• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara Uji Coba Unit Pemekatan

BAB 5. PELAPORAN

B. Tata Cara Uji Coba Unit Pemekatan

UCPU.5. TATA CARA UJI COBA UNIT GRAVITY THICKENER Persiapan

1. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk proses uji coba serta peralatan untuk pelaksanaan pengukuran sampel (kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk melaksanakan pengujian).

2. Melakukan koordinasi dengan laboratorium terkait uji kualitas influen dan efluen sampel air limbah domestik.

3. Membersihkan bak pengolahan dan pipa dari sampah.

4. Memeriksa kesiapan katup pemeriksaan dan pintu air untuk dioperasikan (buka dan tutup).

5. Memeriksa mekanisme pengumpulan lumpur dan pengatur serta memberikan pelumas.

6. Memeriksa kembali kesesuaian peralatan-peralatan mekanik yang digunakan dengan yang tercantum pada buku panduan pengoperasian alat.

7. Mempersiapkan pengoperasian dengan air bersih.

8. Memeriksa kondisi pengoperasian seluruh mekanisme pengolahan selama 3 (tiga) hingga 4 (empat) jam.

9. Memperhatikan mekanisme alat penyapu pembersihan daun dan scum.

10. Memperhatikan kondisi kebisingan, getaran, dan temperatur alat-alat yang dioperasikan.

11. Melakukan pelatihan kepada operator untuk mengoperasikan gravity thickener sesuai dengan jadwal dan beroperasi dengan normal, beberapa hal yang perlu diinformasikan kepada operator, meliputi:

a. Frekuensi pengaliran lumpur ke bangunan pengolahan lumpur.

b. Durasi pengaliran lumpur ke bangunan pengolahan lumpur.

c. Pelaksanaan pemeriksaan sampel dari bangunan gravity thickener (frekuensi dan metode pengambilan sampel).

Pengaturan

1. Melakukan koordinasi dengan konsultan Supervisi pada saat persiapan pekerjaan.

2. Mengoordinasikan tugas, tanggung jawab, dan peran masing-masing dalam rapat inisiasi kegiatan 3. Melakukan koordinasi dengan konsultan supervisi dalam masa pemantauan unit.

132

Tabel F. 1 Peran dan Tugas dalam Uji Coba Gravity Thickener

No Pelaksana Tugas Kegiatan Rekaman

1 Persiapan Kegiatan

Konsultan Supervisi

Pelaku uji coba

Seluruh puing, dan sampah dari hasil kegiatan konstruksi dibersihkan

Lembar Daftar Simak Uji Coba Unit Gravity Thickener

Seluruh katup diperiksa dan dicoba untuk kelancaran pengoperasian

Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk proses uji coba serta peralatan untuk pelaksanaan pengukuran sampel

Melakukan koordinasi dengan laboratorium terkait uji kualitas influen dan efluen air limbah domestik

Memeriksa kesesuaian dan kondisi peralatan-peralatan mekanik yang digunakan.

2 Pelaksanaan Kegiatan dan Pemantauan

2.1 Konsultan

Berkoordinasi dengan perencana dalam mengoperasikan bangunan sesuai dengan spesifikasi teknis Perencana

Pelatihan Pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan unit Gravity Thickener

Operator

3 Pemantauan Unit Memeriksa kualitas influen dan efluen air limbah domestik.

4 Konsultan

Pemantauan parameter pengolahan hingga didapat pengolahan yang stabil

Formulir Rekaman Pelaksanaan Uji Coba Unit Gravity Thickener

Pelaksanaan

1. Mengisi air limbah ke dalam bangunan pengolahan.

2. Mengambil sampel lumpur pada area pemeriksaan lumpur sebelum dipompakan keluar.

3. Mengalirkan lumpur pengolahan ke bangunan pengolahan lumpur. Pada umumnya dengan frekuensi 2 (dua) kali sehari.

4. Memantau kerikil pada saat pengaliran lumpur ke bangunan pengolahan lumpur. Bila ditemukan kerikil dengan jumlah yang banyak, maka frekuensi pengaliran lumpur perlu dilaksanakan lebih sering.

5. Operator pelaksana pengoperasian perlu dilatih untuk mengoperasikan bangunan pengendap pertama, dan mendapatkan informasi mengenai jadwal pengaliran lumpur dalam masa uji coba dan masa pengoperasian normal.

6. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian gravity thickener yaitu bila pengaliran pompa terjadi secara tidak teratur, hal ini dapat disebabkan oleh konsentrasi lumpur yang terlalu pekat.

a. Periksa apakah terdapat kesalahan mekanik b. Apabila tidak terdapat kesalahan mekanis, maka:

- Identifikasi dugaan awal mengenai kepekatan konsentrasi lumpur - Lakukan pengaliran lumpur

- Periksa frekuensi pengaliran lumpur

- Atur frekuensi pengaliran lumpur, menjadi lebih sering, untuk mengatasi permasalahan kepekatan lumpur

7. Bau β€œtelur busuk” merupakan indikasi bahwa lumpur yang mengendap pada gravity thickener tidak cukup sering dialirkan ke bangunan pengolahan lumpur (lebih lama dari waktu retensi). Salah satu indikasi yang dapat timbul kemungkinan juga dapat terlihat naiknya lumpur ke atas permukaan air.

Frekuensi pengaliran lumpur perlu ditingkatkan.

8. Lumpur yang naik kebagian atas bangunan pengolahan atau lumpur terbawa mengalir bersama efluen, umumnya hal ini terjadi karena kecepatan aliran air yang tinggi. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain mengatur besar aliran, memasang baffle dan menyesuaikan jenis pelimpah.

Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Frekuensi Pengambilan Sampel Pada Masa Uji Coba

Gambar F. 1 Lokasi Pelaksanaan Pengambilan Sampel

134

Tabel F. 2 Frekuensi Pengambilan Sampel pada Masa Uji Coba Gravity Thickener

Parameter Utama

pH Setiap hari Bak Pengolahan Grab Sampling Pengendalian

proses

Temperatur Setiap hari Bak Pengolahan Grab Sampling Pengendalian proses

Oksigen Terlarut

(DO) Setiap hari Bak Pengolahan Grab Sampling Pengendalian

proses

COD Setiap hari Efluen Komposit 24 jam Data Historis

Pengolahan

Total Suspended Solids (TSS)

Setiap hari Efluen Komposit 24 jam Pengendalian

Proses

NH3 -N Setiap hari Efluen Komposit 24 jam Pengendalian

Proses

Uji

Pengendapan Setiap hari Efluen Grab Sampling Pengendalian

Proses

Total Solid Setiap hari Efluen Komposit 24 jam Pengendalian

Proses

Total Volatil Solid

Setiap hari Efluen Komposit 24 jam Pengendalian

Proses

Sludge Volume Lab Sentrifugasi

Setiap hari Efluen Grab Sampling Pengendalian

Proses

BOD 2 x per minggu Efluen Grab Sampling Pengendalian

Proses

Minyak dan Lemak

2 x per minggu Efluen Grab Sampling Pengendalian Proses

Pemeriksaan

1. Melakukan pengisian pada Daftar Simak Uji Coba Unit Gravity Thickener sesuai dengan format mulai dari tahapan persiapan, pelaksanaan kegiatan hingga pemantauan unit.

2. Melakukan pengisian pada Formulir Rekaman Pelaksanaan Uji Coba Unit Gravity Thickener sesuai dengan format.

Tabel F. 3 Daftar Simak Uji Coba Unit Gravity Thickener

DAFTAR SIMAK

UJI COBA UNIT GRAVITY THICKENER

PELAKSANA PENGUJICOBA Laporan No:

Konsultan: Hari/Tanggal:

Pengawas:

No. TAHAPAN JENIS PEMERIKSAAN KETERANGAN CATATAN

1 Tahapan Persiapan

Seluruh puing, dan sampah dari hasil

kegiatan konstruksi dibersihkan Ya Tidak

Seluruh katup diperiksa dan dicoba untuk kelancaran pengoperasian

Sesuai Tidak Sesuai

2 Pelaksanaan Kegiatan Uji Coba

Periksa peralatan mekanik

Pelaksanaan pemeriksaan kepekatan konsentrasi lumpur dalam bangunan

Pelaksanaan pemeriksaan kepekatan konsentrasi lumpur pada efluen

Kesesuaian frekuensi pengaliran lumpur ke unit stabilisasi lumpur

Pelaksanaan pelatihan bagi operator pengelola Instalasi Pengolahan

3 Pelatihan Pelaksanaan pelatihan bagi Operator Ya Tidak

4 Finalisasi Pemutakhiran SOP

136

DAFTAR SIMAK

UJI COBA UNIT GRAVITY THICKENER

PELAKSANA PENGUJICOBA Laporan No:

