• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI ACUAN PERANCANGAN

B. Acuan Perancangan Mikro

5. Struktur Bangunan

Perancangan pasar tradisional Benteng berada pada lahan pinggir laut sehingga harus disesuaikan dengan kondisi lahan tersebut. Sistem struktur yang akan digunakan pada bangunan di dalam tapak adalah struktur untuk bangunan bentang lebar, adapun analisis struktur yaitu sebagai berikut :

Gambar 6.13Pengolahan Struktur (Sumber : Olah Desain, 2020)

99 Tabel 6.2 Aplikasi Struktur

No. Bagia Struktur

Aplikasi Struktur

1. Struktur Atas

Plat Lantai Beton Rangka Baja Berat

2. Struktur Tengah

Kolom Beton Balok Beton Plat Lantai Beton

3. Struktur Bawah

Tiang Pancang Pondasi Tiang Pancang Sloof Beton

Sumber : Olah Data, 2020 6. Material

Penggunaan material-material yang mudah didapatkan dan ramah lingkungan.

Tabel : 6.3 Aplikasi Material

No. Bagian Bangunan Material Keterangan

1. Dinding  Bahan dari tanah liat

 Pemasangan tidak terlalu susah

 Pemasagan tidak terlalu lama

 Ketahanan kuat.

Dinding Bata Merah

100

 Bahan dari kaca

 Hemat waktu pemasangan

 Mudah di jangkau

 Memberikan keindahan pada bangunan

 Dapat memantulkan sinar matahari Dinding Kaca

2. Lantai  Bahan dari tanah liat

 Hemat waktu pemasangan

 Mudah di jangkau

 Dingin

Lantai Kramik

 Hemat waktu dan biaya

 Minim sampah

 Dingin

Lantai Semen Ekspos

3. Langit-Langit Hemat waktu dan biaya

Minim sampah

Memaksimalkan tinggi ruang

Ekspos

101

4.

S u

Atap Bahan daur ulang

Hemat waktu

Mudah di jangkau

Atap Zincalume

m

5.

b e r

Jalan Penutup Tanah

Tahan untuk jangka panjang

Pengerjaan tidak terlalu lama

Jalan Beton

Sumber : Olah Data, 2020.

Beberapa pertimbangan dalam memilih material seperti bahan dasar material tersebut, waktu yang digunakan dalam pelaksanaan serta sampah yang dihasilkan setelah pengerjaan.

7. Acuan Utilitas Bangunan

Perlengkapan bangunan agar maksimal dalam fungsi serta lebih mampu menerapkan aplikasi ramah lingkungan. Aplikasi-aplikasi perlengkapan bangunan yang akan digunakan dapat dilihat pada table berikut :

102 Tabel : 6.4 Aplikasi Utilitas

No. Utilitas Aplikasi Keterangan

1. Sistem Air Bersih

Water tank pada reservoir atas

Sumber air dari PDAM, sumur

Water Tank 2. Sistem Air

Kotor

STB penampungan dari toilet

Air kotor setelah melalui bioech dan filtrasi digunakan kembali

Septic Tank Biotech

3. Alat Sanitari Wastafel dengan

sistem kran

Penggunaan kloset jongkok dengan pertimbangan kebersihan dan kesehatan.

Wastafel Kloset Jongkok 4. Sistem

Pencegahan Kebakaran

Sistem pendeteksi api dan asap otomatis

Penggunaan alaram dan alat pemadam manual

Tangga darurat dengan jarak maksimal 25 m dari pusat kegiatan.

Sprinkler Smoke Detectorl

103

Hidran Alaram Tangga Darurat 5. Sistem

Keamanan

Sistem keamanan dengan CCTV

Dngan sistem monitoring pusat pada ruang keamanan.

CCTV Monitor

Sumber : Olah Data, 2020.

Penggunaan system yang umum serta mudah di dapatkan, merupakan langkah mengurangi emisi dalam proses pengadaan barang dan komponennya.

8. Sistem mekanikal dan elektrikal a. Air bersih

1) Sistem pengadaan

a) Dari fasilitas air kota yaitu PAM.

b) Pembuatan sumur bor yang dilengkapi dengan pompa deep weel.

c) Kombinasi kedua sistem.

