumlah keluaran sama, produktivitas juga akan naik.

Rivanto (1986) menyebutkan bahwa daya produksi (production force)

adalah kekuatan yang meningkat dari setiap elemen produksi. Produktivitas

(37)

oleh daya produksi. Produktivitas dapat diartikan sebagai campuran

(compound) dari produksi dan aktivitas, dimana daya produksi menjadi

penyebabnya dan produktivitas mengukur hasil dari daya produktivitas itu.

Menurut Mundel (1983), produktivitas merupakan rasio dari output

yang diproduksi untuk dimanfaatkan oleh pihak luar organisasi yang

meliputi semua jenis produk. Produktivitas ditentukan oleh sumber daya

yang digunakan dan ditentukan dengan rasio yang sama periode dasarnya.

Sedangkan efektivitas mengukur seberapa baik kinerja sumber daya yang

dipakai dalam mencapai tujuan produksi. Menurut Syamsu (1978),

produktivitas sebagai perbandingan diantara ouput yang dihasilkan suatu

organisasi dan input yang dimasukkan kedalamnya.

2.3. Faktor-Faktor Produktivitas

Siagian (2005) mengemukakan faktor-faktor produktivitas yang

dianggap sebagai kekuatan dan mempengaruhi dinamika produktivitas

secara langsung maupun tak langsung dengan pengubahan unsur-unsur

pemasukan dan hasil hubungan satu sama lain. Faktor-faktor produktivitas

ini terdiri dari delapan faktor produktivitas yang umum, antara lain: manusia,

modal, metode/proses, lingkungan organisasi (internal), produksi,

lingkungan negara, lingkungan internasional maupun regional dan umpan

balik. Semua faktor-faktor ini dipandang sebagai sub-sistem untuk

menunjukkan dimana potensi produktivitas dan cadangannya disimpan. Di

bawah ini dijelaskan menganai sub-sistem yang perlu dipertimbangkan:

1. Manusia

- Kuantitas

- Tingkat keahlian

- Latar belakang kebudayaan dan pendidikan

- Kemampuan dan sikap

- Minat

- Struktur pekerjaan, keahlian umur dan jenis kelamin dari angkatan

(38)

2. Modal

- Modal tetap (mesin, gedung, alat-alat, volume dan strukturnya)

- Teknologi penelitian dan pengembangan

- Bahan baku (volume dan standar)

3. Metode/Proses

- Tata ruang tugas

- Penanganan bahan baku penolong dan mesin

- Perencanaan dan pengawasan produksi

- Pemeliharaan melalui pencegahan

- Teknologi yang memakai cara alternatif

4. Lingkungan organisasi (internal)

- Organisasi dan perencanaan

- Sistem manajemen

- Kondisi kerja (fisik)

- Iklim kerja (sosial)

- Tujuan perusahaan dan hubungannya dengan tujuan lingkungan

- Sistem insentif

- Kebijaksanaan personalia

- Gaya kepemimpinan

- Ukuran perusahaan (ekonomi skala)

5. Produksi

- Kuantitas

- Kualitas

- Ruangan produksi

- Struktur campuran

- Spesialisasi produksi

6. Lingkungan negara

- Kondisi ekonomi dan perdagangan

- Struktur sosial dan politik

- Struktur industri

- Tujuan pengembangan jangka panjang

(39)

- Kebijakan ekonomi pemerintah (perpajakan dan lain-lain)

- Kebijakan tenaga kerja

- Kebijakan penelitian dan pengembangan

- Kebijakan energi

- Kebijakan pendidikan dan latihan

- Kondisi iklim dan geografis

- Kebijakan perlindungan lingkungan

7. Lingkungan internasional maupun regional

- Kondisi perdagangan dunia

- Masalah-masalah perdagangan internasional

- Investasi dan usaha bersama

- Spesialisasi internasional

- Kebijakan migrasi tenaga kerja

- Fasilitas latihan internasional

- Bantuan internasional

- Standar tenaga kerja dan teknik internasional

8. Umpan balik

Dalam pengertian umum, umpan balik adalah informasi yang ada

pada hubungan timbal balik masukan (input) dan hasil (output) dalam

perusahaan, antara perusahaan dengan ruang lingkup negara

(internasional). Umpan balik menunjukkan bagaimana masyarakat

menilai kuantitas dan kualitas produksi (hasil) berapa banyaknya uang

yang harus dibayarkan dari sudut lain berapa banyak yang mau

dibayarkan untuk masukan-masukan utamanya (tenaga kerja dan modal)

dimana masyarakat menawarkan pada perusahaan.

