• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I :

D. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN

1 Bantuan Provinsi 12.021.520 25.604.020 14.261.540 13.486.580 8.306.658

2 Dana Alokasi

Khusus 33.165.700 33.174.070 34.252.239 27.955.384 24.179.500

TOTAL BELANJA 45.187.220 58.778.090 48.513.779 41.441.964 32.486.158

Sumber : Data Laporan Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen

D. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN SRAGEN

1. Tantangan.

Dalam mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen sesuai kondisi yang diharapkan, terdapat banyak tantangan yang berpotensi menghambat pencapaian tersebut sebagai berikut :

a. Petumbuhan ekonomi nasional yang tidak merata disemua wilayah/daerah dan kesenjangan ekonomi yang cukup tinggi, berpengaruh terhadap kemampuan Pemerintah Daerah dan tingkat kepedulian sebagian orang tua dalam ikut membiayai pendidikan.

b. Keterbatasan kemampuan keuangan Pemerintah/Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan anggaran pembiayaan Pendidikan mengakibatkan target untuk memenuhi Pendidikan gratis dan bermutu masing belum dapat tercapai.

c. Belum optimalnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak sampai jenjang pendidikan menengah terkait faktor ekonomi dan budaya.

d. Keterbatasan kemampuan pemerintah untuk memenuhi target atas komitmen global untuk pencapaian sasaran-sasaran Milinium Development Goals (MDG’s), Education for All (EFA), dan Human Development Index (HDI)

e. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas kualitas dan kuantitas dalam pelayanan pendidikan untuk meningkatkan daya saing daerah daya saing dalam skala nasional dan global.

f. Tata kelola manajemen pendidikan yang belum optimal g. Bonus demografi.

28 2. Peluang.

Meskipun dalam membangun dunia pendidikan dan kebudayaan banyak mengalami tantangan sebagaimana tersebut diatas, namun banyak pula peluang yang dapat dimanfaatkan sebagai modal dasar mencapai target-target capaian kinerja dibidang pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Sragen.

Peluang tersebut diantaranya adalah :

a. Diterbitkannya berbagai regulasi bidang pendidikan yang memberikan daya dukung bagi pelaksanaan kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Komitmen Pemerintah terhadap dukungan alokasi pembiayaan pendidikan sebesar 20% dari APBN

c. Meningkatnya APBD Kabupaten Sragen dalam mengalokasikan anggaran bidang pendidikan.

d. Meningkatnya kesadaran msayarakat tentang kebutuhan Pendidikan.

e. Meningkatnya pemanfaatan dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan.

f. Meningkatnya kebutuhan tenaga kerja terampil seiring dengan pertumbuhan industry di tanah air maupun di luar negeri

g. Meningkatnya daya tampung pada jenjang Pendidikan Tinggi.

h. Munculnya organisasi-organisasi baru di bidang pendidikan yang dapat menjadi mitra dalam peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

i. Meningkatnya peran serta pelaku usaha melalui program Corporate Social Responbility (CSR) untuk pendidikan.

j. Bonus Demografi.

Bonus demografi merupakan tantangan sekaligus menjadi peluang yang sangat menjanjikan jika mampu dimanfaatkan dengan optimal. Pada kondisi dimana penduduk dengan usia produktif yang sangat besar, sementara pada sisi lain jumlah usia muda semakin kecil, dan penduduk usia lanjut dengan populasi yang belum terlalu besar.

Bonus demografi akan diikuti dengan dampak sosial maupun ekonomi yang salah satunya merupakan dampak utama yakni angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk nonproduktif (usia tua dan anak-anak) akan sangat rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk produktif. Peluang bonus demografi ini diharapkan jumlah penduduk produktif tidak banyak menanggung beban atas penduduk yang tidak produktif, jumlah subsidi yang semakin kecil akan memberikan dampak kemandirian secara ekonomis yang mampu dimanfaatkan

29 untuk sektor lain.

