• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Reklame

Dalam dokumen Pinastiti Agustina Suciwidati F3409051 (Halaman 54-82)

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.6 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Reklame

Tata cara pembayaran dan penagihan pajak reklame menurut Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2001 Pasal 26 sampai pasal 31 adalah :

1. Pembayaran Pajak Reklame ini dilakukan di kas daerah atau tempat

lain yang ditunjuk oleh Wali Kota sesuai waktu yang ditentukan dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas. Wali Kota dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2% sebulan dari jumlah pajak yang belum dibayar atau kurang bayar.

2. Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban untuk membayar

reklame, maka petugas berhak melakukan penagihan. Adapun langkah-langkah dalam penagihan adalah sebagai berikut:a) Wali Kota akan menerbitkan Surat Teguran kepada wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibanya setelah 7 (tujuh) hari sejak tanggal jatuh termpo pembayaran; b) Wali Kota akan menerbitkan Surat Paksa kepada wajib pajak, apabila setelah 21 (dua puluh satu) hari setelah tanggal Surat Teguran Wajib Pajak tidak melunasi pajak terutanganya; c) Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pemberitahuan

Surat Paksa, pejabat segera menerbitkan Surat Perintah

melaksanakan penyitaan; d) Setelah dilakukan penyitaan, Wajib Pajak belum juga melunasi hutang pajaknya setelah lewat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah melakukan penyitaan, Wali Kota mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.

B. PEMBAHASAN

1. Bentuk Visualisasi dan Penataan Reklame sebagai Sarana Promosi

dalam Bentuk Videotron

a. Bentuk Visualisasi Videotron sebagai Sarana Promosi

Menurut Bedjo Sukarno (2011: 4) disebutkan bahwa, Videotron adalah benda raksasa atau perangkat keras teknologi elektronika yang

commit to user

dan meningkatkan kualitas informasi. Pada era sekarang ini informasi menjadi semacam kebutuhan hakiki bagi manusia dan mampu menempatkan diri bagaikan primadona dan menjadi komoditas yang sangat potensial untuk memperoleh keuntungan ideal maupun materil. Informasi yang bersumber dari manusia dan atau peristiwa dapat diolah atau diproduksi menjadi karya artistik, proses produksi menjadi pendekatan artistik yang menguntungkan keindahan.

Menurut Dennis Mc Quail dalam bedjo Sukarno (2011:4) Videotron sebagai media audio visual sangat efektif untuk penyebar luasan informasi, karena kelebihannya inilah dimanfaatkan pemerintah atau pihak swasta untuk menunjang program-program pembangunan maupun pengembangan usaha bagi masyarakat pengguna produsen. Videotron sering dikritik sebagai media yang sangat selektif dalam menjangkau audiensinya sehingga sering dianggap juga sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi masal.

Videotron merupakan model dari dunia advertising di Indonesia yang sedang berkembang. Sebagai salah satu model atau bentuk iklan

outdoor yang cukup mahal dibandingkan dengan iklan outdoor yang lain.Videotron adalah sebuah televisi besar yang berukuran 2 x 4 meter, layar videotron tersebut dari sekian banyak susunan lampu LED atau

dalam bahasa Inggrisnya Light Emitting Diode dan memiliki warna yang

sangat banyak sehingga gambar yang dihasilkan seperti gambar yang sering kita lihat di Televisi. Adapula yang hanya monocolor yaitu seperti

yang ada di running teks atau petunjuk arah depan solo squaer atau Poltabes jebres.

Gambar 2.1Running teks (petunjuk arah)yang berada di depan Poltabes

Jebres (Dokumentasi Pinastiti, 2012)

Tayangan iklan dalam Videotron yang terletak di Manahan Solo kebanyakan menampilkan segala macam produk rokok dari Djarum, seperti: Djarum Black, Djarum Super, LA light dan Djarum 76, Djarum Coklat. Iklan rokok ini menampilkan proses pembuatan rokok dari mulai pemetikan cengkeh, tembakau, proses pengelolahan dan pembuatan. Selain itu, Djarum juga mengiklankan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, seperti: perlombaan bulu tangkis, basket, musik, dan lain-lain. Tak hanya itu, Djarum juga menampilkan proses pemberian beasiswa bagi orang yang berprestasi. Tayangan-tayangan yang ditampilkan di dalam Videotron tidak hanya untuk komersial saja tetapi juga menampilkan tentang keanekaragaman kegiatan-kegiatan budaya yang

commit to user

diselenggarakan di Solo walaupun hanya sekilas, seperti: event Sekaten, Malem Suro, Solo Menari, Solo Batik Karnival.