2.4. Usaha Kecil dan Menengah

Menurut UU No. 9 Tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari segi

keuangan dan modal yang dimilikinya ialah:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha, atau

(40)

Untuk kriteria usaha menengah:

1. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp. 5 milyar.

2. Untuk sektor non industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp.600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 milyar.

Menurut Departemen Keuangan yang tercantum dalam keputusan

Mentri Keuangan Republik Indonesia No 40/KMK.06/2003, menyebutkan

bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan

Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak

Rp100.000.000 per tahun.

Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Deperindag (2002) memberikan batasan jumlah tenaga kerja dalam menentukan skala usaha terutama di

sektor industri, yaitu industri kerajinan rumah tangga (IKRT) dengan 1-4

pekerja, dan industri kecil (IK) dengan 5-19 pekerja dengan pemiliknya,

industri berskala sedang dengan jumlah pekerja 20-49 orang, dan industri

berskala besar dengan jumlah pekerja lebih dari 50 orang.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan (2002) memberikan

kriteria skala usaha berdasarkan jumlah pekerja dan jumlah penjualan per

tahun. Berdasarkan jumlah pekerja, skala usaha dibagai menjadi industri

dagang mikro (1-4 pekerja), industri dagang kecil (5-19 pekerja), dan industri

dagang menengah (20-99 pekerja). Sedangkan dari jumlah penjualan per

tahun, industri dan dagang kecil (termasuk mikro) adalah industri yang

memiliki jumlah penjualan per tahun kurang dari satu milyar.

Pengertian usaha mikro menurut lembaga-lembaga internasional

adalah usaha non pertanian dengan jumlah pekerja maksimal 10 orang

(termasuk wirausaha, pekerja magang, pekerja upahan dan pekerja yang tidak

dibayar, karena termasuk anggota keluarga), menggunakan teknologi

sederhana atau tradisional, memiliki keterbatasan akses dalam kredit,

mempunyai kemampuan manajerial rendah dan cenderung beroperasi di

sektor informal.

(41)

100.000 dan mempekerjakan kurang daripada 10 orang. Sementara itu, usaha

kecil didefinisikan sebagai usaha dengan total penjualan mulai dari USD

100.000 hingga USD 3 juta dan mempekerjakan 10-50 orang.

Partomo dan Soejoedono (2004) mendefinisikan UKM mencakup

sedikitnya dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek

pengelompokkan perusahaan, ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap

dalam gugusan atau kelompok perusahaan tersebut (range of the member of

employes).

Kriteria umum UKM dilihat dari ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang sangat sederhana.

2. Tanpa staf yang berlebihan.

3. Pembagian kerja yang "kendur".

4. Memiliki hirarki manajerial yang pendek.

5. Aktifitas sedikit yang formal dan sedikit menggunakan proses

perencanaan.

6. Kurang membedakan aset pribadi dari aset perusahaan.

Partomo dan Soejoedono (2004), menyatakan bahwa strategi bisnis

yang perlu diambil untuk mempertahankan dan mengembangkan UKM,

antara lain adalah sebagai berikut:

1. Untuk dapat mengembangkan UKM perlu dipelajari terlebih dulu tentang

ciri-ciri, definisi/pengertian, kelemahan-kelemahan, potensi-potensi yang

tersedia serta perundang-perundangan yang mengatur.

