• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS MENGAJAR GURU MI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS MENGAJAR GURU MI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS DI LUAR SEKOLAH

DENGAN PRODUKTIVITAS MENGAJAR GURU MI

KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2005/2006

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana dalam llmu Tarbiyah

Oleh :

AHMAD MUSTOFA

NIM : 11404032

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

STAIN SALATIGA

(2)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

S A L A T I G A

Jl. Stadion No. 03Telp. 323433, 323706 Kode Pos 50721 Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 1 (satu) naskah Salatiga, Agustus 2006

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada

Yth. Ketua STAIN

di Salatiga

Assalam u’alaikunt, Wr. Wb

Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa

Nama

SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS

MENGAJAR GURU Ml KECAMATAN GUBUG

KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN

2005/2006

Untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi.

Demikian untuk menjadikan periksa.

Wassalamu’alaikum, Wb. Wb

ii

(3)

Judul : STUDI KORELASI ANTARA AKTI VITAS DI LUAR

SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS MENGAJAR GURU

MI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2005/2006

Nama Ahmad Mustofa

NIM : 11404032

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

H A L A M A N P E N G E S A H A N

Salatiga,...2006

Penguji I

Drs. H. Nasafi Drs. Kastolani, M.Ae

NIP. 150267026

(4)

H A L A M A N M O T T O

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu an

siksa neraka ...”(QS. At-Tahrin: 6)

(5)

H A L A M A N P E R S E M B A H A N

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Bapak, Ibu, adik, dan seluruh anggota keluarga yang selalu memberikan dorongan

dan semangat.

2. Anak dan istri yang selalu saya cintai

(6)

KATA PENGANTAR

B ismi 1 lahirrahmanirrahi m.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahirabbi, Shalawat serta salam

kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga

dan sahabatnya, atas limpahan karunia, taufiq, hidayah, serta inayahnya, sehingga

penulis telah menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula penulis hanturkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga (STAIN) Salatiga.

2. Bapak Dr. Rahmat Harijadi, M.Pd selaku Dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

3. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga

yang telah memberikan motivasi dan petunjuk kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memperhatikan dan memberikan dorongan baik

moril, spirituil, dan materiel sehingga perkuliahan serta penulisan skripsi ini dapat

selesai.

5. Saudara/i keluarga yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini.

(7)

D A F T A R I S I

HALAMANJUDUL... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. TujuanPenelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Defmisi Operasional... 7

F. Hipotesis... 9

G. Variabel Penelitian... 10

H. Metode Penelitian... 11

I. AnalisisData... 13

J. Sistematika Penulisan Skripsi... 15

(8)

BAB II L A N D A S A N TEORI 16

A. Tugas Profesional Guru (Tugas Mengajar)... 18

1. Pengertian Guru dan Tugasnya... 18

2. Syarat-syarat G uru... 22

3. Tanggungjawab Menjadi Seorang Guru dalam Menjalankan Tugasnya Sebagai Pengajar... 28

B. Tugas Guru di Luar Sekolah... 41

1. Kegiatan Guru dalam Keluarga/ Rumah Tangga... 41

2. Kedudukan Guru dalam Masyarakat... 43

3. Jenis Kegiatan Guru dalam Masyarakat... 44

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN... 50

A. Situasi Umum MI Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan... 50

1. Latar Belakang daan Sejarah Berdirinya... 50

2. Letak Geografis... 52

3. Sarana dan Prasarana... 54

4. Struktur Organisasi... 55

5. KeadaanGuru... 56

B. Tentang Aktivitas Guru... 57

1. Aktivitas di Luar Sekolah... 57

2. Tugas-Tugas di Sekolah Guru MI Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan... 61

ix

(9)

A. Analisis Pendahuluan... 64

B. Analisis Uji Hipotesa... 64

C. Analisis Lanjut... 70

BAB V PENUTUP... 72

A. Kesimpulan... 72

B. Saran-saran... 73

C. Penutup... 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN BAB IV AN ALISA DATA... 64

(10)

BAB I

PEN D AHL Llj AN

A. Latar Belakang

Salah satu faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar

mengajar dal am kelas adalah guru. Oleh karena itu guru tidak saja mendidik

fungsi sebagai orang dewasa yang bertugas profesional memindahkan ilmu

pengetahuan (transfer o f knowledge) atau penyalur ilmu pengetahuan (transmitter

of knowwledge) yang dikuasai pada anak didik, melainkan lebih dari itu ia

menjadi pemimpin, dan pembimbing dikalangan anak didiknya.

Sebagai pemimpin, dia harus mempunyai kemampuan untuk

mengorganisasikan ide-ide yang perlu dikembangkan dikalangan anak didiknya

dengan sistem kepemimpinan yang dapat menggerakkan minat, gairah, serta

semangat belajar mereka melalui metode apapun yang sesuai dan efektif.

Sebagai pendidik guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai

pengarah dan pembina pengembangan bakat anak didiknya ke arah titik maksimal

yang dapat mereka capai. Dengan demikian guru bukan hanya memompakan ilmu

pengetahuan dalam jiwa anak melalui kecerdasan otaknya akan tetapi harus

mampu mengarahkan kemana seharusnya bakat dan kemampuan anak itu perlu

dikembangkan. Sudah barang tentu demikian maka sasaran tugas guru sebagai

pendidik tidak hanya terbatas pada mencerdaskan otak (intelejensi) saja,

melainkan juga harus berusaha membentuk seluruh pribadi anak menjadi manusia

(11)

2

dewasa yang berkemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan

mengembangkannya untuk kesejahteraan hidup umat manusia. Kemampuan

tersebut, berkembang diatas dan menurut sistem nilai-nilai yang dijiwai oleh

norma-norma agama serta perikemanusiaan.

Sebagai pembimbing guru harus mengfunsikan gurunya sebagai

penunjuk jalan yang benar dalam pengembangan yang tepat dari anak didik

dengan mendorong dan meningkatkan potensi kejiwaan dan jasmaninya.

Bila guru sebagai fungsi pemimpin, sebagai pendidik dan pembimbing

bagi anak didik yang belum dewasa maka ia berarti sekaligus berfungsi sebagai

pembaharu (inovator) penghubung antar ilmu yang dimiliki dengan anak didik,

dan penyuluh dalam membantu anak untuk memecahkan segala kesulitan yang

dihadapi dalam proses pendidikan atau proses belajar mengajar.

Oleh karenanya, maka guru sebenamya adalah tokoh ideal pembawa

norma dan nilai kehidupan masyarakat dan sekaligus pembawa cahaya terang

bagi anak didik dalam kehidupan ilmu pengetahuan.

Mengingat betapa besamya peranan guru demikian itu, maka

kepribadian guru yang banyak terungkapkan dalam tingkah lakunya setiap hari

banyak diamati masyarakat sekitar apalagi dikalangan anak didiknya didalam dan

(12)

3

Menurut Abdullah Nasih uiwan mensyaratkan Dagi setiap guru atau

pendidik untuk memiliki sifat-sifat asasi, yaitu ikhlas, bertaqwa, berilmu, bersikap

dan berperilaku santun, serta memiliki tanggung jawab.1

Dengan mendasarkan pada pendapat diatas maka guru yang ideal adalah

guru yang mempunyai kompetensi profesional. Hal ini didasarkan pada sabda

N abi:

Artinya : Jika suatu urusan diserahkcin kepada orang yang bukan profesinya maka tumbuhlah kehancurannya.2 3

Juga firman Allah SWT yang mengingatkan kita, seperti yang tercantum

masing sesungguhnya aku adalah orang yang pekerja/

Pengajaran memang bukan teori dan praktik yang sederhana, karena hal

ini berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab seorang guru. Guru atau pengajar

mempunyai peranan dalam kaitannya dengan keberhasilan siswa, karena mereka

memberi bahan ajar kepada siswanya, secara formal maupun non formal.4 Dengan

kata lain disamping guru mempunyai tugas di sekolah juga mempunyai tanggung

jawab dan aktivitas di luar sekolah.

1 HM Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Bumi Aksara, Jakartaa, 1995, him 56 2 Ibit; him 15

3 Ibit; him 116

(13)

4

Semua lembaga pendidikan berupaya agar tujuan peserta didik aapai

tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan bersama. Oleh karena itu, suatu

lembaga pendidikan harus mempunyai tenaga pengajar yang profesional.

