STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS DI LUAR SEKOLAH
DENGAN PRODUKTIVITAS MENGAJAR GURU MI
KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2005/2006
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana dalam llmu Tarbiyah
Oleh :
AHMAD MUSTOFA
NIM : 11404032
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN SALATIGA
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
S A L A T I G A
Jl. Stadion No. 03Telp. 323433, 323706 Kode Pos 50721 Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 1 (satu) naskah Salatiga, Agustus 2006
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada
Yth. Ketua STAIN
di Salatiga
Assalam u’alaikunt, Wr. Wb
Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa
Nama
SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS
MENGAJAR GURU Ml KECAMATAN GUBUG
KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN
2005/2006
Untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi.
Demikian untuk menjadikan periksa.
Wassalamu’alaikum, Wb. Wb
ii
Judul : STUDI KORELASI ANTARA AKTI VITAS DI LUAR
SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS MENGAJAR GURU
MI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2005/2006
Nama Ahmad Mustofa
NIM : 11404032
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
H A L A M A N P E N G E S A H A N
Salatiga,...2006
Penguji I
Drs. H. Nasafi Drs. Kastolani, M.Ae
NIP. 150267026
H A L A M A N M O T T O
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu an
siksa neraka ...”(QS. At-Tahrin: 6)
H A L A M A N P E R S E M B A H A N
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Bapak, Ibu, adik, dan seluruh anggota keluarga yang selalu memberikan dorongan
dan semangat.
2. Anak dan istri yang selalu saya cintai
KATA PENGANTAR
B ismi 1 lahirrahmanirrahi m.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahirabbi, Shalawat serta salam
kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga
dan sahabatnya, atas limpahan karunia, taufiq, hidayah, serta inayahnya, sehingga
penulis telah menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula penulis hanturkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga (STAIN) Salatiga.
2. Bapak Dr. Rahmat Harijadi, M.Pd selaku Dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
3. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
yang telah memberikan motivasi dan petunjuk kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memperhatikan dan memberikan dorongan baik
moril, spirituil, dan materiel sehingga perkuliahan serta penulisan skripsi ini dapat
selesai.
5. Saudara/i keluarga yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini.
D A F T A R I S I
HALAMANJUDUL... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... viii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A Latar Belakang... 1
B. Perumusan Masalah... 5
C. TujuanPenelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Defmisi Operasional... 7
F. Hipotesis... 9
G. Variabel Penelitian... 10
H. Metode Penelitian... 11
I. AnalisisData... 13
J. Sistematika Penulisan Skripsi... 15
BAB II L A N D A S A N TEORI 16
A. Tugas Profesional Guru (Tugas Mengajar)... 18
1. Pengertian Guru dan Tugasnya... 18
2. Syarat-syarat G uru... 22
3. Tanggungjawab Menjadi Seorang Guru dalam Menjalankan Tugasnya Sebagai Pengajar... 28
B. Tugas Guru di Luar Sekolah... 41
1. Kegiatan Guru dalam Keluarga/ Rumah Tangga... 41
2. Kedudukan Guru dalam Masyarakat... 43
3. Jenis Kegiatan Guru dalam Masyarakat... 44
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN... 50
A. Situasi Umum MI Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan... 50
1. Latar Belakang daan Sejarah Berdirinya... 50
2. Letak Geografis... 52
3. Sarana dan Prasarana... 54
4. Struktur Organisasi... 55
5. KeadaanGuru... 56
B. Tentang Aktivitas Guru... 57
1. Aktivitas di Luar Sekolah... 57
2. Tugas-Tugas di Sekolah Guru MI Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan... 61
ix
A. Analisis Pendahuluan... 64
B. Analisis Uji Hipotesa... 64
C. Analisis Lanjut... 70
BAB V PENUTUP... 72
A. Kesimpulan... 72
B. Saran-saran... 73
C. Penutup... 74
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN BAB IV AN ALISA DATA... 64
BAB I
PEN D AHL Llj AN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar
mengajar dal am kelas adalah guru. Oleh karena itu guru tidak saja mendidik
fungsi sebagai orang dewasa yang bertugas profesional memindahkan ilmu
pengetahuan (transfer o f knowledge) atau penyalur ilmu pengetahuan (transmitter
of knowwledge) yang dikuasai pada anak didik, melainkan lebih dari itu ia
menjadi pemimpin, dan pembimbing dikalangan anak didiknya.
Sebagai pemimpin, dia harus mempunyai kemampuan untuk
mengorganisasikan ide-ide yang perlu dikembangkan dikalangan anak didiknya
dengan sistem kepemimpinan yang dapat menggerakkan minat, gairah, serta
semangat belajar mereka melalui metode apapun yang sesuai dan efektif.
Sebagai pendidik guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai
pengarah dan pembina pengembangan bakat anak didiknya ke arah titik maksimal
yang dapat mereka capai. Dengan demikian guru bukan hanya memompakan ilmu
pengetahuan dalam jiwa anak melalui kecerdasan otaknya akan tetapi harus
mampu mengarahkan kemana seharusnya bakat dan kemampuan anak itu perlu
dikembangkan. Sudah barang tentu demikian maka sasaran tugas guru sebagai
pendidik tidak hanya terbatas pada mencerdaskan otak (intelejensi) saja,
melainkan juga harus berusaha membentuk seluruh pribadi anak menjadi manusia
2
dewasa yang berkemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
mengembangkannya untuk kesejahteraan hidup umat manusia. Kemampuan
tersebut, berkembang diatas dan menurut sistem nilai-nilai yang dijiwai oleh
norma-norma agama serta perikemanusiaan.
Sebagai pembimbing guru harus mengfunsikan gurunya sebagai
penunjuk jalan yang benar dalam pengembangan yang tepat dari anak didik
dengan mendorong dan meningkatkan potensi kejiwaan dan jasmaninya.
Bila guru sebagai fungsi pemimpin, sebagai pendidik dan pembimbing
bagi anak didik yang belum dewasa maka ia berarti sekaligus berfungsi sebagai
pembaharu (inovator) penghubung antar ilmu yang dimiliki dengan anak didik,
dan penyuluh dalam membantu anak untuk memecahkan segala kesulitan yang
dihadapi dalam proses pendidikan atau proses belajar mengajar.
Oleh karenanya, maka guru sebenamya adalah tokoh ideal pembawa
norma dan nilai kehidupan masyarakat dan sekaligus pembawa cahaya terang
bagi anak didik dalam kehidupan ilmu pengetahuan.
Mengingat betapa besamya peranan guru demikian itu, maka
kepribadian guru yang banyak terungkapkan dalam tingkah lakunya setiap hari
banyak diamati masyarakat sekitar apalagi dikalangan anak didiknya didalam dan
3
Menurut Abdullah Nasih uiwan mensyaratkan Dagi setiap guru atau
pendidik untuk memiliki sifat-sifat asasi, yaitu ikhlas, bertaqwa, berilmu, bersikap
dan berperilaku santun, serta memiliki tanggung jawab.1
Dengan mendasarkan pada pendapat diatas maka guru yang ideal adalah
guru yang mempunyai kompetensi profesional. Hal ini didasarkan pada sabda
N abi:
Artinya : Jika suatu urusan diserahkcin kepada orang yang bukan profesinya maka tumbuhlah kehancurannya.2 3
Juga firman Allah SWT yang mengingatkan kita, seperti yang tercantum
masing sesungguhnya aku adalah orang yang pekerja/
Pengajaran memang bukan teori dan praktik yang sederhana, karena hal
ini berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab seorang guru. Guru atau pengajar
mempunyai peranan dalam kaitannya dengan keberhasilan siswa, karena mereka
memberi bahan ajar kepada siswanya, secara formal maupun non formal.4 Dengan
kata lain disamping guru mempunyai tugas di sekolah juga mempunyai tanggung
jawab dan aktivitas di luar sekolah.
1 HM Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Bumi Aksara, Jakartaa, 1995, him 56 2 Ibit; him 15
3 Ibit; him 116
4
Semua lembaga pendidikan berupaya agar tujuan peserta didik aapai
tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan bersama. Oleh karena itu, suatu
lembaga pendidikan harus mempunyai tenaga pengajar yang profesional.