2) Sistem distribusi

Sumber distribusi air bersih bersumber dari jaringan PDAM, sedang alternatifnya digunakan deep weel dengan pengolahan terlebih dahulu yang kemudian ditampung bersamaan dengan air dari PDAM di reservoir bawah (ground reservoir), kemudian dipompa ke bak penampungan yang ada diatas (tower tank). Air yang berada pada tower tank disalurkan kesetiap lantai dengan sistem gaya gravitasi bumi. Untuk air

104 sumur diolah terlebih dahulu sampai memenuhi syarat yang berlaku untuk diminum. Air sumur tanpa pengoahan khusus digunakan untuk saluran primer, hydrant, kran taman dan kloset

Skema : 6.1 Pengelolaan Air Bersih

Sumber: https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi- pengolahan-air-bersih/

Gambar: 6.14 penyaluran air bersih

Sumber: https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi- pengolahan-air-bersih/

b. Sistem jaringan air kotor

Pembuangan air kotor yang berasal dari air hujan, lavatory dan wastafel disalurkan langsung ke riol kota. Sedangkan untuk air septic tank dan buangan dapur yang berlemak, sebelum disalurkan ke riol kota terlebih dahulu dialirkan ke bak penampungan kemudian diolah / diproses yang selanjutnya diteruskan ke riol kota.

105 Skema : 6. 2 Pengelolaan Air Kotor

Sumber: https://omlay.wordpress.com/2011/10/28/pengolahan- air-kotor/

c. Sistem jaringan komunikasi

Untuk memperlancar aktivitas di dalam pasar maka dipersiapkan alat komunikasi berupa :

1) Kebutuhan komunikasi keluar kompleks dan antar bangunan digunakan jaringan telepon tiga line perumtel yang ditetapkan pada ruang operator, sekertaris dan ruang kepala.

2) Kebutuhan komunikasi dalam bangunan/antar ruang digunakan sistem jaringan inter komunikasi yang ditetapkan pada ruang sub biro, ruang sekertaris, ruang kepala, ruang piket, dan ruang lainnya yang membutuhkan jaringan komunikasi.

d. Sistem pembuangan sampah

Dalam suatu sistem bangunan komersial, kebersihan merupakan faktor yang sangat penting, karena itu sistem pembuangan sampah harus diperhatikan dengan baik dan tidak mengganggu kegiatan yang terjadi.

106 Genset

Sampah-sampah buang keranjang sampah kemudian ditampung di tempat pembungan sampah sementara untuk kemudian diangkut ke luar tapak.

Skema: 6.3 Sistem Pembuangan Sampah Sumber: Analisis Penulis 2020 e. Sisitem jaringan listrik

Suplay utama dari PLN dan generator set sebagai sumber cadangan apabila listrik dari PLN mengalami gangguan.

Sistem jaringan listrik sebagai berikut :

Skema: 6.4 Sistem jaringan listrik

Sumber : https://www.warriornux.com/distribusi-tenaga-listrik/

ATS Unit

bangunan Panil

kontrol Meteran

PLN Transfor mator

DAFTAR PUSTAKA

1. Kepala UPTD Pasar Kabupaten Kepulauan Selayar, 2017. Sejarah Pasar Kabupaten Kepulauan Selayar

2. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, 2016. Data dan Luas kawasan Pasar Tradisional Kabupaten Kepulauan Selayar

3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, 2012 . Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007, tentang pembangunan, penataan dan pembinaan Pasar Tradisional.

5. Peraturan Mentri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 53/M- DAG/PER/12/2008 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pasal 1 ayat 2

6. Rahayu, Resky (2011). Redesain Pasar Terong Makassar. Makassar : jurusan Arsitektur Universitas 45 Makassar.120

7. Firmansyah Rafi (2012). Redesain Pasar Terong Makassar. Jurusan Arsitektur Uniersitas Hasanuddin Makassar (2011:33)

8. Oktaviana. Galuh. (2011). Redesain Pasar Tradisional Jongke Surabaya Surakarta : Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret.

9. Ni Made Winda Rosdiana Devi (13285), (2010), Pasar Umum Gubuk di Kabupaten Grobongan dengan Pengolahan Tata Ruang Luar dan Dalam Melalui Pendekatan Idiologi Fungsionalisme Utilitarian, Yogyakarta.

