• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman dan waktu, persaingan dalam suatu organisasi atau lembaga saat ini sangat ketat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Semua organisasi dituntut untuk dapat bersaing memberikan pelayanan yang maksimal, tidak terkecuali organisasi pemerintah. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam beberapa aspek penting seperti pelatihan, pendidikan, motivasi dan aspek-aspek lainnya. Hal ini akan menjadikan manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu indikator penting dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya.

Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, merupakan salah satu perangkat daerah yang memiliki kegiatan produksi hortikultura, Peningkatan Produksi dan Produktivitas komoditas tanaman pangan, Penyerapan Tenaga Kerja, Pendapatan Petani, Permintaan Masyarakat konsumen, Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan itu adalah sumbangan bagi Devisa Negara dalam bidang pertanian sejak jaman penjajahan sampai saat ini. Kegiatan tersebut tidak terlepas dari keberadaan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat dalam peranannya untuk meningkatkan produksi, populasi, konsumsi dan pemasaran produk-produk pertanian tanaman pangan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi atau lembaga untuk meningkatkan kualitas kerja pegawai dengan melaksanakan penilaian

(2)

kinerja. Dengan adanya penilaian tersebut, seorang manager dapat mengetahui hasil dari kinerja pegawai. Sehubungan dengan itu prestasi kerja tidak hanya dilihat dari hasil fisik saja, akan tetapi dilihat dari berbagai bidang antara lain kepemimpinan, kedisiplinan, kemampuan kerja, hubungan kerja atau hal-hal yang berkaitan dengan tingkatan dan bidang pekerjaan yang dijabati. Sistem penilaian kinerja sangat perlu untuk perencaan bagi para pegawai tersebut, sehingga hal tersebut dapat untuk menjadi acuan para pegawai untuk termotivasi dan berprestasi dalam melaksanakan pekerjaannya .

Penilaian kinerja yang tidak efektif akan mengakibatkan dari hasil penilaian tersebut tidak memberikan etos semangat kerja kepada individu yang dimiliki. Evaluasi hasil kerja yang kurang baik tidak dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan tidak mampu meningkatkan keterampilan pegawai tersebut. Evaluasi hasil kerja juga dapat bersifat memberi semangat kerja, serta dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan individu. Penilaian kinerja secara rutin perlu dilakukan agar mengetahui peranan aktif pegawai dalam mendukung tercapainya tujuan suatu organisasi atau lembaga.

Begitu pun halnya di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura yang merupakan instansi pemerintahan yang bergerak dalam bidang pertanian termasuk di dalamnya sub sistem pertanian tanaman pangan dan mempunyai peran memberikan konstribusi terhadap penyediaan pangan guna memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk, peningkatan pendapatan petani, peningkatan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja serta untuk menunjang ketahanan pangan. Instansi ini pun tidak jauh berbeda dengan instansi lainnya yang menganggap pentingya mengelola sumber daya manusia dengan baik dalam upaya meningkatkan kinerja.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi kerja, maka seluruh pegawai negeri sipil memerlukan peningkatan prestasi kerja dalam aktivitas organisasi. Walaupun program kemampuan pegawai sering dilakukan namun masih banyak dijumpai permasalahan-permasalahan yang menyangkut tidak kompetennya seorang

(3)

pegawai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dan prestasi kerja yang masih buruk. Hal tersebut menunjukan bahwa program peningkatan kemampuan kinerja pegawai yang dilakukan selama ini masih belum terealisasi dengan baik, untuk itu diperlukan suatu program evaluasi yang berguna untuk mengkaji permasalahan yang menyangkut kinerja seorang pegawai.

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil mensyaratkan setiap PNS wajib menyusun sasaran kinerja pegawai (SKP) berdasarkan rencana kerja tahunan instansi. SKP itu memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur. Penilaian prestasi kerja dengan menggunakan SKP ini mulai di berlakukan setiap instansi pemerintahan pada Tahun 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2011. Dari unsue-unsur di atas yang mana pada saat penilaian dicocokkan dengan standar nilai yang ada di bawah ini.

Tabel 1.1

Standar Nilai Kinerja Pegawai

No Nilai (%) Kategori

1 90 – ke atas Sangat Baik

2 76 – 90 Baik

3 61 – 75 Cukup

4 51 – 60 Kurang

5 50 ke bawah Buruk

Peraturan Pemerintah ini mensyaratkan setiap PNS wajib menyusun SKP berdasarkan rencana kerja jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Berdasarkan pengamatan awal penelitian, diindikasi terdapat masalah pada kinerja pegawai di instansi tersebut. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata daftar penilaian sasaran kinerja Pegawai Negeri Sipil (SKP) jangka pendek yakni periode Januari sampai dengan Desember Tahun 2019.

