• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP ISLAM TENTANG SIFAT DAN TANGGUNGJAWAB

C. Tanggungjawab Orangtua Dalam Mendidik Anak

7. Tanggung Jawab Pendidikan Seks

Berbicara masalah seksualitas, ada anggapan sementara dari sebagian masyarakat, bahwa masalah tersebut merupakan masalah yang tabu. Masalah yang kotor, jijik, dan tak patut untuk diperbincangkan. Apa lagi bila masalah tersebut dikaitkan dengan masalah diniyah (keagamaan). Sifat kotor dan jijik yang melekat pada masalah seksual, hawatir melekat dan mencemari kesucian nilai-nilai ajaran addin (agama).70

68

Abdullah Nasih Ulwan, Mengembangkan Kepribadian Anak, Terj. Dari Tarbiyatul Aulad fil Islam, oleh Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, (Bandung:Remaja Rosda Karya,1990) h. 116-118

69

Ibid., h.125

70Ayip Syarifuddin,”Islam dan Pendidikan Seks Anak”,(solo: Cv.Pustaka Mantio,1992) h.25

Adapun yang dimaksud dengan pendidikan seksual itu, yaitu memberikan pelajaran dan pengertian kepada anak baik laki-laki maupun perempuan sejak ia mulai memasuki usia balig, serta berterusterang kepadanya tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan seks, naluri dan perkawinan. Sehingga ia tumbuh menjadi remaja dan memahami masalah-masalah kehidupan, ia telah mengerti akan hal-hal yang halal dan yang haram. Dan ia akan senantiasa bertingkah laku yang Islami, serta tidak akan memperturutkan hawa nafsu dan tidak pula menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.71

Yang dimaksud dengan pendidikan seks disini adalah masalah mengajarkan, memberi pengertian, dan menjelaskan masalah-masalah yang menyangkut seks, naluri, dan perkawinan kepada anak sejak akalnya mulai tumbuh dan siap memahami hal-hal di atas. Dengan demikian, ketika anak mencapai usia remaja dan dap[at memahami persoalan hidup, ia mengetahui mana yang halal dan mana yang haram. Bahkan tingkahlaku Islam yang luhur menjadi adat dan tradisi bagi anak tersebut. Ia tidak mengikuti kehendak syahwat, hawa nafsu, dan tidak menempuh jalan yang sesat.72

Islam telah memberikan pedoman yang bersifat praktis dalam masalah seksualitas ini. Islam, sebagai agama universal yang mengatur seluruh kehidupan manusia, menata hubungan sesama manusia agar harmonis dan berjalan seimbang. Oleh karena itu, faktor pendidikan mutlak diperlukan guna menanamkan nilai-nilai moral. Arahan pendidikan Islam yang utama adalah terbentuknya individu yang mampu secara konsisten mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya sehari-hari. Individu yang siap mewarisi jejak langkah perjuangan para Rosul dan Nabi Allah. Oleh sebab itu, kalbu dan pikirannya harus senantiasa hidup dan disirami cahaya keimanan. Maka, dari sanalah kelak terpancar akhlak mulia. Akhlak yang bersendikan kepada Al-Qur’an dan sunnah Rosulullah.73

71

Utsman Ath-Thawill,Ajaran Islam tentang FenomenaSeksual, Terj. Dari At-Tarbiyyah al-Jinsiah lil Fitayaat wal Fitayaan fil Islam, oleh Saefudin Zuhri (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.1997) h. IX

72

Dr.Hassan Hathout, Dr.Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Seks, Terj. Dari Tarbiyatul Aulad fil Islam, oleh Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, Jalaludin Rakhmat, (Bandung: Remaja Rosda Karya,1992) h. 1

73

DR. Abdullah Nashih Ulwan merinci adanya tahap-tahapan dalam pendidikan seks bagi anak, yaitu :

1. Tahap tamyiz (pembeda), yakni saat anak berusia 7-10 tahun. Saat ini anak diajari menutup aurat, tidur terpisah antara laki-laki dan perempuan dan meminta izin bila akan memasuki kamar orang tua disaat-saat “aurat”.