Konsultan:

Pengawas:

Hari/Tanggal:

No. TAHAPAN JENIS PEMERIKSAAN KETERANGAN CATATAN

Pemutakhiran Diagram Proses dan Instrumen

Pemutakhiran Diagram Alur Proses Pengolahan

TANDA TANGAN PENANGGUNG

JAWAB

CATATAN

NAMA JELAS:

Tabel F. 4 Formulir Rekaman Pemeriksaan Uji Coba Gravity Thickener No. Hasil Uji coba Gravity Thickener dan

Rencana Tindak Lanjut

Pelaksana Tindak Lanjut

Tanggal Hasil Tindak Lanjut

Tanggal

UCPU.6. TATA CARA UJI COBA UNIT PENANGANAN LUMPUR DENGAN BAHAN KIMIA Persiapan

1. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk proses uji coba serta peralatan untuk pelaksanaan pengukuran sampel (kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk melaksanakan pengujian).

2. Melakukan koordinasi dengan laboratorium terkait uji kualitas influen dan efluen sampel air limbah domestik.

3. Memastikan tangki pencampuran lumpur bersih dari sampah.

4. Memeriksa kelancaran operasi motor pengaduk dan memastikan bahwa bebas dari bising dan getaran.

5. Pengadukan perlu dipantau sehingga pencampuran merata tetap terjadi 6. Memeriksa dan mengkalibrasi dengan baik pompa penambah zat kimia.

7. Menyiapkan formulir pendataan sehingga data dapat dipantau secara kontinu.

Pengaturan

1. Melakukan koordinasi dengan konsultan Supervisi pada saat persiapan pekerjaan.

2. Mengoordinasikan tugas, tanggung jawab, dan peran masing-masing dalam rapat inisiasi kegiatan 3. Melakukan koordinasi dengan konsultan supervisi dalam masa pemantauan unit

Tabel F. 5 Peran dan Tugas dalam Uji Coba Unit Penanganan Lumpur dengan Bahan Kimia

No Pelaksana Tugas Kegiatan Rekaman

1 Persiapan Kegiatan

Konsultan Supervisi

Pelaku uji coba

Seluruh puing dan sampah dibersihkan

Lembar Daftar Simak Uji Coba

Seluruh katup diperiksa dan dicoba untuk kelancaran pengoperasian

Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk proses uji coba serta peralatan untuk pelaksanaan pengukuran sampel

Melakukan koordinasi dengan laboratorium terkait uji kualitas influen dan efluen air limbah domestik

Memeriksa kesesuaian dan kondisi peralatan-peralatan mekanik yang digunakan.

138

No Pelaksana Tugas Kegiatan Rekaman

2 Pelaksanaan Kegiatan dan Pemantauan

2.1 Konsultan

Berkoordinasi dengan perencana dalam mengoperasikan bangunan sesuai dengan spesifikasi teknis Perencana

Pelatihan Pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan unit.

Operator

3 Pemantauan Unit

Konsultan

Pemantauan parameter pengolahan hingga didapat pengolahan yang stabil

Formulir Rekaman Pelaksanaan Uji Coba

Pelaksanaan

1. Memantau pengaduk dan mencatatnya secara regular untuk menjaga fungsi pelaksanaan berlangsung sesuai dengan perencanaan.

Lokasi dan parameter Pemantauan dan Frekuensi Pelaksanan Pemantauan

Gambar F. 2 Lokasi Pelaksanaan Pengambilan Sampel

Tabel F. 6 Frekuensi Pelaksanaan Pemantauan Uji oba Unit Penanganan Lumpur dengan Bahan Kimia

sampel Keterangan

pH Setiap hari Influen (I) dan

Efluen Clarifier (CE)

Grab Sampling Pengendalian proses

Temperatur Setiap hari

Influen (I) dan Efluen Clarifier (CE)

Grab Sampling Pengendalian proses

Oksigen Terlarut

(DO) Setiap hari

Influen (I) dan Efluen Clarifier

(CE) Grab Sampling Pengendalian

proses

COD Setiap hari

Influen (I) dan Efluen Clarifier (CE)