10. Neufert, Erns. 2002. Data Arsitek jilid 2. Jakarta : Erlangga

11. Misbahuddin Muhammad. (2014). Pasar Tradisional Dengan Penataan Modern di Kota Makassar. Makassar : Jurusan Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

12. Sinaga Pariman, (2004). Makalah Pasar Tradisional vs Pasar Moderen Kementrian Koprasi dan UKM, Jakarta.

13. Sumiati.(2010). Pasar Tradisional Dengan Konsep Modern di Kab, Monokwari.

14. Makassar Jurusan Arsitektur Universitas 45 Makassar.

15. Mentayani dan Ikaputra, (2012;69). Arsitektur Lokal

16. Beddu, (2009;195). Konseptual dan Pemaknaan Arsitektur Lokal Bugis- Makassar.

Website :

1. Ishak Salim. Laporan Penelitian Pasar Tradisional Makassar.

http://id.scribd.com/doc/40549579/Microsoft-Word-Laporan-Penelitian-

2. Pasar-Tradisional-Makassar#scribd, (tanggal akses 11/3/2017).

3. http://repository.unhas.ac.id/bitsream/handle/123456789/2312/BAB%20I V.pdf?sequence=5, (tanggal akses 11/3/2017).

4. Elemen Dasar Dalam Perancangan Arsitektur.

https://ingol.wordpres.com/2011/06/16/elemen-%E2%80%93-elemen- dasar-dalam-perancangan-arsitektur/ (tanggal akses 12/3/2017).

5. http://any.web.id/arti-revitalisasi.info, (tanggal akses 11/3/2017).

REDESAIN PASAR TRADISIONAL BENTENG

KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN PENEKANAN PADA ARSITEKTUR VERNAKULAR RUMAH ADAT SELAYAR

LAPORAN PERANCANGAN

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Ujian Sarjana Arsitektur

Oleh:

MUSTAFAINAL AKHYAR 45 13 043 058

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA 2020

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar adalah suatu daerah, tempat, wilayah atau area tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi pertukaran barang atau perdagangan dengan alat tukar yang sah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli.

Maka dari itu, pasar bisa berada di mana saja, tidak terbatas ruang dan tidak terbatas waktu.

Pasar Tradisional Benteng di kabupaten Kepulauan Selayar yang terletak di kota Benteng jalan Pahlawan kecamatan Benteng kelurahan Benteng utara.

Pasar ini termasuk sebagai pemasok Sembilan bahan kebutuhan pokok, seperti sayur- mayur, aneka jenis ikan, telur, buah- buahan, dan lain-lain.

Pasar Tradisional Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dibangun pada tahun 2007 dan mulai ditempati pada tahun 2008. Pasar Tradisional Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar awalnya terletak di jalan Penghibur dan mengalami kebakaran sehingga tidak layak lagi untuk ditempati atau digunakan sehingga pemerintah daerah membangun pasar baru yang terletak di jalan Pahlawan kecamatan Benteng Kelurahan Benteng utara. Pada tahun 2008 semua pedagang dipindahkan ke pasar baru yang sudah dibangun.

Pasar Tradisional Benteng kabupaten Kepulauan selayar memiliki luas lahan 3000 M2 dan luas bangunan 2000 M2. Bangunan yang tersedia yaitu berupa kios 608 bangunan dan 324 los, jumlah pedagang yang menjual sebanyak 942 pedagang dan aktivitas Pasar Tradisional Benteng Kabupaten Selayar yaitu setiap hari. Perkembangan Pasar Tradisional Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar tidak menentu, karena sebagian pedagang yang tidak memiliki kios atau los berpindah ke pasar TPI.

Banyak masalah yang terjadi di Pasar Tradisional Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar, diantaranya ialah los dan kios yang tidak mencukupi serta tidak representatif lagi untuk digunakan. Selain itu area parkir yang hanya disediakan bagi pengendara motor dengan jumlah yang tidak memadai,

2 ditambah bongkar muat barang yang tidak strategis sehingga proses pengangkutan mengganggu pengguna jalan dan menyebabkan kemacetan.

Pada pagi hari sebelum pasar ini beroperasi di sisi badan jalan area pasar ini dipenuhi oleh para pedagang. Serta masalah lain yaitu kurangnya fasilitas penunjang yang dimaksudkan adalah fasilitas tempat pembuangan sampah yang tidak terkontrol dan menyebabkan penimbunan sampah dan bau yang menyengat pada area bongkar muat barang dagangan hasil pertanian.