Gambar 2.2 Visualisasi Bentuk Videotron yang Terletak di Manahan Solo (Dokumentasi Pinastiti, 2012)

Mungkin tayangan iklan dalam Videotron yang berada terletak di Manahan yang menampilkan segala macam produk rokok boleh

dikatakan sebagai sebuah pendekatan produsen untuk lebih

memperkenalkan produknya kepada masyarakat. Masyarakat sebagai konsumen akan lebih mengenal tentang produknya dan menjadi lebih percaya karena mengetahui tentang produk tersebut secara detail. Apalagi iklan rokok seperti yang kita semua tahu jam tayangnya di televisi sangat dibatasi yaitu jam 22.00 WIB keatas. Sementara itu, produk rokok merupakan produk yang memberikan kontribusi pajak terbesar pada pemerintah. Industri rokok juga menciptakan lapangan kerja yang sangat besar, baik secara langsung ataupun tidak.

Cara beriklan seperti yang ditayangkan dalam videotron di atas mempunyai kelebihan. Produsen bisa menampilkan beberapa produknya hanya dalam satu tempat, tidak seperti billboard yang hanya satu produk. Selain itu, juga lebih menarik karena merupakan sebuah model baru, ditempatkan dalam posisi yang strategis di kawasan Manahan Surakarta yang telah dikonsep sedemikian rupa sehingga menarik perhatian bagi masyarakat yang melewati atau menggunakan jalan raya di sekitar manahan tersebut. Metode promosi seperti ini diharapkan masyarakat lebih terarah memperhatikan dan meluangkan waktunya sejenak untuk menikmati pesan-pesan apa yang disajikan pada televisi raksasa (videotron) tersebut sembari beristirahat.

b. Penataan Reklame sebagai Sarana Promosi dalam Videotron

Era sekarang ini kita diharapkan untuk mengetahui perkembangan dan peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Sehingga tidak mengherankan bila informasi menjadi kebutuhan pokok. Untuk menunjang kebutuhan masyarakat akan informasi yang baru dan tidak membosankan, pemerintah daerah menyediakan tempat untuk menampilkan informasi tersebut. Salah satu bentuk media untuk menampilkan informasi tersebut adalah media iklan Videotron yang bisa menayangkan dan meringkas iklan-iklan dalam satu tempat melalui media audio visual.

Pemerintah daerah Surakarta berkewajiban menata dan

commit to user

Surakarta Nomor 4 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Reklame dalam Bab III Tim Penataan dan Standarisasi reklame Pasal 3 sampai Pasal 9, sebagai berikut:

1) Standart dan tempat pemasangan reklame diwilayah surakarta

ditetapkan oleh Tim Penataan Reklame yang disusun

keanggotaannya sebagai mana telah ditetapkan oleh tim pemasangan reklame;

2) Tim penataan reklame bertugas untuk:

- Menentukan standart reklame yang meliputi bentuk,bahan dan

ukuran reklame. Standar reklame dalam hal ini berlaku untuk pemasangan reklame jenis luar ruangan, baik yang disepanjang prasarana kota maupun diluar prasarana kota. Apabila kondisi, lokasi dan jenisnya tidak menggunakan standart reklame yang ada, maka harus mendapatkan ijin khusus dari walikota surakarta atau pejabat yang ditunjuk.

- Menentukan titik-titik lokasi pemasangan reklame sesuai dengan

standartisasi reklame yang ditentukan dengan pemancangan patok reklame yang klasifikasinya diatur, sebagai berikut:

a. Patok merah: untuk board reklame dengan ukuran besar (vedeotron).

b. Patok hijau: untuk board reklame dengan ukuran sedang. c. Patok kuning: untuk board petunjuk arah dengan klasifikasi

petunjuk arah dengan ukuran yang cukup besar dan /atau untuk reklame yang menggunakan standarisasi logo yang sudah dikenal; 2) Three in one : reklame petunjuk arah dengan ukuran kecil yang pemasangannya Tiga Bojek atau dijadikan satu.

- Menentukan besarnya kontribusi bagi reklame yang dipasang

difasilitasi umum, seperti jembatan penyeberangan, halte, pos polisi, dan lain-lain.