Disamping itu guru harus memenuhi persyaratan baik secara fisik maupun mental.

Dari segi fisik, misalnya : guru harus berbadan sehat, kuat, dan yang lamnya

mempunyai kasih sayang, dapat berperilaku adil dan sebagainya. Hal ini

dimaksudkan agar tidak teijadi kekecewaan yang mungkin timbul dari siswa. Di

bidang sosial, misalnya ikut mendorong laju pembangunan. Serta di bidang

profesi keguruan hendaknya memahami dan mengamalkan kode etik keguruan.

Serta berusaha agar setiap tingkah laku dan tutur kata harus menggambarkan

seorang yang berbahaya, mengingat tugas dan tanggung jawab seorang guru baik

di sekolah, dalam hal ini sebagai pengajar, maupun di luar sekolah yang demikian

padatnya.

Yang mendorong peneliti mengajukan judul adala sebagai berukut:

1. Mengajar itu akan baik apabila disertai dengan faktor-faktor pendukung yang

baik pula, yaitu yang meliputi persiapan mental mengejar yang baik serta

kondisi badan yang baik pula.

2. Tugas seorang guru tidak harus mengurus anak-anak didik di sekolah saja,

tetapi juga mempunyai aktivitas di luar sekolah seperti menjadi tokoh

(14)

5

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul

“STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS DI LUAR SEKOLAH DENGAN

PRODUKTIVIT AS MENGAJAR GURU MI KECAMATAN GUBUG

KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2005/2006”,

B. Perumusan Masalah

Faktor penelitian bersumber pada aktivitas guru di luar sekolah yang

dikaitkan dengan pelaksanaan tugas guru di sekolah. Bertitik tolak dari uraian dan

latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas guru di luar sekolah pada MI Kecamatan Gubug?

2. Bagaimana tugas kegiatan guru di sekolah dalam merencanakan tujuan

kurikuler, kegiatan ekstrakulikuler, dan kurikuler pada guru MI Kecamatan

Gubug?

3. Apakah terdapat korelasi aktivitas guru di luar sekolah dengan tugas guru di

sekolah pada MI Kecamatan Gubug?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui aktivitas guru di luar sekolah pada MI Kecamatan Gubug?

2. Untuk mengetahui tugas atau kegiatan guru di sekolah pada MI Kecamatan

(15)

b

3. Untuk mengetahui koreaasi antara aktivitas guru di luar sekoian aengan tugas

guru di sekolah.

D. Manfaat Penelian

Studi dan evaluasi yang kontinu mengenai aktivitas guru di luar sekolah

terhadap guru di sekolah perlu untuk terns dikembangkan dan tindak lanjuti, baik

pada jenjang tingkat dasar maupun jenjang perguruan tinggi. Hal ini dimaksudkan

guna peningkatan bobot penyajian dan profesionalisme seorang guru.

Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh aktivitas guru di luar sekolah

dengan tugas guru di sekolah kiranya dapat memberikan masukkan atau bahan

pertimbangan bagi pembuat kebijakan maupun bagi para praktisi pendidikan.

Hasil penelitian dapat memberi masukan bagi pembuat kebijakan dalam

merancang kurikulum yang lebih managable, fungsional bagi anak didiK. rrakusi

pendidikan khsususnya bagi para guru agama Isiam dapat mengambil hasil

penelitian ini sebagai bahan perbandngan dalam mengembangkan waktu seeara

efektif dan efesien bagi tercapainya proses belajar mengajar yang lebih baik pada

Madrasah Ibtidaiyah.

Bagi peneliti sendiri hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan untuk

menambah wawasan serta membuka cakrawala barn bagi pengembangan disiplin

(16)

7

E. Definisi Operasionai

Untuk pengukuran dan pengamatan dalam kaitannya dengan tugas guru

di sekolah dengan tugas guru di luar sekolah, diperlukan adanya batasan

operasionai. Tugas guru di luar sekolah maksudnya adalah yang berkaitan dengan

masalah keagamaan saja.

1. Aktifitas di luar sekolah

Aktivitas guru di luar sekolah menurut Wiggens adalah “tanggung jawab

guru dalam memberi petunjuk terhadap anak dalam menggunakan waktu luang,

tanggung jawab kehidupan moral, atau kehidupan religius, kenyamanan dalam

kehidupan keluarga, terhadap tempat-tempat yang dikunjungi, terhadap aktivitas

kemasyarakatan, dalam berbagai bentuk, dan terhadap sesama, dimana siswa

berhubungan”"

2. Produktivitas Mengajar

Tugas guru di sekolah adalah membantu murid dalam memperbaiki

proses pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah dilihat sebagai sub sistem,

yaitu “seperangkat obyek-obyek yang terdiri dari komponen-komponen yang

saling bergatung”5 6 7

Sedangkan yang dimaksud dengan guru yaitu “mereka yang memberi bahan

ajar kepada siswa, baik secara moral maupun non formal” Untuk melaksanakan

tugas seorang guru meningkatkan proses belajar mengajar guru menempati figur

5 Piet A. Sahertian & Ida Aleida, Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, him 40 6 Ibid[ him. 84

(17)

8

sentral. Di tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasii atau ndaknya

pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah, serta terletak pada tangan

merekalah bergantungnya masa depan karier para peserta didik yang menjadi

tumpuan orang tuanya. Agar para guru mampu menunaikan tugasnya secara baik_

maka terlebih dahulu hams memahami dengan seksama tentang hal-hal yang

berkaitan dengan proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran, gum

sebagai pengajar dan siswa sebagai subyek belajar, dituntut adanya profil

kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, dan tata nilai serta sifat-

sifat pribadi, agar proses pembelajaran dapat beijalan secara efektif dan efisien.

Dalam rangka membina, membimbing dan memberikan motifasi ke arah

sesuatu yang dicita-citakan, maka hubungan gum dengan siswa haruslah edukatit

yaitu suatu proses hubungan timbal balik yang memiliki tujuan tertentu, yaitu

untuk mendewasakan siswa. Hal ini bukan suam yang dengan mudah dapat

dicapai begitu saja, tetapi sangat memerlukan usaha yang serius. “Gum sebagagai

pembina dan pembimbing haras mau dan dapat menentukan siswa sebagai anak

didiknya di atas kepentingan yang lain”.8 Oleh karena itu gum haras mampu

menempatkan dirinya diantara dua tugas dan tanggung jawabnya. Di satu sisi

gum mampu melakukan tugasnya di sekolah, tetapi di sisi lain juga haras

melaksanakan aktivitasnya di tengah-tengah masvarakat sebagai guru agama.

Misalnya memberi ceramah, pengajian, dan menjadi panitia pada penngatan han

(18)

besar agama. Kedua hai tersebut di atas harusiah dapat diiaksanasan secara

seimbang dan selaras.

Dengan demiian yang dimaksudkan dengan produktivitas mengajar

adalah pengajaran yang menghasilkan dampak positif yaitu terkuasainya

pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.9

F. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin

salah. Dia akan ditolak jika salah satu dan di terima jika fakta membenarkan.

Pada dasamya hidup bergaui dan bermasyarakat adaiah suatu keiaziman

dan tuntutnan jiwa dari manusia itu sendiri. Demikian juga pada kehidupan

seorang guru, disamping mereka mempunyai tugas di sekolah, juga dituntut dapat

bergaui dalam masyarakat baik sebagai makhluk individu maupun sebagai

makhluk sosial.

Berdasarkan uraian di atas dalam proposal ini penelitian mengemukakan

hipotesis sebagai berikut : “Ada pengaruh yang negatif antara aktivitas guru di

luar sekolah dengan tugas-tugas di sekolah. Semakin banyak aktivitas yang

dilakukan di luar sekolah, maka akan semakin lemah dalam menjalankan

tugasnya di sekolah’.

9

(19)

iO

G. Variabel Peneiitian

Dalam penulisan proposal ini ada dua variabel yaitu dua variabel

aktivitas guru di luar sekolah atau variabel pengaruh dan variabel tugas guru di

sekolah atau variabel terpengaruh.