2. Diperlukan bantuan manjerial agar tumbuh inovasi-inovasi dalam

mengelola UKM secara berdampingan dengan usaha-usaha besar.

3. Secara vertikal dalam sistem gugus usaha, UKM bisa menjadikan diri

sebagai komplemen-komplemen usaha bagi industri perusahaan

produsen utama. Diperlukan suatu strategi UKM untuk menjalin kerja

komplementer dengan usaha-usaha besar.

4. Kerjasama bisa berbentuk koperasi dan secara bersama-sama beroperasi

masuk (entry) dalam usaha tertentu. Di Indonesia, kemitraan usaha yang

(42)

sehingga pemerintah menganggap perlu membentuk Departemen khusus

untuk menangani UKM dan koperasi.

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan berkaitan dengan UKM dan

MRP (Lampiran 1), antara lain:

1. Adhi (2005), mengenai produktivitas kerja pada industri kecil penghasil

knalpot di Kabupaten Purbalingga. Metode yanng digunakan adalah

diagram fishbone, rasio produktivitas dan rank spearman. Hasil yang diperoleh adalah mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

produktivitas, yaitu jenis bahan baku, produktivitas tenaga kerja dan

sumber modal.

2. Adriansyah (2005), mengenai manajemen rantai persediaan barang

(SCM) di bagian hulu produk pasteurisasi. Metode yang digunakan

adalah studi kasus case study.

3.Susiana (2005), mengenai analisis rantai persediaan (SC) komoditas jeruk

medan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, margin

(43)

3.1. Kerangka Pemikiran

Usaha Kecil dan Menengah dalam perekonomian Indonesia dituntut

supaya terus maju dan berkembang menghadapi persaingan global.

Perkembangan UKM di Indonesia memiliki fungsi yang cukup signifikan

baik dilihat dari aspek ekonomi, sosial dan politik. UKM berperan dalam

pertumbuhan ekonomi Indonesia, penyerapan sektor tenaga kerja, upaya

pengentasan kemiskinan, dan sarana untuk membangkitkan ekonomi

kerakyatan. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pelaku UKM yang semakin

bertambah, penyerapan tenaga kerja, sumbangan terhadap PDB, dan

peningkatan ekspor non migas.

UKM dapat berkembang baik, jika mampu melakukan pengelolaan

perusahaan dengan baik. Pengelolaan perusahaan mencakup kegiatan dalam

rantai pasokan. Kegiatan rantai pasokan dapat berjalan secara efisien jika

dikelola dan dirancang dengan baik, sehingga dapat meningkatkan

produktivitas. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah MRP. MRP

mampu mengatur aliran barang dari pemasok ke konsumen sehingga

memiliki keunggulan bersaing. Selain itu, MRP lebih memfokuskan pada

operasi lintas perusahaan dalam satu kesatuan rantai pasokan dari pada hanya

berusaha sendiri dalam organisasi tunggal. Oleh karena itu, penerapan MRP

dapat memperbaiki produktivitas di perusahaan-perusahaan sebagai anggota

rantai pasokan. Kerangka pemikiran penelitian digambarkan dalam Gambar

(44)
[image:44.612.250.406.75.398.2]

Gambar 5. Kerangka pemikiran

Produktivitas UKM Studi Kasus: UKM Keramik Klampok,

Banjarnegara

Manajemen Rantai Pasokan

(45)

3.2. Tahapan Penelitian

[image:45.612.131.522.112.668.2]

Tahapan peneltian disajikan pada Gambar 6:

Gambar 6. Tahapan penelitian Rekomendasi solusi penerapan MRP

Kesimpulan dan Saran Identifikasi minat Penelitian

Gagasan-gagasan

Penentuan objek penelitian

Studi Pustaka dan Diskusi

Pemilihan topik penelitian:

Analisis Rantai Pasokan Di UKM Keramik Klampok Banjarnegara

Perumusan Masalah

1. Bagaimana model rantai pasokan di UKM keramik Klampok?

2. Bagaimana hubungan MRP terhadap produktivitas UKM keramik Klampok?

3. Bentuk solusi yang dapat diterapkan dengan pendekatan MRP diUKM keramikKlampok?

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis model rantai pasokan UKM keramik Klampok.