Jumlah penduduk usia kerja yang melimpah pada kurun waktu terjadinya bonus demografi (2021-2030) sangat potensial memberikan dampak positif sebagai modal pembangunan untuk memacu pertumbuhan ekonomi menjadi semakin tinggi dan pada akhirnya hasil ini mampu meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.

Uraian tersebut di atas akan menjadi terbalik dan merupakan bencana bagi negara manakala bonus demografi tidak mampu dimanfaatkan sebagai peluang, karena jumlah penduduk yang besar dan dalam usia produktif namun tidak mampu terserap dalam dunia kerja akibat terbatasnya lapangan kerja dan rendahnya kompetensi. Hal yang paling utama harus dilakukan oleh pemerintah dengan kondisi tersebut adalah memberdayakan semua potensi yang ada, mempersiapkan rencana pembangunan yang diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja guna menampung penduduk usia produktif pada saat terjadinya bonus demografi tersebut.

Guna menyonsong terjadinya bonus demografi tersebut, pendidikan menjadi sangat prioritas untuk menjadi garapan utama guna mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul. Kegagalan menyiapkan sumber daya yang unggul akan berakibat munculnya musibah pada situasi yang seharusnya menjadi berkah. Bonus demografi yang diperkirakan akan tersedianya jumlah penduduk usia produktif dan diperkirakan sebesar 70 % dari jumlah pendudk usia produktif di tahun 2021-2030 harus disikapi sebagai sebuah peluang emas untuk menjadikan negara ini mampu menjadi kekuatan ekonomi, dan hal yang harus dipersiapkan adalah penyediaan lapangan kerja dan sumber daya manusia yang berkualitas. Kata kunci untuk menyambut era bonus demografi dengan kesadaran bahwa pendidikan yang merupakan investasi jangka panjang dan sebagai instrumen utama kemajuan bangsa harus menjadi prioritas pembangunan.

30 BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

A. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN SRAGEN

1. Kondisi Geografis

Dari segi Geografis, Kabupaten Sragen terletak antara 7o 15’

dan 7o30’ Lintang Selatan (LS) dan antara 110o45’ dan 111o10’ Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah kurang lebih 941,55 Km2 3,65% dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah).

Batas Wilayah:

- Sebelah Utara adalah Kabupaten Grobogan.

- Sebelah Timur adalah Kabupaten Ngawi (Jatim).

- Sebelah Selatan adalah Kabupaten Karanganyar.

- Sebelah Barat adalah Kabupaten Boyolali

Secara administrasi, Kabupaten Sragen terbagi atas 20 Kecamatan dengan 208 Desa/Kelurahan, 2.519 Dusun/Lingkungan serta 878.027 Jiwa.

Letak kecamatan terjauh yaitu Kecamatan Miri dari ibukota kabupaten sejauh 45 km, kecamatan terdekat dengan ibukota kabupaten adalah Kecamatan Sragen. Kecamatan Sragen yang memiliki luas wilayah 27,27 Km2 merupakan kecamatan yang tersempit wilayahnya, sedangkan kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Sumberlawang. Sementara Kecamatan Sambirejo adalah kecamatan yang paling tinggi lokasinya yang berada pada ketinggian

 190 m di atas permukaan air laut dan yang paling rendah adalah Kecamatan Sragen.

2. Kondisi Sosial Budaya

Jumlah penduduk di Kabupaten Sragen tahun 2015 sebanyak 878.027 jiwa, terdiri atas: penduduk laki-laki sebanyak 430.717 jiwa

(49,05%) dan penduduk perempuan sebanyak 448.310 jiwa (50,94%). Rasio jenis kelamin Kabupaten Sragen sebesar 961 atau dengan kata lain, setiap 1.000 jiwa penduduk perempuan terdapat 961 jiwa laki-laki. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Masaran sebanyak 72.633 jiwa dan terendah di Kecamatan Gesi sebanyak 19.828 jiwa.

Perincian penduduk dan rasio jenis kelamin berdasarkan kecamatan dapat dilihat dalam Tabel 2.2 di bawah ini.