Komposit 24 jam Data Historis Pengolahan

Total Suspended

Solids (TSS) Setiap hari S Komposit 24 jam Pengendalian

Proses

NH3 -N Setiap hari

Influen (I) dan Efluen Clarifier

(CE) Komposit 24 jam Pengendalian

Proses

Uji

Pengendapan Setiap hari

Influen (I) dan Efluen Clarifier (CE)

Grab Sampling Pengendalian Proses

Total Solid Setiap hari S Komposit 24 jam Pengendalian

Proses

Total Volatil

Solid Setiap hari S Komposit 24 jam Pengendalian

Proses Sludge Volume Lab

Sentrifugasi Setiap hari S Grab Sampling Pengendalian

Proses

BOD 2 x per minggu

Influen (I) dan Efluen Clarifier

(CE) Grab Sampling Pengendalian

Proses

Grab Sampling Pengendalian Proses

140

Pemeriksaan

1. Melakukan pengisian pada Daftar Simak Uji Coba Unit Tangki Bahan Kimia sesuai dengan format mulai dari tahapan persiapan, pelaksanaan kegiatan hingga pemantauan unit.

2. Melakukan pengisian pada Formulir Rekaman Pelaksanaan Uji Coba Unit Tangki Bahan Kimia sesuai dengan format.

Tabel F. 7 Daftar Simak Uji Coba Unit Tangki Bahan Kimia

DAFTAR SIMAK

UJI COBA UNIT TANGKI BAHAN KIMIA

PELAKSANA PENGUJICOBA Laporan No:

Konsultan: Hari/Tanggal:

Pengawas:

No. TAHAPAN JENIS PEMERIKSAAN KETERANGAN CATATAN

1 Tahapan Persiapan

Kondisi kebersihan tangki pengadukan Ya Tidak

Seluruh katup diperiksa dan dicoba

untuk kelancaran pengoperasian Sesuai Tidak Sesuai

2

Pelaksanaan Kegiatan Uji Coba

Periksa peralatan mekanik pengadukan zat kimia

Pelaksanaan pelatihan bagi operator pengelola Instalasi Pengolahan

3 Pelatihan Pelaksanaan pelatihan bagi Operator Ya Tidak

4 Finalisasi Pemutakhiran SOP

Pemutakhiran Diagram Proses dan Instrumen

Pemutakhiran Diagram Alur Proses Pengolahan

TANDA TANGAN PENANGGUNG JAWAB

CATATAN

NAMA JELAS:

UCPU.7. TATA CARA UJI COBA UNIT LUMPUR AKTIF Persiapan

1. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk proses uji coba, yaitu:

Peralatan pelaksanaan pengukuran sampel (kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk melaksanakan parameter pengujian):

a. Botol kaca dengan pemberat b. Termometer

c. Kertas lakmus d. Alat pengukur pH e. Oven

f. Cawan petri g. Desikator h. Tes Kit pengujian

2. Mempersiapkan perhitungan pelaksanaan uji coba

Tujuan utama dalam uji coba bangunan pengolahan lumpur aktif antara lain untuk menyiapkan flok mikroorganisme dalam konsentrasi yang sesuai. Merupakan hal yang penting pada tahapan uji coba pengolahan, untuk melaksanakan analisis laboratorium dengan jadwal pemantauan regular selama masa uji coba pengolahaan.

Pelaksana uji coba pengolahan air limbah domestik perlu mendapatkan informasi mengenai:

a. Debit perencanaan, b. Beban BOD5 pada influen, c. Umur lumpur pada perencanaan d. Waktu retensi lumpur perencanaan e. Temperatur

f. Konsentrasi Mixed Liquor Suspended Solids (MLSS) pada perencanaan

Parameter-parameter pengendalian diatas perlu didiskusikan dengan perencana, sehingga dapat disesuaikan sesuai kebutuhan. Berdasarkan data-data perencanaan diatas, kemudian dapat dihitung konsentrasi minimum untuk pengoperasian awal untuk satu bak pengolahan Activated Sludge, berdasarkan rumus berikut ini:

πΎπ‘œπ‘›π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– 𝑀𝐿𝑆𝑆 π‘šπ‘–π‘›π‘–π‘šπ‘’π‘š π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 𝑒𝑗𝑖 π‘π‘œπ‘π‘Ž π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘ π‘Žπ‘‘π‘’ π‘π‘Žπ‘˜ = 𝑀𝐿𝑆𝑆 π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘›π‘π‘Žπ‘›π‘Žπ‘Žπ‘› Γ—π‘Žπ‘™π‘–π‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘Žπ‘˜

