• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Wali Amanat Terhadap Investor Dalam Hal Emiten Gagal Bayar (Default)

Bab IV ANALISIS YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DI DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN

SECARA ELEKTRONIK

A. Tanggung Jawab Wali Amanat Terhadap Investor Dalam Hal Emiten Gagal Bayar (Default)

Investor merupakan salah satu aktor penting dalam penerbitan obligasi. Oleh karena itu, diperlukan perlindungan hukum yang memadai terhadap investor. Perlindungan hukum yang memadai akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap emiten khususnya dan pasar modal Indonesia pada umumnya.112

1. Kewajiban-kewajiban Langsung Wali Amanat Terhadap Investor Pemegang Obligasi, antara lain:

a. Bertanggung jawab kepada pemegang obligasi untuk setiap kerugian yang diderita akibat dari kelalaian, kecerobohan tindakan-tindakan disebabkan adanya pertentangan kepentingan dalam hubungannya dengan tugas Wali Amanat (Pasal 53 UUPM);

b. Menyajikan informasi lengkap secara terbuka mengenai kualifikasinya sebagai Wali Amanat dalam prospektus;

112

c. Memberikan laporan kepada Bapepam sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal dan kepada pemegang obligasi melalui KSEI dalam hal Wali Amanat mengetahui:

1) Emiten lalai atau melanggar ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau perjanjian lain yang dibuat sehubungan dengan emisi obligasi;

2) Terjadi keadaan yang dapat membahayakan kepentingan pemegang obligasi berupa ketidakmampuan Emiten untuk melaksanakan kewajibannya kepada pemegang obligasi berdasarkan obligasi, perjanjian-perjanjian lain yang dibuat sehubungan dengan emisi obligasi.113

d. Memanggil dan menyelenggarakan RUPO, sebelum mengambil tindakan atas nama pemegang obligasi berdasarkan perjanjian Perwaliamanatan atau cara-cara lain yang dimaksudkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan;

e. Berkewajiban untuk melakukan semua tindakan baik di luar maupun di dalam pengadilan sehubungan dengan pelaksanaan hak-hak pemegang obligasi atas jaminan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan berdasarkan setiap perjanjian pengikatan jaminan dan perjanjian perwaliamanatan;

113

f. Wali Amanat memberi semua keterangan dan perhitungan sehunbungan dengan pelaksanaan tugasnya sewaktu-waktu diminta oleh KSEI, RUPO dan Bapepam;

g. Berkewajiban melakukan verifikasi atas KTUR yang deiserahkan oleh pemegang obligasi berdasarkan spesifikasi dan daftar penerbitan KTUR yang diterbitkan dan disampaikan oleh KSEI kepada Wali Amanat dan Emiten;

h. Berkewajiban untuk tidak mengambil tindakan yang bertentangan dengan keputusan RUPO;

i. Mengawasi dan memantau pelaksanaan kewajiban-kewajiban Emiten berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan, obligasi, pengakuan utang, dan berdasarkan perjanjian-perjanjian dan dokumen lain;114

j. Berkewajiban untuk melakukan semua tindakan baik di luar maupun di dalam pengadilan sehubungan dengan penagihan pembayaran kepada Emiten, baik yang berupa jumlah pokok obligasi, bunga obligasi ataupun jumlah-jumlah lain yang harus dibayar oleh Emiten berdasarkan obligasi, Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau pengakuan utang serta perjanjian-perjanjian dan/atau dokumen-dokumen lain; k. Berkewajiban untuk memberitahukan secara tertulis mengenai telah

berakhirnya pelaksanaan RUPO kepada KSEI;