2. Menganalisis hubungan MRP terhadap produktivitas UKM keramik Klampok. 3. Memberikan solusi dengan pendekatan MRP pada UKM keramik Klampok

Rancangan Pengumpulan Data;

Identifikasi kebutuhan data, Metode pengumpulan data, Pemilihan teknik analisis

Studi Pendahuluan/initial assesment

Pengumpulan dan kompilasi data lapangan - Pengisian kuesioner

- Observasi dan wawancara Pengumpulan dan

pengolahan data

Analisis data

- Analisis rantai pasokanÆ Analisis deskriptif - Tanggapan respondenÆ Frekuensi - Analisis MRP terhadap produktivitas UKMÆ

Regresi Logistik

Pra penelitian

Penyusunan riset desain dan kuesioner Uji reliabilitas Uji validitas

(46)

3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari UKM Keramik

Banjarnegara. Lokasi penelitian berada di UKM keramik Klampok

Kabupaten Banjarnegara (Lampiran 2). Data sekunder adalah berupa

dokumen-dokumen atau literatur-literatur dari BPS, internet, surat kabar dan

jurnal.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi, yang bertujuan untuk mengamati obyek penelitian, sehingga

memahami kondisi yang sebenarnya. Pengamatan bersifat non

partisipatif, yaitu peneliti berada di luar sistem yang diamati.

2. Wawancara, yang dilakukan kepada para pengusaha dan instansi-instasi

terkait sebagai responden.

3. Kuesioner berisi mengenai daftar-daftar pertanyaan dan pernyataan yang

ditujukan kepada pihak-pihak terkait. Kuesioner dibagi menjadi dua

jenis, yaitu kuesioner untuk mengidentifikasi rantai pasokan (Lampiran

3) dan kuesioner untuk menilai hubungan antara manajemen rantai

pasokan dengan produktivitas (Lampiran 4). Kuesioner pertama terdiri

dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan rantai pasokan

seperti pemasok, persediaan, produksi, distributor, konsumen, kerjasama

dan SDM yang terkait dengan tenaga kerja. Kuesioner kedua berisi

pernyataan-pernyataan tertutup yang berarti setiap responden tidak dapat

memberikan jawaban dan tanggapan selain dari yang disediakan dalam

kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai jawaban

responden adalah skala likert 5 tingkat, dengan keterangan pemberian

bobot sebagai berikut:

bobot 5 = sangat setuju

bobot 4 = setuju

bobot 3 = netral

bobot 2 = tidak setuju

(47)

Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data dibuat dalam Tabel 1

[image:47.612.152.509.128.344.2]

berikut:

Tabel 1. Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data

Kebutuhan data Jenis Data Metode Sumber Data

Identifikasi rantai pasokan keramik

Primer Wawancara, kuesioner, observasi

Pengusaha keramik

- Perkembangan UKM Keramik di Banjarnegara

- Jumlah pelaku usaha

keramik

Primer, sekunder

Wawancara, - Pengusaha keramik

- BPS kabupaten

Banjarnegara - surat kabar - internet

- Jumlah tenaga kerja

- Jumlah bahan baku yang

digunakan

- Jumlah produk yang

dihasilkan

- Besarnya modal usaha - Omzet penjualan

Primer, sekunder

Wawancara, kuesioner,

- Pengusaha keramik - staf dan pekerja

- Kuesioner hubungan MRP

dengan produktivitas

Primer Kuesioner - Pengusaha keramik

Setelah identifikasi rantai pasokan kemudian penelitian dilanjutkan

dengan mengkaji hubungan variabel dalam MRP terhadap produktivitas.

1. Produktivitas (Y)

Beberapa faktor yang dimasukkan menjadi batasan dalam

pengukuran produktivitas antara lain berkaitan dengan keahlian tenaga

kerja, teknologi, perencanaan dan pengawasan produksi, ukuran

perusahaan, bentuk kerjasama yang dilakukan pihak perusahaan, kebijakan

pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah daerah serta kualitas produk.