π‘Žπ‘™π‘–π‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘ π‘Žπ‘–π‘› π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘Žπ‘˜Γ— π‘π‘’π‘π‘Žπ‘› 𝐡𝑂𝐷5 π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘π‘Žπ‘› 𝐡𝑂𝐷5 π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘›π‘π‘Žπ‘›π‘Žπ‘Žπ‘›

142

Contoh perhitungan:

Contoh 1. Penentuan MLSS untuk satu bak (Single Basin) Jenis Activated Sludge: Extended Aeration, Single Aeration Basin

Kondisi Perencanaan

Debit pengolahan = 800 m3/hari

Konsentrasi BOD = 150 g /m3

Beban BOD = 120 kg BOD/m3.day

Temperatur perencanaan = 25 derajat Celcius

MLSS perencanaan = 2000 mg/l

Kondisi Aktual Saat Uji Coba

Debit aktual uji coba = 200 m3/hari

Konsentrasi BOD, uji coba = 130 mg/l

Beban BOD, uji coba = 26 kg BOD/m3.day

Temperatur air limbah = 25 Derajat Celcius

πΎπ‘œπ‘›π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– 𝑀𝐿𝑆𝑆 π‘šπ‘–π‘›π‘–π‘šπ‘’π‘š π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 𝑒𝑗𝑖 π‘π‘œπ‘π‘Ž π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘ π‘Žπ‘‘π‘’ π‘π‘Žπ‘˜ = 2000 π‘šπ‘”

⁄ ×𝑙 200 π‘š3β„β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–

800 π‘š3β„β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–Γ—130 π‘šπ‘”/𝑙

150 π‘šπ‘”/𝑙= 433,33 π‘šπ‘”

⁄ 𝑙

Bila terdapat bangunan pengolahan lebih dari satu bak pada Instalasi Pengolahan, nilai MLSS perlu disesuaikan untuk mendapatkan konsentrasi MLSS minimum pada setiap bak pengolahan. Konsentrasi MLSS ini dibutuhkan untuk mempertahankan rasio Food to Microorganism (F/M) dan umur lumpur yang diharapkan. Salah satu cara untuk menyiapkan bak pengolahan Activated Sludge antara lain dengan memulai pada satu atau dua bak, dan bak- bak pengolahan lainnya dapat diujicobakan dengan menggunakan lumpur aktif yang telah disiapkan pada bak-bak pengolahan sebelumnya. Cara ini dapat mempercepat penyiapan bangunan pengolahan lebih cepat dan efisien.

Contoh 2 Penentuan MLSS untuk pengolahan air limbah domestik yang memanfaatkan lebih dari satu bak (Multiple Basin)

Jenis Activated Sludge: Extended Aeration, Multiple Aeration Basin Kriteria perencanaan

Debit pengolahan = 6000 m3/hari

Konsentrasi BOD = 150 g /m3

Beban BOD = 0,9 kg BOD/m3. day

Temperatur = 25 derajat Celcius

MLSS = 2000 mg/l

Bak Pengolahan = 5 Bak

Kondisi aktual saat uji coba

Debit pengolahan = 1000 m3/hari

Konsentrasi BOD = 130 mg/l

Beban BOD = 0,39 kg BOD/day

temperatur = 25 derajat Celcius

Pada tahap perencanaan, direncanakan 6000 m3/hari menjadi 5 bak pengolahan, dengan kapasitas pengolahan 1200 m3/hari/bak. Pada tahapan uji coba, akan dialirkan air limbah domestik dengan kapasitas 1000 m3/hari .

