• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pendidikan 1. Tantangan

Dalam dokumen RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN (Halaman 42-47)

Tantangan pembangunan pendidikan di Kabupaten Kendal pada tahun 2016-2021 akan semakin kompleks. Tantangan tersebut berupa tantangan dari dalam wilayah (tantangan internal) maupun tantangan dari luar wilayah (tantangan eksternal). Berikut ini adalah beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan pendidikan 5 (lima) tahun yang akan datang. a. Perwujudan Ekosistem Pendidikan Berkarakter

Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019 yang perlu didukung oleh Pemerintah Daerah yaitu mewujudkan ekosistem pendidikan yang baik dalam upaya menciptakan insan Indonesia yang cerdas, inovatif, kreatif dan berkarakter bangsa Indonesia dan berakhlak mulia. Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan yang berkarakter dapat dimaknai sebagai terwujudnya tujuh elemen ekosistem sebagai berikut :

1. Sekolah yang Kondusif; 2. Guru sebagai Penyemangat; 3. Orang Tua yang Terlibat Aktif; 4. Masyarakat yang Sangat Peduli; 5. Industri yang Berperan Penting;

6. Organisasi Profesi yang Berkontribusi Besar; 7. Pemerintah yang Berperan Optimal.

II-32

Keterlibatan tujuh elemen ekosistem pendidikan secara aktif dan terintegrasi antara sekolah, guru, orang tua, masyarakat, industri, organisasi profesi, dan pemerintah perlu dibangun dan ditumbuhkembangkan karena masing-masing elemen tersebut memiliki peran yang sama pentingnya dan memiliki keterkaitan dalam mendukung keberhasilan pembangunan pendidikan menciptakan insan yang berkarakter dan insan yang cerdas (spiritual, emosional dan sosial, intelektual, serta kinestetis).

b. Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pendidikan

Dengan adanya pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota diberikan kewenangan dalam penyelenggaraan urusan pendidikan berupa pengelolaan pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan non formal. Sementara itu Pemerintah Provinsi diberikan kewenangan dalam melaksanakan pengelolaan pendidikan menengah dan pendidikan khusus dan Pemerintah Pusat diberikan kewenangan dalam melaksanakan pengelolaan pendidikan tinggi.

Pembagian urusan yang jelas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota berimplikasi pada meningkatnya tanggung jawab bagi masing-masing komponen Pemerintah dalam penyelenggaraan urusan sesuai dengan kewenangannya secara baik dan optimal yang berdampak pada terwujudnya kemajuan wilayah dan masyarakatnya. Berkaitan dengan urusan pendidikan, maka Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tanggung jawab untuk dapat melaksanakan pengelolaan pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan non formal secara berkualitas yang dapat diakses secara luas dan merata oleh masyarakat.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan 8 (delapan) tujuan strategis dalam pembangunan pendidikan nasional, yaitu :

1. peningkatan akses dan mutu pendidikan anak usia dini; 2. perluasan akses pendidikan dasar yang bermutu;

3. peningkatan kepastian akses pendidikan menengah yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat;

II-33

5. peningkatan mutu pembelajaran pendidikan dasar dan menengah yang berorientasi pada pembentukan karakter;

6. peningkatan profesionalisme, pemerataan distribusi serta kesejahteraan guru dan tenaga pendidikan;

7. peningkatan jati diri bangsa melalui pelestarian dan diplomasi kebudayaan serta pemakaian bahasa sebagai pengantar pendidikan;

8. peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan publik.

Pemerintah Kabupaten Kendal sebagai salah satu komponen Pemerintah Kabupaten/Kota wajib mendukung tujuan strategis yang telah ditetapkan, selain tujuan strategis ke-3 yang sudah menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi.

c. Banyaknya Anak Usia Sekolah Tidak/Belum Bersekolah

Tantangan berikutnya adalah masih banyaknya anak usia sekolah yang tidak sekolah atau belum sekolah. Pembangunan pendidikan harus mampu menjangkau mereka untuk meningkatkan APK dan APM, khususnya pada jenjang pendidikan dasar. Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal harus mampu bersinergi dengan perangkat daerah yang lain untuk mengidentifikasi dan mengajak anak usia sekolah yang tidak sekolah untuk bersekolah.

