• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanjung Api-Ap

Dalam dokumen AR CSAP 2014 Bilingual (Halaman 30-33)

Jl. Letjen Harun Sohar No. 2605 Tanjung Api-Api Km 9

Tata Kelola Perusahaan .

Good Corporate Gover

nance

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Sekretaris Perusahaan sepanjang tahun 2014, antara lain: 1. Menyelenggarakan RUPST dan RUPSLB

2. Menghadiri setiap pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Direksi

3. Mengikuti/mengupdate perkembangan pasar modal, termasuk setiap peraturan Pasar Modal yang baru

diterbitkan selama tahun 2014, serta memberikan masukan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan unit kerja terkait dengan adanya peraturan baru tersebut.

4. Menyampaikan keterbukaan informasi yang bersifat material kepada pubik melalui Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia terkait dengan kondisi Perusahaan, seperti:

• Laporan berkala (Laporan Hutang Valas bulanan, Laporan Registrasi Pemegang Efek bulanan, Laporan Keuangan Konsolidasian kuartalan, semesteran dan tahunan)

• Laporan insidentil hasil pelaksanaan aktivitas-aktivitas korporasi (RUPST, RUPSLB, Laporan Tahunan, etc) 5. Melakukan publikasi kepada publik melalui:

• Paparan Publik

• Press Release

• Website : www.csahome.com

• Koran

• Pertemuan langsung maupun tidak langsung (melalui email maupun konferensi telepon) dengan para pemegang saham publik, investor, para analis dan media

6. Mengadakan program Corporate Social Responsibility

Penerapan kode etik

Untuk senantiasa memelihara pertumbuhan yang berkelanjutan, Perseroan menyadari bahwa penerapan GCG sangatlah penting untuk dilakukan sebagai warga korporasi. Kode etik merupakan bagian dari penerapan GCG.

Peranan seluruh karyawan sangat diperlukan dalam penerapan GCG melalui penerapan kode etik profesional dalam pekerjaan kita sehari-hari dengan menghindari hal-hal sebagai berikut:

• Pelecehan

• Bentrok Kepentingan

• Pencurian data

• Korupsi

Kode etik ini telah disosialisasikan dan berlaku bagi seluruh karyawan Perusahaan tanpa kecuali, dan menjadi kewajiban seluruh Top Management (BOD/COO/RM/Kepala Cabang) dan HRD dalam pengawasan kesehariannya.

Apabila ada pelanggaran atau pengaduan terhadap tindakan- tindakan penyimpangan dari GCG, baik sebagai korban ataupun saksi, dapat melaporkan ke HRD Corporate melalui email atau telpon/sms. Bagi saksi yang melaporkan akan dijaga kerahasiaannya dan issues pelaporan akan divalidasi, di audit dan di tindaklanjuti sesuai aturan perusahaan dan hukum.

Manajemen Risiko

The following are some activities conducted by the Corporate Secretary in 2014:

1. Held an AGMS and EGMS.

2. Attended meetings of the BOC and BOD.

3. Following/updating capital market developments, including the market regulations issued in 2014, and providing inputs to the BOC, BOD and related working units related to these new regulations.

4. Disclosed material information to the public through Bapepam-LK and Indonesia Stock Exchange related to Company’s condition, including:

• Periodic reports (Forex Debt monthly report, Registration of Shareholders monthly report, quarterly, semiannual, and annual Consolidated Financial Reports).

• Incidental reports on the results of the corporate activities (RUPST, RUPSLB, Annual Report, etc).

5. Publication to public through: • Public Expose

• Press Release

• Website : www.csahome.com • Newspaper

• Direct meetings and indirect meetings (via email or conference call) with the public shareholders, investors, analysts, and media

6. Held Corporate Social Responsibility program

Implementation of the Code of Conduct

In order to maintain sustainable growth, the Company believes that the implementation of GCG is mportant to do as a corporate citizens. Code of Conduct is an integral part of the implementation of GCG.

The role of employees is needed in the implementation of GCG through the implementation of a code of professional conduct in our daily work to avoid the following topics:

• Harrasment • Conflict of Interest • Ilegal fishing • Corruption

These Code of Conduct has been socialized and shall apply to all employees without exception, and be the duty of all top management (BOD /COO/RM /Branch Manager) and HRD in the daily supervision.

If there are violations or complaints against acts of deviation from the GCG, either as victims or witnesses, can reported to the Corporate HRD via email or phone/sms. For witnesses who report will be kept confidential and reporting issues will be validated, audited and followed up according to the Company rules and the law firm.

Tata Kelola Perusahaan .