Jumlah bak yang akan diujicobakan:

1000 π‘š3β„β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–

1200 π‘š3β„β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–

⁄ = 0.83 π‘π‘Žπ‘˜ β‰ˆ 1 π‘π‘Žπ‘˜

Sehingga konsentrasi MLSS yang perlu disiapkan:

𝑑𝑒𝑏𝑖𝑑 π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘’π‘—π‘–π‘π‘œπ‘π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘› π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘˜ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘’π‘—π‘–π‘π‘œπ‘π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘›β„

𝑑𝑒𝑏𝑖𝑑 π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘›π‘π‘Žπ‘›π‘Žπ‘Žπ‘› π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘˜ π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™β„ Γ—πΎπ‘œπ‘›π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– 𝐡𝑂𝐷5 π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑒𝑗𝑖 π‘π‘œπ‘π‘Ž

πΎπ‘œπ‘›π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– 𝐡𝑂𝐷5π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘›π‘π‘Žπ‘›π‘Žπ‘Žπ‘›Γ— πΎπ‘œπ‘›π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– 𝑀𝐿𝑆𝑆

1000 π‘š3β„β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–β„ π‘π‘Žπ‘˜1

6000 π‘š3β„β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–β„ π‘π‘Žπ‘˜5 Γ—130 π‘šπ‘”/𝑙

150 π‘šπ‘”/𝑙× 2000 π‘šπ‘” 𝑙⁄ = 481.5 π‘šπ‘”/𝑙

Nilai konsentrasi MLSS minimum pada masa uji coba merupakan konsentrasi yang perlu disiapkan sebelum masa operasional. Konsentrasi minimum MLSS perlu disiapkan dan dipertahankan kurang lebih 10% dari nilai perhitungan pada formula perhitungan diatas, sehingga didapatkan efisiensi penyisihan. Nilai optimum untuk MLSS perlu ditentukan dengan menyesuaikan laju sirkulasi lumpur dan laju pembuangan lumpur, serta dengan memperhatikan besarnya penyisihan BOD yang dicapai pada efluen di Clarifier. Nilai optimum MLSS dapat dilihat dari pengamatan nilai BOD yang berkurang pada efluen dari Clarifier.

Besi (III) Klorida atau polimer dapat membantu persiapan konsentrasi MLSS. Polimer ini dapat meningkatkan pembentukan solid untuk resirkulasi, dengan begitu nilai BOD5 pada efluen dapat menurun. Besaran konsentrasi polimer yang dapat ditambahkan pada Clarifier dapat ditentukan berdasarkan jar test.

Penambahan konsentrasi polimer perlu dilakukan dengan seksama untuk menghindari adanya penambahan polimer yang berlebihan, yang dapat menyebabkan kondisi toxic dan mematikan flok mikroorganisme yang telah terbentuk.

144

3. Mempersiapkan pelaksanaan uji coba

Sebelum memulai pelaksanan uji coba pengolahan, pelaksana uji coba perlu memperhatikan dan melaksanakan pengujian awal untuk memastikan:

a. Seluruh sampah dan padatan telah dibersikan dari pipa dan bak

b. Seluruh katup dan pintu air telah diuji keandalannya untuk dioperasikan ( lancar untuk dibuka dan ditutup), selanjutnya katup dan pintu air disiapkan dalam kondisi tertutup.

c. Pelimpah pada clarifier telah diperiksa ketinggian airnya

d. Seluruh alat untuk mengendalikan busa telah siap untuk difungsikan e. Pemeriksaan untuk Activated Sludge dengan β€œair system” meliputi:

1) Pemeriksaan filter udara dan perangkap kondensasi 2) Pemeriksaan kebocoran pada saluran udara

3) Pemeriksaan katup-katup untuk kelancaran pengoperasian 4) Pemeriksaan blower dan pelumas yang dibutuhkan 5) Pemeriksaan motor pompa

6) Pemeriksaan meteran tekanan udara, untuk siap beroperasi dan terkalibrasi dengan baik 7) Pipa pembagi udara telah diperiksa dan siap untuk dioperasikan

8) Diffuser telah diperiksa dan udara dapat mengalir melalui rongga-rongganya dengan baik.

e. Pemeriksaan untuk Activated Sludge dengan Mechanical Aerator:

1) Mechanical Aerator perlu dirotasi terlebih dahulu untuk memastikan arah rotasi dan kelancaran dalam pengoperasian

2) Pemasangan unit perlu diperiksa dengan baik untuk memastikan seluruh bagiaannya telah terkunci dengan baik

3) Motor aerator perlu diberikan pelumas (jenis pelumas perlu dicatat dengan baik)

4) Seluruh motor elektrik telah dihidupkan dalam keadaan bak kosong, untuk memastikan seluruh sambungan listriknya telah tersambung dengan baik dan berputar pada arah yang tepat.

f. Selanjutnya bak diisi dengan air

1) Pemeriksaan pipa-pipa dari kebocoran 2) Pemeriksaan katup-katup

3) Pemeriksaan pengendalian busa

4) Pemeriksaan sistem aerasi

5) Pemeriksaan motor pengaduk, (vibrasi, kebisingan, overheating, dan pembacaan ampere listrik dicatat)

g. Setelah itu lakukan uji coba pengolahan dalam durasi 3 – 4 jam, dengan pengamatan secara periodik, untuk memantau kondisi pengolahan.