Disamping itu guru harus memenuhi persyaratan baik secara fisik maupun mental.
Dari segi fisik, misalnya : guru harus berbadan sehat, kuat, dan yang lamnya
mempunyai kasih sayang, dapat berperilaku adil dan sebagainya. Hal ini
dimaksudkan agar tidak teijadi kekecewaan yang mungkin timbul dari siswa. Di
bidang sosial, misalnya ikut mendorong laju pembangunan. Serta di bidang
profesi keguruan hendaknya memahami dan mengamalkan kode etik keguruan.
Serta berusaha agar setiap tingkah laku dan tutur kata harus menggambarkan
seorang yang berbahaya, mengingat tugas dan tanggung jawab seorang guru baik
di sekolah, dalam hal ini sebagai pengajar, maupun di luar sekolah yang demikian
padatnya.
Yang mendorong peneliti mengajukan judul adala sebagai berukut:
1. Mengajar itu akan baik apabila disertai dengan faktor-faktor pendukung yang
baik pula, yaitu yang meliputi persiapan mental mengejar yang baik serta
kondisi badan yang baik pula.
2. Tugas seorang guru tidak harus mengurus anak-anak didik di sekolah saja,
tetapi juga mempunyai aktivitas di luar sekolah seperti menjadi tokoh
5
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul
“STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS DI LUAR SEKOLAH DENGAN
PRODUKTIVIT AS MENGAJAR GURU MI KECAMATAN GUBUG
KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2005/2006”,
B. Perumusan Masalah
Faktor penelitian bersumber pada aktivitas guru di luar sekolah yang
dikaitkan dengan pelaksanaan tugas guru di sekolah. Bertitik tolak dari uraian dan
latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas guru di luar sekolah pada MI Kecamatan Gubug?
2. Bagaimana tugas kegiatan guru di sekolah dalam merencanakan tujuan
kurikuler, kegiatan ekstrakulikuler, dan kurikuler pada guru MI Kecamatan
Gubug?
3. Apakah terdapat korelasi aktivitas guru di luar sekolah dengan tugas guru di
sekolah pada MI Kecamatan Gubug?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui aktivitas guru di luar sekolah pada MI Kecamatan Gubug?
2. Untuk mengetahui tugas atau kegiatan guru di sekolah pada MI Kecamatan
b
3. Untuk mengetahui koreaasi antara aktivitas guru di luar sekoian aengan tugas
guru di sekolah.
D. Manfaat Penelian
Studi dan evaluasi yang kontinu mengenai aktivitas guru di luar sekolah
terhadap guru di sekolah perlu untuk terns dikembangkan dan tindak lanjuti, baik
pada jenjang tingkat dasar maupun jenjang perguruan tinggi. Hal ini dimaksudkan
guna peningkatan bobot penyajian dan profesionalisme seorang guru.
Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh aktivitas guru di luar sekolah
dengan tugas guru di sekolah kiranya dapat memberikan masukkan atau bahan
pertimbangan bagi pembuat kebijakan maupun bagi para praktisi pendidikan.
Hasil penelitian dapat memberi masukan bagi pembuat kebijakan dalam
merancang kurikulum yang lebih managable, fungsional bagi anak didiK. rrakusi
pendidikan khsususnya bagi para guru agama Isiam dapat mengambil hasil
penelitian ini sebagai bahan perbandngan dalam mengembangkan waktu seeara
efektif dan efesien bagi tercapainya proses belajar mengajar yang lebih baik pada
Madrasah Ibtidaiyah.
Bagi peneliti sendiri hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan untuk
menambah wawasan serta membuka cakrawala barn bagi pengembangan disiplin
7
E. Definisi Operasionai
Untuk pengukuran dan pengamatan dalam kaitannya dengan tugas guru
di sekolah dengan tugas guru di luar sekolah, diperlukan adanya batasan
operasionai. Tugas guru di luar sekolah maksudnya adalah yang berkaitan dengan
masalah keagamaan saja.
1. Aktifitas di luar sekolah
Aktivitas guru di luar sekolah menurut Wiggens adalah “tanggung jawab
guru dalam memberi petunjuk terhadap anak dalam menggunakan waktu luang,
tanggung jawab kehidupan moral, atau kehidupan religius, kenyamanan dalam
kehidupan keluarga, terhadap tempat-tempat yang dikunjungi, terhadap aktivitas
kemasyarakatan, dalam berbagai bentuk, dan terhadap sesama, dimana siswa
berhubungan”"
2. Produktivitas Mengajar
Tugas guru di sekolah adalah membantu murid dalam memperbaiki
proses pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah dilihat sebagai sub sistem,
yaitu “seperangkat obyek-obyek yang terdiri dari komponen-komponen yang
saling bergatung”5 6 7
Sedangkan yang dimaksud dengan guru yaitu “mereka yang memberi bahan
ajar kepada siswa, baik secara moral maupun non formal” Untuk melaksanakan
tugas seorang guru meningkatkan proses belajar mengajar guru menempati figur
5 Piet A. Sahertian & Ida Aleida, Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, him 40 6 Ibid[ him. 84
8
sentral. Di tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasii atau ndaknya
pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah, serta terletak pada tangan
merekalah bergantungnya masa depan karier para peserta didik yang menjadi
tumpuan orang tuanya. Agar para guru mampu menunaikan tugasnya secara baik_
maka terlebih dahulu hams memahami dengan seksama tentang hal-hal yang
berkaitan dengan proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran, gum
sebagai pengajar dan siswa sebagai subyek belajar, dituntut adanya profil
kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, dan tata nilai serta sifat-
sifat pribadi, agar proses pembelajaran dapat beijalan secara efektif dan efisien.
Dalam rangka membina, membimbing dan memberikan motifasi ke arah
sesuatu yang dicita-citakan, maka hubungan gum dengan siswa haruslah edukatit
yaitu suatu proses hubungan timbal balik yang memiliki tujuan tertentu, yaitu
untuk mendewasakan siswa. Hal ini bukan suam yang dengan mudah dapat
dicapai begitu saja, tetapi sangat memerlukan usaha yang serius. “Gum sebagagai
pembina dan pembimbing haras mau dan dapat menentukan siswa sebagai anak
didiknya di atas kepentingan yang lain”.8 Oleh karena itu gum haras mampu
menempatkan dirinya diantara dua tugas dan tanggung jawabnya. Di satu sisi
gum mampu melakukan tugasnya di sekolah, tetapi di sisi lain juga haras
melaksanakan aktivitasnya di tengah-tengah masvarakat sebagai guru agama.
Misalnya memberi ceramah, pengajian, dan menjadi panitia pada penngatan han
besar agama. Kedua hai tersebut di atas harusiah dapat diiaksanasan secara
seimbang dan selaras.
Dengan demiian yang dimaksudkan dengan produktivitas mengajar
adalah pengajaran yang menghasilkan dampak positif yaitu terkuasainya
pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.9
F. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin
salah. Dia akan ditolak jika salah satu dan di terima jika fakta membenarkan.
Pada dasamya hidup bergaui dan bermasyarakat adaiah suatu keiaziman
dan tuntutnan jiwa dari manusia itu sendiri. Demikian juga pada kehidupan
seorang guru, disamping mereka mempunyai tugas di sekolah, juga dituntut dapat
bergaui dalam masyarakat baik sebagai makhluk individu maupun sebagai
makhluk sosial.
Berdasarkan uraian di atas dalam proposal ini penelitian mengemukakan
hipotesis sebagai berikut : “Ada pengaruh yang negatif antara aktivitas guru di
luar sekolah dengan tugas-tugas di sekolah. Semakin banyak aktivitas yang
dilakukan di luar sekolah, maka akan semakin lemah dalam menjalankan
tugasnya di sekolah’.
9
iO
G. Variabel Peneiitian
Dalam penulisan proposal ini ada dua variabel yaitu dua variabel
aktivitas guru di luar sekolah atau variabel pengaruh dan variabel tugas guru di
sekolah atau variabel terpengaruh.