2. Manajemen Rantai Pasokan

Beberapa faktor yang terkait dengan manajemen rantai pasokan antara

lain:

a. Pemasok (X1)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan pemasok antara

lain: hubungan dengan pemasok, jumlah pemasok, sistem kerjasama

(48)

b. Persediaan (X2)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan persediaan antara

lain: jumlah persediaan, jangka waktu penyimpanan dan efektifitas

persediaan yang terkait dengan kelancaran hubungan dengan

pemasok.

c. Produksi (X3)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan produktivitas

antara lain: mutu produk, pengawasan mutu, jumlah produksi, desain

produk dan informasi untuk kegiatan produksi.

d. Distributor (X4)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan distributor antara

lain: pemilihan penggunaan distributor, sistem pengangkutan,

frekuensi pendistribusian dan ketepatan pendistribusian.

e. Konsumen (X5)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan konsumen antara

lain: peningkatan produktivitas, peningkatan pelayanan, promosi dan

peningkatan kualitas produk.

f. Kerjasama (X6)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan kerjasama adalah

kerjasama vertikal dan horisontal. Kerjasama vertikal terkait dengan

kerjasama antara perusahaan atau lembaga pendidikan dan informasi,

sedangkan kerjasama horisontal terkait dengan pemasok.

g. Sumber Daya Manusia (X7)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan tenaga kerja

antara lain : kualitas tenaga kerja, pendidikan dan pelatihan tenaga

kerja dan penggunaan tenaga ahli dalam proses produksi.

(49)
[image:49.612.152.509.94.491.2]

Tabel 2. Indikator dari setiap variabel dalam kuesioner

No Variabel Indikator Nomor di

Kuesioner 1 Produktivitas - Keahlian tenaga kerja

- Teknologi

- Perencanaan dan pengawasan produksi - Ukuran perusahaan

- Bentuk kerjasama yang dilakukan pihak perusahaan

- Kebijakan pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah daerah

- Kualitas produk

1 2 3 4 5 6 7

2 Pemasok - Hubungan dengan pemasok

- Jumlah pemasok

- Sistem kerjasama dengan pemasok

8 dan 11 9 10

3 Persediaan - Jumlah persediaan

- Jangka waktu penyimpanan

- Efektifitas persediaan yang terkait dengan kelancaran hubungan dengan pemasok.

13 dan 16 14 15

4 Produksi - Mutu produk

- Pengawasan mutu - Jumlah produksi - Desain produk

- Informasi untuk kegiatan produksi.

17 18 19 20 21 5 Distributor - Pemilihan penggunaan distributor

- Sistem pengangkutan - Frekuensi pendistribusian - Ketepatan pendistribusian

22 23 24 25

6 Konsumen - Peningkatan produktivitas

- Peningkatan pelayanan - Promosi

- Peningkatan kualitas produk

26 27 dan 29

28 30

7 Kerjasama - Kerjasama vertikal

- Kerjasama horisontal

31, 33, 34 32,

8 SDM - Kualitas tenaga kerja

- Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja - Penggunaan tenaga ahli

35 dan 36 37 38

3.4. Populasi dan Sampel

Jumlah populasi UKM keramik Klampok adalah 20 UKM. Untuk

mengidentifikasi rantai pasokan, diambil 20 UKM. Responden yang

digunakan untuk menilai hubungan MRP terhadap produktivitas adalah

populasi dari pengusaha keramik sebesar 20 pengusaha keramik. Pengusaha

dijadikan sebagai responden karena dianggap mewakili dan mengetahui

keadaan usahanya, terutama mengenai rantai pasokan dan produktivitas

(50)

3.5. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi penerapan MRP.

Faktor-faktor yang digunakan dalam mengidentifikasi MRP adalah pemasok,

persediaan, produksi, distributor, konsumen, kerjasama dan SDM.

