• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Dalam dokumen RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) (Halaman 45-54)

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Rokan Hilir menghadapi beberapa tantangan baik itu yang datang dari luar (eksternal) maupun yang datang dari dalam (internal) dan kemudian dipetakan ke dalam 4 (empat) kondisi lingkungan strategis yaitu:

a. Kondisi Politik b. Kondisi Ekonomi c. Kondisi Sosial

d. Kondisi Teknologi

Tantangan dan peluang yang datang dari luar (eksternal) yang dihadapi oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Rokan Hilir terhadap pengembangan pelayanan terpetakan sebagai berikut:

Tantangan dari luar (eksternal) kondisi politik:

 Pasar bebas yang ditandai dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) pada tahun 201, juga dapat menjadi ancaman, karena asimetris dalam penguasaan pasar dan masih rendahnya daya saing produk koperasi dan UMKM di pasar internasional.

Tantangan dari luar (eksternal) kondisi politik:

 Pesatnya kerjasama ekonomi antara Negara terutama dalam konteks ASEAN dan APEC, akan menciptakan peluang baru bagi koperasi dan UMKM.

Tantangan dari luar (eksternal) kondisi ekonomi:

 Pendanaan utamanya koperasi dan UMKM memiliki permasalahan karena modal sendiri yang terbatas

 Jasa lembaga keuangan yang sebagian besar berupa kredit modal kerja, bukan kredit investasi (dengan jangka waktu yang relatif lebih lama)

Peluang dari luar (eksternal) kondisi ekonomi:

 Dukungan permodalan bagi usaha mikro ke berbagai pelosok hanya dapat dijangkau dinas koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah Kabupaten Rokan Hilir (tidak mungkin dijangkau oleh lembaga keuangan manapun).

 Tersedianya plafon kredit yang besar di lembaga keuangan bank dan non bank (kabijakan pemerintah pusat).

Tantangan dari luar (eksternal) kondisi sosial:

 Kurang kondusifnya iklim usaha. Hal ini terutama berkaitan dengan belum tuntasnya penanganan aspek legalitas badan usaha dan kelancaran prosedur perizinan, infrastruktur kebijakan dalam aspek pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Peluang dari luar (eksternal) kondisi sosial:

 Tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi, sektor ini telah menjamin stabilitas pasar tenaga kerja, penekanan pengangguran dan menjadi wahana bangkitnya wirausaha baru.

Tantangan dari luar (eksternal) kondisi teknologi:

 Kebanyakan koperasi dan UMKM menggunakan teknologi sederhana, kurang memanfaatkan teknologi yang lebih memberikan nilai tambah produk.

Peluang dari luar (eksternal) kondisi teknologi:

 Pengembangan berbagai bentuk kerjasama, salah satunya dengan alih teknologi.

Tantangan dan peluang yang datang dari dalam (internal) yang dihadapi oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Rokan Hilir terhadap pengembangan pelayanan dibagi berdasarkan skenario peran-peran dalam melaksanakan penugasan atau mandat yang menjadi tanggung jawab kelembagaan dan terpetakan sebagai berikut:

Tantangan dari dalam (internal) dari peran Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Rokan Hilir sebagai think-tank:

 Sosialisasi terkait kebijakan yang dihasilkan belum dilakukan secara maximal kepada seluruh stakeholder yang terlihat dan kepada para pelaku

usaha koperasi dan UMKM. Belum dilakukannya M/E (monitoring/evaluasi secara berkala terhadap kebijakan yang telah dibuat.

Peluang dari dalam (internal) dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Rokan Hilir sebagai think-thank:

 Penentu kebijakan teknis terkait koperasi.

 Penentu kebijakan terkait UMKM.

Tantangan dari dalam (internal) dari peran Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Rokan Hilir sebagai Pelayanan:

 Jumlah UPT dan aparatur Pembina Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah tidak sepenuhnya sebanding dengan cakupan jumlah koperasi sebanyak 327 koperasi (data 30 September 2016) dan 22.309 UMKM (data 30 September 2016) di Kabupaten Rokan Hilir.

Peluang dari dalam (internal) dari peran Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Rokan Hilir sebagai Pelayanan:

 Memiliki UPT Pelatihan Koperasi dan UMKM.

 Memiliki UPT Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT).

Tantangan dari dalam (internal) dari peran Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Rokan Hilir sebagai Pengelola:

 Penempatan SDM belum secara optimal sesuai kompetensinya, dan bahkan juga belum secara optimal mendukung fungsi sebagai penyusun kebijakan teknis bidang koperasi dan UMKM.

Peluang dari dalam (internal) dari peran Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Rokan Hilir sebagai Pengelola:

 Terdapat sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang pemberdayaan koperasi dan UMKM, terdapat aparatur Pembina di lingkungan Dinas Koperasi dan UKM, dan sarana-prasarana penunjang lain yang selama ini menjadi modal dasar dalam menjalankan pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Kabupaten Rokan Hilir.

Tantangan dari dalam (internal) terkait kelembagaan:

 Mayoritas SDM yang dimiliki Koperasi dan UMKM, keahlian teknis, kompetensi, kewirausahaan dan manajemennya masih rendah.

 Jumlah aparatur tidak sepenuhnya sebanding dengan cakupan jumlah Koperasi dan UMKM.

 Terbatasnya akses Koperasi dan UMKM kepada sumber daya produktif terutama terhadap bahan baku, permodalan, teknologi, sarana pemasaran serta informasi pasar.