Penataan kembali Pasar Tradisional Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan pedagang, dapat memenuhi pelayanan pasar tersebut sesuai dengan skala operasionalnya serta memenuhi fungsinya sebagai pusat perdagangan tradisional kawasan. Selain itu diharapkan dengan pengembangan dan penataan pasar ini dapat memperbaiki dan menyelasaikan masalah lingkungan yang berada di area kawasannya.

Laporan perancangan disusun untuk memberikan informasi serta gambaran umum mengenai Redesain Pasar Tradisional Benteng, berupa hasil perancangan, gambar kerja dan perhitungan besaran ruang serta luas lahan dan bangunan.

B. Tujuan Pengadaan Proyek

untuk mendapatkan hasil desain ulang bangunan Pasar Tradisional Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan.

C. Batasan Proyek

Dalam perencanaan proyek ini adapun batasan batasan antara lain:

1. Konseptual yang didalamnya mencakup pengolahan site, bentuk, ruang, sirkulasi, struktur dan utilitas.

2. Perencanaan dibatasi pada perencanaan Arsitektur yang meliputi perencanaan site, denah, tampak, potongan, dan perspektif.

3. Perencanaan Bangunan Pasar Tradisional Benteng pada perencanaan struktur, utilitas dan perlengkapan bangunan dibatasi pada konsep sistem penerapan yang sesuai dan tidak dilakukan secara terperinci berdasarkan pada hasil perhitungan aktual.

3 BAB II

RINGKASAN PROYEK

A. Data Fisik

Nama Proyek : Redesain Pasar Tradisional Benteng.

Lokasi Proyek : Jl. Pahlawan, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan

Pemilik Proyek : DINAS PERINDAG KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Luas Tapak : 2,85 Ha

B. Pengertian Redesain Pasar Tradisional

a. Redesain adalah proses perancangan/perencanaan kembali tapak atau tata massa bangunan menjadi lebih baik dan efektif.

b. Pasar adalah tempat orang berjual beli, pekan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

c. Tradisional adalah sikap dan cara berpikir serta bertindak yg selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yg ada secara turun-temurun.

Jadi, redesain Pasar Tradisional merupakan perancangan kembali tempat orang berjual-beli yang bersifat tradisional, tanpa mengubah fungsinya baik melalui perluasan, perubahan, atau pemindahan lokasi.

Redesain Pasar Tradisional Benteng adalah perancangan ulang suatu tapak atau tata massa bangunan agar aktifitas dalam pasar menjadi lebih efektif sesuai kaidah dan syarat-syarat pasar tradisional disesuaikan dengan tema perancangan yang diterapkan.

C. Fungsi Pasar Tradisional

Secara umum, pasar mempunyai 3 fungsi utama sebagai sarana distribusi, pembentuk harga, dan tempat promosi. Kesemuanya akan dijelaskan dalam uraian dibawah ini:

4 1. Sebagai Sarana Distribusi

Pasar merupakan sarana distribusi yang berfungsi memperlancar proses penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan dengan baik untuk menawarkan produksinya kepada seluruh konsumen yang ada.

2. Sebagai Pembentuk Harga

Pasar akan mampu menetapkan harga dari suatu barang dan jasa tertentu sesuai dengan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Setelah terjadi suatu kesepakatan, maka terbentuklah harga.

Pasar dalam hal ini mempunyai fungsi untuk membentuk harga.

3. Sebagai Sarana Promosi

Pasar dapat menjadi tempat bagi produsen untuk memperkenalkan hasil produksi mereka dimana para produsen akan saling bersaing secara sehat dalam merebut hati konsumen, mendapatkan banyak konsumen, sekaligus memupuk keuntungan dari produk dan jasa yang ditawarkannya.