4. Melakukan koordinasi dengan laboratorium terkait uji kualitas influen dan efluen sampel air limbah domestik

Pengaturan

1. Melakukan koordinasi dengan konsultan supervisi pada saat persiapan pekerjaan.

2. Mengoordinasikan tugas, tanggung jawab, dan peran masing-masing dalam rapat inisiasi kegiatan.

3. Melakukan koordinasi dengan konsultan supervisi dalam masa pemantauan unit.

Tabel F. 8 Peranan dan Tugas dalam Uji Coba Unit Lumpur Aktif

No Pelaksana Tugas Kegiatan Rekaman

1 Persiapan Kegiatan

Konsultan supervisi

Pelaku uji coba

Seluruh puing, dan sampah dari hasil kegiatan konstruksi dibersihkan

Lembar Daftar Simak Uji Coba

Seluruh katup diperiksa dan dicoba untuk kelancaran pengoperasian

Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk proses uji coba serta peralatan untuk pelaksanaan pengukuran sampel

Melakukan koordinasi dengan

laboratorium terkait uji kualitas influen dan efluen air limbah domestik

2 Pelaksanaan Kegiatan dan Pemantauan

2.1 Konsultan

Berkoordinasi dengan perencana dalam mengoperasikan bangunan sesuai dengan spesifikasi teknis

146

No Pelaksana Tugas Kegiatan Rekaman

Konsultan Pelaksana Uji Coba

Pelatihan Pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan unit.

Operator

3 Pemantauan Unit

Konsultan

Pemantauan parameter pengolahan hingga didapat pengolahan yang stabil

Formulir Rekaman Pelaksanaan Uji Coba

Pelaksanaan

1. Melakukan pengambilan sampel komposit air limbah domestik

2. Melaksanakan Tes Pengendapan Padatan (Settleable Solids Test) terhadap air limbah domestik 3. Memeriksa filtrat untuk menentukan BOD5 dan COD.

4. Menyiapkan filtrat sebagai perkiraan karakteristik efluen pada clarifier

5. Memeriksa BOD5 dan COD terhadap beberapa sampel untuk mendapatkan keterhubungan parameter BOD5 dan COD.

6. Informasi keterkaitan BOD5 dan COD ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk melihat perkiraan nilai BOD5, berdasarkan hasil pemeriksaan COD (yang memiliki waktu uji lebih cepat).

7. Melakukan pemeriksaan COD dan BOD secara kontinu selama masa uji coba bangunan pengolahan air limbah domestik.

8. Setelah pengolahan mulai beroperasi dan lebih stabil, nilai COD dapat digunakan sebagai parameter pengendalian proses pengolahan.

9. Nilai perbandingan COD/BOD5 harus digunakan dengan kebijaksanaan pengguna, karena terdapat beberapa hal yang dapat mengganggu rasio kedua parameter ini, yang mungkin disebabkan oleh nonbiodegradable organics yang terbawa oleh padatan.

10. Untuk menghindari kegalatan nilai COD/BOD5, dapat dilaksanakan Dissolved BOD dan Dissolved COD, nilai Dissolved COD/BOD lebih konsisten daripada nilai rasio COD/BOD lainnya.

11. Menyiapkan MLSS minimum yang dibutuhkan untuk keperluan Uji Coba (Hitung sesuai dengan contoh perhitungan 1 atau contoh perhitungan 2). MLSS dapat disiapkan dengan menggunakan lumpur yang telah di seeding (lumpur aktif), atau dari air limbah domestik:

a. Penggunaan lumpur mikroorganisme yang telah aktif (lumpur aktif) merupakan salah satu cara paling yang dapat diandalkan.

1) Pada tahap seeding awal perlu ditambahkan lumpur aktif hingga didapatkan minimum 500 mg/l MLSS untuk menangani air limbah domestik yang akan diolah.