(4)

Tabel 1.2

Rekapitulasi Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

Pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Januari – Desember Tahun 2019

Bulan Jumlah Pegawai Nilai Rata-rata SKP Target Minimal Januari 210 89.41 90 Febuari 210 89.31 90 Maret 210 89.06 90 April 210 81.00 90 Mei 210 88.79 90 Juni 210 88.65 90 Juli 210 90.43 90 Agustus 210 90.00 90 September 210 88.11 90 Oktober 210 87.70 90 November 210 88.08 90 Desember 210 87.62 90 Rata - rata 88.18 90

Tabel 1.2 menunjukan bahwa hasil rata-rata Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat periode Januari sampai dengan Desember Tahun 2019 sudah baik dengan nilai rata-rata SKP 88,18. Walaupun sudah dalam kategori baik, target yang ditetapkan oleh instansi yaitu memiliki SKP lebih dari 90 belum tercapai. Artinya masih banyak pegawai yang memiliki nilai capaian SKP dibawah angka dari 90.

Demikian halnya pada Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat dimana karyawannya merupakan faktor penting penentu keberhasilan. Penilaian kinerja di Dinas TPH Provinsi Jawa Barat dilakukan secara periodik terhadap hasil pekerjaan karyawan honorer mauapun Pegawai Negeri Sipil. Tujuan

(5)

pelaksanaan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, serta untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh karyawan tersebut.

Mengingat betapa pentingnya masalah penilaian kinerja karyawan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul “ TINJAUAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA BARAT "

1.2. Rumusan masalah

Mengingat betapa pentingnya penilaian kinerja pada suatu instansi pemerintahan yang dimana telah dijelaskan dalam latar belakang, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksaan penilaian kinerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

2. Apa tujuan dan manfaat penilaian kinerja pegawai untuk Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

3. Apa hambatan yang dihadapi dalam pelaksaan penilaian kinerja pegawai di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

1.3. Tujuan Penelitian

Maksud dari tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi, selain itu untuk menjawab identifikasi masalah diatas, serta untuk sebagai bahan

(6)

penyusunan Laporan Tugas Akhir, yang merupakan syarat untuk menempuh ujian sidang akhir Diploma III di Universitas Widyatama. Adapun tujuannya untuk mengetahui, antara lain:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksaan penilaian kinerja pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat penilaian kinerja pegawai di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

3. Untuk mengetahui masalah dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian kinerja di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini, yaitu: 1. Bagi penulis:

Dengan adanya penelitian ini sangat bermanfaat karena dapat memperoleh pengalaman yang berharga guna mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja dan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang dunia kerja, serta dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan yang dapat di aplikasikan dalam dunia kerja, yang terutama dalam program penilaian kinerja.

2. Bagi Instasi

Sebagai bahan masukan khususnya dalam hal pelaksanaan penilaian kinerja, dan diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan penilaian kinerja pegawai pada masa yang akan datang.

3. Bagi pihak lain

Semoga bermanfaat untuk dijadikan bahan kajian perbandingan studi dalam penelitian.

(7)

1.5. Metodologi Penelitian

Penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode deskriptif (descriptive research). Menurut sugiono (2009:29) Yang dimaksud metode deskriptif : “Adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.”

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah :

1. Penelitian lapangan (Field Research)

Pengumpulan data lapangan, dilakukan dengan praktek langsung pada kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, yang akan dijadikan objek dalam penyusunan laporan dengan cara :

a. Wawancara

Penulis melakukan interaksi secara langsung dengan pihak-pihak instasi, serta meminta dan mempelajari dokumen-dokumen terkait dengan masalah yang di bahas.

b. Observasi

Merupakan pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

2. Studi kepustakaan

Merupakan pengumpulan sumber informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti, informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah,

(8)

catatan kuliah dan sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan judul yang diambil.

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini. Dilakukan penelitian di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, yang beralamat di Jl. Surapati No.71 , Sadang Serang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40133, yang dimulai pada tanggal 18 Februari – 18 Maret 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis mengenai kritik sosial dalam puisi Wiji Thukul juga terdapat pada skripsi karya Wahyu Widodo, tahun 2007, jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,

Dari hasil identifikasi guru bersama supervisor 2 dan teman sejawat menemukan berbagai permasalahan yang ada yang harus segera dianalisis yaitu: 1) Guru kurang

Kehidupan pertama terjadi karena adanya daya tarik menarik dari bagian yang terpisah - pisah.. Aristoteles: organisme disusun dari tingkatan yang rendah 

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan manajemen strategi untuk mengetahui lingkungan perusahaan

Berdasarkan hasil dari kuesioner oleh responden, indeks yang diperoleh adalah sebesar 87,5% mahasiswa merasa lebih mudah memahami materi biologi dasar dengan men- erapkan

Hambatan yang terjadi dalam memperoleh sumber pendapatan daerah yang dilakukan oleh pemerintah kota Medan adalah terdapatnya target pajak parkir yang telah ditetapkan tidak

Bila anda mempunyai ke empat larutan asam asam tersebut dengan molaritas yang sama, manakah yang pH nya paling tinggi?.

Menurut hasil uji heteroskedastisitas diatas yang dilakukan pada 5 (lima) variabel yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada 4 variabel tidak mengalami