d. Budaya Masyarakat

Jika dilihat dari sisi masyarakat, tantangan yang dihadapi dalam pembangunan pendidikan adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk memotivasi dan menyekolahkan anak setinggi mungkin. Pada sebagian masyarakat masih terdapat budaya yang belum menganggap pentingnya pendidikan sehingga masyarakat hanya memfasilitasi pendidikan anak pada jenjang yang relatif rendah. Umumnya anak didorong untuk segera bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, meskipun hanya bermodalkan keterampilan yang terbatas.

e. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Pada tahun 2015 negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam organisasi ASEAN telah memasuki era baru yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang merupakan suatu kawasan yang mengintegrasikan ekonomi negara-negara ASEAN ke dalam sistem perdagangan bebas di wilayah Asia Tenggara. Sebagai suatu kawasan perdagangan bebas, maka setiap negara yang bergabung di dalamnya perlu memiliki tingkat daya saing yang tinggi agar

II-34

mampu bertahan dalam area yang memiliki tingkat kompetisi yang tinggi dan memperoleh manfaat dari perdagangan bebas tersebut.

Untuk dapat mengambil bagian atau porsi yang signifikan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan tidak sekedar menjadi penonton, maka Indonesia perlu mempersiapkan SDM-SDM yang handal, terampil, dan kompetitif agar dapat bersaing dalam ketatnya persaingan. SDM-SDM yang handal tersebut perlu disiapkan, dimulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi. Di samping itu, pendidikan non formal juga memberikan peran dalam memberikan kesempatan masyarakat menempuh pendidikan di luar pendidikan formal serta memperoleh kecakapan dan keterampilan yang tidak diperoleh pada jenjang pendidikan formal. Pemerintah Kabupaten Kendal perlu menguatkan kapasitasnya dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan non formal agar dapat menciptakan SDM masyarakatnya yang handal untuk turut berkontribusi aktif dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan menjadi sangat penting karena akan meningkatkan daya saing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) maupun globalisasi lainnya. f. Lambatnya Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Tantangan yang dihadapi Kabupaten Kendal secara nasional berkaitan dengan pemulihan ekonomi nasional yang lambat dan inflasi yang cukup tinggi, berpengaruh terhadap kemampuan Pemerintah dan sebagian orang tua dalam membiayai pendidikan serta keterbatasan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah untuk penyelenggaraan pendidikan yang menjadi kewenangannya.

2. Peluang

Di samping tantangan-tantangan yang harus dihadapi dalam lima tahun mendatang, Pemerintah Kabupaten Kendal memiliki peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung keberhasilan pembangunan pendidikan di Kabupaten Kendal. Berikut ini beberapa peluang yang dapat dioptimalkan dalam pembangunan pendidikan.

a. Pemanfaatan Anggaran Pendidikan yang Lebih Spesifik

Pembagian kewenangan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 mendorong Pemerintah Kabupaten Kendal untuk

II-35

lebih mampu mengkonsentrasikan perhatiannya pada pengembangan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, dan pendidikan non formal. Alokasi d0ana yang semula dialokasikan untuk pengembangan pendidikan menengah (SMA/SMK) dapat dialihkan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, dan pendidikan non formal di Kabupaten Kendal.

b. Regulasi Daerah Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Peluang lain yang bisa dioptimalkan dalam pengembangan pendidikan adalah adanya Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Kabupaten Kendal yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Kendal Nomor 3 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Kabupaten Kendal.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) atau yang biasa disebut

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu peran strategis

dunia usaha/perusahaan untuk mendukung agenda pembangunan di daerah dengan memberikan manfaat sosial, ekonomi, maupun lingkungan bagi masyarakat sekitar maupun seluruh pemangku kepentingan yang berkaitan dengan dunia usaha tersebut. Kabupaten Kendal sebagai wilayah yang memiliki kawasan industri memiliki potensi untuk mengoptimalkan peranan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam mendukung pengembangan berbagai aspek dunia pendidikan di Kabupaten Kendal yang masih memerlukan keterlibatan pemangku/pemerhati pendidikan lainnya.

Perhatian dunia usaha melalui TSP diharapkan dapat dioptimalkan agar sejalan dengan perwujudan ekosistem pendidikan dengan memberikan peran yang lebih aktif kepada seluruh elemen ekosistem termasuk di antaranya pihak industri atau dunia usaha dalam pembangunan pendidikan. Di negara-negara maju, peran industri ditunjukkan secara nyata berupa kerjasama program dan dukungan finansial untuk penelitian dan beasiswa. Bahkan di beberapa negara, peran industri menjadi sebuah kewajiban sesuai dengan undang-undang yang mengaturnya.

III-1

BAB III

Dalam dokumen RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN (Halaman 42-47)