Faktor-faktor ini kemudian dikaji berdasarkan teori mengenai MRP.

3.5.1. Uji Kuesioner

Kuesioner dibuat untuk mengetahui tanggapan responden

mengenai produktivitas dan MRP. Sebelum menyebarkan kuesioner

dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Validitas menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur (instrument) itu mengukur apa yang ingin

diukur. Langkah-langkah dalam mengukur validitas kuesioner antara

lain mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur,

melakukan uji coba tersebut kepada responden, mempersiapkan tabel

tabulasi jawaban, menghitung korelasi antara data pada masing-masing

pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment.

Rumus korelasi product moment, yaitu:

(

) (

)( )

(

)

[

2 2

]

[

2

( )

2

]

Y Y n X X n Y X XY n rhitung ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

= ... (1)

Keterangan :

hitung

r = nilai koefisien Pearson

n = jumlah reponden

X = skor pertanyaan

Y = skor total

Setelah kuesioner dinyatakan valid, selanjutnya dilakukan uji

reliabilitas. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan

konsisitensi suatu alat pengukuran di dalam mengukur gejala yang

(51)

Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan program

Microsoft Excel dan SPSS versi 11.

3.5.2. Regresi Stepwise

Menurut Iriawan dan Astuti (2006), regresi stepwise merupakan

salah satu solusi menyelesaikan masalah regresi yang variabel

prediktornya saling berkorelasi. Tipe-tipe regresi ada tiga, yaitu regresi

stepwise, forward selection dan backward elimination.

Pada forward selection, pembuatan model terbaik dilakukan dengan menambahkan variabel satu-persatu. Dalam backward elimination, pembuatan model regresi terbaik dilakukan dengan membuat terlebih dahulu model regresi untuk semua variabel prediktor.

Selanjutnya, mengurangi variabel satu-persatu sampai tinggal satu

variabel. Pengolahan dengan regresi stepwise menggunakan program

Minitab 14 for Window. 3.5.3. Regresi Logistik

Menurut Irawan dan Astuti (2006), regresi logistik digunakan

untuk menganalisis data dengan variabel respon bersifat kualitatif.

Dalam penelitian ini, regresi logistik digunakan untuk menganalisis

hubungan MRP (pemasok, persediaan, produksi, distributor, konsumen,

kerjasama, dan SDM) terhadap Produktivitas. Persamaan dalam regresi

logistik dinyatakan dalam bentuk berikut:

( )

[

]

( )

( )

x

x x

x α β

π π π ⎟⎟= + ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = 1 log it

log ... (3)

Dalam hal ini, π

( )

x adalah peluang sukses apabila variabel prediktor bernilai x. Bentuk lain dari logistik dapat dinyatakan dalam:

( )

(

(

)

)

x x x β α β α π + + + = exp 1 exp ... (4)
(52)

4.1. Gambaran Umum UKM Keramik Klampok

Sentra kerajinan keramik Klampok Kabupaten Banjarnegara terletak di

Desa Klampok Kecamatan Purworejo Klampok, yang jaraknya 30 km dari

Ibukota Banjarnegara ke arah Barat menuju Purbalingga, Banyumas dan

Purwokerto. Keramik Klampok merupakan salah satu produk unggulan

Kabupaten Banjarnegara, selain produk lain seperti kerajinan bambu, batik

tulis, border, kerajinan kulit kerang, meubel, VCO (Virgin Coconut Oil),

jamur, jenang salak, kering kentang, sirup salak, nata decoco, dan salak pondoh. Kerajinan keramik memiliki potensi tinggi terutama dengan nilai

investasi sebesar Rp.900 juta dan jumlah rata-rata produksi per tahun

mencapai 540.000 buah (Dinas Indagkop, 2004).

Keramik Klampok dikembangkan pertama kali oleh perusahaan yang

dimiliki bangsa Belanda, dengan mempekerjakan masyarakat Klampok

sebagai pegawainya. Salah satu pegawainya yang bernama Bapak Kandar

Atmowinoto mendirikan perusahaan keramik pada tahun 1957 dengan nama

keramik Meandallai yang berarti “Mendidik Anak dalam Lapangan Industri”.