1. Variabel yang mempengaruhi (independent yaitu aktivitas guru di luar

sekolah dengan indikator sebagai berikut:

a. Tugas dalam keluarga

- Mendidik anak

- Membantu istri atau suami

b. Tugas dalam masyarakat

- Pengaj ian A1 Qur ’ an

- Ceramah agama

2. Variabel mempengaruhi (dependen), yaitu tugas guru di sekolah, dengan

indikator sebagai berikut:

a. Perencanaan

- Merencanakan tujuan kurikuler

- Merencanakan tujuan pembelajaran (TPK)

- Merencanakan tujuan pembelajaran umum (TPU)

b. Kegiatan di sekolah

- Ekstra kurikuler

(20)

n

H. Metode Penelitian

1. Populasi

Populasi yang diteliti mencakup seluruh guru MI Kecamatan Gubug,

baik guru negeri maupun guru swasta.

Jumlah populasi guru MI se Kecamatan Gubug sejumlah 20 guru, yang

tersebar di 3 MI di Kecamatan Gubug lihat label 1

TABELI

KEADAAN GURU MI Di KECAMATAN GU&UG

NO NAMA GURU KELAS/ MATA PELAJARAN

1 Kumarudin, S.Ag Bhs. Arab (Kepala Sekolah)

2 Sri Mulyani Kelas I (Wakil Kepala Sekolah)

3 Anis Setiorini, S.Pd.1 DP A, Fiqih

4 A.S Hantotok PPKn, IPS

5 Pipin Mirawati, S.Pd Kelas I, II, ID (Bhs. Indonesia) 6 Diah Novita Sari, S.Pd Matematika

7 Hi. Siti Liqomah Kelas II

8 Hj. Karomah Kelas HI

9 Ngatmin Olah Raga

10 Sholihin, S.Ag Kelas HI (KS. Ringinharjo)

11 Sabar Kelas VI

12 Mutmainah Kelas VI

13 Suyanto, S.Pd.1 Kepala Sekolah MI Kemiri

14 Mahroni Kelas VI

15 Dimyati Kelas VII

16 Sri Wahyuni Kelas ffl, Kelas II

17 Sti Wahyuni Kelas I

18 Ahmad Mustofa Kelas IV, V, VI (Bhs. Indonesia)

19 Imam Bahasa Arab

(21)

12

2. Sampel

Dalam pengambitan sampel ini, menurut Suharsimi Arikunto bahwa

apabila obyeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua.

Sehingga dalam penelitiannya yang menjadi sample adalah 20 guru dari 3 MI

d Kecamaan Gubug. Selanjutnya jika obyeknya lebih besar, maka cukup

diambil 10-15% saja. Karena dalam penelitian ini obyeknya kurang dari 100

orang, maka peneliti mengambil populasi seluruh guru pada MI Kecamatan

Gubug yang beijumlah 20 orang. Dengan demikian peneliti menggunakan

teknik random sampling.

3. Metode Pengumulan Data

Untuk memperoleh data yang valid dalam proposal peneliti

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk menggali data tentang aktivitas guru di

sekolah melalui lebar observasi yang diajukan kepada kepala sekolah.

b. Metode Angket

Metode anket adalah metode pengumpulan data melalui dafuu pertanyaan

tertulis yang disusun dan dibenkan kepada seorang atau masyarakat.

Metode tersebut digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru

di luar sekolah yang diberikan kepada guru Ml Kecamatan Gubug.

(22)

13

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan jaian tanya

jawab sepihak yang dikeijakan secara sistematis dan berlandasan tujuan

penelitian. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data aktivitas

guru di luarsekolah dan tugas guru di sekolah. Interview ini dilanjutkan

kepada kepala sekolah dalam kaitannya dengan tugas guru di sekolah dan

diajukan kepada para istri atau suami guru dalam kaitannya dengan guru

di rum ah.

d. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mencari data yang sifatnya dokumentasi.

Seperti agenda , notulen rapat, dan Catalan. Dalam kaitannya dalam

metode ini peneliti menggali data dari kepada sekolah maupun dari para

guru. Dari sini diharapkan ada kesesuaian antara data dan kepala sekolah

maupun yang berasal dari para guru.

I. Analisis Data

Dalam skripsi ini penulis menggunakan analisa data, yaiitu data yang

terkumpul selama penelitian berjalan, kemudian dianalisa guna menjawab

permasalahan-permasalahan yang telah diajukan sebelumnya. Adapun eara

menganalisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini ada tiga tahap, yaitu :

1. Kuantifikasi

Analisa ini digunakan untuk memberi bobot nilai pada setiap pertanyaan

(23)

14

dalam penulisan ini yaitu bagi jawaban yang tepiiih, yang berbobot tinggi

akan mendapatkan nilai yang tinggi, dan sebaliknya bagi jawaban yang

berbobot rendah akan mendapatkan nilai yang rendah.

Adapun bobot yang peneliti tetapkan adalah :

- Untuk pilihan (a) bobot nilai 3

- Untuk pilihan (b) bobot nilai 2

- Untuk pilihan (c) bobot nilai 1

2. Analisa Uji Hipotesa

Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesa yang diajukan dengan

mengadakan perhitungan lebih lanjut, untuk membuktikan ada tidaknya

pengaruh dari aktivitas guru di luar sekolah dengan tugas mengajar. Peneliti

menggunakan ramus korelasi product moment l0, sebagai berikut:

T x y

-Ix y -iZ x X Z y )

N

Keterangan:

Txy = koefesien korelasi antarax dany

N = jumlah sampel yang diteliti

X = variabel aktivitas guru di luar sekolah

y = variabel tugas mengajar

I = sigma (jumlah)

(24)

15

3. Analisa Lanjut

Analisa ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesa yang

telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa.

Setelah diperoleh hasil koefesien korelasi antara variabel x dan y atau

diperoleh nilai To dikonsultasikan pada tabel, pada taraf 5% atau taraf 1%.

Apabila nila To diperoleh sama atau lebih besar dari nilai Tf maka

hasilnya signifikan. Dengan demikian hipotesis dapat diterima. Sebaliknya

apabila r<? lebih kecil dari pada T, maka tidak ada korelasi antara variabel x

dan y dengan demikian tidak ada signifikasi, maka hipotesisi dapat ditolak.

J. Sistematika Penyusunan Skripsi

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengelompokkan menjadi lima bab

yang sebelumnya dimulai dengan halangan judul, nota pembimbing, pengesahan,

motto, kata pengantar, daftar isi, dan tabel.

BAB I

Yang berisi tentang latar belakang, penegasahan istilah yang menjelaskan

masing-masing kalimat atau kata-kata sukar yang ada dalam judul, sebagaimana

maksud penulis yang akan dituangkan dalam skripsi ini. Kemudian disusul

dengan sub-sub bab permasalahan yang berisi tentang permasalahan yang akan

dibahas dalam skripsi ini dan dilanjutkan dengan sub bab hipoesis dari peneliti

(25)

16

merupakan pijakan dalam penyusunan skripsi ini. Kemudian dilanjutkan sub-sub

bab yang lain. Metode penelitian berisikan tentang cara penulisan dalam meneliti

obyek, yaitu guru MI Kemacatana Gubug. Sehingga cara tersebut diharapkan

sesuai dengan tata cara pengambilan data yang valid sebagaimana yang

digunakan para saijana terdahulu. Dan yang terakhir dalam sub-sub bab ini

adalah sistematika penyusunan skripsi yang berisikan susunan masing-masing bab

dan penggambaran dari masing-masing bab dalam skripsi ini.

BAB II

Tentang aktivitas guru di luar sekolah dan tugas mengajamya. Bab ini

merukan landasan teori aktivitas guru di luar sekolah serta pengaruhnya terhadap

tugas mengajar.

BAB III

Merupakan diskripsi dari obyek penelitian. Disini digambarkan tentang

situasi dan kondisi MI Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, baik tentang

kegiatan guru, siswa, sarana dan prasarana yang ada, serta kebijakan-kebijakan

(26)

1/

BAB IV

Tentang analisa data komputer SPS yang disajikan mulai data mentah

sampai pada hasil terakhir dari perolehan penelitian selama pelaksanaan

penelitian pada obyek penelitian. Penggunaan analisis komputer im berasumsikan

bahwa dalam menganalisa data akan lebih valid dan lebih efisien. sena

ketepatannya juga tidak dapat diragukan.

BAB

(27)

BA B II

LANDASAN TEOR1

Secara garis besar atau tinjauan secara umum atau makro, tugas dan

tanggung jawab guru dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : “tugas dal am

bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan" ! 1

Tugas guru sebagi profesi meliputi, mendidik, mengajar, dan melatih.