- Menyusun daftar titik reklame yang berada dijalan wilayah

surakarta.

3) Titik-titik lokasi reklame dikelompokkan menjadi: 1) Jalan protokol/ utama, 2) jalan ekonomi, 3) jalan lingkungan.

2. Tata Cara Pelaksanaan Lelang Reklame dalam Bentuk Videotron di

Kota Surakarta

Langkah-langkah untuk melaksanakan pemasangan reklame yang berbentuk Videotron harus melalui dua (2) tahapan, yaitu: 1) melalui proses lelang, dan 2) melalui tata cara pemberian izin pemasangan reklame.

1) Proses Pelelangan

Proses pelelangan reklame dalam videotron terdiri atas: Penjelasan Umum, Dokumen Pelelangan, Dokumen Pelelangan, Pelaksanaan Lelang, Pelaksanaan Lelang, Penetapan Pemenang, Waktu

commit to user

a. Penjelasan Umum

Penjelasan umum terdiri atas: Dasar Hukum, Ketentuan Umum, Nama Pekerjaan, Pemberi Kerja, Harga Dasar, Ruang Lingkup, Masa Kelola Titik Reklame, Calon Peserta Lelang Harus

Memenuhi Syarat-Syarat, Waktu Tempat Pendaftaran dan

Pengambilan RKS Lelang, Batas Akhir Pendaftaran dan Pengambilan RKS Lelang, Verifikasi Data.

1) Dasar Hukum

Dasar Hukum pelaksanaan leleng terdiri dari 7 Peraturan Daerah dan 1 Keputusan Walikota Surakarta, yaitu : 1) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta; 2) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah; 3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 Tahun 2009 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; 4) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2009 tentang Bangunan; 5) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 14 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun 2011; 6) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang pajak Daerah; 7) Peraturan Walikota Surakarta Nomor 16 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 Tahun 2009 tentang retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (Berita

Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 20); dan 8) Keputusan Walikota Surakarta Nomor 510.1/45/1/2011 tentang Penetapan Harga Dasar Lelang Titik Lokasi Pemasangan Reklame.

2) Ketentuan Umum

Ketentuan Umum dalam pelaksanaan lelang yang termuat dalam RKS. Dalam peraturan RKS ini yang dimaksud dengan: a) Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancangan untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum; b) Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame; c) Retribusi pemakaian Kekayaan Daerah yang selanjutnya disingkat retribusi adalah pungutan daerah atas pemakaian kekayaan daerah; d) Titik Lokasi Reklame adalah tata letak tepatnya tempat pemasangan reklame pada suatu lokasi penggalan jalan dan penentuan standar reklame yang dipasang pada tempat itu; e) Dinas yang

menyelenggarakan pelelangan reklame adalah Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta (DPPKA). Jenis-jenis reklame yang dilelang oleh DPPKA

commit to user

sejenisnya; 2) Reklame kain; 3) Reklame melekat atau stiker; 4) Reklame selebaran; 5) Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan; 6) Reklame udara; 7) Reklame apung; 8) Reklame suara; 9) Reklame film/slide; 10) Reklame peragan, dan 11) Reklame lainnya.

3) Nama Pekerjaan

Nama proyek pekerjaan dalam pelaksanaan pelelangan adalah Pengelolaan Titik Lokasi Pemasangan Reklame Kota Surakarta.

4) Pemberi Kerja

Pemberi Kerja dalam pelaksanaan pelelangan reklame adalah Kepala Dinas Pendaptan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta.

5) Harga Dasar

Harga Dasar titik lokasi reklame sebagaimana Keputusan Walikota Surakarta Nomor 510.1/45/1/2011 tentang Penetapan Harga Dasar Lelang Titik Lokasi Pemasangan Reklame.

6) Ruang Lingkup

Ruang Lingkup titik lokasi reklame meliputi pengelolaan titik lokasi / lahan reklame sebagaimana media iklan luar ruang yang terletak di atas tanah hak pakai /milik Negara.

7) Masa Kelola Titik Reklame

Masa pengelolaan titik lokasi reklame oleh pemenang selama 1 (satu) tahun, terhitung sejak dimulainya masa pengelolaan yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian Kerja.

8) Calon Peserta Lelang Harus Memenuhi Syarat-syarat.