Rata-rata tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Sragen rendah, yang berdampak pada masih rendahnya pula kualitas Sumber Daya Manusia. Terbukti bahwa di Sragen rata – rata lama sekolah baru 7,3 tahun.

31 Itu berarti bahwa rata-rata penduduk sragen baru mengenyam pendidikan setara dengan menginjak kelas 1 SMP. disamping itu dihadapkan pula masalah belum meratanya kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat waluapun secara umum sudah terjadi perluasan akses serta peningkatan mutu pelayanan pada semua jenjang pendidikan dari tahun ke tahun. Sebagai gambaran pada tahun 2016. prosentase anak usia 4-6 tahun yang mengikuti program PAUD sebesar 83%. Angka Partisipasi Murni atau APM rata-rata untuk SD/MI dan yang sederajat sebesar 99,89 %, Angka Partisipasi Murni ( APM ) rata-rata untuk SMP/MTs dan yang sederajat sebesar 92,10% dan Angka Partisipasi Murni ( APM) untuk SMA/SMK/MA dan yang sederajat baru sebesar 63 %.

Sementara itu jumlah penduduk dewasa yang buta huruf tahun 2016 relatif masih banyak jumlahnya, yaitu sebesar ... orang atau ....

% dari penduduk usia diatas 15 tahun sejumlah 676.261 orang. Hal tersebut diatas dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain pertama kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, sehingga motivasi masyarakat bersekolah rendah, juga berakibat motivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan masih kurang. Kedua kurangnya kemampuan pemerintah untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan beaya terjangkau oleh masyarakat, berakibat sebagian masyarakat khususnya yang tidak mampu tidak menyekolahkan anaknya; sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai seperti gedung sekolah, alat peraga, buku perpustakaan, laboratorium dan kualitas SDM serta penyebaran guru yang belum merata, yang kesemuanya dapat mendukung peningkatan kualitas pendidikan masyarakat.

Sebagai gambaran data tahun 2016 menunjukkan gedung sekolah dengan lokal berkondisi baik masih berkisar 76,69 % untuk pendidikan TK, 70 % untuk SD, 65 % untuk SMP, Sementara jumlah guru TK masih kekurangan sejumlah 555 orang guru SD 1.692 orang, guru SMP 469 orang, guru SMA. 115 org dan SMK 269 orang yang sampai saat ini pemecahannya dengan memberdayakan GTT yang ada.

B. TELAAH VISI, MISI DAN PROGRAM BUPATI dan WAKIL BUPATI SRAGEN 2016-2021 1. Visi

Visi Bupati dan Wakil Bupati Sragen adalah :

“Bangkit bersama mewujudkan bumi sukowati yang sejahtera dan bermartabat “

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam Visi tersebut adalah : bahwa segala daya dan upaya pembangunan di Kabupaten Sragen harus mampu membangkitkan semangat gotong royong, guyup rukun seluruh potensi yang ada di masyarakat Sragen dan di arahkan semata-mata untuk dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh warga masyarakat Sragen dengan

32 menjunjung tinggi norma-norma peradaban yang berlaku.

Makna yang terkandung didalam visi tersebut adalah : a. Bangkit

Bangkit adalah sebuah tindakan yang berangkat dari keyakinan untuk bangun menggugah dan membangkitkan seluruh potensi agar aktif dan proaktif bergerak melakukan pembangunan.

b. Bersama

Bersama dimaksudkan pemerintah berkewajiban mewujudkan dan meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat Sragen di setiap bidang pembangunan yang menyangkut hidup dan kehidupan terutama yang menyangkut kepentingan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

c. Sejahtera

Sejahtera dimaksudkan adalah kesejahteraan lahir dan batin.