Tugas dalam bidang kemanusiaan, bahwasanya seorang guru harus dapat menjadikan

dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus marnpu menarik simpati sehingga ia

menjadi idola para siswa. “Masyarakat menempatkan gum di tempat yang lebih

terhormat di lingkungannya, karena diri seorang gumlahg dapat diharapkan

memperoleh ilmu pengetahuan” 11 12

A. Tugas Profesional Guru (Tugas Mengajar)

1. Pengertian Guru dan Tugasnya

Yang dimaksud dengan gum di sini ada tiga macam, yaitu : “orang tua,

gum, dan pemimpin-pemimpin masyarakat, atau dengan kata lain orang yang

sudah dewasa”13. Orang tua adalah sebagai pendidik yang pertama dan utama.

sedangkan gum adalah sebagai pendidik yang kedua setelah orang tua. dan

11 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supen’isi Pendidikan, PT. Permata Pustaka Karya. Bandung. 1980, him. 17

12 Ibid; him. 11

13 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1981, him. 8

(28)

19

pemimpin masyarakat atau orang yang sudah dewasa adalah sebagai pendidik

yang ketiga.

Sedangkan yang menjadi kajian di sini adalah guru sebagai pendidik

yang kedua dalam kaitannya dengan tugas mengajar di sekolah. Secara

sederhana guru dapat diartikan sebagai “orang yang mengajar mata

pelajara” 14 5 Oleh karenanya diperlukan pengertian guru secara luas dalam

kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Pengertian mengajar harus diteijemahkan konseptual, disesuaikan

dengan pengertian mendidik. Mengajar adalah, “membimbing aktivitas

» 15

ana*.

S. Nasution, MA mendefinisikan mengajar ada tiga, yaitu :

a. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak.

b. Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak.

c. Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur

lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga

terjadi proses mengajar”.16

Dari defmisi tersebut dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang

mengorganisasikan anak didik serta menciptakan lingkungan yang kondusif

dalam rangka pengembangan fitrah manusia.

14 Anton Moelonom dkk, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, him. 228 l5S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1981, him. 8

(29)

20

Tugas guru sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang R1 Nomor

2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional,bab VIII mengenai tenaga

pendidikan, tepatnya pasal 27 ayat 1 s.d 3, bahwa tugas tenaga kependidikan

adalah:

1) Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar,

melatih, dan atau memberi pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.

2) Tenaga kependidikan meliputi tenaga pendidik, pengelola, satuan

pendidikan, penilik, dan pengembangan di bidang pendidikan,

perpustakaan, laboratorium, dan teknis sumber belajar.

3) Tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat

dengan tugas utama mengajar pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah serta jenjang perguruan tinggi” 17

Drs. Piet Sahertian dan Dra. Aleida Sahertian membedakan guru pada

umumnya kedalam tiga macam, yaitu :

“a. Tugas profesional

b. Tugas personal

c. Tugas sosial”18

17 Fuad Hasan, Undang-Undang R1 No. 2 Tentang Sistem Pendidikan National, Aneka Ilmu, Semarang, 1989, him. 12

(30)

Saiah satu dan tugas gum di atas adaiah tugas protesionai yang

menjadikan gum memiiiki peranan protesionai yang termasuk didaiamnya

adaiah:

1) Seorang gum yang diharapkan mempunyai dan menguasai ilmu

pengetahuan yang diharapkan sehingga ia dapat memberi kegiatan pada

siswanya sehingga pendidikan dapat berhasil baik.

2) Seorang pengajar yang menguasai psycologi anak.

3) Seorang penanggungjawab dalam membina disiplin.

4) Seorang penilai dan konselor terhadap kegiatan siswa.

5) Seorang pengembang kurikulum yang sedang dilaksanakan.

6) Seorang menghubungkan kurikulum yang sedang dilaksanakan.

7) Seorang pengajar yang terns menems mencari (menyelidiki) pengetahuan

yang bam dan ide-ide yang bam untuk melengkapi informasinya”.19

Pendapat lain mengatakan bahwa tugas seorang gum antara lain

“pembimbing si terdidik serta mencari pengenalan terhadap si terdidik

terhadap kebutuhan dan kesanggupannya”. Disamping tugas-tugas tersebut

masih ada tugas-tugas yang lain adaiah “pendidik harus memiiiki pengetahuan

yang diperlukan “pendidik harus memiiiki pengetahuan yang diperlukan”.20

Memang tugas si pendidik atau gum tidaklah mudah. Bahwa para

pendidik memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan

19 Ibid, him. 38

21

(31)

22

tidak disangkal lagi. Oleh karena itu, sering disebut bahwa tanggung jawab

seorang guru adalah berat, tetapi sangat mulia dan luhur. Seperti dalam firman

Artinya : “Hendaklah ada diantara karnu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma 'ruf dan mencegah dariyang mungkar, merekalah orang-orangyang beruntung”. (QS. A l Maidah)21

2. Syarat-syarat Guru

Dalam proses belajar mengajar, pribadi guru sangat besar pengaruhnya

terhadap perkembangan pribadi si anak didik. Karena sikap, tindakan, dan

tingkah laku seorang guru akan menjadi contoh atau cermin bagisikap

siswanya dalam berbagai aspek kehidupan.

Oleh sebab itu, syarat-syarat untuk menjadi guru yang ideal sangat

kompleks. Juga dituntut perangai yang sangat baik, sikap, tabiat, budi pekerti,

dan kesempumaan fisik maupun psychisnya”.22 Dan juga keterbukaan dalam

menyampaikan ilmu kepada anak didiknya.

Sehubungan fungsi sebagai pengajarm pendidik, dan pembimbing maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini akan 20

(32)

23

senantiasa menggambarkan pola tangkah laku yang diharapkan dal am

berbagai interaksi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun staf lainnya.

Sebagai seorang guru hams terbuka atas ilmu yang dimilikinya untuk

disampaikan kepada anak didiknya dalam rangka untuk mencapai tujuan

sebagai seorang pendidik untuk anak didiknya, sehingga tercapai proses

belajamya.

Dalam kitab Ta’limul Muta’alim dijelaskan bahwa syarat-syarat yang

mencari gum hams mempertimbangkan berbagai faktor seperti yang telah

disebutkan tadi. Dengan kata lain seorang gum hams memiliki kemampuan

yang lebih dibandingkan dengan siswanya. Hal tersebut dapat diambil

pengertian bahwa syarat-syarat seorang gum harus lebih alim, lebih wira’i dan

lebih tua.

Soewamo mengatakan bahwa “syarat-syarat yang hams dipenuhi oleh

seorang gum meliputi:

a. Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani.

b. Persyaratan psikis, yaitu kesehatan rohani. 21

(33)

24

c. Persyaratan mental, yaitu memiliki sikap mental yang lebih balk terhadap

profesi keguruan.

d. Persyaratan intelektual”."3

Guru sebagai jabatan profesinal memerlukan keahlian khusus karena

sebagai suatu profesi, guru harus memiliki syarat profesional. Untuk lebih

jelasnya mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

1. Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani. Yang artinya seorang guru

harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular yang

berbahaya.

2. Persyaratan psikhis, yaitu tidak sedang mengalami gangguan jiwa.

3. Persyaratan mental, yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap

profesi kependidikan, mencintai, mengabdi, serta memiliki dedikasi pada

tugasjabatannya.

4. Persyaratan moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki

sikap susila yang tinggi.

5. Persyaratan intelektual, yaitu memiliki pengeahuan dan ketrampilan yang

tinggi yang diperoleh dari lembaga pendidikan tenaga kependiuiKan, yang

diberikan bekal guna menunaikan tugas dan kewajibannya sebagai

pendidik. 22 23

22 Thomas Gordon, Gum YangEfektif, Rajawali, Jakarta, 1983, him. 32

(34)

Hal tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai b en k u t:

a. Seorang guru harus seorang pegawai yang dapat kewenangan unmk

mengajar yang dibutuhkan dengan Surat Keputusan pengangkatan yang

diberikan oleh pejabat yang memiliki wewenang untuk membenkannya

dalam hal ini materi.

b. Seorang guru adalah seorang yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, sehingga ia harus memiliki suatu agama tertentu yang

disyahkan oleh pemerintah, dan diyakini kebenarannya serta diamalkan

dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan lebih dan itu seorang guru atau

seorang pendidik harus beragama sebagaimana yang dianut oleh para

siswa.

c. Seorang guru haruslah seorang yang mempunyai kualitas sebagai tenaga

pengajar, hal ini dimaksudkan bahwa seorang guru harus benar-benar

mampu membimbing, mendidik, dan mengarahkan peserta didik dengan

baik dan benar sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya serta efektif dan efesien. Untuk itu seorang guru haruslah

seorang yang dapat membekali dengan ilmu-ilmu yang ada kaitannya

dengan profesinya yatiu dalam bidang keguruan. Untuk itu seorang guru

harus mempunyai ijazah dari lembaga yang berwenang untuk

(35)

26

& Seorang guru haruslah seorang yang berwenang Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945. Hal ini dimaksudkan agar seorang guru dapat

menanamkan kesadaran pada peserta didik untuk dapat menghayati dan

mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam

kehidupan bemegara, berbangsa, dan bermasyarakat dalam kehidupan

sehari-hari secara konsekuen dan mumi.