114

l. Memberitahukan nasihat yang diperlukan oleh Emiten sehubungan dengan Perjanjian Perwaliamanatan dan melakukan kegiatan lain sehubungan dengan tugas Wali Amanat;

m. Mengambil tindakan yang sah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan sebagaimana diputuskan oleh pemegang obligasi dalam RUPO;

n. Berhak menerima fotokopi bukti penyetoran dari Emiten sehubungan dengan pembayaran bunga obligasi dan/atau pokok obligasi pada hari yang sama saat dilakukan penyetoran tersebut;

o. Berhak untuk menerima pemberitahuan dari KSEI mengenai jumlah dana yang wajib dibayar oleh Emiten untuk pembayaran bunga obligasi dan pelunasan pokok obligasi selambat-lambatnya 2 hari kerja sebelum tanggal pembayaran bunga obligasi atau tanggal pelunasan pokok obligasi;

p. Berhak untuk menerima pemberitahuan dari KSEI mengenai pelaksanaan pembayaran bunga obligasi atau pelunasan pokok obligasi, termasuk dalam hal tidak dilaksanakannya pembayaran karena kegagalan atau keterlambatan Emiten dalam menyediakan dana yang cukup, selambat-lambatnya 1 hari kerja setelah tanggal pelunasan pokok obligasi;

q. Berhak untuk menerima daftar dati KSEI yang memuat rincian KTUR berikut spesifikasi dan spesimen KTUR yang dikeluarkan oleh KSEI selambat-lambatnya 1 hari kerja sebelum pelaksanaan RUPO.115

2. Kewajiban Emiten Terhadap Investor Pemegang Obligasi Melalui Wali Amanat, antara lain:

a. Emiten berjanji serta mengikat diri bahwa tanpa izin tertulis dari Wali Amanat untuk tidak melakukan hal-hal sebagai berikut:116

1) Mengagunkan atau menggadaikan baik sebagian maupun seluruh hartanya yang telah ada maupun yang akan diperoleh di kemudian hari kecuali;

a) Fasilitas pinjaman dengan agunan atau jaminan yang telah ada;

b) Fasilitas pinjaman baru yang menggantikan porsi pinjaman dari kreditor yang telah ada sekarang (refinancing) yang dijamin dengan harta yang sama;

c) Jaminan yang diperlukan sehubungan dengan usaha Emiten dan/atau rekening bank Emiten;

d) Jaminan yang diperlukan sehubungan dengan usaha Emiten sehari-hari mencakup jaminan untuk mengikuti tender, menjamin pembayaran bea masuk dan/atau untuk pembayaran sewa; 115 Ibid, hlm. 108-109. 116 Ibid, hlm. 110.

e) Agunan untuk pembiayaan perolehan aktiva yang akan menjadi objek agunan untuk pembiayaan tersebut;

f) Agunan atas pengeluaran Letter of Credit dan bank garansi yang bisa digunakan dalam pembelian barang;

g) Fasilitas pinjaman baru dengan agunan atau jaminan di luar poin (2) sampai dengan (6) di atas yang jumlahnya tidak melebihi dari 50% modal (ekuitas) Emiten berdasarkan laporan keuangan audited yang terakhir.117

2) Memberikan jaminan-jaminan kepada pihak lain (penanggungan) atas kewajiban pihak lain tersebut kecuali untuk kebutuhan operasional sehari-hari dari Emiten dan anak-anak perusahaannya. 3) Melakukan pengeluaran obligasi atau utang baru.

4) Mengurangi modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor Emiten.118

5) Melakukan penggabungan, konsolidasi yang menyebabkan bubarnya Emiten dan/atau anak perusahaannya (yang dimiliki lebih dari 51% oleh Emiten) dan/atau pembelian, penyertaan saham kecuali jika transaksi tersebut dilakukan di dalam usaha inti Emiten, atau dalam satu transaksi atau gabungan transaksi dalam satu tahun berjalan tidak melebihi 10% dari pendapatan atau 20% dari ekuitas Emiten berdasarkan laporan keuangan audited yang terakhir. 117 Ibid, hlm. 111. 118 Ibid.

6) Melakukan pengalihan aktiva tetap produktif Emiten dan/atau anak perusahaan, baik sebagian atau seluruhnya, kecuali jika penjualan atau pengalihan aktiva tetap produktif tersebut baik dalam satu transaksi atau gabungan transaksi dalam satu tahun berjalan tidak melebihi 10% dari pendapatan atau 20% dari ekuitas miten berdasarkan laporan keuangan audited yang terakhir.