Kesejahteraan yang diharapkan adalah kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga dan lingkungan sebagai dasar pengokohan sosial melalui peningkatan partisipasi dan kerjasama seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi disamping mewujudkan kesejahteraan dalam konteks lahiriyah dan materi dengan upaya meningkatkan indeks kesejahteraan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dan layanan dasar kesehatan, sosial, pendidikan, ekonomi melalui pembentukan karakter mandiri yang didukung dengan nilai-nilai kearifan lokal dan jati diri masyarakat Sragen, sangat penting melengkapinya dengan pemenuhan kesejahteraan jiwa dan batiniah agar setiap manusia dapat memerankan diri secara optimal sebagai hamba dan wakil Tuhan di bumi (kholifah). Kesejahteraan yang hakiki adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal, dan jasad. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna.

d. Bermartabat

Bermartabat dimaksudkan bahwa program pembangunan yang diselenggarakan pemerintah bersama-sama seluruh elemen masyarakat harus mampu membentuk karakter masyarakat yang memiliki harkat dan kepercayaan diri yang tinggi untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik, dan pada gilirannya nanti

33 sragen diharapkan menjadi teladan kemajuan bagi daerah lainnya.

2. Misi

Untuk mewujudkan visi “Bangkit bersama mewujudkan bumi sukowati yang sejahtera dan bermartabat “, akan ditempuh dengan melalui 5 misi sebagai berikut :

1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, melalui peningkatan tatakelola pemerintahan yang efektif, aspiratif, partisipatif dan transparan.

2. Pembangunan infrastruktur yang menyeluruh yang berkualitas untuk mempercepat capaian aspek-aspek pembangunan.

3. Membangun kemandirian ekonomi daerah melalui optimalisasi potensi pertanian dan industri, serta memberikan akses yang lebih besar pada pengembangan koperasi, industri kecil dan menengah dan sektor informal.

4. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing daerah.

5. Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

C. TELAAH RENSTRA KEMDIKBUD dan RENSTRA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

RPJMD Daerah Kabupaten Sragen Periode 2016-2021, Renstra Kemendiknas 2014-2019 dan Renstra Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, merupakan rujukan utama dalam penyusunan Renstra Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen 2016-2021.

Berikut ini kami paparkan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan dalam bidang Pendidikan dan kebudayaan yang tertuang didalam RPJMD Kabupaten Sragen Tahun 2016-2021 sebagai berikut :

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Meningkatkan

34 kualitas guru,

pemberian beasiswa dan BOSDA

kependidikan, BOSDA serta beasiswa

penduduk tidak mampu.

D. TELAAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Dari segi Geografis, Kabupaten Sragen terletak antara 7o32’ dan 8o15’

Lintang Selatan (LS) dan antara 110o41’ dan 111o18’ Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah kurang lebih 182.236,0236 Hektar (5,59% dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah).

Batas Wilayah:

- Sebelah Utara adalah Kabupaten Grobogan - Sebelah Timur adalah Kabupaten Ngawi (Jatim) - Sebelah Selatan Kabupaten Karangannyar - Sebelah Barat adalah Kabupaten Boyolali

Mengingat Kabupaten Sragen berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur.

sehingga wilayah Kabupaten Sragen berpotensi kena dampak pelimpahan siswa dari wilayah Jawa Timur atau sebaliknya. Maka perlu ada kerja sama dengan daerah perbatasan

Sebetulnya sudah ada kerja sama antara wilayah seperti : Kabupaten Sragen dengan Kabupaten Ngawi, dan kerjasama Subosukowonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten). Namun masih ada wilayah perbatasan yang belum ada kerja sama yaitu dengan Kabupaten Boyolalli, Karanganyar dan Grobogan.

E. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Berdasarkan telaah terhadap beberapa hal sebagaimana tersebut diatas, dan dengan memperhatikan beberapa factor internal dan eksternal, maka Secara umum permasalahan dalam pembangunan pendidikan dan kebudayaan sebagaimana tertuang didalam RPJMD Kabupaten Sragen Periode 2016-2021 dapat diidentiifikasi isu-isu strategis terkait dengan bidang pendidikan dan kebudayaan hal-hal sebagai berikut :

1. Masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD, APK PAUD sampai dengan tahun 2015 sebesar 40% lebih rendah dari Jawa Tengah yaitu sebesar 72%.