Lebih jauh Balnadi Sutadipura (1989) memberikan syarat-suarat untuk

menjadi guru yang betul-betul profesional dalam bidangnya sebagai berikut:

1. Dibidang Fisik

a. Hendaknya ia berbadan sehat, kuat, dan mulus supaya terhindar dari

rasa kecewa yang mungkin timbul dari siswa.

b. Hendaklah ia berusaha agar segala gerak-gerik dan tutur katanya

menggambarkan manusia yang berbudaya.

2. Dibidang Psikhis

a. Secara spiritual, ia seorang yang beriman.

b. Secara mental ia harus:

1) Mencintai pelajaran yang diajarkan.

2) Selalu berusaha untuk menambah ilmu sesuai dengan

perkembangan jaman.

3) Progresif dan modem.

(36)

5) Demokratis.

3. Bidang Sosial

Hendaknya menjadi peserta pembangunan bangsa yang produktif.

4. Dibidang Profesi Keguruan

“la hendaknya memahami dan mengamalkan kode etik keguruan”.24 M.

Athiyah Al-Abrasy lebih lanjut memberikan persyaratan untuk menjadi

seorang gru yang baik ia harus :

1. Zuhud, yaitu tidak mengutamakan materi, mengajar hanya mencari

ridlo dari Allah SWT.

2. Bersih tubuhnya, baik secara jasmani maupun secara rohani, jauh dari

dosa dan kesehatan, tidak bersifat ria, dengki, hasut, dan perselisihan.

3. Ikhlas dalam melaksanakan tugasnya.

?5 4. Harus mengetahui tabiat murid”.~

Dari uraian di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa untuk

menjadi seorang guru yang benar-benar profesi memerlukan beberapa

persyaratan yang sangat kompleks. Akan tetapi bila syarat tersebut tidak

terpenuhi secara ketat dan ideal, maka pelaksanaan proses belajai mengajar

atau pendidikan akan mengalami hambatan. Apabila jumlah yang diterima

untuk mejadi seorang guru sangatlah terbatas. Disisi lain yang membutuhkan

pelayanan pendidikan sangat banyak.

(37)

S

ai

28

3. Tanggungjawau Menjaui Seorang Guru Dalam Menjalankan 1 ugasnya Sebagai Pengajar

Sebenamya tugas menjadi seorang bukanlah pekeijaan yang sangat

ringan seperti anggapan yang selama ini. Pada umumnya setiap guru

disamping bertanggungjawab sebagai pengajar juga mempunyai tanggung

jawab kepada Allah SWT yaitu seorang guru bukanlah yang sangat ringan

seperti anggapan orang selama ini. Pada umumnya setiap guru disamping

bertanggung jawab sebagai pengajar juga mempunyai tanggung jawab kepada

Allah SWT yaitu seorang guru harus benar-benar mendidik muridnya dengan

sebaik-baiknya. Karena murid adalah amanat yang dibebankan wali murid

kepada guru tersebut. Firman Allah SWT :

Artinya : “Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah SWT memberi pengajaran sebaik-bainya kepadamu. Sesungguhnya Allah SWT Mendengar lagi Maha M elihat”* 26

(38)

29

Sebelum menguraikan tanggungjawab mengenai secara rinci terlebih

dahulu akan penulis sebutkan sistem penempatan guru.

Sebelum menguraikan tanggungjawab mengenai guru secara nnci

terlebih dahulu akan penulis sebutkan penempat guru.

M. Ngalim Purwanto, MP mengemukakan paling sedikit ada tiga sistem

penempatan guru, yaitu:

a. Sistem penempatan guru kelas.

b. Sistem guru bidang studi

c. Sistem campuran”

Ketiga penempatan guru tersebut memunyai tanggung jawab yang

berbeda-beda, seorang pemimpin harus mempunyai rasa tanggung jawab

terhadap kepemimpinannya. “Demikian pula tanggung jawab seorang guru

dalam fungsi kependidikannya tidak dapat dikatan kecil”.27 28 Oleh karena itu,

akan penulis uraikan ketiga tugas dalam setiap bidang guru di atas sebagai

berikut:

1. Sistem guru kelas, guru kelas adalah guru yang diserahi satu kelas yang

terdiri atas sejumlah muridselama satu tahun atau lebih. Seperti halnya

pada sekolah-sekolah umum lainnya tanggung jawab guru adalah

27 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervise Pendidikan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987, him. 124

(39)

30

“mengeijar semua pelajaran yang berlaku di kelas itu” iJ Sesuai dengan

jenjang pendidikan.

2. Sistem guru bidang studi, guru bidang studi adalah yang berlaku di SLTP

atau SLTA. Guru ini mempunyai tanggung jawab mengajar di beberapa

kelas, sesuai dengan keahliannya seperti yang tercantum dalam ijazah

keguruannya.

3. Sedangkan sistem guru campuran yaitu gabungan dari kedua sistem atas.

Guru diserahi kelas dan pada jam-jam tertentu mengajar mata pelajaran

yang sesuai dengan keahliannya/ hobinya di kelas lain.

Pada dasamya tanggung jawab guru dalam mengjalankan tugasnya ada

tiga macam, yaitu : “guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, dan

guru sebagai administrator”.29 30

Kemudian ada lima hal yang merupakan pengembangan dari pendapat di

atas yaitu : “tanggung jawab dalam pengajaran, tanggung jawab dalam

memberikan bimbingan, tanggung jawab dalam memberikan kurikulum,

tanggung jawab dalam mengembangkan profesi, dan tanggung jawab dalam

membina hubungan dengan masyarakat” 31

29 Ibid, him. 124

(40)

31

Diantara tugas-tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah

menyusun perencanaan pengajaran yang penulis bagi dalam tiga pokok

bahasan, yaitu:

- Perencanaan kegiatan belajar mengajar.

- Proses belajar mengajar.

- Evaluasi terhadap proses belajar mengajar.

a. Perencanaan Kegiatan Belajar Mengajar

Sebagai langkah awal dari pengelolaan proses belajar mengajar, yang

perlu dilakukan adalah seorang guru adalah merencanakan program yang

akan diajarkan kepada anak didik di kelas. Planing adalah merupakan

faktor yang amat penting dalam pengelolaan proses belajar mengajar yang

baik. Perencanaan belajar mengajar harus mencakup aspek pembelajaran

afektif, dimana perencanaan belajar mengajar tersebut dapat

menggambarkan bentuk-bentuk sikap dan tingkah laku yang dimilikki

siswa setelah melaksanakan kegiatan belajamya. Dalam pembahasan

rencana mengajar, guru yang baik adalah melihat ke depan dan

menyiapkan sebanyak mungkin kemungkinan-kemungkinan yang teijadi.

Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam

merencanakan program pengajaran, yaitu:

1) Merumuskan Tujuan Instruksional

(41)

32

a) Tujuan instruksional Umum

b) Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan instruksional Umum adalah tujuan yang teiah dirumuskan

dalam kurikulum, sehingga guru tidak perlua merumuskan sendiri.

Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus adalah merupakan hasil

dari perumusan guru itu sendiri, dan sebagai penjabaran dari

Tujuan Instruksional Umum. Tujuan Instruksional Khusus

merupakan hasil belajar siswa yang diharapkan dapat tercapai

setelah siswa mengikuti program pengajaran tertentu”.32

Dalam merumuskan Tujuan Instruksional Khusus ada tiga hal yang

perlu dipenuhi, yaitu:

a) Rumusan tujuan harus berpusat pada perubahan tingkah laku

pada anak didik.

b) Rumusan ujuan harus berisikan tingkah laku operasional.

c) Rumusan tujuan berisikan makna dari poko bahasan yang akan

diajarkan.