1. Variabel yang mempengaruhi (independent yaitu aktivitas guru di luar
sekolah dengan indikator sebagai berikut:
a. Tugas dalam keluarga
- Mendidik anak
- Membantu istri atau suami
b. Tugas dalam masyarakat
- Pengaj ian A1 Qur ’ an
- Ceramah agama
2. Variabel mempengaruhi (dependen), yaitu tugas guru di sekolah, dengan
indikator sebagai berikut:
a. Perencanaan
- Merencanakan tujuan kurikuler
- Merencanakan tujuan pembelajaran (TPK)
- Merencanakan tujuan pembelajaran umum (TPU)
b. Kegiatan di sekolah
- Ekstra kurikuler
n
H. Metode Penelitian
1. Populasi
Populasi yang diteliti mencakup seluruh guru MI Kecamatan Gubug,
baik guru negeri maupun guru swasta.
Jumlah populasi guru MI se Kecamatan Gubug sejumlah 20 guru, yang
tersebar di 3 MI di Kecamatan Gubug lihat label 1
TABELI
KEADAAN GURU MI Di KECAMATAN GU&UG
NO NAMA GURU KELAS/ MATA PELAJARAN
1 Kumarudin, S.Ag Bhs. Arab (Kepala Sekolah)
2 Sri Mulyani Kelas I (Wakil Kepala Sekolah)
3 Anis Setiorini, S.Pd.1 DP A, Fiqih
4 A.S Hantotok PPKn, IPS
5 Pipin Mirawati, S.Pd Kelas I, II, ID (Bhs. Indonesia) 6 Diah Novita Sari, S.Pd Matematika
7 Hi. Siti Liqomah Kelas II
8 Hj. Karomah Kelas HI
9 Ngatmin Olah Raga
10 Sholihin, S.Ag Kelas HI (KS. Ringinharjo)
11 Sabar Kelas VI
12 Mutmainah Kelas VI
13 Suyanto, S.Pd.1 Kepala Sekolah MI Kemiri
14 Mahroni Kelas VI
15 Dimyati Kelas VII
16 Sri Wahyuni Kelas ffl, Kelas II
17 Sti Wahyuni Kelas I
18 Ahmad Mustofa Kelas IV, V, VI (Bhs. Indonesia)
19 Imam Bahasa Arab
12
2. Sampel
Dalam pengambitan sampel ini, menurut Suharsimi Arikunto bahwa
apabila obyeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua.
Sehingga dalam penelitiannya yang menjadi sample adalah 20 guru dari 3 MI
d Kecamaan Gubug. Selanjutnya jika obyeknya lebih besar, maka cukup
diambil 10-15% saja. Karena dalam penelitian ini obyeknya kurang dari 100
orang, maka peneliti mengambil populasi seluruh guru pada MI Kecamatan
Gubug yang beijumlah 20 orang. Dengan demikian peneliti menggunakan
teknik random sampling.
3. Metode Pengumulan Data
Untuk memperoleh data yang valid dalam proposal peneliti
menggunakan metode sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk menggali data tentang aktivitas guru di
sekolah melalui lebar observasi yang diajukan kepada kepala sekolah.
b. Metode Angket
Metode anket adalah metode pengumpulan data melalui dafuu pertanyaan
tertulis yang disusun dan dibenkan kepada seorang atau masyarakat.
Metode tersebut digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru
di luar sekolah yang diberikan kepada guru Ml Kecamatan Gubug.
13
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan jaian tanya
jawab sepihak yang dikeijakan secara sistematis dan berlandasan tujuan
penelitian. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data aktivitas
guru di luarsekolah dan tugas guru di sekolah. Interview ini dilanjutkan
kepada kepala sekolah dalam kaitannya dengan tugas guru di sekolah dan
diajukan kepada para istri atau suami guru dalam kaitannya dengan guru
di rum ah.
d. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mencari data yang sifatnya dokumentasi.
Seperti agenda , notulen rapat, dan Catalan. Dalam kaitannya dalam
metode ini peneliti menggali data dari kepada sekolah maupun dari para
guru. Dari sini diharapkan ada kesesuaian antara data dan kepala sekolah
maupun yang berasal dari para guru.
I. Analisis Data
Dalam skripsi ini penulis menggunakan analisa data, yaiitu data yang
terkumpul selama penelitian berjalan, kemudian dianalisa guna menjawab
permasalahan-permasalahan yang telah diajukan sebelumnya. Adapun eara
menganalisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini ada tiga tahap, yaitu :
1. Kuantifikasi
Analisa ini digunakan untuk memberi bobot nilai pada setiap pertanyaan
14
dalam penulisan ini yaitu bagi jawaban yang tepiiih, yang berbobot tinggi
akan mendapatkan nilai yang tinggi, dan sebaliknya bagi jawaban yang
berbobot rendah akan mendapatkan nilai yang rendah.
Adapun bobot yang peneliti tetapkan adalah :
- Untuk pilihan (a) bobot nilai 3
- Untuk pilihan (b) bobot nilai 2
- Untuk pilihan (c) bobot nilai 1
2. Analisa Uji Hipotesa
Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesa yang diajukan dengan
mengadakan perhitungan lebih lanjut, untuk membuktikan ada tidaknya
pengaruh dari aktivitas guru di luar sekolah dengan tugas mengajar. Peneliti
menggunakan ramus korelasi product moment l0, sebagai berikut:
T x y
-Ix y -iZ x X Z y )
N
Keterangan:
Txy = koefesien korelasi antarax dany
N = jumlah sampel yang diteliti
X = variabel aktivitas guru di luar sekolah
y = variabel tugas mengajar
I = sigma (jumlah)
15
3. Analisa Lanjut
Analisa ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesa yang
telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa.
Setelah diperoleh hasil koefesien korelasi antara variabel x dan y atau
diperoleh nilai To dikonsultasikan pada tabel, pada taraf 5% atau taraf 1%.
Apabila nila To diperoleh sama atau lebih besar dari nilai Tf maka
hasilnya signifikan. Dengan demikian hipotesis dapat diterima. Sebaliknya
apabila r<? lebih kecil dari pada T, maka tidak ada korelasi antara variabel x
dan y dengan demikian tidak ada signifikasi, maka hipotesisi dapat ditolak.
J. Sistematika Penyusunan Skripsi
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengelompokkan menjadi lima bab
yang sebelumnya dimulai dengan halangan judul, nota pembimbing, pengesahan,
motto, kata pengantar, daftar isi, dan tabel.
BAB I
Yang berisi tentang latar belakang, penegasahan istilah yang menjelaskan
masing-masing kalimat atau kata-kata sukar yang ada dalam judul, sebagaimana
maksud penulis yang akan dituangkan dalam skripsi ini. Kemudian disusul
dengan sub-sub bab permasalahan yang berisi tentang permasalahan yang akan
dibahas dalam skripsi ini dan dilanjutkan dengan sub bab hipoesis dari peneliti
16
merupakan pijakan dalam penyusunan skripsi ini. Kemudian dilanjutkan sub-sub
bab yang lain. Metode penelitian berisikan tentang cara penulisan dalam meneliti
obyek, yaitu guru MI Kemacatana Gubug. Sehingga cara tersebut diharapkan
sesuai dengan tata cara pengambilan data yang valid sebagaimana yang
digunakan para saijana terdahulu. Dan yang terakhir dalam sub-sub bab ini
adalah sistematika penyusunan skripsi yang berisikan susunan masing-masing bab
dan penggambaran dari masing-masing bab dalam skripsi ini.
BAB II
Tentang aktivitas guru di luar sekolah dan tugas mengajamya. Bab ini
merukan landasan teori aktivitas guru di luar sekolah serta pengaruhnya terhadap
tugas mengajar.
BAB III
Merupakan diskripsi dari obyek penelitian. Disini digambarkan tentang
situasi dan kondisi MI Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, baik tentang
kegiatan guru, siswa, sarana dan prasarana yang ada, serta kebijakan-kebijakan
1/
BAB IV
Tentang analisa data komputer SPS yang disajikan mulai data mentah
sampai pada hasil terakhir dari perolehan penelitian selama pelaksanaan
penelitian pada obyek penelitian. Penggunaan analisis komputer im berasumsikan
bahwa dalam menganalisa data akan lebih valid dan lebih efisien. sena
ketepatannya juga tidak dapat diragukan.
