• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANJUNG UBAN SELATAN KABUPATEN BINTAN

Nidia Rahmayanti1 , Yunita2, Dian Tri Raharjo3

ABSTRAK

Penyakit Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penyuluhan dengan media flipchart terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pengobatan massal eliminasi filariasis. Jenis penelitian ini adalah penelitian praeksperimen dengan pendekatan one group pretest posttest dengan jumlah sampel 31 orang. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat pengaruh penyuluhan dengan media flipchart tentang penyakit filariasis terhadap pengetahuan masyarakat yaitu sebesar 93,55% dengan pengetahuan baik dan 74,20% masyarakat yang memiliki sikap sangat baik. Analisis bivariat menyatakan ada pengaruh sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang filariasis terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat (ρ<0,05). Disarankan kepada petugas Puskesmas untuk melakukan penyuluhan dan seminar tentang filariasis kepada masyarakat.

Kata Kunci : Penyuluhan Media Flipchart Filariasis, Pengetahuan, Sikap

ABSTRACT

Filariasis disease is a chronic infectious disease caused by infection with the filarial worm that attacks the lymph nodes and channels. The purpose of this study is to determine whether there is influence of counseling with flipchart media influence on the knowledge and attitudes of society in achieving the target of elimination of filariasis mass treatment of this. This research is a research approach praeksperimen with one group pretest posttest with total sample 31 people. The result is there are significant counseling with flipchart media influence on the knowledge society filariasis is equal to 93.55 % with 74.20 % and a good knowledge of the people who have a very good attitude. Bivariate analyzes indicate no influence before and after given educate more people abaout filariasis on knowledge and attitudes of society. It is expected that the health center staff to do counseling and seminars on filariasis to the public.

373 PENDAHULUAN

Terdapat 17 macam penyakit tropis di dunia yang membutuhkan perhatian, salah satu yang menjadi perhatian dunia adalah penyakit kaki gajah. Pada tahun 2004, diperkirakan 1/5 penduduk dunia atau 1,1 milyar penduduk di 83 negara berisiko terinfeksi filariasis, terutama di daerah tropis dan beberapa daerah subtropis (Depkes, 2005). Menurut WHO, urutan Negara dengan kasus Filariasis terbanyak adalah Asia Selatan (India dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika, serta diikuti oleh Thailand dan Indonesia (Asia Tenggara).

Terdapat sedikitnya 34 infeksi penyakit menular yang banyak ditemukan di Indonesia, diantaranya adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor nyamuk yakni Filariasis (Soedarto, 1990). Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres. Cacing tersebut hidup di saluran dan kelenjar getah bening dengan manifestasi klinik akut berupa demam berulang, peradangan saluran dan saluran kelenjar getah bening. Pada stadium lanjut dapat menimbulkan cacat

menetap berupa pembesaran kaki, lengan, payudara dan alat kelamin, baik pada laki-laki maupun perempuan (DIRJEN PP&PL 2006).

Sejak tahun 1975, Indonesia telah melakukan program pemberantasan penyakit Kaki Gajah di daerah endemis. Namun karena luasnya daerah yang endemis dan terbatasnya dana dan sarana maka tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit tersebut. Di Indonesia sepakat untuk melakukan program eliminasi penyakit kaki gajah yang dilaksanakan secara bertahap diawali pada tahun 2002, dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan eliminasi penyakit kaki gajah sebagai salah satu program prioritas (DIRJEN PP & PL, 2003).

Strategi yang diterapkan dalam program eliminasi filariasis adalah memutuskan mata rantai penularan dengan pengobatan massal di daerah endemis serta upaya pencegahan dan membatasi kecacatan melalui penatalaksanaan kasus klinis filariasis. Kemudian untuk monitoring dan evaluasi, dilakukan perhitungan terhadap cakupan pengobatan massal (DEPKES,

374 2005). Pada tahun 2006 dari 262

kota/kabupaten telah terlaksana pengobatan massal filariasis di 54 kota/kabupaten pada daerah endemis.

Pada tahun 2012 di Provinsi Kepulauan Riau telah di temukan 87 kasus filariasis di 7 kabupaten/kota. (DINKES Provinsi KEPRI). Di Kabupaten Bintan, pengobatan massal filariasis telah dilakukan diseluruh wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Bintan pada tahun 2013 ini. Salah satu wilayah kerja Puskesmas yang angka realisasi minum obatnya terendah adalah Puskesmas Tanjung Uban dengan persentase hanya 42,22% atau dalam arti lain, ada lebih dari setengah penduduk sasaran dengan jumlah 9.133 orang di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Uban tidak meminum obat pada pengobatan massal filariasis tahun 2013. Hal ini dapat menjadi faktor penghambat dalam keberhasilan program eliminasi filariasis di Indonesia, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Uban.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan kepada 15 orang masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Uban, masih ada 70% masyarakat yang belum mengetahui tentang apa itu penyakit filariasis

atau kaki gajah, 80% masyarakat hanya mengetahui efek samping dari meminum obat saja secara umum sehingga membuat mereka takut untuk minum obat dalam pengobatan filariasis tersebut. Menurut peneliti untuk merubah pengetahuan dan sikap masyarakat tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi kesehatan yaitu dengan diberikannya penyuluhan dengan media flipchart tentang penyakit filariasis dan program filariasis, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media flipchart terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat dalam program eliminasi filariasis. Flipchart (lembar balik) adalah media penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Desain penelitian adalah bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian praeksperimen dengan pendekatan one group pretest posttest (Notoatmodjo,2010). Rancangan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan media flipchart

375 terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat

dalam program eliminasi filariasis.