Dalam mengajarkan kepada pegawainya, Bapak Kandar menggunakan sistem

pendidikan yang digunakan Belanda. Pendidikan yang diajarkan cukup keras

serta menuntut ketekunan dan disiplin yang cukup tinggi. Penerapan sistem ini

memberi pengaruh positif pada perkembangan usaha keramik. Hal ini

dibuktikan pada tahun berikutnya, yaitu tahun 1964, berdiri perusahaan

keramik Usaha Karya dan pada tahun 1967 berdiri perusahaan keramik

Mustika, yang kemudian disusul dengan berdirinya perusahaan-perusahaan

lain yang bergerak di bidang keramik.

Sentra kerajinan keramik Klampok merupakan tempat berkumpulnya

para pengrajin keramik Klampok. Sentra ini terdiri dari inti dan plasma.

Plasma adalah kegiatan usaha yang dilakukan seseorang dalam satu proses

produksi keramik dan hasil produksinya disetorkan ke inti yang bersangkutan

berdasarkan perjanjian kontrak yang disepakati antara inti dan plasma.

(53)

dahulu. Empat organisasi tersebut antara lain ASKRI (Asosiasi Keramik

Indonesia), TUNAS ASKRI, Alunik dan Al Barokah. Di dalam Sentra

terdapat Forum Rembug Klaster, dimana Forum Rembug Klaster ini bertujuan

untuk menjembatani, mengidentifikasi, merumuskan permasalahan yang ada

di Sentra. Dalam melakukan tugasnya, Forum Rembug Klaster didampingi

oleh BDS (Bussines Development Service) "Faizul Muna". Forum Rembug

Klaster bertugas menyampaikan program yang telah disepakati oleh Sentra ke

Fedep (Federasi Development Provider) di kabupaten, yang kemudian akan

dilanjutkan ke FPESD (Forum Pengembangan Ekonomi Sosial Daerah) di

tingkat propinsi.

Pada awal perkembangannya usaha keramik mengalami kemajuan

cukup pesat. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Koperasi (Dinas Indagkop) pada tahun 2002, jumlah UKM keramik

Gambar

Gambar 5. Kerangka pemikiran
Gambar 6. Tahapan penelitian
Tabel 1. Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data
Tabel 2. Indikator dari setiap variabel dalam kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

penelitian dengan mengambil judul “ Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan terhadap Keunggulan Kompetitif dan Kinerja Perusahaan”.. studi pada UKM di

Pada rantai pasokan paprika petani Desa Pasir Langu, anggota rantai pasok mulai dari petani, koperasi dan bandar belum menggunakan sistem manajemen yang

1) Mekanisme rantai pasokan terkait dengan aliran produk, aliran informasi, aliran keuangan pada rantai pasokan cabai rawit di Kelurahan Kumelembuai sudah efisiensi

Hasil penelitian Vander Vaart et al., (2012) menunjukkan bahwa strategi kerjasama antara pemasok dengan perusahaan memiliki pengaruh terhadap kinerja rantai pasokan,

(b) variabel adaptability berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja rantai pasokan UMKM makanan dan minuman di Kabupaten Sleman, hasil ini mendukung hipotesis

Analisis efisiensi rantai pasokan komoditas bawang merah di Kota Bogor diharapkan dapat memberikan gambaran ketersediaan pasokan bawang merah sebagai pertimbangan pengelolaan

1) Rantai pasokan yang ada di Desa Elusan adalah dimulai dari petani lalu ke pedagang pengumpul lalu ke industri pengolahan kopra lalu ke distributor dan setelah itu

Kolaborasi Rantai Pasok Pada penelitian ini, kolaborasi rantai pasok Porang di kecamatan Cenrana dimulai dari petani selaku pemasok porang yang memiliki pasokan dari hasil budidaya