Peluang dari dalam (internal) terkait kelembagaan:

 Jumlah pelaku usaha yang ada di Kabupaten Rokan Hilir, 327 Koperasi dan 22.309 UMKM (data 30 September 2016) di Kabupaten Rokan Hilir.

 Kondisi ini menggambarkan bahwa peluang dan potensi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sangat strategis yang sebagian besar kapasitas SDMnya masih rendah.

 Jumlah pelaku usaha Koperasi dan UMKM yang sebanyak 327 Koperasi dan 22.309 UMKM (data 30 September 2016) di Kabupaten Rokan Hilir, merupakan peluang yang sangat besar untuk dibina dan dikembangkan oleh dinas koperasi dan UMKM sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

 SDA (hutan, lahan atau tanah, potensi pertambangan, potensi perairan dan kelautan dan berbagai potensi lainnya) yang dimiliki Kabupaten Rokan Hilir

menjadi potensi produktif yang penyebarannya yang hampir merata pada semua wilayah terutama di wilayah pedesaan. Semestinya rakyat yang sebagian besar berdomisili diwilayah pedesaan berada pada posisi yang paling menguntungkan dalam menikmati kekayaan alam tersebut.

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

SKPD

Pada bagian identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Rokan Hilir didasarkan pada hasil Analisis Gambaran Pelayanan SKPD. Bagian ini menguraikan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, telaah visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Rokan Hilir, serta telaahan Renstra Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Riau. Identifikasi permasalahan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Rokan Hilir berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1.

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Rokan Hilir

Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Hasil Analisis gambaran pelayanan SKPD Meningkatnya jumlah koperasi aktif

IKK Rendahnya kualitas

kelembagaan Koperasi

Struktur dan persaingan ekonomi yang lebih bertumpu pada modal

Masih terbatasnya jumlah tenaga perkoperasian yang kompeten untuk melakukan pembinaan Meningkatnya konstribusi UMKM terhadap PDRB

IKK Rendahnya produktivitas

Globalisasi perdagangan menyebabkan persaingan akan semakin ketat 1. Masih terbatasnya dampak fasilitasi bagi peningkatan akses permodalan bagi koperasi dan UMKM (KUMKM) 2. Database UMKM masih

Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) belum sepenuhnya update dan detail

Jumlah LKM

yang aktif IKK Terbatasnya akses

sumber daya produktif

Lembaga keuangan formal yang belum optimal memberikan bantuan keuangan / kredit pada UMKM terkendala jaminan Masih terbatasnya sumberdaya dalam memfasilitas dan mengembangkan UKM Hasil Analisis Renstra K/L dan Renstra Provinsi Penumbuhan Kinerja Usaha Koperasi

IKK Rendahnya kinerja

Koperasi

Regulasi perkoperasian masih belum konsisten

1. Masih terbatasnya jumlah tenaga perkoperasian yang kompeten 2. Masih terbatasnya fasilitasi dan pendampingan dikarenakan cakupan koperasi Rohil yang luas

Penumbuhan Wirausaha Baru Rendahnya pertumbuhan wirausaha baru Paradigm pembangunan belum sepenuhnya berorientasi kewirausahaan Masih terbatasnya jumlah tenaga perkoperasian dan UMKM yang kompeten

Selain dinamika internal tersebut, dalam upaya pengembangan koperasi dan UMKM di Kabupaten Rokan Hilir perlu memperhatikan perkembangan dinamika internasional, nasional, dan regional. Hasil identifikasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.2.

Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal) SKPD Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Rokan Hilir

No Dinamika Isu Strategis

Internasional Dinamika Nasional Regional/LokalDinamika Lain-lain

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Terbentunya komitmen bersama tentang perkembangan koperasi dan dijadikan

Teralokasinya dana kementrian yang dapat dimanfaatkan oleh koperasi dan UKM

Pendalaman dan implementasi peraturan gubernur untuk mendorong

No Dinamika Isu Strategis

Internasional Dinamika Nasional Regional/LokalDinamika Lain-lain

(1) (2) (3) (4) (5)

tahun 2012 sebagai tahun koperasi Dunia Pemulihan ekonomi Negara-negara Maju. Perluasan Pasar Non Tradisional. Diversifikasi Produk Ekspor. Perubahan Iklim. Munculnya Raksasa Ekonomi Baru. Pasar Bebas. Pemanfaatan revitalisasi kelembagaan koperasi dalam bentuk regulasi yang dapat mendorong

penumbuhkembangan koperasi

dan UKM dengan terbitnya peraturan pemerintah, permen

Terselenggaranya event promosi dan pameran tingkat Nasional sebagai ajang perkenalan produk unggulan daerah

penumbuh

kembangan pembinaan di sektor UMKM Fasilitasi promosi dan pameran Pemanfaatan produk unggulan Daerah Meningkatkan kapasitas pengelolaan KUKM Peningkatan kesejahteraan Rakyat Perluasan Pasar Domestik Perbaikan Inftrastruktur Peningkatan kemampuan Teknologi Peningkatan Nilai Tambah Produk Industri Penerapan Industri Berwawasan Lingkungan Pemanfaatan energi terbarukan Penciptaan Lapangan kerja Pemberantasan produk iilegal penerapan SNI

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Dalam dokumen RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) (Halaman 45-54)

Dokumen terkait