2. Masih rendahnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan Dasar. Ruang kelas dalam kondisi baik tingkat SD baru mencapai 77% pada

35 tahun 2015, yang seharusnya pada tahun 2015 mencapai 90%. SD/MI yang memiliki perpustakaan layak sesuai standar mencapai 48% pada tahun 2015.

3. Belum optimalnya pemerataan pelayanan pendidikan dasar 9 tahun APK SD/MI pada tahun 2015 sebesar 99,88% dan APK SMP sebesar 92,10%.

4. Belum tertanganinya secara optimal Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam memperoleh pelayanan pendidikan. Persentase anak difabel yang memperoleh peayananpendidikan sebesar 0,11% pada tahun 2015 dan Belum adanya sekolah inklusif pada jenjang pendidikan dasar.

5. Masih rendahnya guru TK/RA dan SD/MI berkualifikasi S1/DIV. Untuk guru TK/RA sampai dengan tahun 2015 baru mencapai 58%, sedangkan guru SD/MI baru mencapai 81%.

6. Angka Tingkat Buta Aksara masih tinggi. Pada tahun 2015 angka Buta Aksara sebesar 3,7% dari penduduk usia 15 tahun ke atas.

7. Masih rendahnya pelestarian dan akulturasi adat dan nilai-nilai budaya daerah.

Hal ini disebabkan semakin meningkatya pengaruh budaya dari luar negeri.

8. Belum optimalnya upaya pelestarian benda purbakala dan peninggalan sejarah sebagai aset budaya daerah.

9. Masih rendahnya inovasi dalam pengembangan seni dan budaya daerah untuk mengangkat citra budaya daerah. Hal ini disebabkan masih kurangnya apresiasi karya seni budaya daerah.

10. Belum kuatnya kerjasama dan jalinan kemitraan antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya daerah.

TABEL III.1

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2011-2015 BIDANG PENDIDIKAN (sudah diedit)

No Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

1 % anak usia 4-6 tahun mengikuti program PAUD dan TK/RA

31,18 80 80 81 82

2 % TK/RA memiliki sarana dan prasarana belajar/bermain

60,1 100 85 86 87

3 % TK/RA menerapkan manajemen sekolah berbasis sekolah sesuai dengan manual yang ditetapkan oleh menteri

60 53 60 62 64

4 % APM SD/MI 99,97 99,08 99,97 99,86 99.88

5 % APM SMP/MTs 91,08 91,08 90,39 91,87 92.10

6 % Angka Putus Sekolah SD 1 0,1 0,01 0,1 0.1

36

No Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

7 % ruang kelas SD/MI sesuai standar

60 70 72 75 77

8 % SD/MI memiliki laboratorium IPA dan komputer

50 15 25 30 35

9 % SD/MI memiliki perpustakaan sesuai standar

51 40 45 46 48

10 % SMP/MTs memiliki

laboratorium IPA dan komputer

60 157 160 100 100

11 % SMP/MTs memiliki perpustakaan sesuai standar

91 74 75 85 87

12 % Angka Kelulusan UASBN 98 99,8 99,16 99,94 99.96

13 % lulusan SD/MI melanjutkan ke SMP/MTs

99,9 99,17 99,81 98,38 99.85

14 % Angka Putus Sekolah SMP/MTs

0,08 0,08 0,04 0,05 0.05

15 % Angka Kelulusan Ujian Nasional SMP/MTs

20 % lulusan SMK diterima di dunia kerja sesuai dengan keahliannya

85 80 80 84

21 % penduduk usia 15-44 tahun bisa membaca dan menulis

97,87 97,61 97,61 95 97.3

22 Jumlah orang buta aksara dalam kelompok usia 15-44 tahun

976 912 891 945

23 Tersedianya data dasar keaksaraan yang diperbarui secara terus menerus

1 1 1 1 1

24 % penduduk usia sekolah yang belum sekolah di SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA menjadi peserta didik program paket A, B dan C