7) Mengadakan perubahan bidang usaha yang berbeda dari usaha ini Emiten dan/atau memberikan izin atau persetujuan kepada anak perusahaan untuk mengadakan perubahan bidang usaha yang mengakibatkan perubahan terhadap usaha inti Emiten atau anak perusahaan.119

b. Memenuhi semua ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan perjanjian lainnya sehubungan dengan emisi.

c. Segera memberitahukan secara tertulis kepada Wali Amanat setelah menyadari terjadinya kelalaian atau setiap peristiwa penting yang dapat menimbulkan kelalaian atau adanya pemberitahuan mengenai kelalaian artau adanya pemberitahuan mengenai kelalaian yang diberikan oleh kreditor Emiten.

d. Menyampaikan kepada Wali Amanat

Laporan keuangan konsolidasi tahunan Emiten yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Bapepam, selambat-lambatnya 120 hari setelah berakhirnya tiap tahun buku.

119

e. Memberitahukan secara tertulis kepada Wali Amanat: 1) Setiap hasil RUPST dan RUPSLB

2) Setiap perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia;

3) Hasil pemeringkatan ulang (annual review ataupun special review) oleh perusahaan pemeringkat yang telah mendapat izin dari Bapepam.120

Wali Amanat sebenarnya adalah suatu lembaga yang memberikan perlindungan dalam proses pembuatan suatu perikatan (dalam hal ini perjanjian perwaliamanatan) dan pemantauan terhadap perikatan tersebut bagi kepentingan pemegang obligasi atau investor.121

Harta kebendaan milik Emiten yang dijadikan jaminan atas pelunasan obligasi merupakan suatu hak kebendaan yang bersifat terbatas atau dikenal Emiten yang bertindak selaku settlor menyerahkan harta bendanya sebagai jaminan kepada Wali Amanat selaku trustee dengan tujuan untuk kepentingan investor pemegang obligasi selaku beneficiary. Harta kebendaan yang diserahkan oleh Emiten merupakan jaminan atas pelunasan obligasi yang telah diterbitkan, yang merupakan suatu hak kebendaan yang bersifat terbatas. Hal tersebut sesuai dengan yang diatur dalam Pasal 528 KUH Perdata, yang berbunyi:

“ Atas sesuatu kebendaan, seorang dapat mempunyai, baik suatu kedudukan berkuasa, baik hak milik, baik hak waris, baik hak pakai hasil, baik hak pengabdian tanah, baik hak gadai, atau hipotek”.

120

Ibid, hlm. 114.

121

dengan Jura in re aliena. Jura in re aliena adalah suatu hak kebendaan yang terbatas yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan (hukum) tertentu dia atas suatu kebendaan yang dengan hak kebendaan yang lebih luas atau lebih tinggi tingkatannya.

Berhubung hak atas harta kebendaan yang diserahkan oleh Emiten kepada Wali Amanat merupakan suatu jaminan yang memiliki hak kebendaan yang terbatas, maka antara Emiten dengan Wali Amanat masih terdapat hubungan hukum, sepanjang yang berkaitan dengan harta kebendaan Emiten yang dijadikan sebagai jaminan atas pelunasan obligasi. Hal ini merupakan konsekuensi dari konsep bahwa Perjanjian Perwaliamanatan merupakan suatu indenture trusts.

Selain itu Wali Amanat dalam hal tidak ada jaminan kebendaan, Wali Amanat merupakan pemegang hak gugatan perorangan dan satu-satu nya pelaksana hak gugatan perorangan yang dimiliki seluruh investor pemegang obligasi. Dalam hal ini, benda yang dimiliki Wali Amanat adalah hak gugatan perorangan yang kewenangannya berdasarkan UUPM dan Perjanjian Perwaliamanatan diserahkan kepada Wali Amanat. Tidak ada seorang investor pun yang dapat melaksanakan hak gugatan perorangan tersebut.122

Wali Amanat akan memantau negoisasi atas besarnya bunga yang akan disepakati oleh kedua belah pihak, kemudian akan memasukkannya secara jelas dan tegas ke dalam Perjanjian Perwaliamanatan, sebab hal itulah yang harus dipenuhi oleh Emiten selama jangka waktu obligasi. Setelah dilakukannya negoisasi mengenai besarnya bunga beserta tanggal pembayarannya dan tanggal

122

pembayaran dari pokok obligasi itu sendiri, Wali Amanat akan menanyakan kepada Emiten tentang bagaimana sarana atau cara penyediaan dana untuk melakukan pembayaran tersebut.