BAB
BA B II
LANDASAN TEOR1
Secara garis besar atau tinjauan secara umum atau makro, tugas dan
tanggung jawab guru dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : “tugas dal am
bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan" ! 1
Tugas guru sebagi profesi meliputi, mendidik, mengajar, dan melatih.
Tugas dalam bidang kemanusiaan, bahwasanya seorang guru harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus marnpu menarik simpati sehingga ia
menjadi idola para siswa. “Masyarakat menempatkan gum di tempat yang lebih
terhormat di lingkungannya, karena diri seorang gumlahg dapat diharapkan
memperoleh ilmu pengetahuan” 11 12
A. Tugas Profesional Guru (Tugas Mengajar)
1. Pengertian Guru dan Tugasnya
Yang dimaksud dengan gum di sini ada tiga macam, yaitu : “orang tua,
gum, dan pemimpin-pemimpin masyarakat, atau dengan kata lain orang yang
sudah dewasa”13. Orang tua adalah sebagai pendidik yang pertama dan utama.
sedangkan gum adalah sebagai pendidik yang kedua setelah orang tua. dan
11 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supen’isi Pendidikan, PT. Permata Pustaka Karya. Bandung. 1980, him. 17
12 Ibid; him. 11
13 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1981, him. 8
19
pemimpin masyarakat atau orang yang sudah dewasa adalah sebagai pendidik
yang ketiga.
Sedangkan yang menjadi kajian di sini adalah guru sebagai pendidik
yang kedua dalam kaitannya dengan tugas mengajar di sekolah. Secara
sederhana guru dapat diartikan sebagai “orang yang mengajar mata
pelajara” 14 5 Oleh karenanya diperlukan pengertian guru secara luas dalam
kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Pengertian mengajar harus diteijemahkan konseptual, disesuaikan
dengan pengertian mendidik. Mengajar adalah, “membimbing aktivitas
» 15
ana*.
S. Nasution, MA mendefinisikan mengajar ada tiga, yaitu :
a. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak.
b. Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak.
c. Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga
terjadi proses mengajar”.16
Dari defmisi tersebut dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang
mengorganisasikan anak didik serta menciptakan lingkungan yang kondusif
dalam rangka pengembangan fitrah manusia.
14 Anton Moelonom dkk, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, him. 228 l5S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1981, him. 8
20
Tugas guru sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang R1 Nomor
2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional,bab VIII mengenai tenaga
pendidikan, tepatnya pasal 27 ayat 1 s.d 3, bahwa tugas tenaga kependidikan
adalah:
1) Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar,
melatih, dan atau memberi pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
2) Tenaga kependidikan meliputi tenaga pendidik, pengelola, satuan
pendidikan, penilik, dan pengembangan di bidang pendidikan,
perpustakaan, laboratorium, dan teknis sumber belajar.
3) Tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat
dengan tugas utama mengajar pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta jenjang perguruan tinggi” 17
Drs. Piet Sahertian dan Dra. Aleida Sahertian membedakan guru pada
umumnya kedalam tiga macam, yaitu :
“a. Tugas profesional
b. Tugas personal
c. Tugas sosial”18
17 Fuad Hasan, Undang-Undang R1 No. 2 Tentang Sistem Pendidikan National, Aneka Ilmu, Semarang, 1989, him. 12
Saiah satu dan tugas gum di atas adaiah tugas protesionai yang
menjadikan gum memiiiki peranan protesionai yang termasuk didaiamnya
adaiah:
1) Seorang gum yang diharapkan mempunyai dan menguasai ilmu
pengetahuan yang diharapkan sehingga ia dapat memberi kegiatan pada
siswanya sehingga pendidikan dapat berhasil baik.
2) Seorang pengajar yang menguasai psycologi anak.
3) Seorang penanggungjawab dalam membina disiplin.
4) Seorang penilai dan konselor terhadap kegiatan siswa.
5) Seorang pengembang kurikulum yang sedang dilaksanakan.
6) Seorang menghubungkan kurikulum yang sedang dilaksanakan.
7) Seorang pengajar yang terns menems mencari (menyelidiki) pengetahuan
yang bam dan ide-ide yang bam untuk melengkapi informasinya”.19
Pendapat lain mengatakan bahwa tugas seorang gum antara lain
“pembimbing si terdidik serta mencari pengenalan terhadap si terdidik
terhadap kebutuhan dan kesanggupannya”. Disamping tugas-tugas tersebut
masih ada tugas-tugas yang lain adaiah “pendidik harus memiiiki pengetahuan
yang diperlukan “pendidik harus memiiiki pengetahuan yang diperlukan”.20
Memang tugas si pendidik atau gum tidaklah mudah. Bahwa para
pendidik memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan
19 Ibid, him. 38
21
22
tidak disangkal lagi. Oleh karena itu, sering disebut bahwa tanggung jawab
seorang guru adalah berat, tetapi sangat mulia dan luhur. Seperti dalam firman
Artinya : “Hendaklah ada diantara karnu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma 'ruf dan mencegah dariyang mungkar, merekalah orang-orangyang beruntung”. (QS. A l Maidah)21
2. Syarat-syarat Guru
Dalam proses belajar mengajar, pribadi guru sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pribadi si anak didik. Karena sikap, tindakan, dan
tingkah laku seorang guru akan menjadi contoh atau cermin bagisikap
siswanya dalam berbagai aspek kehidupan.
Oleh sebab itu, syarat-syarat untuk menjadi guru yang ideal sangat
kompleks. Juga dituntut perangai yang sangat baik, sikap, tabiat, budi pekerti,
dan kesempumaan fisik maupun psychisnya”.22 Dan juga keterbukaan dalam
menyampaikan ilmu kepada anak didiknya.
Sehubungan fungsi sebagai pengajarm pendidik, dan pembimbing maka
diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini akan 20
23
senantiasa menggambarkan pola tangkah laku yang diharapkan dal am
berbagai interaksi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun staf lainnya.
Sebagai seorang guru hams terbuka atas ilmu yang dimilikinya untuk
disampaikan kepada anak didiknya dalam rangka untuk mencapai tujuan
sebagai seorang pendidik untuk anak didiknya, sehingga tercapai proses
belajamya.
Dalam kitab Ta’limul Muta’alim dijelaskan bahwa syarat-syarat yang
mencari gum hams mempertimbangkan berbagai faktor seperti yang telah
disebutkan tadi. Dengan kata lain seorang gum hams memiliki kemampuan
yang lebih dibandingkan dengan siswanya. Hal tersebut dapat diambil
pengertian bahwa syarat-syarat seorang gum harus lebih alim, lebih wira’i dan
lebih tua.
Soewamo mengatakan bahwa “syarat-syarat yang hams dipenuhi oleh
seorang gum meliputi:
a. Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani.
b. Persyaratan psikis, yaitu kesehatan rohani. 21
24
c. Persyaratan mental, yaitu memiliki sikap mental yang lebih balk terhadap
profesi keguruan.
d. Persyaratan intelektual”."3
Guru sebagai jabatan profesinal memerlukan keahlian khusus karena
sebagai suatu profesi, guru harus memiliki syarat profesional. Untuk lebih
jelasnya mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
1. Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani. Yang artinya seorang guru
harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular yang
berbahaya.
2. Persyaratan psikhis, yaitu tidak sedang mengalami gangguan jiwa.
3. Persyaratan mental, yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap
profesi kependidikan, mencintai, mengabdi, serta memiliki dedikasi pada
tugasjabatannya.
4. Persyaratan moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki
sikap susila yang tinggi.