2. Tahap Murohaqoh (10-14) pada fase ini anak harus dijauhkan dari rangsangan-rangsangan seks. Seperti, orangtua harus slalu mengawasi anaknya dalam tontonan televisi yang kurang baik, orang tua mengawasi anaknya dalam mengunakan media.

3. Tahak baligh (14-16). Pada saat ini anak sudah benar-benar siap menanggung dosa dan pahala.

4. Tahap dewasa (16 tahun keatas). Pada fase ini anak dipersiapkan tentang

tata cara Jima’, hak dan kewajiban suami istri jika akan menikah dan disuruh berpuasa manakala belum mampu menikah.74

Kenapa mesti ditanamkan pendidikan seksual kepada anak?

a) Karena masalah seks merupakan cela paling rentan, yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok anti Islam, setelah mereka mengalami kegagalan demi kegagalan dalam misi menjauhkan pemuda muslim dari agamanya.

b) Karena masalah seksual apaila tetap tertutup bagi seorang anak sampai ia mencapai usia dewasa, maka berdampak negative terhadap perkembangan jiwanya. Masalah tersebut tetap akan menjadi rahasia abadi, dan senantiasa merupan sebuah teka-teki yang tak pernah terjawab. Sehingga menyebabkan timbulnya perasaan khawatir, perasaan bersalah dan berdosa yang berlebihan di dalam dirinya, di samping ia akan mengalami berbagai macam komplikasi jiwa lainnya.

74

Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman pendidikan Anak dalam Islam, Terj. Dari Tarbiyatul

Aulad fi al-Islam, oleh Saifullah Kamalie, Heri Noer Ali,(Semarang: Penerbit Asy-Syifa, 1998) h.572

c) Karena agama kita yang mulia, sebelum perkembangan ilmu jiwa modern, telah mewajibkan kepada para pendidik terutama orang tua agar selalu memberikan jawaban yang positif dan benar terhadap setiap pertanyaan seputar masalah seks yang diajukan oleh anak, sehingga ketika anak itu tumbuh menjadi dewasa ia akan terbebas dari segala tekanan psikologis. d) Karena seorang anak yang berada pada tahap usia memasuki masa baligh,

secara naluri akan terdorong untuk bertanya tentang masalah yang berhubugan dengan seksual. Oleh sebab itu dalam masalah ini, apabila mereka tidak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan, dan dari sumber-sumber yang tepat dan benar, maka meraka berudsaha mencari informasi dari sumber-sumber lain, yang tentu saja tidak terlalu sulit bagi mereka yang mendapatkannya. Sebab hal semacam itu, banyak tersedia di pasaran seperti dari buku-buku, majalah-majalah dan film-film, yang sengaja memang sengaja memamerkan lekak-lekuk aurat, menebar pornografi, dan mengeksploitasi masalah seks. Namun satu hal yang paling berbahaya adalah bila anak tersebut mendapatkan informasi dari orang-orang yang sengaja memanfaatkan kesempatan, untuk memancing di air keruh.

e) Karena permasalahan seksual sesungguhnya bukan permasalah sekunder yang tidak terlalu serius menuntut perhatian. Sebab sejarah telah membuktikan bahwa banyak diantara peradaban yang pernah dibangun oleh umat manusia runtuh akibat ulah mereka yang terbenam dalam lumpur kenikmatan seks. Kehancuran semacam ini pun tampaknya akan kembali terulang, dan sudah mulai mengancam peradaban barat masa kini sebagai hasil dari kebebasan seks tanpa kendali, yang justru amat mereka agung-agungkan.

f) Karena gejolak seksual dimasa remaja akan mendorong mereka untuk selalu memikirkan, serta mencari jalan tempat untuk menyalurkan hasrat seksual mereka. Dan gejolak tersebut akan menjadi tidak terkendali seandainya mereka tidak pernah mendapatkan arahan dan bimbingan, yang

menyadarkan mereka tentang bahaya penyimpangan seks yang kian menjalar di tengah masyarakat, akibat budaya yang rusak!.75

