• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR1

A. Tugas Profesional Guru (Tugas Mengajar)

3. Tanggungjawau Menjaui Seorang Guru Dalam Menjalankan 1 ugasnya Sebagai Pengajar

ai

28

3. Tanggungjawau Menjaui Seorang Guru Dalam Menjalankan 1 ugasnya Sebagai Pengajar

Sebenamya tugas menjadi seorang bukanlah pekeijaan yang sangat ringan seperti anggapan yang selama ini. Pada umumnya setiap guru disamping bertanggungjawab sebagai pengajar juga mempunyai tanggung jawab kepada Allah SWT yaitu seorang guru bukanlah yang sangat ringan seperti anggapan orang selama ini. Pada umumnya setiap guru disamping bertanggung jawab sebagai pengajar juga mempunyai tanggung jawab kepada Allah SWT yaitu seorang guru harus benar-benar mendidik muridnya dengan sebaik-baiknya. Karena murid adalah amanat yang dibebankan wali murid kepada guru tersebut. Firman Allah SWT :

Artinya : “Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah SWT memberi pengajaran sebaik-bainya kepadamu. Sesungguhnya Allah SWT Mendengar lagi Maha M elihat”* 26

. Athiyah Al-Abrasi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Rintang, Jakarta, him. 136 HA. Soenaijo, Al Qur 'an dan Terjemahan, Depag, PPKA, 1984, him.

29

Sebelum menguraikan tanggungjawab mengenai secara rinci terlebih dahulu akan penulis sebutkan sistem penempatan guru.

Sebelum menguraikan tanggungjawab mengenai guru secara nnci terlebih dahulu akan penulis sebutkan penempat guru.

M. Ngalim Purwanto, MP mengemukakan paling sedikit ada tiga sistem penempatan guru, yaitu:

a. Sistem penempatan guru kelas. b. Sistem guru bidang studi

c. Sistem campuran”

Ketiga penempatan guru tersebut memunyai tanggung jawab yang berbeda-beda, seorang pemimpin harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kepemimpinannya. “Demikian pula tanggung jawab seorang guru dalam fungsi kependidikannya tidak dapat dikatan kecil”.27 28 Oleh karena itu, akan penulis uraikan ketiga tugas dalam setiap bidang guru di atas sebagai berikut:

1. Sistem guru kelas, guru kelas adalah guru yang diserahi satu kelas yang terdiri atas sejumlah muridselama satu tahun atau lebih. Seperti halnya pada sekolah-sekolah umum lainnya tanggung jawab guru adalah

27 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervise Pendidikan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987, him. 124

30

“mengeijar semua pelajaran yang berlaku di kelas itu” iJ Sesuai dengan jenjang pendidikan.

2. Sistem guru bidang studi, guru bidang studi adalah yang berlaku di SLTP atau SLTA. Guru ini mempunyai tanggung jawab mengajar di beberapa kelas, sesuai dengan keahliannya seperti yang tercantum dalam ijazah keguruannya.

3. Sedangkan sistem guru campuran yaitu gabungan dari kedua sistem atas. Guru diserahi kelas dan pada jam-jam tertentu mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan keahliannya/ hobinya di kelas lain.

Pada dasamya tanggung jawab guru dalam mengjalankan tugasnya ada tiga macam, yaitu : “guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, dan

guru sebagai administrator”.29 30

Kemudian ada lima hal yang merupakan pengembangan dari pendapat di atas yaitu : “tanggung jawab dalam pengajaran, tanggung jawab dalam memberikan bimbingan, tanggung jawab dalam memberikan kurikulum, tanggung jawab dalam mengembangkan profesi, dan tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat” 31

29 Ibid, him. 124

30 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Barn Bandung, 1989, him. 15 31 Ibid, him. 15

31

Diantara tugas-tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah menyusun perencanaan pengajaran yang penulis bagi dalam tiga pokok bahasan, yaitu:

- Perencanaan kegiatan belajar mengajar. - Proses belajar mengajar.