5. Persyaratan intelektual, yaitu memiliki pengeahuan dan ketrampilan yang
tinggi yang diperoleh dari lembaga pendidikan tenaga kependiuiKan, yang
diberikan bekal guna menunaikan tugas dan kewajibannya sebagai
pendidik. 22 23
22 Thomas Gordon, Gum YangEfektif, Rajawali, Jakarta, 1983, him. 32
Hal tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai b en k u t:
a. Seorang guru harus seorang pegawai yang dapat kewenangan unmk
mengajar yang dibutuhkan dengan Surat Keputusan pengangkatan yang
diberikan oleh pejabat yang memiliki wewenang untuk membenkannya
dalam hal ini materi.
b. Seorang guru adalah seorang yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, sehingga ia harus memiliki suatu agama tertentu yang
disyahkan oleh pemerintah, dan diyakini kebenarannya serta diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan lebih dan itu seorang guru atau
seorang pendidik harus beragama sebagaimana yang dianut oleh para
siswa.
c. Seorang guru haruslah seorang yang mempunyai kualitas sebagai tenaga
pengajar, hal ini dimaksudkan bahwa seorang guru harus benar-benar
mampu membimbing, mendidik, dan mengarahkan peserta didik dengan
baik dan benar sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya serta efektif dan efesien. Untuk itu seorang guru haruslah
seorang yang dapat membekali dengan ilmu-ilmu yang ada kaitannya
dengan profesinya yatiu dalam bidang keguruan. Untuk itu seorang guru
harus mempunyai ijazah dari lembaga yang berwenang untuk
26
& Seorang guru haruslah seorang yang berwenang Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Hal ini dimaksudkan agar seorang guru dapat
menanamkan kesadaran pada peserta didik untuk dapat menghayati dan
mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
kehidupan bemegara, berbangsa, dan bermasyarakat dalam kehidupan
sehari-hari secara konsekuen dan mumi.
Lebih jauh Balnadi Sutadipura (1989) memberikan syarat-suarat untuk
menjadi guru yang betul-betul profesional dalam bidangnya sebagai berikut:
1. Dibidang Fisik
a. Hendaknya ia berbadan sehat, kuat, dan mulus supaya terhindar dari
rasa kecewa yang mungkin timbul dari siswa.
b. Hendaklah ia berusaha agar segala gerak-gerik dan tutur katanya
menggambarkan manusia yang berbudaya.
2. Dibidang Psikhis
a. Secara spiritual, ia seorang yang beriman.
b. Secara mental ia harus:
1) Mencintai pelajaran yang diajarkan.
2) Selalu berusaha untuk menambah ilmu sesuai dengan
perkembangan jaman.
3) Progresif dan modem.
5) Demokratis.
3. Bidang Sosial
Hendaknya menjadi peserta pembangunan bangsa yang produktif.
4. Dibidang Profesi Keguruan
“la hendaknya memahami dan mengamalkan kode etik keguruan”.24 M.
Athiyah Al-Abrasy lebih lanjut memberikan persyaratan untuk menjadi
seorang gru yang baik ia harus :
1. Zuhud, yaitu tidak mengutamakan materi, mengajar hanya mencari
ridlo dari Allah SWT.
2. Bersih tubuhnya, baik secara jasmani maupun secara rohani, jauh dari
dosa dan kesehatan, tidak bersifat ria, dengki, hasut, dan perselisihan.
3. Ikhlas dalam melaksanakan tugasnya.
?5 4. Harus mengetahui tabiat murid”.~
Dari uraian di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa untuk
menjadi seorang guru yang benar-benar profesi memerlukan beberapa
persyaratan yang sangat kompleks. Akan tetapi bila syarat tersebut tidak
terpenuhi secara ketat dan ideal, maka pelaksanaan proses belajai mengajar
atau pendidikan akan mengalami hambatan. Apabila jumlah yang diterima
untuk mejadi seorang guru sangatlah terbatas. Disisi lain yang membutuhkan
pelayanan pendidikan sangat banyak.
S
ai
28
3. Tanggungjawau Menjaui Seorang Guru Dalam Menjalankan 1 ugasnya Sebagai Pengajar
Sebenamya tugas menjadi seorang bukanlah pekeijaan yang sangat
ringan seperti anggapan yang selama ini. Pada umumnya setiap guru
disamping bertanggungjawab sebagai pengajar juga mempunyai tanggung
jawab kepada Allah SWT yaitu seorang guru bukanlah yang sangat ringan
seperti anggapan orang selama ini. Pada umumnya setiap guru disamping
bertanggung jawab sebagai pengajar juga mempunyai tanggung jawab kepada
Allah SWT yaitu seorang guru harus benar-benar mendidik muridnya dengan
sebaik-baiknya. Karena murid adalah amanat yang dibebankan wali murid
kepada guru tersebut. Firman Allah SWT :
Artinya : “Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah SWT memberi pengajaran sebaik-bainya kepadamu. Sesungguhnya Allah SWT Mendengar lagi Maha M elihat”* 26
29
Sebelum menguraikan tanggungjawab mengenai secara rinci terlebih
dahulu akan penulis sebutkan sistem penempatan guru.
Sebelum menguraikan tanggungjawab mengenai guru secara nnci
terlebih dahulu akan penulis sebutkan penempat guru.
M. Ngalim Purwanto, MP mengemukakan paling sedikit ada tiga sistem
penempatan guru, yaitu:
a. Sistem penempatan guru kelas.
b. Sistem guru bidang studi
c. Sistem campuran”
Ketiga penempatan guru tersebut memunyai tanggung jawab yang
berbeda-beda, seorang pemimpin harus mempunyai rasa tanggung jawab
terhadap kepemimpinannya. “Demikian pula tanggung jawab seorang guru
dalam fungsi kependidikannya tidak dapat dikatan kecil”.27 28 Oleh karena itu,
akan penulis uraikan ketiga tugas dalam setiap bidang guru di atas sebagai
berikut:
1. Sistem guru kelas, guru kelas adalah guru yang diserahi satu kelas yang
terdiri atas sejumlah muridselama satu tahun atau lebih. Seperti halnya
pada sekolah-sekolah umum lainnya tanggung jawab guru adalah
27 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervise Pendidikan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987, him. 124
30
“mengeijar semua pelajaran yang berlaku di kelas itu” iJ Sesuai dengan
jenjang pendidikan.
2. Sistem guru bidang studi, guru bidang studi adalah yang berlaku di SLTP
atau SLTA. Guru ini mempunyai tanggung jawab mengajar di beberapa
kelas, sesuai dengan keahliannya seperti yang tercantum dalam ijazah
keguruannya.
3. Sedangkan sistem guru campuran yaitu gabungan dari kedua sistem atas.
Guru diserahi kelas dan pada jam-jam tertentu mengajar mata pelajaran
yang sesuai dengan keahliannya/ hobinya di kelas lain.
Pada dasamya tanggung jawab guru dalam mengjalankan tugasnya ada
tiga macam, yaitu : “guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, dan
guru sebagai administrator”.29 30
Kemudian ada lima hal yang merupakan pengembangan dari pendapat di
atas yaitu : “tanggung jawab dalam pengajaran, tanggung jawab dalam
memberikan bimbingan, tanggung jawab dalam memberikan kurikulum,
tanggung jawab dalam mengembangkan profesi, dan tanggung jawab dalam
membina hubungan dengan masyarakat” 31
29 Ibid, him. 124
31
Diantara tugas-tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah
menyusun perencanaan pengajaran yang penulis bagi dalam tiga pokok
bahasan, yaitu:
- Perencanaan kegiatan belajar mengajar.
- Proses belajar mengajar.
- Evaluasi terhadap proses belajar mengajar.
a. Perencanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Sebagai langkah awal dari pengelolaan proses belajar mengajar, yang
perlu dilakukan adalah seorang guru adalah merencanakan program yang
akan diajarkan kepada anak didik di kelas. Planing adalah merupakan
faktor yang amat penting dalam pengelolaan proses belajar mengajar yang
baik. Perencanaan belajar mengajar harus mencakup aspek pembelajaran
afektif, dimana perencanaan belajar mengajar tersebut dapat
menggambarkan bentuk-bentuk sikap dan tingkah laku yang dimilikki
siswa setelah melaksanakan kegiatan belajamya. Dalam pembahasan
rencana mengajar, guru yang baik adalah melihat ke depan dan
menyiapkan sebanyak mungkin kemungkinan-kemungkinan yang teijadi.
Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
merencanakan program pengajaran, yaitu:
1) Merumuskan Tujuan Instruksional
32
a) Tujuan instruksional Umum
b) Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan instruksional Umum adalah tujuan yang teiah dirumuskan
dalam kurikulum, sehingga guru tidak perlua merumuskan sendiri.
Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus adalah merupakan hasil
dari perumusan guru itu sendiri, dan sebagai penjabaran dari
Tujuan Instruksional Umum. Tujuan Instruksional Khusus
merupakan hasil belajar siswa yang diharapkan dapat tercapai
setelah siswa mengikuti program pengajaran tertentu”.32
Dalam merumuskan Tujuan Instruksional Khusus ada tiga hal yang
perlu dipenuhi, yaitu:
a) Rumusan tujuan harus berpusat pada perubahan tingkah laku
pada anak didik.
b) Rumusan ujuan harus berisikan tingkah laku operasional.
c) Rumusan tujuan berisikan makna dari poko bahasan yang akan
diajarkan.
2) Menetapkan Bahasa Materi Pelajaran
Setelah diketahui tujuan yang akan dicapai dalam suatu pertemuan,
maka seorang guru dapat menentukan materi pada pencapaian tujun.
33
Daiam menetapkan materi pelajaran im ada beberapa peaoman yang
harus diikuti, antara lain:
a) Bahan harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.
b) Bahan yang disusun dari sederhana menuju ke hal-hal yang
kompleks.
c) Bahan yang ditulis daiam perencanaan pengajaran terbatas pada
konsep saja, atau daiam bentuk garis besamya saja.
d) Menetapkan bahan pengajaran harus serasi dengan urutan tujuan.
e) Urutan bahan hendaknya memperhatikan kesinambungan”.33
3) Menetapkan Kegiatan Belajar Mengajar
Menetapkan kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh guru dan oleh
murid selama proses belajar mengajar berlangsung sesuai dengan
bahan pelajaran yang diberikan” 34
4) Menetapkan Alat Pelajaran dan Sumber Bahan
Daiam langkah ini seorang guru dituntut untuk menentukan alat
pelajaran yang akan dibutuhkan. Alat pelajaran yang dapat
menentukan atau memperlancar pemcapaian tujuan dan memperkecil
verbalisme pada anak didik.
5) Perumusan Alat Evaluasi
33 Ibid; him. 69
34
“Perumusan alat evaluasi menyangkut pre tes dan pos tes, jems
evaluasi tes tertulis dan lesan, serta bentuk evaluasi obyektif atau
esaay, tes tindakan, sikap atau kemampuan kognitiF.3j
b. Proses Belajar Mengajar
Belajar adalah suatu proses aktif dimana teijadi hubungan saling
mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya. Pendapat
lain mengatakan “Learning may be defined as the process by wich
behavior originites or is altered through treaning or experiences”. Yang
artinya belajar dapat didefinisikan melalui pemberian latihan dan
pengalaman.
Pendapat hampir serupa dikemukanan oleh Cronbach adalah “Learning is
shown by change in behavior as a result o f experiences”, yang artinya
adalah belajar ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai
hasii dari pengaiaman. Proses belajar mengajar akan bermakna dan
berdaya guna bila guru memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Saling mempercayai antar guru dengan peserta didik.
b. Memperhatikan kebutuhan individu peserta didik, baik kebutuhan tisik
maupun kebutuhan psikhis.
Dalam proses belajar mengajar perlu dilaksanakan pronsip perbuatan
belajar mengajar karena prinsip tersebut menyebabkan seseorang 35
35
melakukan suatu kegiatan belajar. Seorang melakukan perbuatan apabila
hal tersebut menarik perhatian atau minat serta dirasakan sebagai sesuatu
kebutuhan dalam hidupnya.
Dalam kegiatan ini seorang guru harus soap dengan perencanaan yang
sudah disusun dan disiapkan secara matang untuk disajikan di depan anak
didik. Dalam proses belajar mengajar ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang guru, antara lain :
a. Mengenai anak didik
b. Mengadakan apersepsi terhadap materi yang akan disajikan.
c. Menyajikan materi yang telah direncanakan.
a) Mengenai anak didik.
Seorang yang telah masuk ke dalam kelas, langka pertama adalah harus
berusaha bagaimana caranya agar dapat mengenai peserta didik secara
akrab dan baik dalam waktu yang reiatii singkat. Mengajar menurut
para ahli tidak akan berhasil tanpa menengal peserta didik terlebih
dahulu. Seorang guru akan mengetahui kelebihan dan kekuarangan dari
masing-masing peserta didik, kebutuhan, serta tabiat-tabiat lainnya, jika
langkah tersebut dilakukan terlebih dahulu. Dengan demikian seorang
guru akan dapat menyesuaikan kebutuhan anak didik seperti kebutuhan
Robert J. Havigurst, dalam bukunya Human Development and
Education, mengemukakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan anak
dan pemuda yang disebut dengan Development Tsak, yaitu
kesanggupan memenuhi tugas-tugas tersebut, akan memberi rasa puas
dan bahagia, sebaiknya apabila gagal dalam memenuhi kebutuhan
tersebut maka akan menimbulkan perasaan kecewa, tidak senang, dan
kecemasan dari pihak lingkungan”.
b) Mengadakan apresepsi terhadap materi yang akan disajikan
Langkah ini sangat tepat untuk memulai suatu proses belajar mengajar,
yang bertujuan untuk menjajaki seberapa jauh kemampuan siswa untuk
menerima materi yang akan disampaikan. Karena disadari bahwa tiap-
tiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Dan itu dapat
dilihat dari latar belakang, intelegensi, minat, bakat, perhatian, serta
kecakapannya. Dalam hal ini guru dituntut kejeliannya terhadap
perbedaan-perbedaan individu tersebut agar dapat memberikan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan taraf kemampuan yang dimiliki
oleh masing-masing siswa.
c) Menyajikan materi yang telah direncanakan
Dalam kegiatan ini seorang guru tidak akan lepas dari beberapa faktor
pendukungnya, yaitu: 36
36 S. Nasution, M.A. Op.Cit, him. 26
37
1. Metode mengajar
2. Alat pelajaran
3. Penguasaan bahan pengajaran
4. Manajemen kelas
1) Metode Mengajar
Bilamana seorang guru sudah melakukan tugas mengajar, maka ia
berarti telah melakukan komunikasi dengan siswa didalam maupun
di luar kelas. Komunikasi itu akan teijadi guru dengan
kewajibannya sebagai pendidik mampu menimbulkaii minat siswa.
Untuk menimbulkan situasi yang demikian diperiukan metode yang
mampu membangkitkan minat belajar siswa. Metode pengajaran
dapat berfungsi dengan baik jika guru dapat memilih dan mampu
menggunakan dengan tepat dan benar. Guru sebagai
penanggungjawab penggunaan metode perlu sekali
mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut:
a. Kondisi anak didik
b. Materi pelajaran yang akan diajarkan
c. Situasi dimana anak sedang melakukan KBM
d. Aiat-aiat yang tersedia
e. Kemampuan guru untuk itu sendiri dalam menggunakan metode
38
2) Alat Pengajaran
Untuk membantu seorang guru agar lebih mudah dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, maka seorang guru
haras dapat memilih dan menggunakan alat peraga dengan baik dan
benar. Dalam dunia pendidikan alat peraga yang biasa digunakan
adalah:
“a. Alat peraga dua atau tiga dimensi, bagan, grafik, poster, peta
datar, gambar mati, serta peta timbul.
b. Alat peraga yang diproyeksi, seperti film, slide dan film
skrip”.37
Dalam memilih alat pelajaran tersebut haras dipertimbangkan
kemampuan sekolah yang bersangkutan. Perlu diperhatikan bahwa
tidak semua alat pelajaran yang harganya mahal dan bagus dapat
menjamin tercapainya tjuan secara optimal, serta belum tentu pula
alat peraga yang harganya murah dan sederhana tidak dapat
mencapai sasaran pemgajaran yang efektif dan efesien. Disini
dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan alat pelajaran yang
tepat dan benar.