Selain itu, pasar juga mempunyai beberapa fungsi lainnya yang berkaitan dengan :

1. Tempat mencari keuntungan, dimana hakikat awal para penjual dalam menawarkan produk dan jasanya di pasar adalah untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

2. Tempat membentuk suatu kreatifitas agar barang dan jasa yang dijual mempunyai ciri khas dan menarik minat konsumen.

3. Mempererat tali silaturahmi karena terdapat interaksi antara penjual dan pembeli.

4. Melatih daya juang dan daya saing antar para penjual dan pembeli.

5. Sarana pembangunan sosial karena pasar mempunyai kedudukan dalam sistem perekonomian yang ada dalam suatu negara.

6. Meningkatkan pemasukan negara melalui berbagai produk yang dijual di pasar, apalagi jika sudah mencapai pasaran internasional.

5 7. Mengontrol kegiatan ekonomi karena hampir sebagian besar kegiatan ekonomi dipusatkan dan difokuskan pada satu tempat atau satu wadah yang disebut sebagai pasar.

D. Identifikasi Kegiatan

Pasar dalam penerapan fungsinya tidak terlepas dari area atau tempat pada suatu kawasan yang digunakan untuk kelancaran aktifitas di dalamnya.

Adapun jenis kegiatan atau aktifitas pasar sesuai pendekatan pelaku kegiatan dan jenis kegiatan adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan Jenis Kegiatan a. Kegiatan Utama

Adalah kegiatan yang dilakukan di dalam pasar untuk tujuan transaksi jual beli/tawar-menawar/berbelanja, bongkar muat, sortir barang dan melihat-lihat. Untuk melakukan kegiatan tersebut memerlukan beberapa ruang antara lain Hall, Los basah, Los kering, Kios, Toko, Ruang Pemotongan Hewan, Ruang Cold Storage, Ruang Cuci Bersama, Lavatory.

b. Kegiatan Penunjang

Adalah kegiatan yang menunjang kegiatan utama berupa pelayanan umum seperti pelayanan aktifitas, peribadatan, makan dan minum.

Adapun kebutuhan ruang yang diperlukan antara lain foodcourt, Mushola, Klinik, Koperasi, ATM Center.

c. Kegiatan Pengelola

Adalah kegiatan pengelolaan di dalam pasar secara keseluruhan, meliputi : kegiataan pengelolaan, kegiatan administrasi, kegiatan teknis, dan kegiatan retribus

d. Kegiatan Pelayanan

Adalah kegiatan pelayanan dalam pasar secara keseluruhan meliputi kegiatan operasional utilitas bangunan, kegiatan kebersihan dan keamanan.

6 2. Berdasarkan Pelaku Kegiatan

a. Pengelola

Pengelola memiliki pengertian suatu badan atau individu yang mengelola, dalam pengertian ini maka suatu badan atau individu yang mengelola pasar dalam berbagai kegiatan di dalam maupun di luar baik bangunan maupun individu di dalamnya.

b. Pedagang/penjual

Adalah orang atau individu yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan.

c. Pengunjung

Pengunjung memiliki pengertian kelompok atau individu yang mengunjungi dalam hal ini mengunjungi pasar serta memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang disediakan di pasar.

7 BAB III

RANCANGAN FISIK PROYEK A. Perancangan Fisik Makro

1. Lokasi

Gambar III. 1: Peta Administrasi Kabupaten Selayar Sumber : Kantor Bapeda Selayar

Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu diantara 24 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang letaknya di ujung selatan Pulau Sulawesi dan memanjang dari Utara ke Selatan, dengan jumlah kecamatan sebanyak 11 kecamatan, 7 kelurahan, dan 67 desa.

Daerah ini memiliki kekhususan yakni satu-satunya Kabupaten di Sulawesi Selatan yang seluruh wilayahnya terpisah dari daratan Sulawesi dan terdiri dari gugusan beberapa pulau sehingga membentuk suatu wilayah kepulauan.

Berdasarkan letak sebagaimana dikatakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Kebudayaan Kepulauan Selayar bahwa Selat Selayar dilintasi pelayaran nusantara baik ke timur maupun ke barat, bahkan sudah menjadi pelayaran internasional. Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan "kepulauan" yang berada di antara jalur alternatif perdagangan internasional yang menjadikan daerah ini secara geografis sangat strategis sebagai pusat perdagangan dan distribusi baik secara nasional untuk melayani Kawasan Timur Indonesia maupun pada skala internasional guna melayani negara-negara di kawasan Asia.