- Evaluasi terhadap proses belajar mengajar. a. Perencanaan Kegiatan Belajar Mengajar

Sebagai langkah awal dari pengelolaan proses belajar mengajar, yang perlu dilakukan adalah seorang guru adalah merencanakan program yang akan diajarkan kepada anak didik di kelas. Planing adalah merupakan faktor yang amat penting dalam pengelolaan proses belajar mengajar yang baik. Perencanaan belajar mengajar harus mencakup aspek pembelajaran afektif, dimana perencanaan belajar mengajar tersebut dapat menggambarkan bentuk-bentuk sikap dan tingkah laku yang dimilikki siswa setelah melaksanakan kegiatan belajamya. Dalam pembahasan rencana mengajar, guru yang baik adalah melihat ke depan dan menyiapkan sebanyak mungkin kemungkinan-kemungkinan yang teijadi. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam merencanakan program pengajaran, yaitu:

1) Merumuskan Tujuan Instruksional

32

a) Tujuan instruksional Umum b) Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan instruksional Umum adalah tujuan yang teiah dirumuskan dalam kurikulum, sehingga guru tidak perlua merumuskan sendiri. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus adalah merupakan hasil dari perumusan guru itu sendiri, dan sebagai penjabaran dari Tujuan Instruksional Umum. Tujuan Instruksional Khusus merupakan hasil belajar siswa yang diharapkan dapat tercapai setelah siswa mengikuti program pengajaran tertentu”.32

Dalam merumuskan Tujuan Instruksional Khusus ada tiga hal yang perlu dipenuhi, yaitu:

a) Rumusan tujuan harus berpusat pada perubahan tingkah laku pada anak didik.

b) Rumusan ujuan harus berisikan tingkah laku operasional.

c) Rumusan tujuan berisikan makna dari poko bahasan yang akan diajarkan.

2) Menetapkan Bahasa Materi Pelajaran

Setelah diketahui tujuan yang akan dicapai dalam suatu pertemuan, maka seorang guru dapat menentukan materi pada pencapaian tujun.

33

Daiam menetapkan materi pelajaran im ada beberapa peaoman yang harus diikuti, antara lain:

a) Bahan harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.

b) Bahan yang disusun dari sederhana menuju ke hal-hal yang kompleks.

c) Bahan yang ditulis daiam perencanaan pengajaran terbatas pada konsep saja, atau daiam bentuk garis besamya saja.

d) Menetapkan bahan pengajaran harus serasi dengan urutan tujuan. e) Urutan bahan hendaknya memperhatikan kesinambungan”.33 3) Menetapkan Kegiatan Belajar Mengajar

Menetapkan kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh guru dan oleh murid selama proses belajar mengajar berlangsung sesuai dengan bahan pelajaran yang diberikan” 34

4) Menetapkan Alat Pelajaran dan Sumber Bahan

Daiam langkah ini seorang guru dituntut untuk menentukan alat pelajaran yang akan dibutuhkan. Alat pelajaran yang dapat menentukan atau memperlancar pemcapaian tujuan dan memperkecil

verbalisme pada anak didik. 5) Perumusan Alat Evaluasi

33 Ibid; him. 69

34

“Perumusan alat evaluasi menyangkut pre tes dan pos tes, jems evaluasi tes tertulis dan lesan, serta bentuk evaluasi obyektif atau esaay, tes tindakan, sikap atau kemampuan kognitiF.3j

b. Proses Belajar Mengajar

Belajar adalah suatu proses aktif dimana teijadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya. Pendapat lain mengatakan “Learning may be defined as the process by wich behavior originites or is altered through treaning or experiences”. Yang artinya belajar dapat didefinisikan melalui pemberian latihan dan pengalaman.