2) Menetapkan Bahasa Materi Pelajaran

Setelah diketahui tujuan yang akan dicapai dalam suatu pertemuan,

maka seorang guru dapat menentukan materi pada pencapaian tujun.

(42)

33

Daiam menetapkan materi pelajaran im ada beberapa peaoman yang

harus diikuti, antara lain:

a) Bahan harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.

b) Bahan yang disusun dari sederhana menuju ke hal-hal yang

kompleks.

c) Bahan yang ditulis daiam perencanaan pengajaran terbatas pada

konsep saja, atau daiam bentuk garis besamya saja.

d) Menetapkan bahan pengajaran harus serasi dengan urutan tujuan.

e) Urutan bahan hendaknya memperhatikan kesinambungan”.33

3) Menetapkan Kegiatan Belajar Mengajar

Menetapkan kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh guru dan oleh

murid selama proses belajar mengajar berlangsung sesuai dengan

bahan pelajaran yang diberikan” 34

4) Menetapkan Alat Pelajaran dan Sumber Bahan

Daiam langkah ini seorang guru dituntut untuk menentukan alat

pelajaran yang akan dibutuhkan. Alat pelajaran yang dapat

menentukan atau memperlancar pemcapaian tujuan dan memperkecil

verbalisme pada anak didik.

5) Perumusan Alat Evaluasi

33 Ibid; him. 69

(43)

34

“Perumusan alat evaluasi menyangkut pre tes dan pos tes, jems

evaluasi tes tertulis dan lesan, serta bentuk evaluasi obyektif atau

esaay, tes tindakan, sikap atau kemampuan kognitiF.3j

b. Proses Belajar Mengajar

Belajar adalah suatu proses aktif dimana teijadi hubungan saling

mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya. Pendapat

lain mengatakan “Learning may be defined as the process by wich

behavior originites or is altered through treaning or experiences”. Yang

artinya belajar dapat didefinisikan melalui pemberian latihan dan

pengalaman.

Pendapat hampir serupa dikemukanan oleh Cronbach adalah “Learning is

shown by change in behavior as a result o f experiences”, yang artinya

adalah belajar ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai

hasii dari pengaiaman. Proses belajar mengajar akan bermakna dan

berdaya guna bila guru memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Saling mempercayai antar guru dengan peserta didik.

b. Memperhatikan kebutuhan individu peserta didik, baik kebutuhan tisik

maupun kebutuhan psikhis.

Dalam proses belajar mengajar perlu dilaksanakan pronsip perbuatan

belajar mengajar karena prinsip tersebut menyebabkan seseorang 35

(44)

35

melakukan suatu kegiatan belajar. Seorang melakukan perbuatan apabila

hal tersebut menarik perhatian atau minat serta dirasakan sebagai sesuatu

kebutuhan dalam hidupnya.

Dalam kegiatan ini seorang guru harus soap dengan perencanaan yang

sudah disusun dan disiapkan secara matang untuk disajikan di depan anak

didik. Dalam proses belajar mengajar ini ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan oleh seorang guru, antara lain :

a. Mengenai anak didik

b. Mengadakan apersepsi terhadap materi yang akan disajikan.

c. Menyajikan materi yang telah direncanakan.

a) Mengenai anak didik.

Seorang yang telah masuk ke dalam kelas, langka pertama adalah harus

berusaha bagaimana caranya agar dapat mengenai peserta didik secara

akrab dan baik dalam waktu yang reiatii singkat. Mengajar menurut

para ahli tidak akan berhasil tanpa menengal peserta didik terlebih

dahulu. Seorang guru akan mengetahui kelebihan dan kekuarangan dari

masing-masing peserta didik, kebutuhan, serta tabiat-tabiat lainnya, jika

langkah tersebut dilakukan terlebih dahulu. Dengan demikian seorang

guru akan dapat menyesuaikan kebutuhan anak didik seperti kebutuhan

(45)

Robert J. Havigurst, dalam bukunya Human Development and

Education, mengemukakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan anak

dan pemuda yang disebut dengan Development Tsak, yaitu

kesanggupan memenuhi tugas-tugas tersebut, akan memberi rasa puas

dan bahagia, sebaiknya apabila gagal dalam memenuhi kebutuhan

tersebut maka akan menimbulkan perasaan kecewa, tidak senang, dan

kecemasan dari pihak lingkungan”.

b) Mengadakan apresepsi terhadap materi yang akan disajikan

Langkah ini sangat tepat untuk memulai suatu proses belajar mengajar,

yang bertujuan untuk menjajaki seberapa jauh kemampuan siswa untuk

menerima materi yang akan disampaikan. Karena disadari bahwa tiap-

tiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Dan itu dapat

dilihat dari latar belakang, intelegensi, minat, bakat, perhatian, serta

kecakapannya. Dalam hal ini guru dituntut kejeliannya terhadap

perbedaan-perbedaan individu tersebut agar dapat memberikan

pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan taraf kemampuan yang dimiliki

oleh masing-masing siswa.

c) Menyajikan materi yang telah direncanakan

Dalam kegiatan ini seorang guru tidak akan lepas dari beberapa faktor

pendukungnya, yaitu: 36

36 S. Nasution, M.A. Op.Cit, him. 26

(46)

37

1. Metode mengajar

2. Alat pelajaran

3. Penguasaan bahan pengajaran

4. Manajemen kelas

1) Metode Mengajar

Bilamana seorang guru sudah melakukan tugas mengajar, maka ia

berarti telah melakukan komunikasi dengan siswa didalam maupun

di luar kelas. Komunikasi itu akan teijadi guru dengan

kewajibannya sebagai pendidik mampu menimbulkaii minat siswa.

Untuk menimbulkan situasi yang demikian diperiukan metode yang

mampu membangkitkan minat belajar siswa. Metode pengajaran

dapat berfungsi dengan baik jika guru dapat memilih dan mampu

menggunakan dengan tepat dan benar. Guru sebagai

penanggungjawab penggunaan metode perlu sekali

mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut:

a. Kondisi anak didik

b. Materi pelajaran yang akan diajarkan

c. Situasi dimana anak sedang melakukan KBM

d. Aiat-aiat yang tersedia

e. Kemampuan guru untuk itu sendiri dalam menggunakan metode

(47)

38

2) Alat Pengajaran

Untuk membantu seorang guru agar lebih mudah dalam

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, maka seorang guru

haras dapat memilih dan menggunakan alat peraga dengan baik dan

benar. Dalam dunia pendidikan alat peraga yang biasa digunakan

adalah:

“a. Alat peraga dua atau tiga dimensi, bagan, grafik, poster, peta

datar, gambar mati, serta peta timbul.

b. Alat peraga yang diproyeksi, seperti film, slide dan film

skrip”.37

Dalam memilih alat pelajaran tersebut haras dipertimbangkan

kemampuan sekolah yang bersangkutan. Perlu diperhatikan bahwa

tidak semua alat pelajaran yang harganya mahal dan bagus dapat

menjamin tercapainya tjuan secara optimal, serta belum tentu pula

alat peraga yang harganya murah dan sederhana tidak dapat

mencapai sasaran pemgajaran yang efektif dan efesien. Disini

dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan alat pelajaran yang

tepat dan benar.

3) Penguasan Bahan Pengajaran

(48)

39

Untuk mendukung agar seorang guru tampil menarik dan lancar,

maka ia haras benar-benar menguasai bahan pengajaran yang akan

disampaikan. Tanpa adanya penguasan materi pelajaran yang

sungguh-sungguh, kecil kemungkinan seorang guru dapat mencapai

tujuan yang telah digariskan matang dan mantab sangatlah

diperlukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membaca atau

mencari literatur-literatur lain yang ada kaitannya dengan bahan

pengajaran atau materi yang akan disampaikan kepada siswa.

4) Manajemen Kelas

Dalam proses pengajaran seorang siswa haras tanggap terhadap apa

yang diinginkan oleh siswanya, mulai dari masuk kelas sampai dia

keluar dari ruangan kelas. Setiap guru haras memulai setiap

aktivitasnya dengan tepat. Buatlah situasi ruangan yang lebih

menarik dan menyenangkan dengan hiasan-hiasan-hiasan yang

sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam manajemen kelas ini seorang

guru bertindak disiplin terhadap kegiatan yang dihadapinya.