Penelitian ini dimana kelompok eksperimen tersebut diberi intervensi yang diawali dengan pengukuran sebelum pemberian intervensi (pretest) dan setelah pemberian intervensi (posttest). Jumlah responden sebanyak 31 orang. Pedoman etika penelitian yang digunakan yaitu anonymity, beneficence & maleficence, respect for human dignity dan justice (Burn & Grove,2009). Analisa data menggunakan univariat dan bivariat yaitu uji Wilcoxon test. Pengolahan data meliputi langkah-langkah editing, coding, processing dan cleaning.

HASIL

Analisis Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Flipchart terhadap Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dalam Program Eliminasi Filariasis.

Tabel 1

Analisis Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Flipchart terhadap Pengetahuan Masyarakat dalam Program Eliminasi Filariasis di RT.01

RW.01 Kelurahan Tanjung Uban Selatan tahun 2014 Pengetah uan Sebelum Sesu dah Signifikansi Frek uensi (%) Freku ensi (%) pv Baik 16 51,6% 29 93,5 5% 0,000 Kurang 15 48,4% 2 6,45 % Jumlah 31 100% 31 100 %

Tabel 1 analisis pengaruh penyuluhan dengan media flipchart terhadap pengetahuan pada masyarakat yang tidak minum obat di RT.01 RW.01 Kelurahan Tanjung Uban Selatan tahun 2014 menunjukkan bahwa 16 orang (51,6%) yang berpengetahuan baik sebelum diberikan penyuluhan dengan media flipchart mengalami peningkatan menjadi 29 orang (93,55%) setelah diberikan penyuluhan dengan media flipchart dan 15 orang (48,4%) responden yang pengetahuannya kurang tentang penyakit filariasis sebelum diberikan penyuluhan dengan media flipchart mengalami penurunan menjadi 2 orang

376 (6,45%) setelah diberikan penyuluhan dengan

media flipchart.

Hasil Wilcoxon test dapat dilihat dari uji statistik yang diperoleh adalah 0,000. Kesimpulannya karena uji statistik 0,000< 0,05 maka Ho ditolak artinya ada pengaruh penyuluhan dengan media flipchart terhadap pengetahuan masyarakat dalam program eliminasi filariasis di RT.01 RW.01 Kelurahan Tanjung Uban Selatan tahun2014.

Tabel 2

Analisis Pengaruh Penyuluhan dengan Media flipchart terhadap Sikap Masyarakat dalam Program Eliminasi Filariasis di RT.01 RW.01 Kelurahan Tanjung Uban Selatan tahun 2014

Sikap Sebelum Sesudah Signifikansi Freku ensi (%) Freku ensi (%) p v Sangat baik 12 38,7% 23 74,20 % ,000 Baik 9 29,05 % 8 25,80 % Tidak baik 10 32,25 % 0 0% Sangat tidak baik 0 0% 0 0% Jumlah 31 100% 31 100 %

Tabel 2 analisis pengaruh penyuluhan dengan media flipchart terhadap sikap masyarakat dalam program eliminasi filariasis di RT.01 RW.01 Kelurahan Tanjung Uban Selatan tahun 2014 menunjukkan bahwa 12 orang (38,7%) yang memiliki sikap sangat baik sebelum diberikan penyuluhan dengan media flipchart mengalami peningkatan menjadi 23 orang (74,20%) sesudah diberikan penyuluhan dengan media flipchart dan 10 orang (32,25%) responden yang memiliki sikap yang tidak baik sebelum diberikan penyuluhan dengan media flipchart mengalami penurunan menjadi tidak ada setelah diberikan penyuluhan dengan media flipchart.

Hasil Wilcoxon test dapat dilihat dari uji statistik yang diperoleh adalah 0,000. Kesimpulannya karena uji statistik 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak artinya ada pengaruh penyuluhan dengan media flipchart terhadap sikap masyarakat dalam program eliminasi

377 filariasis di RT.01 RW.01 Kelurahan Tanjung

Uban Selatan tahun 2014. PEMBAHASAN

Pengaruh penyuluhan dengan media flipchart terhadap pengetahuan masyarakat dalam program eliminasi filariasis di RT.01 RW.01 Kelurahan Tanjung Uban Selatan

Hasil yang diperoleh dari pengolahan data adalah 0,000 (ρ < 0,05), ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan media flipchart terhadap pengetahuan masyarakat tentang penyakit filariasis dan juga program eliminasi filariasis.