Calon Peserta lelang harus memenuhi syarat-syarat: 1) Peserta yang dapat mengikuti lelang adalah Perusahaan yang memiliki Akta Pendirian dan /atau SIUP dan TDP di bidang periklanan yang masih berlaku; 2) Persyaratan calon peserta lelang meliputi: a. Data Perusahaan dengan melampirkan : Fotocopy Akta Pendirian dan atau SIUP dan TDP yang masih berlaku, Foto Copy KTP atas diri Pimpinan, Identitas Pribadi pemilik/penanggung jawab Perusahaan; b. Surat Keterangan dari DPPKA Kota Surakarta bahwa perusahaan tidak kena sanksi untuk mengikuti lelang titik lokasi reklame; c. Perusahaan menyampaikan surat pernyataan minat untuk mengikuti lelang sesuai titik loksai yang dikehendaki dengan dibubuhi materai Rp 6.000,00; d. Peserta lelang menyerahkan uang jaminan penawaran lelang (tunai) pada saat calon peserta lelang mendaftarkan diri, dengan ketentuan : Jaminan sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah)per titik lokasi untuk pendaftaran sampai dengan 5 (lima) titik lokasi, Jaminan sebesar Rp

commit to user

pendaftaran 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) titik lokasi, Jaminan sebesar Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) per titik lokasi untuk pendaftaran lebih dari sepuluh titik loksi.

9) Waktu Tempat Pendaftaran dan Pengambilan RKS Lelang

Waktu pendaftaran dan pengambilan RKS bias diambil di CSO (lantai dasar) DPPKA Kota Surakarta Jl. Jend. Sudirman No.2 Surakarta dengan ketentuan waktu yang telah ditentukan.

10)Batas Akhir Pendaftaran dan Pengambilan RKS Lelang

Batas pendaftaran dan pengambilan RKS sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan.

11)Verifikasi data perusahaan

Dokumen perusahaan akan diverifikasi oleh Panitia Lelang.

b. Dokumen Pelelangan

Dokumen pelelangan terdiri atas: Penjelasan Pekerjaan, dan Waktu Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

1) Penjelasan Pekerjaan

Penjelasan Pekerjaan, antara lain: a) Pada saat dilaksanakannya Aanwijzing Panitia Lelang akan menanggapi setiap permohonan klarifikasi yang diajukan oleh calon peserta lelang; b) Selain tanggapan dari Panitia Lelang akan dituangkan dalam Berita Acara Aanwijzing dan merupakan Addendum RKS; c) Setiap Addendum yang dikeluarkan merupakan bagian

dari RKS Lelang titik lokasi reklame; d) Calon peserta lelang yang tidak hadir dalam pelaksanaan aanwijzing dianggap menerima keputusan aanwijzing.

2) Waktu Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)

Waktu Pemberian Penjelasan Pekerjaan

(Aanwijzing)akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari panitia penyelenggara lelang.

c. Pelaksanaan Lelang

Pelaksanaan lelang terdiri dari: tata cara pelaksanaan lelang, waktu pelaksanaan lelang, dan peserta lelang terlambat.

1) Tata cara pelaksanaan lelang

Tata cara pelaksanaan lelang antara lain : a) Lelang setiap titik lokasi reklame akan dilaksanakan apabila diikuti sekurang-kurangnya 1 (satu) peserta lelang yang ditentukan

melalui pendaftaran kepada penyelengara; b) Lelang

dilaksanakan dengan system penawaran terbuka dengan ketentuan menambah nilai penawaran minimal kelipatan Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah dari harga dasar; c) Setiap peserta lelang wajib melakukan penawaran terhadap titik lokasi yang

menikmati/diikuti; d) Penawaran pertama sebagimana

dimaksudkan pada ayat (2) bahwa setiap peserta lelang terhadap titik lokasi yang diminati/diikuti dengan ketentuan maksimal 3

commit to user

harga penawaran terakhir; e) Bagi peserta lelang : Apabila tidak melakukan penawaran, maka uang jaminan penawaran yang telah disetor dinyatakan hangus dan masuk kekas daerah; Mengundurkan diri pada waktu aanwijzing / tahapan lelang selanjutnya uang jaminan penawaran yang telah disetor dinyatakan hangus dan masuk kekas daerah; Mengundurkan diri

sebelum aanwijzing maka uang jaminan penawaran

dikembalikan; Peserta lelang yang mengundurkan diri harus menyampaikan surat pernyataan pengunduran diri.