3) Penguasan Bahan Pengajaran
39
Untuk mendukung agar seorang guru tampil menarik dan lancar,
maka ia haras benar-benar menguasai bahan pengajaran yang akan
disampaikan. Tanpa adanya penguasan materi pelajaran yang
sungguh-sungguh, kecil kemungkinan seorang guru dapat mencapai
tujuan yang telah digariskan matang dan mantab sangatlah
diperlukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membaca atau
mencari literatur-literatur lain yang ada kaitannya dengan bahan
pengajaran atau materi yang akan disampaikan kepada siswa.
4) Manajemen Kelas
Dalam proses pengajaran seorang siswa haras tanggap terhadap apa
yang diinginkan oleh siswanya, mulai dari masuk kelas sampai dia
keluar dari ruangan kelas. Setiap guru haras memulai setiap
aktivitasnya dengan tepat. Buatlah situasi ruangan yang lebih
menarik dan menyenangkan dengan hiasan-hiasan-hiasan yang
sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam manajemen kelas ini seorang
guru bertindak disiplin terhadap kegiatan yang dihadapinya.
Kedisiplinan yang dinginkan siswa dan moral kelas yang baik,
tergantung dari efektivitas mengajar yang baik dan efisiensi
manajemen kelas yang baik pula. Tegas tetapi adil dan konsisten.
Persiapan yang seksama dan percaya adalah dengan siswa dengan
40
menunjukkan perhatian yang penuh terhadap siswa. Dal am
manajemen kelas ini guru harus tegas dalam memberikan keputusan
dan jawaban kepada siswa. Namun ketegasan bukan berarri
kekakuan, tidak mula dominasi yang komplit, dan bukan berara
gerang yang menjadikan siswa takut kepadanya Guru harus
mengambil bagian dari setiap aspek dalam kontrol kelas. Tetapi
sebelum ia mengambil keputusan sebaiknya ia berfikir terlebih
dahulu untuk apa ia berbuat seperti itu dan bagaiman nanti efeknya
5) Evaluasi Terhadap Proses Belajar Mengajar
Setelah berbagai program selesai dilakukan, maka langkah akhir
dari seorang guru adalah mengadakan penilaian terhadap semua
kegiatan tersebut. Evaluasi di sini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai, sesuai dengan luiuan
yang telah dirumuskan sebelunya, serta untuk mengetahui dalam
hal apa saja yang masih belum tercapai.
Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan
insidental, melainkan kegiatan untuk menilai sesuatu secara
terencana. sistematis, terarah berdasarkan atas tjuan yang jelas"
Kegiatan evaluasi memerlukan kegunaan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran maupun dengan cara lain untuk menentukan 38
41
pendapat dan keputusan-keputusan pendidikan. Pendapat dan
keputusan tentu saja akan dipengaruhi oleh kesan pribadi dan
sistem nilai yang ada pada pembuat keputusan” .39
B. Tugas Guru Di Luar Sekolah
i . Kegiatan Guru Da lam Keluarga/ Rumah Tangga
Allah SWT meneiptakan manusia pada awal kelahirannya dengan
membawa fitroh yang asli, yaitu makhluk religius yang dilengkapi dengan
jasad dan jiwanya dengan bagian-bagian serta memiliki kemampuan yang
potensial. Namun perlu diketahui makhluk yang masih lemah dalam
keseluruhannya.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya anak tidak lepas dari
pengaruh lingkungan, terutama orang tua. Oleh karena itu, keluarga
menduduki peranan yang sangat penting bagi terbentuknya kepribadian anak
secara keseluruhan yang akab dibawa sepanjang hidupnya. Keluargalah
sebagai pembentuk pribadi, watak, dasar-dasar keagamaan, penanaman sifat,
kebiasaan, hobi, cita-cita, dan sebagainya. Sedangkan lembaga pendidikan
maupun yang lainnya di masyarakat sifatnya hanya sebagai pembantu,
melanjutkan dan memperbanyak atau memperdalam apa yang diperoleh dari
keluarga.
42
Orang tua secara kodrat alamiah adalah mengemban amanat sebagai
pendidik terhadap anaknya sebagaimana firman Allah SWT daiam surat Al-
Anfal ayat 27 yang berbunyi:
Artinya : Hai orang-orang yang berimcm janganlah kamu mengkhianati Allah SWT dan Rasulnya (Muhammad SAW) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat JfanS
dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahuinya
Maksud dari ayat di atas adalah orang tua termasuk orang yang diberi
amanat oleh Allah SWT, yaitu anak dan anak tersebut tidak boleh dikhianati.
Artinya anak tersebut hams dididik sesuai dengan kemampuan orang tuanya,
sehingga kelak tersebut menjadi anak yang soleh atau solehah.
Pembebanan secara kodrat ini tidak ditolak oleh keluarga, oleh karena
itu kelahiran sang anak memang dikehendaki oleh orang tuanya. “Bahkan
dengan kemanusiaan, tanggung jawab sosial ini mempakan perwujudan
kesadaran tanggung jawab keluarga yang diikuti oleh darah keturuan dan
kesatuan keyakinan” 41 40
43
2. Kcdudukan Guru daiam Masyarakat
Sebagaimana didapati pada negara di timur sejak zaman dahulu guru
dihormati oleh masyarakat. Orang India dahulu menganggap guru sebagai
orang suci dan sakti. Di Jepang guru disebut sebagai Sansei, artinya yang
lebih dahulu lahir, yang lebih dahulu tua. Di Inggris guru disebut dengan
Teacher, dan di Jerman Der Lehrer, keduanya berarti mengajar. Akan tetapi
kata guru sebenamya bukan berarti sebagai pengajar melainkan juga sebagai
pendidik, baik di daiam maupun di luar sekolah. Ia hanya dapat menjadi
sebagai penyuluh masyarakat”.41 42
Guru (Islam) sebagai orang yang telah menuntut ilmu maka termasuk
golongan yang ditinggikan dengan derajat oleh Allah SWT. Sebagai
firmanNya:
O'
Artinya : ... Allah SWT mengangkat orang yang beriman diantaramu dan orang-orangyang diberi ilmupengetahucm berapa derajat... “43
Sedangkan Nabi Muhammad SAW telah bersabda bahwa orang-orang
yang beriman dan berilmu (ulama) termasuk orang segolongan pewaris Nabi,
sebagaimana sabdanya:
41 Noor Syam, dkk, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, Usaha Nasioal, Surabaya, 1981, him. 17 42 Mumi Jamal, Ilmu Pendidikan Islam, Diijen Bimbingan Islam, Jakarta, 1983, him. 38
44
^L*W' O^: 4 ^^
(
j-
v^ V ^
;^ V
<i^' O ^ ^ ^ l
p D > 9
V^
t
*
1
Artinya : “Dan Abudarda R.A berkata “Saya mendengar Rasullah bersabda : "... sebagian para ulama itu pewaris Nabi-Nabi, dan sesimgguhnya para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi-Nabi itu tidak mewariskan Dinar dan Dirham, tetapi mereka itu hanya mewariskan ilmu, maka barang siapa
mendapatkannya, ia berarti mengambil bagian yang benar”. yang
44
3. Jenis Kegiatan Guru Dalam Masyarakat
Sebagimana yang ada di masyarakat kita dimana ada dua macam guru
yaitu guru umum dan guru agama. Kegiatan guru umum di dalam masyarakat
pada umumnya diantaranya aktif dalam posyandu, PKK, LKMD, dan
sebagainya yang berkaitan dengan bidang umum yang mereka mampui.
Untuk guru agama mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Diantara kegiatan-kegiatan para guru agama dalam masyarakat antara lain :
a. Pengajian A1 Qur’an
Di Indonesia, terdapat beberapa tempat yang dapat dijadikan sebagai
tempat untuk mengaji. Seperti di pondok-pondok, surau-surau, dan
madrasah-madrasah.
Bagi guru agama, dalam mengajarkan Al Qur’an hendaknya mengacu
45
1) Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan
dan kemampuan manghafal ayat-ayat yang mudah.
2) Kemampuan memahami kitab Ailah SWT secara sempuma.