Pendapat hampir serupa dikemukanan oleh Cronbach adalah “Learning is shown by change in behavior as a result o f experiences”, yang artinya adalah belajar ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasii dari pengaiaman. Proses belajar mengajar akan bermakna dan berdaya guna bila guru memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Saling mempercayai antar guru dengan peserta didik.

b. Memperhatikan kebutuhan individu peserta didik, baik kebutuhan tisik maupun kebutuhan psikhis.

Dalam proses belajar mengajar perlu dilaksanakan pronsip perbuatan belajar mengajar karena prinsip tersebut menyebabkan seseorang 35

35

melakukan suatu kegiatan belajar. Seorang melakukan perbuatan apabila hal tersebut menarik perhatian atau minat serta dirasakan sebagai sesuatu kebutuhan dalam hidupnya.

Dalam kegiatan ini seorang guru harus soap dengan perencanaan yang sudah disusun dan disiapkan secara matang untuk disajikan di depan anak didik. Dalam proses belajar mengajar ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru, antara lain :

a. Mengenai anak didik

b. Mengadakan apersepsi terhadap materi yang akan disajikan. c. Menyajikan materi yang telah direncanakan.

a) Mengenai anak didik.

Seorang yang telah masuk ke dalam kelas, langka pertama adalah harus berusaha bagaimana caranya agar dapat mengenai peserta didik secara akrab dan baik dalam waktu yang reiatii singkat. Mengajar menurut para ahli tidak akan berhasil tanpa menengal peserta didik terlebih dahulu. Seorang guru akan mengetahui kelebihan dan kekuarangan dari masing-masing peserta didik, kebutuhan, serta tabiat-tabiat lainnya, jika langkah tersebut dilakukan terlebih dahulu. Dengan demikian seorang guru akan dapat menyesuaikan kebutuhan anak didik seperti kebutuhan jasmani, kebutuhan rokhani, serta kebutuhan intelektual.

Robert J. Havigurst, dalam bukunya Human Development and Education, mengemukakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan anak dan pemuda yang disebut dengan Development Tsak, yaitu kesanggupan memenuhi tugas-tugas tersebut, akan memberi rasa puas dan bahagia, sebaiknya apabila gagal dalam memenuhi kebutuhan tersebut maka akan menimbulkan perasaan kecewa, tidak senang, dan kecemasan dari pihak lingkungan”.

b) Mengadakan apresepsi terhadap materi yang akan disajikan

Langkah ini sangat tepat untuk memulai suatu proses belajar mengajar, yang bertujuan untuk menjajaki seberapa jauh kemampuan siswa untuk menerima materi yang akan disampaikan. Karena disadari bahwa tiap- tiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Dan itu dapat dilihat dari latar belakang, intelegensi, minat, bakat, perhatian, serta kecakapannya. Dalam hal ini guru dituntut kejeliannya terhadap perbedaan-perbedaan individu tersebut agar dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan taraf kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa.

c) Menyajikan materi yang telah direncanakan

Dalam kegiatan ini seorang guru tidak akan lepas dari beberapa faktor pendukungnya, yaitu: 36

36 S. Nasution, M.A. Op.Cit, him. 26

37

1. Metode mengajar 2. Alat pelajaran

3. Penguasaan bahan pengajaran 4. Manajemen kelas

1) Metode Mengajar

Bilamana seorang guru sudah melakukan tugas mengajar, maka ia berarti telah melakukan komunikasi dengan siswa didalam maupun di luar kelas. Komunikasi itu akan teijadi guru dengan kewajibannya sebagai pendidik mampu menimbulkaii minat siswa. Untuk menimbulkan situasi yang demikian diperiukan metode yang mampu membangkitkan minat belajar siswa. Metode pengajaran dapat berfungsi dengan baik jika guru dapat memilih dan mampu menggunakan dengan tepat dan benar. Guru sebagai penanggungjawab penggunaan metode perlu sekali mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut:

a. Kondisi anak didik

b. Materi pelajaran yang akan diajarkan

c. Situasi dimana anak sedang melakukan KBM d. Aiat-aiat yang tersedia

e. Kemampuan guru untuk itu sendiri dalam menggunakan metode f. Tujuan yang akan dicapai (Sardiman, 1996:97)