2) Waktu Pelaksanaan Lelang

Waktu pelaksanaan lelang akan diselenggarakan sesuai yang telah ditetapkan oleh panitia lelang.

3) Peserta Lelang terlambat

Peserta lelang hadir pada waktu dimulainya pelaksanaan

lelang, apabila peserta lelang terlambat mengahadiri

pelaksanaan lelang terhadap titik lelang yang diikuti, dianggap mengundurkan diri dan jaminan lelang dinyatakan hangus dan disetor ke kas daerah.

d. Penetapan Pemenang

Penetapan pemenang sebagai berikut: Kriteria Pemenang, Penetapan Pemenang, Penandatangan kontrak, Pelelangan gagal, Penunjukan.

1) Kriteria Pemenang

Panitia Lelang akan mengusulkan calon pemenang lelang titik reklame dengan penawaran tertinggi sebagai pengelola titik lokasi reklame.

2) Penetapan Pemenang

Panitia lelang menyampaikan usulan calon pemenang lelang titik lokasi reklame kepada Kepala Dinas Pendaptan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta untuk ditetapkan sebagai pengelolaan titik lokasi reklame baliho; Kepala Dinas Pendaptan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta menetapkan pemenang lelang; Bagi pemenang lelang Uang jaminan lelang akan ditempatkan sebagai dari pelunasan; Bagi yang tidak memenangkan lelang, uang jaminan lelang dapat diambil kembali setelah pelaksanaan lelang, pengambilan terakhir paling lambat 5 hari kerja setelah lelang, di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta pada jam kerja; Apabila uang jaminan tidak diambil dalam batas waktu yang telah ditentukan maka uang jaminan dinyatakan hangus dan masuk ke kas Daerah.

3) Penandatangan kontrak

Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah calon pengelolaan menerima Surat Ketetapan pengelolaan titik

commit to user

Surat Perjanjian Kontrak di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta.

4) Pelelangan gagal

Pelelangan di suatu titik lokasi reklame dinyatakan gagal apabila tidak ada peserta lelang yang mengikuti / berminat pada titik lokasi tersebut.

5) Penunjukan

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta atas nama Walikota Surakarta dapat menunjuk langsung pengelola titik lokasi reklame apabila : a) Titik lokasi yang dilelang minimal pada tahap pertama dan tahap kedua tidak laku terjual; b) Pemenang lelang tahap kedua mengundurkan diri; c) Penunjukan langsung sehubungan dengan tersebut pada huruf a dan b, dilakukan melalui negosiasi diatas harga dasar yang ditetapkan oleh Walikota.

e. Waktu Pembayaran

Waktu pembayaran pelunasan harga penawaran lelang terdiri dari: a)Pemenang lelang diharuskan membayar lunas sesuai harga penawaran dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan sebagai pemenang lelang; b) Pemengang lelang sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan batas waktu yang ditentukan tidak membayar lunas maka Pemenang lelang dinyatakan mengundurkan diri, dan akan dilakukan lelang ulang apabila titik

lelang reklame hanya diikuti oleh satu orang peserta lelang. Pemenang lelang dinyatakan mengundurkan diri, dan hak pengelolaan titik lelang reklame akan dialihkan kepada pemenang lelang kedua apabila titik lelang reklame diikuti lebih dari satu peserta lelang; c) Apabila pemanang lelang tidak melaksanakan sebagimana huruf a maka uang jamian penawaran dinyatakan hangus dan disetorkan ke Kas Daerah serta tidak diperbolehkan untuk mengikuti lelang titik lokasi reklame yang diselengarakan Pemerintah Kota Surakarta sebanyak 3 (tiga) kali pelaksanaan lelang.

f. Hak Dan Kewajiban Pengelola

Hak Pemenang Lelang, bagi pemenag lelang yang telah

membayar lunas harga penawaran lelang, uang jaminan

pembongkaran konstruksi dan kewajiban lain diberikan hak, sebagai berikut: a) Menerima Surat Ketetapan sebagai Pemenang Lelang; b) Hak pengelolaan titik lokasi reklame termasuk perijinan penyelenggaraan reklame baliho selama waktu 1 (satu) tahun; dan c) Mendapatkan perlindugan apabila terjadi permasalahan non teknis berkaitan dengan pengelolaan titik lokasi.