Kedisiplinan yang dinginkan siswa dan moral kelas yang baik,

tergantung dari efektivitas mengajar yang baik dan efisiensi

manajemen kelas yang baik pula. Tegas tetapi adil dan konsisten.

Persiapan yang seksama dan percaya adalah dengan siswa dengan

(49)

40

menunjukkan perhatian yang penuh terhadap siswa. Dal am

manajemen kelas ini guru harus tegas dalam memberikan keputusan

dan jawaban kepada siswa. Namun ketegasan bukan berarri

kekakuan, tidak mula dominasi yang komplit, dan bukan berara

gerang yang menjadikan siswa takut kepadanya Guru harus

mengambil bagian dari setiap aspek dalam kontrol kelas. Tetapi

sebelum ia mengambil keputusan sebaiknya ia berfikir terlebih

dahulu untuk apa ia berbuat seperti itu dan bagaiman nanti efeknya

5) Evaluasi Terhadap Proses Belajar Mengajar

Setelah berbagai program selesai dilakukan, maka langkah akhir

dari seorang guru adalah mengadakan penilaian terhadap semua

kegiatan tersebut. Evaluasi di sini bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai, sesuai dengan luiuan

yang telah dirumuskan sebelunya, serta untuk mengetahui dalam

hal apa saja yang masih belum tercapai.

Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan

insidental, melainkan kegiatan untuk menilai sesuatu secara

terencana. sistematis, terarah berdasarkan atas tjuan yang jelas"

Kegiatan evaluasi memerlukan kegunaan informasi yang diperoleh

melalui pengukuran maupun dengan cara lain untuk menentukan 38

(50)

41

pendapat dan keputusan-keputusan pendidikan. Pendapat dan

keputusan tentu saja akan dipengaruhi oleh kesan pribadi dan

sistem nilai yang ada pada pembuat keputusan” .39

B. Tugas Guru Di Luar Sekolah

i . Kegiatan Guru Da lam Keluarga/ Rumah Tangga

Allah SWT meneiptakan manusia pada awal kelahirannya dengan

membawa fitroh yang asli, yaitu makhluk religius yang dilengkapi dengan

jasad dan jiwanya dengan bagian-bagian serta memiliki kemampuan yang

potensial. Namun perlu diketahui makhluk yang masih lemah dalam

keseluruhannya.

Dalam perkembangan dan pertumbuhannya anak tidak lepas dari

pengaruh lingkungan, terutama orang tua. Oleh karena itu, keluarga

menduduki peranan yang sangat penting bagi terbentuknya kepribadian anak

secara keseluruhan yang akab dibawa sepanjang hidupnya. Keluargalah

sebagai pembentuk pribadi, watak, dasar-dasar keagamaan, penanaman sifat,

kebiasaan, hobi, cita-cita, dan sebagainya. Sedangkan lembaga pendidikan

maupun yang lainnya di masyarakat sifatnya hanya sebagai pembantu,

melanjutkan dan memperbanyak atau memperdalam apa yang diperoleh dari

keluarga.

(51)

42

Orang tua secara kodrat alamiah adalah mengemban amanat sebagai

pendidik terhadap anaknya sebagaimana firman Allah SWT daiam surat Al-

Anfal ayat 27 yang berbunyi:

Artinya : Hai orang-orang yang berimcm janganlah kamu mengkhianati Allah SWT dan Rasulnya (Muhammad SAW) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat JfanS

dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahuinya

Maksud dari ayat di atas adalah orang tua termasuk orang yang diberi

amanat oleh Allah SWT, yaitu anak dan anak tersebut tidak boleh dikhianati.

Artinya anak tersebut hams dididik sesuai dengan kemampuan orang tuanya,

sehingga kelak tersebut menjadi anak yang soleh atau solehah.

Pembebanan secara kodrat ini tidak ditolak oleh keluarga, oleh karena

itu kelahiran sang anak memang dikehendaki oleh orang tuanya. “Bahkan

dengan kemanusiaan, tanggung jawab sosial ini mempakan perwujudan

kesadaran tanggung jawab keluarga yang diikuti oleh darah keturuan dan

kesatuan keyakinan” 41 40

(52)

43

2. Kcdudukan Guru daiam Masyarakat

Sebagaimana didapati pada negara di timur sejak zaman dahulu guru

dihormati oleh masyarakat. Orang India dahulu menganggap guru sebagai

orang suci dan sakti. Di Jepang guru disebut sebagai Sansei, artinya yang

lebih dahulu lahir, yang lebih dahulu tua. Di Inggris guru disebut dengan

Teacher, dan di Jerman Der Lehrer, keduanya berarti mengajar. Akan tetapi

kata guru sebenamya bukan berarti sebagai pengajar melainkan juga sebagai

pendidik, baik di daiam maupun di luar sekolah. Ia hanya dapat menjadi

sebagai penyuluh masyarakat”.41 42

Guru (Islam) sebagai orang yang telah menuntut ilmu maka termasuk

golongan yang ditinggikan dengan derajat oleh Allah SWT. Sebagai

firmanNya:

O'

Artinya : ... Allah SWT mengangkat orang yang beriman diantaramu dan orang-orangyang diberi ilmupengetahucm berapa derajat... “43

Sedangkan Nabi Muhammad SAW telah bersabda bahwa orang-orang

yang beriman dan berilmu (ulama) termasuk orang segolongan pewaris Nabi,

sebagaimana sabdanya:

41 Noor Syam, dkk, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, Usaha Nasioal, Surabaya, 1981, him. 17 42 Mumi Jamal, Ilmu Pendidikan Islam, Diijen Bimbingan Islam, Jakarta, 1983, him. 38

(53)

44

^L*W' O^: 4 ^^

(

j

-

v

^ V ^

;^ V

<i^' O ^ ^ ^ l

p D > 9

V^

t

*

1

Artinya : “Dan Abudarda R.A berkata “Saya mendengar Rasullah bersabda : "... sebagian para ulama itu pewaris Nabi-Nabi, dan sesimgguhnya para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi-Nabi itu tidak mewariskan Dinar dan Dirham, tetapi mereka itu hanya mewariskan ilmu, maka barang siapa

mendapatkannya, ia berarti mengambil bagian yang benar”. yang

44

3. Jenis Kegiatan Guru Dalam Masyarakat

Sebagimana yang ada di masyarakat kita dimana ada dua macam guru

yaitu guru umum dan guru agama. Kegiatan guru umum di dalam masyarakat

pada umumnya diantaranya aktif dalam posyandu, PKK, LKMD, dan

sebagainya yang berkaitan dengan bidang umum yang mereka mampui.

Untuk guru agama mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda.

Diantara kegiatan-kegiatan para guru agama dalam masyarakat antara lain :

a. Pengajian A1 Qur’an

Di Indonesia, terdapat beberapa tempat yang dapat dijadikan sebagai

tempat untuk mengaji. Seperti di pondok-pondok, surau-surau, dan

madrasah-madrasah.

Bagi guru agama, dalam mengajarkan Al Qur’an hendaknya mengacu

(54)

45

1) Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan

dan kemampuan manghafal ayat-ayat yang mudah.

2) Kemampuan memahami kitab Ailah SWT secara sempuma.

3) Kesanggupan menerangkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

4) Memperbaiki tingkah laku melalui metode yang tepat.

5) Kemampuan memanifestasikan keindahan retorika dan uslub Ai

Qur’an

6) Penumbuhan rasa cinta dari keagungan Al Qur;an ke dalam jiwanya.

