• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Pihak Pengangkut Terhadap Kesalahan yang di Lakukan Pihak

BAB IV : PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA (PENUMPANG)

B. Tanggung Jawab Pihak Pengangkut Terhadap Kesalahan yang di Lakukan Pihak

Jasa (Penumpang) Angkutan Umum

Dalam kehidupan di masyarakat, tidak seorang pun yang menghendaki terjadi musibah pengangkutan, karena peristiwa itu jelas merugikan, baik bagi pengguna jasa (penumpang) maupun pihak pengangkut, bahkan mungkin pihak lain yang tidak ada kaitannya dengan pengangkutan. Jika sebelum diadakan perjanjian pengangkutan sudah dapat diketahui akan terjadi kecelakaan, maka alat pengangkut tidak akan diberangkatkan karena sudah diketahui ada ancaman bahaya yang akan terjadi. Terjadinya musibah pengangkutan tidak dikehendaki oleh semua pihak, terutama pihak-pihak dalam pengangkutan karena akan menimbulkan kerugian material, fisik, atau korban jiwa.114

Perusahaan pengangkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pengguna jasa (penumpang) karena kelalaiannya dalam melaksanakan pelayanan pengangkutan. Selama pelaksanaan pengangkutan, keselamatan penumpang yang diangkut pada dasarnya berada dalam tanggung jawab perusahaan pengangkutan umum. Oleh karena itu, sudah sepatutnya apabila kepada perusahaan pengangkutan umum dibebankan tanggung jawab terhadap setiap kerugian yang diderita oleh penumpang, yang timbul karena

113 Hasil wawancara dengan Ibu Samaria Sinaga, Pimpinan Direksi CV. Karya Agung, pada tanggal 17 Februari 2011, di Jalan Sidamanik No. 8, Pematangsiantar.

114Diakses dari http:// hukumonline.com/undang-undang-nomor-22-tahun-2009-pertegas-sistem-tanggung-jawab-renteng/, pada tanggal 05 Januari 2011, pukul 11.45 WIB

pengangkutan yang dilakukannya. Dengan beban tanggung jawab ini, pengangkut didorong supaya berhati-hati dalam melaksanakan pengangkutan. Tanggung jawab perusahaan pengangkutan umum terhadap penumpang dimulai sejak diangkutnya penumpang sampai di tempat tujuan yang telah disepakati.115

115 Ibid.

Menurut Pasal 187 UU No. 22 Tahun 2009, perusahaan pengangkutan umum wajib mengembalikan biaya angkutan yang telah dibayar oleh pengguna jasa baik penumpang maupun pengirim barang jika terjadi pembatalan keberangkatan. Selain itu menurut Pasal 191 UU No. 22 Tahun 2009, dinyatakan perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang diakibatkan oleh segala perbuatan orang yang dipekerjakan dalam kegiatan penyelenggaraan angkutan. Perusahaan pengangkutan umum juga bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang yang meninggal dunia atau luka akibat penyelenggaraan angkutan, kecuali disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak dapat dicegah atau dihindari atau karena kesalahan penumpang (Pasal 192 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009). Akan tetapi, perusahaan pengangkutan tidak bertanggung jawab atas kerugian barang bawaan penumpang, kecuali jika penumpang dapat membuktikan bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pengangkut (Pasal 192 ayat (4) UU No. 22 Tahun 2009).

Berbeda halnya dalam UU No. 22 Tahun 2009, pengaturan mengenai tanggung jawab pihak pengangkut pada UU No. 14 Tahun 1992 tidak dijelaskan secara rinci. Hanya disebutkan bahwa pengusaha angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang, pengirim barang atau pihak ketiga karena kelalaiannya dalam melaksanakan pelayanan angkutannya (Pasal 45 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1992), dan tidak dibedakan bentuk kerugiannya apakah kerugian luka berat atau ringan atau kerugian yang menyebabkan meninggal dunia.

Selain mengatur tentang kewajiban dan tanggung jawab perusahaan pengangkutan terhadap pengguna jasa (penumpang) yang menggunakan jasa angkutan, UU No. 22 Tahun 2009 juga mengatur tentang kewajiban dan tanggung jawab pengemudi kendaraan bermotor, jika terjadi kecelakaan dalam penyelenggaraan pengangkutan. Menurut Pasal 231 UU No. 22 Tahun 2009, pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan lalu lintas berkewajiban:

a. Menghentikan kendaraan yang dikemudikannya; b. Memberikan pertolongan kepada korban;

c. Melaporkan kecelakaan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat; dan d. Memberikan keterangan yang terkait dengan kejadian kecelakaan.

Selain itu, menurut Pasal 234 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009, menyatakan bahwa pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, dan/atau perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh Penumpang dan/atau pemilik barang dan/atau pihak ketiga karena kelalaian pengemudi dan setiap pengemudi, pemilik kendaraan bermotor, dan/atau perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerusakan jalan dan/atau perlengkapan jalan karena kelalaian atau kesalahan pengemudi. Namun, hal tersebut tidak berlaku jika (Pasal 234 ayat (3) UU No. 22 Tahun 2009):

a. Adanya keadaan memaksa yang tidak dapat dielakkan atau di luar kemampuan Pengemudi;

b. Disebabkan oleh perilaku korban sendiri atau pihak ketiga; dan/atau

c. Disebabkan gerakan orang dan/atau hewan walaupun telah diambil tindakan pencegahan.