Kewajiban Pemenang lelang/pengelola, terdiri atas: 1)Memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan disekitar

commit to user

pemeliharaan secara rutin agar konstruksi terjaga keamanannya; 4) Melaporkan kepada Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset, agar pada saat akan dimulainya kegiatan pemasangan Reklame didampingi Tim Teknis/ Penertib Reklame yang dibentuk oleh Dinas Pendaptan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta; 5) Membayar pajak reklame, Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan undangan yang berlaku; 6) Mengasuransikan atas resiko pemasangan yang mengakibatkan kerugian harta benda, jiwa maupun masyarakat; 7) Menutup kerangka papan reklame yang kosong/belum laku terjual dengan kain atau sejenisnya yang bertuliskan iklan layanan masyarakat, diantaranya tema-tema: Solo The Spirit Of Java, Solo Kreatif Solo Sejahtera, Solo Kota Budaya, Solo Berseri, dan Solo Kota Vokasi.

Pengalihan hak kelola, Pengelola titik lokasi reklame dapat mengalihkan hak kelolanya kepada pihak ketiga dengan persetujuan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.

Sanksi akan diberikan: a. Apabila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana 1)Memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan disekitar tempat/lokasi reklame; 2) Memenuhi standard untuk bangunan/konstruksi pemasangan reklame; 3) Melakukan pemeliharaan secara rutin agar konstruksi terjaga

keamanannya; 4) Melaporkan kepada Dinas Pendapatan,

kegiatan pemasangan Reklame didampingi Tim Teknis/Penertib Reklame yang dibentuk oleh Dinas Pendaptan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta; 5) Membayar pajak reklame, Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan undangan yang berlaku; 6) Mengasuransikan atas resiko pemasangan reklame yang mengakibatkan kerugian harta benda, jiwa maupun masyarakat; 7) Menutup kerangka papan reklame yang kosong/belum laku terjual dengan kain atau sejenisnya yang bertuliskan iklan layanan masyarakat, diantaranya tema-tema: Solo The Spirit Of Java, Solo Kreatif Solo Sejahtera, Solo Kota Budaya, Solo Berseri, dan Solo Kota Vokasi, maka kepada yang bersangkutan dikenakan sanksi tidak diperbolehkan untuk mengikuti lelang titik lokasi reklame yang diselenggarakan Pemerintah Kota Surakarta sebanyak 3 (tiga) kali pelaksanaan lelang; b. Apabila dalam masa pengelolaan terjadi pelanggaran-pelanggaran ketentuan-ketentuan yang berlaku maka pengelola dikenakan sanksi hukum yang berlaku.

2. Tata Cara Pemberian Izin Pemasangan Reklame

Tata cara pemberian izin pemasangan reklame diatur dalam Peraturan daerah No.4 Tahun 2001 tentang pajak reklame. Untuk mendapatkan izin pemasangan reklame (Billboard, Videotron, reklame-reklame yang ukuran, bentuk, dan jenisnya memenuhi standartisasi)

commit to user

Pemerintah Daerah (PEMDA). Pemohon harus mengisi formulir yang telah disiapkan dengan melampirkan persyaratan administrasi, sebagai berikut:

a. Izin pemasangan reklame baru:

1. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)

2. Fotocopy Pajak Bumi dan Bangunan untuk pemasangan bukan

diatas tanah/bangunan milik pemerintah kota

3. Fotocopy Akta Pendirian perusahaan

4. Gambar rencana reklame dan perhitungan konstruksi

5. Rencana Anggaran Biaya (RAB) 1(satu) rangkap

6. Surat pernyataan bahwa lokasi/tanah tidak dalam keadaan

sengketa (untuk pemasangan di luar daerah milik jalan), diketahui lurah dan camat setempat

7. Surat pernyataan bahwa lokasi tidak merusak jalan/tidak

menggangu arus lalu lintas jalan/tidak menggangu keindahan kota (untuk pemasangan di daerah milik jalan), diketahui Ketua Tim Penataan dan Penertiban Reklame Kota Surakarta.

b. Perpanjangan Izin Pemasangan reklame:

1. Fotocopy izin reklame (lama)

2. Fotocopy bukti pembayaran pajak dan retribusi.

Dalam dokumen Pinastiti Agustina Suciwidati F3409051 (Halaman 54-82)

Dokumen terkait