Tujuan Dari Pendidikan Seksual

a) Memberi informasi yang benar dan memadai kepada generasi muda muslim sesuai dengan kebutuhannya ketika memasuki usia balig.

b) Memberikan peringatan kepada anak-anak muslim tentang rencana busuk kaum yahudi beserta antek-anteknya.

c) Menjauhkan mereka dari jurang kenistaan dan lembah kemesuman.

d) Mengatasi problematika seksual para remaja melalui sudut pandang Islam yang jauh dari hal-hal yang dapat menimbulkan rangsang seksual.

e) Menjauhkan generasi muda muslim dari teori serta kebohongan yang sengaja disebarkan oleh agen-agen yahudi.

f) Memperkokoh manhaj (metode) Islam dalam memelihara kemuliaan diri, sehingga generasi muda muslim diharapkan mampu menjelma bagaimana para Nabi dalam berakhlak, seperti para Malaikat dalam kesucian, dan umpama para pendahulu mereka yang shaleh, dalam memelihara kesucian diri.

g) Agar pemuda – pemudi Islam dapat mengerti serta mampu membedakan antara yang dihalalkan dan yang diharamkan dalam hubungan dengan masalah seksual.76

Jadi, tugas ayah ialah menjadikan dirinya pintu yang kuat. Dan terkunci terhadap setiap penyimpangan dengan meyakini keberadaan Allah, berpegang teguh pada talinNya, menghindarkan rasa putus asa yang ada dalam hatinya, dan menyimpan keinginan dimasa depannya untuk selalu memperbaiki diri dan keluarganya. Ayah memiliki contoh dari Rasulullah Saw. Dan para nabi as

sebelumnya, dan dari para pembaharu dan ulama ‘ummat, untuk menghindarkan

75

Ath-Thawill, op. Cit., h.IX-XI 76

rasa putus asa, dengan usaha yang sungguh-sungguh dibalik selintas harapan untuk mengadakan perbaikan dan perombakan.77

Dengan demikian jelaslah kiranya, betapa pentingnya pendidikan orang tua tentang masalah seks untuk anaknya sejak dini, agar kelak mereka tidak mencari informasi masalah ini kepada sumber-sumber yang tidak benar.78

77

Baharits, op. Cit., h. 385-386 78

65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kesimpulan ini peneliti akan menuliskan secara singkat jawaban dari rumusan masalah yang ada pada penelitian ini. Adapun kesimpulammya adalah:

Pertama, sifat-sifat yang harus dimiliki oleh orang tua atau para pendidik menurut Islam adalah ikhlas, penyabar, tidak pemarah, lemah lembut, tidak kasar, hatinya penuh rasa kasih sayang, memilih yang termudah antara dua perkara selagi tidak berdosa, ada senjang waktu dalam memberi nasihat. Dengan adanya sifat ini orang tua dapat mendidik anaknya dengan baik, dengan penuh rasa kasih sayang yang penuh sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, menjadi keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah, keluarga yang tidak ada kedzaliman di dalamnya. Keluarga adalah surgaku.

Kedua, Orangtua dalam mendidik anak adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan akan dipertanggung jawabkan. Dan Adapun kewajiban yang harus dilakukan oleh orangtua adalah tanggung jawab pendidikan iman, akhlak, tanggung jawab pendidikan fisik, intelektual, psikhis, sosial dan seksual. Dengan demikian anak akan menjadi soleh, muslim yang intelek, siap dipimpin dan siap memimpin. Jika anak diabaikan (tidak dididik), dan kepribadiannya tidak dibentuk, dapat menjadi bencana bagi kedua orangtuanya dan malapetaka bagi masyarakat dan umat manusia. Orangtua

tinggi selama anak belum menikah dan mendirikan rumah tangga sendiri.

Dokumen terkait