25 25 15 14 12

25 % tutor program paket A, B dan C memiliki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan

6 100 90 85 90

26 % pusat kegiatan belajar

masyarakat memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis

75 79 79 79 80

37

No Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

pembelajaran

27 Tersedianya data dasar kesetaraan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang

diperbarui secara terus menerus

1 1 1 1 1

28 % penduduk putus sekolah, pengangguran dan dari keluarga pra sejahtera menjadi peserta didik dalam

kursus-kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang

8 30 35 37 40

29 % lembaga kursus memiliki ijin operasional dari pemerintah atau pemerintah daerah

85 100 95 95 98

30 % lembaga kursus dan lembaga pelatihan terakreditasi

2 20 20 21 23

31 % lulusan kursus, pelatihan, magang, kelompok belajar usaha dapat memasuki dunia kerja

40 75 75 80 83

32 % tenaga pendidik, instruktur atau penguji praktek sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan

50 65 56 66 70

34 Tersedianya data dasar kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang yang diperbarui secara terus menerus

1 1 1 1 1

35 % penduduk difable menjadi peserta didik SLB

0,03 0,08 0,08 0,09 0.10

36 % angka kelulusan SLB 100 99 99 100 100

37 % guru SLB memiliki kualifikasi sesuai dengan standar

kompetensi yang ditetapkan

60 66 70 75 80

38 SLB memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis pembelajaran

2 4 5 5 5

39 Tersedianya data dasar pendidikan khusus yang

diperbarui secara terus menerus

1 1 1 1 1

38

No Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

40 % guru yang layak mendidik TK/RA dengan kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional

30 65 50 55 58

41 % guru SD yang sertifikasi 20 56 60 79,1 82

42 % guru SD/MI layak mengajar 70 88 75 79,4 81

43 % guru SMP/MTs memiliki kualifikasi sesuai dengan kompetensi yg ditetapkan

90 91,5 91,5 92,3 93.1

44 % guru SMP/MTs yang bersertifikasi

30 75 57 92,32 91.3

45 % guru SMA/SMK/MA yang bersertifikasi

60 85 85 84,24 86

46 % guru SMA/SMK/MA layak mengajar

90 94 97 95,43 95.9

47 % lembaga PAUD memiliki tata kelola dan citra yang baik

50 75 75 75 77

48 % SD/MI menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

100 80 80 100 100

49 % SMP/MTs menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

40 100 100 100 100

50 % SMA/SMK/MA melaksanakan program MBS dengan baik

7 100 100 100 100

51 Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO

9001-2000/sekolah RSBI (unit)

15 15 15 15

39 BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN SRAGEN

A. TUJUAN JANGKA MENENGAH

Untuk mendukung implementasi dari misi tersebut diatas, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen mempunyai peran yang sangat strategis dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang ada relevansinya dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan dan kebudayaan sebagaimana tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Sragen Tahun 2016-2021 yaitu pada misi ke 4 : Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing daerah selama kurun waktu 5 tahun kedepan.

Kebijakan untuk mengarahkan pencapaian misi ke 4 yang telah dirumuskan didalam RPJMD Kabupaten Sragen Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Meningkatkan

Dengan berpedoman para rumusan kebijakan RPJPM tersebut diatas, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen merumuskan tujuan strategis (T) berdasarkan jenjang layanan pendidikan dan system tata kelola yang diperlukan berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen dengan rumusan sebagai berikut :

40 1. Tujuan Startegis.

Tujuan strategis Jangka Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen Tahun 2016-2021 dapat dirumuskan sebagai berikut :

Tabel ……….