38

2) Alat Pengajaran

Untuk membantu seorang guru agar lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, maka seorang guru haras dapat memilih dan menggunakan alat peraga dengan baik dan benar. Dalam dunia pendidikan alat peraga yang biasa digunakan adalah:

“a. Alat peraga dua atau tiga dimensi, bagan, grafik, poster, peta datar, gambar mati, serta peta timbul.

b. Alat peraga yang diproyeksi, seperti film, slide dan film skrip”.37

Dalam memilih alat pelajaran tersebut haras dipertimbangkan kemampuan sekolah yang bersangkutan. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua alat pelajaran yang harganya mahal dan bagus dapat menjamin tercapainya tjuan secara optimal, serta belum tentu pula alat peraga yang harganya murah dan sederhana tidak dapat mencapai sasaran pemgajaran yang efektif dan efesien. Disini dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan alat pelajaran yang tepat dan benar.

3) Penguasan Bahan Pengajaran

39

Untuk mendukung agar seorang guru tampil menarik dan lancar, maka ia haras benar-benar menguasai bahan pengajaran yang akan disampaikan. Tanpa adanya penguasan materi pelajaran yang sungguh-sungguh, kecil kemungkinan seorang guru dapat mencapai tujuan yang telah digariskan matang dan mantab sangatlah diperlukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membaca atau mencari literatur-literatur lain yang ada kaitannya dengan bahan pengajaran atau materi yang akan disampaikan kepada siswa.

4) Manajemen Kelas

Dalam proses pengajaran seorang siswa haras tanggap terhadap apa yang diinginkan oleh siswanya, mulai dari masuk kelas sampai dia keluar dari ruangan kelas. Setiap guru haras memulai setiap aktivitasnya dengan tepat. Buatlah situasi ruangan yang lebih menarik dan menyenangkan dengan hiasan-hiasan-hiasan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam manajemen kelas ini seorang guru bertindak disiplin terhadap kegiatan yang dihadapinya. Kedisiplinan yang dinginkan siswa dan moral kelas yang baik, tergantung dari efektivitas mengajar yang baik dan efisiensi manajemen kelas yang baik pula. Tegas tetapi adil dan konsisten. Persiapan yang seksama dan percaya adalah dengan siswa dengan tetap menjaga kewibawaan sebagai seorang guru, ramah, dan

40

menunjukkan perhatian yang penuh terhadap siswa. Dal am manajemen kelas ini guru harus tegas dalam memberikan keputusan dan jawaban kepada siswa. Namun ketegasan bukan berarri kekakuan, tidak mula dominasi yang komplit, dan bukan berara gerang yang menjadikan siswa takut kepadanya Guru harus mengambil bagian dari setiap aspek dalam kontrol kelas. Tetapi sebelum ia mengambil keputusan sebaiknya ia berfikir terlebih dahulu untuk apa ia berbuat seperti itu dan bagaiman nanti efeknya 5) Evaluasi Terhadap Proses Belajar Mengajar

Setelah berbagai program selesai dilakukan, maka langkah akhir dari seorang guru adalah mengadakan penilaian terhadap semua kegiatan tersebut. Evaluasi di sini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai, sesuai dengan luiuan yang telah dirumuskan sebelunya, serta untuk mengetahui dalam hal apa saja yang masih belum tercapai.

Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana. sistematis, terarah berdasarkan atas tjuan yang jelas" Kegiatan evaluasi memerlukan kegunaan informasi yang diperoleh melalui pengukuran maupun dengan cara lain untuk menentukan 38

41

pendapat dan keputusan-keputusan pendidikan. Pendapat dan keputusan tentu saja akan dipengaruhi oleh kesan pribadi dan sistem nilai yang ada pada pembuat keputusan” .39

Dokumen terkait