3) Kesanggupan menerangkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4) Memperbaiki tingkah laku melalui metode yang tepat.
5) Kemampuan memanifestasikan keindahan retorika dan uslub Ai
Qur’an
6) Penumbuhan rasa cinta dari keagungan Al Qur;an ke dalam jiwanya.
7) Pembinaan pendidikan Islam berdasarkan sumber-sumbemya”.43
Cerdengan penekanan seperti tersebut diatas diharapkan dapat mengubah
kesan masyarakat yang asing terhadap Al Qur’an menjadi suatu yang
mentradisi, baik dalam segi pembacaan, pemahaman, dan pengalaman
dalam kegiatan sehari-hari.
b. Ceramah Keagamaan
Dalam dunia pendidikan ceramah adalah metode-metode dimana
penyampaian pegertian-pengertian materi kepada anak dengan jalan
penerangan dan penutturan secara lesan”.46 44 45 46
44 Imam Abu Zakaria Yahya bin Svarif An-Nawawi, Riyadussholihin, Syirkatul Maktabah, Surabaya, him. 3382
45 Muhammad Abdul Qodir Ahmad, Metode PengajaranAgama Islam, Proyek Pembinaan Prasarana dan Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta, 1985, him. 73
46
Ceramah keagamaan sudah menjadi tradisi masyarakax dalam kegiatan-
kegiatan rutin pada pengajian hari-hari besar Isla. Bagi guru agama Islam
dalam memberikan ceramahnya disamping mem puny ai kelengkapan ilmu
agama juga harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Berpengatahuan umum
2. Berkepribadian yang baik.
3. Jujur dan ikhlas.
4. Mempunyai kebaranian mental.
5. Mempunyai kosa kata atau perbendaharaan kata yang cukup luas
6. Kecerdasan pikiraa
7. Memahami tema.
8. Percaya diri.
9. Bersikap menari”.47
Dengan kegiatan ceramaha keagamaan ini diharap dapat menanamkan
nilai-nilai ajaran agama kepada sejumlah massa atau hadirin yang banyak
dalam waktu yang relatif singkat
c. Praktik Ibadah
Praktik ibadah yang kami maksud disini adalah ibadah yang bemilai
rohaniah dengan menggunakan gerak badaniah seperti shalat, wudlu,
puasa serta kegiatan agama lainnya.
47
Dalam lingkungan masyarakat praktik ibadah lebih baik diberikan kepada
anak-anak. Kyai atau guru bersama para santrinya mengerjakan suatu
ibadah sebagai latihan dari apa yang telah dipelajari sebelumnya.
Bagi guru yang telah banyak mengetahui tentang metode mengajar,
praktik ibadah ini merupakan bentuk atau gaya mengajar yang
menggunakan metode demonstrasi. Metode ini sangat tepat untuk
mengeijakan praktik ibadah kepada masyarakat dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Metode demonstrasi hendaknya digunakan dalam hal-hal yang bersifat
praktis dalam masyarakat.
2. Pendemonstrasian diarahkan agar murid-murid memperoleh
pengertian yang lebih jelas dan praktis.
3. Diusahakan anak-anak dapat mengikuti demonstrasi dengan jelas.
4. Berilah landasan teori yang akan didemostrasikan”.4*
Dari sisni diharapkan anak-anak dapat mengeijakan ibadah sesuai dengan
syarat rukun yang telah ditetapkan.
Guru agama merupakan figur seorang yang ahli dalam ilmu agama,
disamping itu juga ilmu agama lain sebagai pendukung. Maka tidak
berlebihan jika guruagama dianggal ualam' plus, karena disamping guru
agama juga sebagai intelektual muslim. 4
48
Kalau peranan guru agama dal am masyarakat pada kegiatan pengajian
merupakan usaha untuk mengubah atau untuk memperbaiki individu maka
untuk mencapai tingkah laku yang sesuai dengan ajaran agama Islam akan
lebih sempuma jika guru mengubah atau mengkondisikan Imgkungan yang
diwamai oleh keimanan, kedamaian, dan keadilan dan menuiut ajaran agama
Islam.
Usaha mengkondisikan lingkungan yang Islami dapat dilakukan dengan
tampilnya guru di tengah-tenagah masyarakat dengan memberikan petunjuk
dan keteladanan yang Islami dan yang terpenting adalah partisipasi dalam ikut
serta dalam membangun masyarakat serta memecahkan masalah-masalah
sosial yang dihadapi oleh masyarakat yang bersangkutan.
Mengingat betapa lengkapnya nilai-nilai sosial yang terkandung dalam
ajaran Islam, maka kehadiran guru agama Islam sangat diharapkan
masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan-kegiatan
sosial di tengah-tengah masyarakat.
Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi sangat
mempengaruhi pola hidup manusia dalam bermasyarakat yang terkadang
menunjukkan indikator yang sangat mengkhawatirkan, vakni bergesemya
pandangan hidup masyarakat dari nilai-nilai sosial seperti menipisnva iman
cenderung mementingkan dirinya sendiri yang pada gilirannya akan melebar
jurang pemisah antara sikapnya dengan si miskin.
BA B III
LAPORAN IIASIL PENELIT1AN
A. Situasi Umum MI Kecamatan G u b u g Kabupaicu Grobogafi
1. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya
a) MI Negeri Kuwaron Kecamatan Gubug
Pada sekitar tahun 1964 di Desa Kuwaron Kecamatan Gubug berdinlah
sekolah dengan nama MWB (Madrasah Wajib Belajari. Tepamya pada
tanggal 25 April 1964. Sebagai tokoh pendirinya adalah Bapak H. Soleh
dan Bapak Gimin yang dibantu oleh beberapa tokoh masyarakat yang lain.
Madrasah tersebut mengajarkan pendidikan umum dan agama yang
meliputi fiqih, tauhid, nahwu, dan lainnya. Adapaun tempat
pelaksanaannva pada waktu itu masih menempati rumah pendiri madrasah
tersebut. Kemudian pada perkembangan selanjutnya MWB tersebut
berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah yang masih berstatus swasta yang
dikelola oleh keluarga besar Bapak H. Soleh. Tempa: penyelenggaraan
pendidikan tersebut tidak lagi menempati rumah pengurus, namun sudah
mempunyai gedung sendiri dengan biaya swadana masyarakat. Karena
didorong oleh semangat yang tinggi dari para pengelola atau para
pengurus untuk memajukan pendidikan yang setara dengan Sekolah Dasar
yang lain, maka mulailah dirintis untuk bagaimana menegerikan Madrasah
tersebut. Adanya kerja sama yang baik dari berbagai pihak maka pada
51
tanggal 11 juli 1991 MI Kuwaron behasil di negerikan, dengan Kepala
Sekolah yang pertama Arari Al-Djumali, mulai dari MBW sampai
sekarang ini, MI Negeri Kuwaron sudah mengalami pergantian empat
Kepala Sekolah yaitu mulai dari Bapak Mian, Amri Al-Djumali, Bapak
Mashadi, AM. Ag dan yang sekarang Bapak Kumarudin, S. Ag
b) MI Ringinhaijo
Seperti halnya dengan MI Negeri Kuwaron, pada awalnya MI Ringinhaijo
(Miftakhul Islam) namanya juga MWB. Karena sebagian besar
masyarakat Ringinkidul beragama Islam (NU) maka muncul niat untuk
mendirikan Madrasah. Sebagai tokoh pendirinya adalah Bapak H. Abdul
Syukur dan Bapak H. Soleh. Dalam perkembangan selanjutnya MBW
berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah yang sampai sekarang masih
berstatus swasta. Pelajaran yang disampaikan meliputi pelajaran agama
dan umum seperti pada MI-MI yang lainnya.
Pada mulanya gedung sekolah berasal dari swadana masyarakat setempat
dan tanahnya merupakan wakaf dari Bapak H. Abdul Syukur. Namun
sampai sekarang ini setiap MU termasuk Ringinhaijo mendapat biaya
pemeliharaan dari pemerintah setempat setiap tahun sekali.
Pada waktu sore hari geudng MI tersebut sampai sekarang masih