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002). Penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh peneliti adalah dalam bentuk metode ceramah sehingga cocok untuk sasaran yang memiliki pendidikan rendah ataupun tinggi. Penelitian ini juga memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kusumawardani (2009) di Depok tentang “Gambaran Faktor-Faktor Predisposisi dan Praktik Minum Obat pada Pengobatan Massal Filariasis di 7 RW Kelurahan Baktijaya” yang menyatakan bahwa proporsi praktik minum obat pada responden dengan tingkat pengetahuan “baik” tentang

filariasis (94%) lebih tinggi bila dibandingkan dengan proporsipraktik minum obat pada responden dengan tingkat pengetahuan “kurang baik” (82,4%). Dan proporsi praktik minum obat pada kelompok tingkat pendidikan ≥ SMA/sederajat (90%) lebih tinggi bila dibandingkan proporsi praktik minum obat pada kelompok tingkat pendidikan < SMA/sederajat (74%). Kesimpulan yang dapat diambil bahwa untuk mendapatkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam pengobatan msssal filariasis, maka diperlukan pengetahuan yang “baik” tentang filariasis dimasyarakat, salah satunya dengan penginformasian tentang filariasis, baik dari media maupun penyuluhan secara langsung kepada masyarakat.

Pengaruh penyuluhan dengan media flipchart terhadap sikap masyarakat dalam program eliminasi filariasis di

378 RT.01 RW.01 Kelurahan Tanjung Uban

Selatan

Hasil yang diperoleh dari pengolahan data adalah 0,000 (ρ <0,05), ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan media flipchart tentang filariasis dan program eliminasi filariasis terhadap perubahan sikap masyarakat di RT.01 RW.01 Kelurahan Tanjung Uban Selatan tahun 2014.

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan (Effendy, 2003). Dalam penyuluhan kesehatan metode penyuluhan digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi.

PENUTUP

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 31 responden maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa :

1. Masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang tentang penyakit filariasis dan program filariasis sebelum diberikan penyuluhan dengan media flipchart (pre test) adalah 15 orang (48,4%). Dan setelah diberikan penyuluhan dengan media flipchart (post test) tentang penyakit filariasis terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat yaitu menjadi 29 orang (93,55%).

2. Masyarakat yang memiliki sikap tidak baik tentang penyakit filariasis sebelum diberikan penyuluhan dengan media flipchart (pre test) adalah 10 orang (32,25%), dan yang memiliki sikap sangat baik yaitu 12 orang (38,7%). Setelah diberikan penyuluhan dengan media flipchart (post test) tentang penyakit filariasis dan programnya terjadi peningkatan atau perubahan kearah sikap yang sangat baik yaitu 23 orang (74,20%). 3. Penyuluhan dengan media flipchart tentang

penyakit filariasis dan programnya sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat di RT.01 RW.01 Kelurahan Tanjung Uban Selatan tahun 2014.

379 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2006): Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Dharma, Kusuma Kelana, (2011): Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media

Dirjen PP dan PL, (2002): Desaku Bebas Penyakit Kaki Gajah (Filariasis). Jakarta : DEPKES

: Buku 1 Pedoman Program Eliminasi Penyakit Kaki Gajah (Filariasis) di Indonesia. PEMPROV RIAU

: Buku 4 Pedoman Pengobatan MasaalPenyakit Kaki Gajah (Filariasis). PEMPROV RIAU

(2012): Pedoman Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Pengobatan Filariasis. Jakarta : Kemenkes RI

Effendi, Nursalam, (2008): Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Gandahusada, Srisasi, dkk, (2006):

Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Hidayat, Aziz, (2007): Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

Irianto, Kus, (2009): Parasitologi Berbagai Penyakit yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia untuk Paramedis dan Nonmedis. Bandung : Yrama Widya

Kusumawardani, Dewi, (2009): Gambaran Faktor-faktor Predisposisi dan praktik Minum Obat pada Pengobatan Massal Filariasis di 7 RW Kelurahan BaktiJaya Depoktahun 2009. (online) (http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digit

al/126492-S-5718Gambaran%20faktor-Fulltext.pdf) dikutip pada tanggal 10 Oktober 2013

Mahfoedz I, Eko S, (2007): Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya

Mubarak WI, dkk, (2007): Promosi Kesehatan; Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Garaha Ilmu

Notoatmodjo, Soekidjo, (2010): Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

: Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

380 Onggowaluyo, Samidjo Jangkung, (2002):

Parasitologi Medik I (Helmintologi). Jakarta : EGC

Saryono, (2009): Metedologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Jogjakarta : Mitra Cendikia Setiawati S, Dermawan AC, (2008): Proses

Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Trans Informasi Media

Suliha, UHA, dkk, (2002): Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC

1

. Nidia Rahmayanti : Mahasiswa STIKes Hang Tuah Tanjungpinang Prodi S1 Keperawatan

2

. Yunita, S.Kep,Ns : Dosen STIKes Hang Tuah Tanjungpinang

3

. Dian Tri Raharjo, S.Kep,Ns : Dosen STIKes Hang Tuah Tanjungpinang

PEDOMAN BAGI PENULIS

JURNAL KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH TANJUNGPINANG

Dokumen terkait