Ketika diketahui bahwa Emiten tersebut ternyata berpotensi untuk menjadi

default, Wali Amanat sudah akan bergerak. Potensi tersebut akhirnya dapat menjadi benar-benar default yang menyusahkan semua pihak. Wali Amanat memposisikan dirinya di tengah-tengah. Walaupun berpihak pada pemegang obligasi yang meminta kelonggaran, namun Wali Amanat akan tetap berpegang pada Perjanjian Perwaliamanatan. Seumpama Wali Amanat telah melakukan peneguran dan pendekatan, namun Emiten tetap tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana terdapat dalam Perjanjian Perwaliamanatan, maka Wali amanat akan melakukan tindakan sebagaimana telah diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan itu sendiri. Kelalaian tersebut antara lain apabila Emiten tidak melakukan pembayaran bunga pokok obligasi pada tanggal yang telah diperjanjikan dalam Perjanjian Perwaliamanatan maupun perjanjian lain yang berhubungan dengan emisi obligasi.123

Wali Amanat akan melakukan pengawasan secara keseluruhan. Apabila terjadi pelanggaran yang kecil sekalipun, Wali Amanat akan melakukan peneguran dan segera meminta perbaikan. Jika yang dilanggar merupakan hal yang prinsipil, maka dalam jangka waktu 10-15 hari Wali Amanat akan mengadakan RUPO.124

123

Adrian Sutedi, Op. cit, hlm. 57.

124

Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa Wali Amanat memiliki dua bentuk kewajiban, yaitu kewajiban langsung kepada investor pemegang obligasi, dan pemenuhan kewajiban Emiten terhadap investor pemegang obligasi. Wali Amanat tidak memiliki hubungan dengan Emiten. Walaupun Perjanjian Perwaliamanatan dibuat dan ditandatangani oleh Emiten dan Wali Amanat, penandatangan tersebut dilakukan oleh Wali Amanat dalam kapasitasnya sebagai wakil investor pemegang obligasi. Segala tindakan oleh Wali Amanat adalah untuk kepentingan investor pemegang obligasi.

Sebagai suatu bentuk perikatan sempurna, setiap janji Wali Amanat melahirkan tidak hanya kewajiban (schuld), melainkan juga pertanggung jawaban perdata (haftung) pada diri Wali Amanat, yang dijamin dengan harta kekayaannya sesuai Pasal 1131 KUH Perdata. Sebagai wakil investor pemegang obligasi, antara Wali Amanat dan seluruh investor pemegang obligasi terdapat suatu hubungan kepercayaan (fiduciary relation).125

Adapun yang menjadi batas-batas tanggung jawab Wali Amanat adalah bahwa Wali amanat bertanggung jawab kepada pemegang obligasi untuk setiap kerugian yang diderita pemegang obligasi apabila Wali Amanat lalai dalam

Berdasarkan pada hubungan kepercayaan tersebut, Wali Amanat dihadapkan pada kewajiban untuk kepentingan dari seluruh investor dan menghindari terjadinya benturan kepentingan antara kepentingan Wali Amanat dengan kepentingan investor pemegang obligasi (duty of loyalty and good faith) yang tercermin dalam bentuk kewajiban Wali Amanat kepada investor pemegang obligasi.

125

melakukan tindakan atau tindakan Wali Amanat tidak sesuai dengan Perjanjian Perwaliamanatan karena Wali Amanat lebih mementingkan hal yang lain atau karena telah terjadi conflict of interest.126

B. Perlindungan Hukum Bagi Investor Pemegang Obligasi Dalam Hal