2) Aerasi perlu diterapkan secara maksimum selama masa uji coba, untuk mendapatkan minimum Dissolved Oxygen sebesar 2 mg/l dan untuk memastikan campuran yang merata.

3) Peningkatan debit lumpur diawali dengan 10 % debit pengolahan, dan dapat ditingkatkan sebesar 10% perhari, bila berdasarkan pemantauan tidak terjadi penurunan kualitas pengolahan. Dengan memperhatikan peningkatan MLSS yang sejalan dengan peningkatan debit pengolahan.

b. Bila uji coba dilaksanakan dengan menggunakan air limbah domestik, maka tahapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Air limbah domestik diisi kedalam bak aerasi, by pass pengolahan pendahuluan (Bak sedimentasi).

2) Selanjutnya aerator difungsikan maksimal untuk mendapatkan kondisi complete mixing dan nilai DO sebesar 2 mg/l.

3) Aerasi ini perlu dilaksanakan selama 7 jam.

4) Selanjutnya aerasi dimatikan dan air limbah domestik dibiarkan mengendap selama 30 – 60 menit.

5) Tahapan 3 dan 4 dapat diulang, hingga dicapai konsentrasi MLSS minimum sebesar 500 mg/l.

6) Pengoperasian dengan aliran kontinu dapat dilaksanakan setelah besar MLSS minimum terhitung telah tercapai.

7) Selama proses uji coba perlu dipertahankan nilai DO sebesar β‰₯ 2 mg/l. Pelaksanaan pemeriksaan nilai DO perlu dilaksanakan secara teratur (umumnya setiap 2 jam) sehingga kebutuhan oksigen mikroorganisme dapat dipenuhi,

c. Untuk kedua metode uji coba diatas, sirkulasi lumpur perlu dipertahankan, lumpur aktif perlu diresirkulasi menggunakan pompa, sehingga tidak terbentuk lapisan lumpur (sludge blanket) pada permukaan clarifier. Prosedur ini dibutuhkan untuk memastikan jumlah lumpur aktif yang mengendap pada clarifier dapat dimanfaatkan dengan maksimal pada bak aerasi.

d. Pada hari kedua dan hari ketiga pelaksanaan uji coba, efluen dari bak Aerasi dan clarifier dapat diuji, dengan parameter uji sebagai berikut:

1) BOD5 , keterkaitan nilai COD/BOD pada influen dapat berbeda pada efluen, sehingga BOD5 perlu dilaksanakan setiap hari);

2) COD;

3) MLSS;

4) Sludge Volume Index (SVI), nilai SVI merupakan indikasi karakteristik pengendapan dari flok-flok mikroorganisme pada clarifier. Umumnya SVI dengan rentang 50 – 150 mengindikasikan lumpur yang dapat mengendap dengan baik; dan

148

5) Pengamatan visual terhadap lumpur dari bak aerasi juga merupakan informasi yang berguna untuk memahami karakteristik pengendapan pada clarifier.

e. Saat konsentrasi MLSS yang sesuai dengan metode pengolahan telah tercapai, resirkulasi lumpur perlu disesuaikan.

f. Debit resirkulasi lumpur dapat ditentukan berdasarkan analisis pengendapan lumpur, yang dihitung dengan formula berikut:

Contoh perhitungan penyesuaian debit resirkulasi lumpur pada masa uji coba: Debit air limbah yang masuk ke bak aerasi = 200 m3/hari

Debit resirkulasi = 100 m3/hari

Volume MLSS hasil tes pengendappan selama 60 menit (dalam desimal)

= 400 ml dari 2 L = 20% = 0.2

Sehingga penyesuaian debit sirkulasi lumpur aktif

= 0.2 x (200 + 100 ) m3/ hari

= 60 m3/hari

= 42 liter/menit

Saat pengolahan telah stabil (lihat checklist stabil), lumpur aktif mengendap dengan cepat pada clarifier, dengan supernatant yang bersih dan tidak berwarna (bening). Flok- flok berbentuk granular memiliki sudut-sudut yang jelas, berwarna coklat emas, dan memiliki bau lembab seperti lumut.

Walaupun, pada masa uji coba terdapat kondisi- kondisi yang belum sesuai.

Walaupun, pada masa uji coba terdapat kondisi- kondisi yang belum sesuai.

Dokumen terkait