7) Pembinaan pendidikan Islam berdasarkan sumber-sumbemya”.43

Cerdengan penekanan seperti tersebut diatas diharapkan dapat mengubah

kesan masyarakat yang asing terhadap Al Qur’an menjadi suatu yang

mentradisi, baik dalam segi pembacaan, pemahaman, dan pengalaman

dalam kegiatan sehari-hari.

b. Ceramah Keagamaan

Dalam dunia pendidikan ceramah adalah metode-metode dimana

penyampaian pegertian-pengertian materi kepada anak dengan jalan

penerangan dan penutturan secara lesan”.46 44 45 46

44 Imam Abu Zakaria Yahya bin Svarif An-Nawawi, Riyadussholihin, Syirkatul Maktabah, Surabaya, him. 3382

45 Muhammad Abdul Qodir Ahmad, Metode PengajaranAgama Islam, Proyek Pembinaan Prasarana dan Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta, 1985, him. 73

(55)

46

Ceramah keagamaan sudah menjadi tradisi masyarakax dalam kegiatan-

kegiatan rutin pada pengajian hari-hari besar Isla. Bagi guru agama Islam

dalam memberikan ceramahnya disamping mem puny ai kelengkapan ilmu

agama juga harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1. Berpengatahuan umum

2. Berkepribadian yang baik.

3. Jujur dan ikhlas.

4. Mempunyai kebaranian mental.

5. Mempunyai kosa kata atau perbendaharaan kata yang cukup luas

6. Kecerdasan pikiraa

7. Memahami tema.

8. Percaya diri.

9. Bersikap menari”.47

Dengan kegiatan ceramaha keagamaan ini diharap dapat menanamkan

nilai-nilai ajaran agama kepada sejumlah massa atau hadirin yang banyak

dalam waktu yang relatif singkat

c. Praktik Ibadah

Praktik ibadah yang kami maksud disini adalah ibadah yang bemilai

rohaniah dengan menggunakan gerak badaniah seperti shalat, wudlu,

puasa serta kegiatan agama lainnya.

(56)

47

Dalam lingkungan masyarakat praktik ibadah lebih baik diberikan kepada

anak-anak. Kyai atau guru bersama para santrinya mengerjakan suatu

ibadah sebagai latihan dari apa yang telah dipelajari sebelumnya.

Bagi guru yang telah banyak mengetahui tentang metode mengajar,

praktik ibadah ini merupakan bentuk atau gaya mengajar yang

menggunakan metode demonstrasi. Metode ini sangat tepat untuk

mengeijakan praktik ibadah kepada masyarakat dengan memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

1. Metode demonstrasi hendaknya digunakan dalam hal-hal yang bersifat

praktis dalam masyarakat.

2. Pendemonstrasian diarahkan agar murid-murid memperoleh

pengertian yang lebih jelas dan praktis.

3. Diusahakan anak-anak dapat mengikuti demonstrasi dengan jelas.

4. Berilah landasan teori yang akan didemostrasikan”.4*

Dari sisni diharapkan anak-anak dapat mengeijakan ibadah sesuai dengan

syarat rukun yang telah ditetapkan.

Guru agama merupakan figur seorang yang ahli dalam ilmu agama,

disamping itu juga ilmu agama lain sebagai pendukung. Maka tidak

berlebihan jika guruagama dianggal ualam' plus, karena disamping guru

agama juga sebagai intelektual muslim. 4

(57)

48

Kalau peranan guru agama dal am masyarakat pada kegiatan pengajian

merupakan usaha untuk mengubah atau untuk memperbaiki individu maka

untuk mencapai tingkah laku yang sesuai dengan ajaran agama Islam akan

lebih sempuma jika guru mengubah atau mengkondisikan Imgkungan yang

diwamai oleh keimanan, kedamaian, dan keadilan dan menuiut ajaran agama

Islam.

Usaha mengkondisikan lingkungan yang Islami dapat dilakukan dengan

tampilnya guru di tengah-tenagah masyarakat dengan memberikan petunjuk

dan keteladanan yang Islami dan yang terpenting adalah partisipasi dalam ikut

serta dalam membangun masyarakat serta memecahkan masalah-masalah

sosial yang dihadapi oleh masyarakat yang bersangkutan.

Mengingat betapa lengkapnya nilai-nilai sosial yang terkandung dalam

ajaran Islam, maka kehadiran guru agama Islam sangat diharapkan

masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan-kegiatan

sosial di tengah-tengah masyarakat.

Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi sangat

mempengaruhi pola hidup manusia dalam bermasyarakat yang terkadang

menunjukkan indikator yang sangat mengkhawatirkan, vakni bergesemya

pandangan hidup masyarakat dari nilai-nilai sosial seperti menipisnva iman

(58)

cenderung mementingkan dirinya sendiri yang pada gilirannya akan melebar

jurang pemisah antara sikapnya dengan si miskin.

(59)

BA B III

LAPORAN IIASIL PENELIT1AN

A. Situasi Umum MI Kecamatan G u b u g Kabupaicu Grobogafi

1. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya

a) MI Negeri Kuwaron Kecamatan Gubug

Pada sekitar tahun 1964 di Desa Kuwaron Kecamatan Gubug berdinlah

sekolah dengan nama MWB (Madrasah Wajib Belajari. Tepamya pada

tanggal 25 April 1964. Sebagai tokoh pendirinya adalah Bapak H. Soleh

dan Bapak Gimin yang dibantu oleh beberapa tokoh masyarakat yang lain.

Madrasah tersebut mengajarkan pendidikan umum dan agama yang

meliputi fiqih, tauhid, nahwu, dan lainnya. Adapaun tempat

pelaksanaannva pada waktu itu masih menempati rumah pendiri madrasah

tersebut. Kemudian pada perkembangan selanjutnya MWB tersebut

berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah yang masih berstatus swasta yang

dikelola oleh keluarga besar Bapak H. Soleh. Tempa: penyelenggaraan

pendidikan tersebut tidak lagi menempati rumah pengurus, namun sudah

mempunyai gedung sendiri dengan biaya swadana masyarakat. Karena

didorong oleh semangat yang tinggi dari para pengelola atau para

pengurus untuk memajukan pendidikan yang setara dengan Sekolah Dasar

yang lain, maka mulailah dirintis untuk bagaimana menegerikan Madrasah

tersebut. Adanya kerja sama yang baik dari berbagai pihak maka pada

(60)

51

tanggal 11 juli 1991 MI Kuwaron behasil di negerikan, dengan Kepala

Sekolah yang pertama Arari Al-Djumali, mulai dari MBW sampai

sekarang ini, MI Negeri Kuwaron sudah mengalami pergantian empat

Kepala Sekolah yaitu mulai dari Bapak Mian, Amri Al-Djumali, Bapak

Mashadi, AM. Ag dan yang sekarang Bapak Kumarudin, S. Ag

b) MI Ringinhaijo

Seperti halnya dengan MI Negeri Kuwaron, pada awalnya MI Ringinhaijo

(Miftakhul Islam) namanya juga MWB. Karena sebagian besar

masyarakat Ringinkidul beragama Islam (NU) maka muncul niat untuk

mendirikan Madrasah. Sebagai tokoh pendirinya adalah Bapak H. Abdul

Syukur dan Bapak H. Soleh. Dalam perkembangan selanjutnya MBW

berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah yang sampai sekarang masih

berstatus swasta. Pelajaran yang disampaikan meliputi pelajaran agama

dan umum seperti pada MI-MI yang lainnya.

Pada mulanya gedung sekolah berasal dari swadana masyarakat setempat

dan tanahnya merupakan wakaf dari Bapak H. Abdul Syukur. Namun

sampai sekarang ini setiap MU termasuk Ringinhaijo mendapat biaya

pemeliharaan dari pemerintah setempat setiap tahun sekali.

Pada waktu sore hari geudng MI tersebut sampai sekarang masih

Gambar

tabel keadaan guru (Tabel I)
i ll s  TABEL Di KiftUSI rkEKULNSI 1)a N tiiGSENTASE TENTANG TUGAS
TUGAS-TUGAS GURU MI KECAMATAN GUBUGTABEL III
TABEL KERJA KOEFESIEN KORELASIANTAR AKTTVn AS GURu
+2

Referensi

Dokumen terkait

The method gives a better solution for a lower computation effort than single run optimization with a large number of parameters or refinement procedures without selection.. © 2008

Dewi Setyorini, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dan dewan penguji skripsi yang telah memberikan penulis dukungan

Untuk penciptaan karya seni lukis kinetik dengan gagasan permasalahan dalam lukisan pemandangan Indonesia maka tujuan penciptaan dapat dibuat sebagai berikut:.. Untuk

Students, in learning second language especially English, will make. errors and mistakes about

Colombo No.1 Yogyakarta 55281 Telepon :

Untuk mengetahui masalah dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian kinerja di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan kajian teoritis dalam psikologi lingkungan, psikologi klinis dan penelitian yang berkaitan dengan

Tahap pertama adalah identifikasi aset yang harus dilakukan pada level rincian yang sesuai sehingga memberikan cukup informasi untuk penilaian risiko.. Level