Good Corporate Gover

nance Perseroan telah mengidentifikasi risiko-risiko utama

yang berpotensi mendatangkan dampak negatif terhadap operasi usaha:

1. Risiko Kondisi Perekonomian Makro

Kondisi ekonomi makro dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global serta indikator-indikator ekonomi nasional seperti inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, BI rate, harga minyak, peraturan baru yang ditetapkan oleh Pemerintah dan sebagainya. Diantisipasi Perseroan dengan melakukan pemantauan secara rutin sehingga langkah-langkah antisipasi yang diperlukan dapat segera dilaksanakan.

2. Risiko Persaingan Usaha

Meningkatnya persaingan usaha timbul dari diangkatnya distributor baru atas produk yang ada, dikeluarkannya produk baru/produk substitusi dari kompetitor, rusaknya harga pasar produk karena traders, dan sebagainya. Diantisipasi Perseroan dengan menjaga hubungan dan memberikan pelayanan yang lebih baik ke prinsipal, pengecer dan konsumen akhir, membuat progam-program pemasaran yang efektif dan efisien, serta penerapan prinsip GCG yang baik.

3. Risiko Pemutusan Kontrak

Risiko pemutusan kontrak timbul dari faktor eksternal seperti keputusan dari manajemen prinsipal untuk mendistribusikan produknya sendiri. Hal ini diantisipasi Perseroan dengan terus memperluas jaringan distribusi, menjaga hubungan dan memberikan pelayanan yang lebih baik ke prinsipal dengan konsep yang saling menguntungkan.

4. Risiko Piutang Dagang

Risiko ini timbul jika pelanggan kesulitan dalam membayar tagihan piutangnya yang telah jatuh tempo ke Perseroan. Untuk mengatasinya, diterapkan computerized blocking overdue system untuk pelanggan yang piutangnya telah jatuh tempo, pengontrolan yang lebih seksama dalam pemberian kredit dengan mempertimbangkan historical pola pembayaran dan kondisi finansial pelanggan, dan juga menerapkan tingkatan otorisasi yang jelas.

5. Risiko Persediaan Barang

Risiko ini terjadi khususnya untuk persediaan barang yang perputarannya lambat, sehingga meningkatkan risiko barang menjadi rusak dan tidak dapat dijual. Selain itu, risiko ini juga timbul jika kontrol yang ada tidak memadai sehingga memungkinkan terjadinya kehilangan barang. Hal ini diantisipasi dengan akselerasi yang cepat terhadap perkembangan kondisi pasar, memonitor persediaan barang terutama yang perputarannya lambat secara rutin, meningkatkan pengontrolan baik di sistem maupun manual terhadap keluar-masuk nya barang, dan membuat perjanjian retur dengan prinsipal.

6. Risiko Katastropik

Seperti lazimnya dalam sebuah bisnis, terjadinya bencana alam dapat mempengaruhi Perusahaan secara signifikan. Untuk meminimalkan dampak bencana ini, Perseroan telah melengkapi setiap bangunan kantor, gudang, toko, dan showroom dengan alat pemadam kebakaran dan mengasuransikan seluruh aset Perseroan.

The Company has identified the key risks that could potentially bring a negative impact on business operations:

1. Risk of Macro Economics Condition

Macroeconomics condition is influenced by global economic conditions and national economic indicators, such as inflation, interest rate, currency exchange rate, BI rate, oil price, new Government regulations and so on. The company anticipated these risks by regular monitoring so that necessary actions can be performed immediately.

2. Risk of Business Competition

Increasing business competition arising from appointment of new distributor for existing products, launching of new products / substitute products from competitors, damaged market price due to traders, and so on. The Company anticipated these risks by maintaining good relationship and providing better quality of service to principals, retailers and end-consumers, developing effective and efficient marketing programs, and also applying the GCG principles.

3. Risk of Contract Termination

Risk of contract termination arise from external factors such as decision of the principal management to distribute their own products. This kind of risk can be anticipated by the Company by continuously broadening the distribution network, maintaining good relationships, and providing better quality of service to principals in accordance with the concept of mutually beneficial relationship.

4. Risk of Trade Receivables

This risk arises when customers have difficulties in paying their overdue debts to the Company. To manage the risk, the Company implemented computerized blocking overdue system for all overdue receivables, more control in credit limit approval by considering customers’ historical payment pattern and financial conditions, and also set clear authorization level.

5. Risk of Inventories

This risk especially happens to the slow moving inventory, which increase the risk of damaged goods and dead stocks. Additionally, the risk of losing inventory is possible if existing controls are not sufficient. These were anticipated by accelerating response towards market developments, regular monitoring of the inventory especially for the slow moving inventory, improving both system and manual control of inventory movements, and establishing an agreement on products return with principals.

6. Risk of Catastrophe

As usual in all businesses, the occurrence of natural disasters can significantly affect the Company. To minimize the impacts, the Company has equipped all office buildings, warehouses, stores, and showrooms with fire extinguishers and insured all of the Company’s assets.

Dalam dokumen AR CSAP 2014 Bilingual (Halaman 30-33)