Adapun kerugian pengguna jasa (penumpang) yang menjadi tanggung jawab perusahaan pengangkutan dihitung berdasarkan kerugian yang nyata-nyata dialami pengguna jasa (penumpang) atau bagian biaya pelayanan (Pasal 192 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009).

Menurut Pasal 235 UU No. 22 Tahun 2009, jika korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas, pengemudi, pemilik, dan/atau perusahaan angkutan umum wajib memberikan bantuan kepada ahli waris korban berupa biaya pengobatan dan/atau biaya pemakaman dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana, dan Jika terjadi cedera terhadap badan atau kesehatan korban akibat kecelakaan lalu lintas, pengemudi, pemilik, dan/atau perusahaan angkutan umum wajib memberikan bantuan kepada korban berupa biaya pengobatan juga dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana.

Hal ini menegaskan bahwa dalam UU No. 22 Tahun 2009 terdapat tanggung renteng antara pengusaha, pengemudi, dan perusahaan angkutan umum. Tanggung renteng adalah konsep hukum perdata yang menekankan tanggung jawab atas suatu kerugian berada di pundak beberapa orang sekaligus.116

Pada perusahaan pengangkutan CV. Karya Agung, pihak pengelola angkutan bertanggung jawab untuk memberikan fasilitas angkutan yang baik dan layak pakai untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna jasa (penumpang) yang menggunakan jasa angkutan. Selain itu jika angkutan mengalami keterlambatan bahkan pembatalan keberangkatan maka pihak pengelola perusahaan pengangkutan CV. Karya Agung akan mengembalikan biaya angkutan yang sebelumnya telah dibayarkan oleh penumpang. Selain itu, apabila terjadi kecelakaan dalam pengangkutan, pihak pengelola perusahaan pengangkutan CV. Karya Agung bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerugian yang dialami oleh pengguna jasa (penumpang). Jika penumpang meninggal dunia akibat

Untuk mengantisipasi tanggung jawab yang mungkin timbul, perusahaan pengangkutan umum wajib mengasuransikan tanggung jawabnya. Mengasuransikan tanggung jawab merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan pengangkutan sebagaimana yang diatur Pada Pasal 189 UU No. 22 Tahun 2009.

116

Diakses dari

kecelakaan pengangkutan, maka perusahaan pengangkutan dan pengemudi berkewajiban memberikan bantuan kepada ahli waris korban berupa biaya pengobatan dan/atau biaya pemakaman. Dan bila akibat kecelakaan pengangkutan tersebut, penumpang mengalami cedera atau luka-luka, maka pihak perusahaan pengangkutan CV. Karya Agung akan membantu biaya pengobatan sebagi wujud tanggung jawab pihak pengangkut terhadap penumpangnya. Untuk barang bawaan penumpang, pihak perusahaan pengangkutan CV. Karya Agung bertanggung jawab untuk memberikan fasilitas bagasi sebagai tempat penyimpanan barang bawaan penumpang selama pengangkutan terjadi. Apabila barang bawaan penumpang mengalami kerusakan atau hilang, maka perusahaan pengangkutan hanya bertanggung jawab terhadap barang bawaan penumpang yang terdapat di bagasi, dengan ketentuan penumpang dapat membuktikan bahwa barang tersebut rusak ataupun hilang disebabkan kelalaian pihak pengangkut. Namun, terhadap barang bawaan penumpang yang berada dibawah pengawasan dan penjagaan penumpang sendiri, pihak pengangkut tidak bertanggung jawab atas kerusakan maupun kehilangan barang tersebut. Selain itu, bentuk tanggung jawab lain yang diberikan perusahaan pengangkutan CV. Karya Agung kepada penumpangnya adalah jika penumpang sampai di tempat tujuannya pada malam hari, maka pengemudi angkutan akan mengantar penumpang sampai di rumahnya atau tempat lain yang menjadi tujuannya. Hal ini untuk melindungi keselamatan dan keamanan penumpang. Adapun bentuk ganti kerugian yang akan diberikan oleh pihak pengangkut kepada penumpang akibat kerusakan dan kehilangan barang bawaan penumpang adalah berdasarkan kesepakatan atau negoisasi antara pihak pengangkut dan pihak penumpang yang mengalami kerugian. Dalam hal pertanggungjawaban kepada pihak penumpang, perusahaan pengangkutan CV. Karya Agung bersama pengemudi angkutan sama-sama bertanggung jawab atas segala hal yang dialami oleh penumpang selama penyelenggaraan pengangkutan. Dan sesuai dengan kewajiban yang diberikan oleh UU No. 22 Tahun 2009 kepada pihak

pengangkut, maka perusahaan pengangkutan CV. Karya Agung mengasuransikan tanggung jawabnya, yaitu kepada PT. Jasa Raharja.117

C. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa (Penumpang) Angkutan

Dokumen terkait