8 Batas-batas wilayahnya adalah :

Utara : Kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone Selatan : Provinsi Nusa Tenggara Timur

Barat : Laut Flores dan Selat Makassar

Timur : Laut Flores (Provinsi Nusa Tenggara Timur) 2. Site/Tapak

Gambar III.2. Lokasi Tapak Sumber : Google Earth, 2019

Site yang direncanakan berada di jalan Pahlawan, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar. Luas keseluruhan Site ini 2,85 Ha. Kondisi lahan disite ini memiliki kontur tanah yang rata dan baik.

Adapun batasan-batasan site sebagai berikut:

a. Sebelah Timur : Berhadapan dengan permukiman warga b. Sebelah Barat : Berhadapan dengan laut

c. Sebelah Utara : Berhadapan dengan terminal

d. Sebelah Selatan: Berhadapan dengan lahan kosong dan permukiman warga

3. Pengolahan site/tapak

Berdasarkan pertimbangan dan kriteria di atas maka pendekatan tapak (analisa tapak) menghasilkan gambaran tentang kondisi tapak sebagai berikut

a. Existing tapak, yaitu gambaran mengenai situasi sekitar tapak.

b. Kondisi fisik tapak

9 1. Luasan Tapak

Luasan tapak yang mencukupi untuk perencanaan Pasar Tradisional Benteng dan sesuai dengan PERDA mengenai rencana tata ruang Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012-2023

2. Orientasi Matahari

Orientasi matahari dapat dipengaruhi pada perancangan yang berkaitan dengan tingkat kenyamanan pedagang, pembeli dan barang dagangan.

Gambar III.3 orientasi matahari (Sumber : Olah Data, 2020)

3. Arah Angin

Arah angin bertiup dari barat dan timur, dari arah barat angin bertiup dari laut dan dari timur angin bertiup dari darat. Arah angin dari darat dan laut dapat memberikan penghawaan alami kedalam bangunan.

Gambar III.4 arah angin (Sumber : Olah Data, 2020)

10 4. Pencapaian dan sirkulasi dalam tapak

Sirkulasi pencapaian pada tapak dapat diakses dari 2 jalur, yaitu dari jalan Pahlawan, dan terdapat pula jalan pendukung atau jalur aksebilitas menuju lokasi pasar tradisional Benteng yaitu jalan Nursalim. Sirkulasi dalam tapak diatur sebaik mungkin untuk memaksimalkan penataan bangunan dan kendaraan.

Gambar III.5 Pencapaian dan sirkulasi dalam tapak (Sumber : Olah Data, 2020)

Pada gambar diatas menjukkan bahwa sirkulasi pada tapak mengelilingi bangunan untuk memaksimalkan sirkulasi kendaraan dalam tapak. Pintu masuk berada di jalan Nursalim dan pintukkeluar berada di jalan Metro, dari arah utara diberi pintu keluar masuk untuk servis atau bongkar muat barang. Sirkulasi kendaraan menuju tapak tidak terlalu padat dikarenakan memiliki 2 akses. Dari jalan Nursalim dan jalan Metro dapat dilalui semua kendaraan.

5. Kebisingan

Pola kebisingan tapak memiliki kebisingan tinggi, untuk menghalau suatu kebisingan disekitar tapak dapat kita gunakan pohon atau vegetasi untuk menghalau kebisingan disekitar area tapak, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

11 Gambar III.5 Pola kebisingan sekitar tapak

(Sumber : Olah Data, 2020)

Dari gambar di atas pola kebisingan sekitar tapak diatas bahwa sumber kebisingan tinggi berasal dari jalan Nursalim, arah terminal, dan pemukiman warga, sedangkan pada area selatan tingkat kebisingan relatif rendah yaitu lahan kosong, memaksimalkan pengaturan vegetasi dari arah datangnya bising. Kebisingan akibat kendaraan karena berada disekitar terminal angkutan darat. Untuk menghalau kebisingan dapat juga digunakan pagar disekitar kebisingan tinggi agar kebisingan dapat terpantul kembali.