T 2 Meningkatkan mutu dan akses Pendidikan di Sekolah Dasar

T 3 Meningkatkan mutu dan akses Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama T 4 Meningkatkan pelestarian dan akses di bidang Kebudayaan Daerah

T 5 Meningkatkan system dan tata kelola yang efisien dan efektif untuk menjamin layanan prima pendidikan dan kebudayaan

B. SASARAN STRATEGIS JANGKA MENENEGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Untuk mewujudkan tujuan strategis tersebut diatas diperlukan sejumlah sasaran strategis dan indicator masing-masing sasaran seperti dalam rumusan berikut ini :

RUMUSAN TUJUAN, SASARAN, DAN TARGET INDIKATOR KINERJA MASING-MASING SASARAN

No TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE

1 2 3 4 5

% TK/RA memiliki sarana dan prasarana

41 Jml orang buta aksara usia

15-44 tahun

900 800 700 600 500

% penduduk usia sekolah yang belum sekolah di SD/MI, SMP/MTs dan dan C memiliki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan

92 92 92,5 93 93,5

% pusat kegiatan belajar masyarakat memiliki

% penduduk putus sekolah, pengangguran dan dari

% lembaga kursus memiliki ijin operasional dari pemerintah atau pemerintah daerah

99 99 99 99 99

% lembaga kursus dan lembaga pelatihan

42 dengan standar teknis yang ditetapkan

% Angka Putus Sekolah SD/MI

0,1 0,1 0,1 0,1 0,1

% SD memiliki Ruang Kelas kondisi baik

20,00 20,50 21,00 22,00 23,00

% SD memiliki laboratorium IPA

79 79,20 79,5 79,75 80,5

% SD memiliki Ruang Perpustakaan sesuai standart

63,71 65 67 69 70

% SD/MI yang memiliki Ruang UKS sesuai Standar

44,00 44,50 44,90 45,10 45,20

% SD memiliki Ruang Guru 88.13 89.01 89.35 89.88 89.88

43

% Guru SD berkualifikasi S1/D4 yang sesuai dengan kompetensi yang

% Angka Putus Sekolah SMP/MTs

0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

% SMP memiliki Ruang Kelas kondisi baik

% SMP memiliki Ruang Perpustakaan sesuai

82,70 82,75 82,80 82,90 82,95

44 standart

% SMP memiliki ruang UKS sesuai standart

57 58 58,5 59 59,5

% SMP memiliki Ruang Guru sesuai standart

73,5 75 75,6 80 85

% Kelulusan UN SMP/MTs 99,70 99,70 99,70 99,70 99,70

% Lulusan SMP/MTs melanjutkan ke jenjang Dikmen

94,50 94,50 94,50 94,50 94,50

% Guru SMP yang sertifikasi

93,5 93,5 94 94 95

% Guru SMP berkualifikasi S1/D4 sesuai dengan

% dokumen Perencanaan, evaluasi dan pelaporan

% sekolah masuk sistem dapodikdas

45

daerah permuseuman,

pelestarian sejarah dan tradisi, serta pengembangan kesenian tradicional dan kesenian daerah

Tersedianya dokumen dan arsip sejarah dan

kebudayaan yang terbaharui

100 100 100 100 100

% benda cagar budaya yang terdaftar registrasi nasional dan penetapannya

100 100 100 100 100

Jumlah promosi pariwisata melalui pentas dan atraksi seni budaya tradisional

24 24 25 25 25

% Jml organisasi kesenian dan kebudayaan yang terdata secara update

60 70 80 90 100

46 BAB V

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi dan arah kebijakan pembangunan pendidikan dan kebudayaan Tahun 2016-2021 dirumuskan berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Sragen, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kemendikbud serta mengacu pada RPJMD Kabupaten Sragen Tahun 2016-2021 dan capaian pembangunan pendidikan dan kebudayaan sampai dengan tahun 2016.

Strategi dan arah kebijakan ini juga memperhatikan komitmen Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terhadap konvensi internasional mengenai

Strategi dan arah kebijakan ini juga memperhatikan komitmen Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terhadap konvensi internasional mengenai

Dokumen terkait