12 B. Perancangan Fisik Mikro

1. Besaran Ruang Pasar a. Lantai 1

Gambar III.6 Denah Lantai 1 Sumber : Gambar Pribadi, 2020

1) Los Basah = `5395 m²

2) Los Kering = 5395 m²

3) Ruang Kerja = 72 m²

4) Ruang Informasi = 36 m²

5) Ruang Kepala = 36 m²

6) Ruang Makan = 36 m²

7) Ruang Ibadah = 36 m²

8) Ruang Tamu = 36 m²

9) Ruang Service = 6 m²

10) Toilet Pria = 3 m²

11) Toilet Wanita = 3 m²

12) Ruang Bongkar Muat Barang = 21600 m² 13) Gudang Penyimpanan Barang = 7200 m²

14) GWT = 24 m²

15) Ruang Pompa = 17,5 m²

13

16) Ruang Panel = 4 m²

17) Musala Pria = 11200 m²

18) Musala Wanita = 11200 m²

19) Tempat Wudhu Pria = 18,75 m²

20) Tempat Wudhu Wanita = 18,75 m²

21) Wc Pria = 24 m²

22) Wc Wanita = 24 m²

Jumlah = 62384 m²

b. Lantai 2

Gambar III.7 Denah Lantai 2 Sumber : Gambar Pribadi, 2020

1) Kios Kecil = 2400 m²

2) Wc laki-laki = 24 m²

3) Wc Perempuan = 24 m²

Jumlah = 2448 m²

14 c. Lantai 3

Gambar III.8 Denah Lantai 3 Sumber : Gambar Pribadi, 2020

4) Kios Besar = 3096 m²

5) Wc laki-laki = 24 m²

6) Wc Perempuan = 24 m²

Jumlah = 3144 m² Jumlah Keseluruhan = 67.976 m² Total luas yang terbangun sesuai dengan gambar perencanaan seluruhnya adalah 67.976 m², sedangkan total luas bangunan dalam acuan perancangan adalah 64.460 m². Perbandingan (Deviasi) besaran ruang pada gambar perencanaan dengan acuan perancangan sebagai berikut :

Deviasi = Total luas lantai terbangun (desain) – Total luas perencanaan (acuan) x 100%

Total luas perencanaan

= 67.976 m²– 64.460 m² x 100 67.976 m²

= 67.94 m2

= 6,7 %

15 Terdapat Deviasi sebesar 6,7 % dari perencanaan semula, hal ini terjadi karena adanya penambahan luasan pada tiap lantai, selasar dan modul struktur yang disebabkan oleh flow sirkulasi.

2. Bentuk Dan Penampilan Bangunan

Pengolahan bentuk bangunan atau konsep perancangan diserasikan dengan pendekatan arsitektur tradisional setempat yaitu arsitektur lokal Kabupaten Kepulauan Selayar. Konsep bentuk yang diambil dari bangunan rumah adat Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu dari bentuk atap rumah adat setempat, bentuk denah diambil dari bentuk denah rumah adat setempat.

16 3. Sistem Struktur dan Material Terpilih

Pada gagasan awal untuk sub struktur menggunakan pondasi tiang pancang, di gagasan akhir sub struktur tetap menggunakan pondasi tiang pancang dikarenakan kondisi tanah di kawasan pasar tradisional Benteng berpasir. Material untuk fasade di gunakan kaca dan ACP yang mengelilingi sudut-sudut bangunan di semua sisi bangunan. Rangka atap menggunakan baja berat dengan kemiringan 900 derajat.

Untuk middle struktur tidak berubah dari gagasan awal yaitu tetap menggunakan kolom berdimensi 50/50 dengan jarak modul 600 m, untuk dinding menggunakan bata ringan, up struktur menggunakan rangka baja berat.

Material untuk lantai bangunan tetap menggunakan semen ekspos pada lantai 1, 2 dan 3. Sedangkan untuk material tangga menggunakan beton sebagai lantai dan aluminium untuk pegangan tangga dan ralling menggunakan aluminium dan rangka baja sebagai material utama.

PONDASI TIANG PANCANG

Menggunakan pondasi tiang pancang disebabkan daya dukung tanah lembek berpasir disebabkan karena berada di pinggir laut.

STRUKTUR PLAT BETON BERTULANG Pasar tradisional Benteng memiliki struktur beton bertulang pada setiap kolom dan balok maupun tiang penggunaan struktur

beton bertulang tersebut sangat kuat akan beban dan tahan gempa

PLAT LANTAI BETON

Eksisting bangunan pasar menggunakan rangka baja ringan sebagai atap lantai atas bangunan pengembangan redesain pasar menggunakan atap dak beton atau top floor

Dokumen terkait