• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

H. Instrumen Penelitian

I. Tata Cara Penelitian

1. Penentuan Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan melalui kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dan dari data BPS Kabupaten Bantul. Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul diperoleh sepuluh besar penyakit yang tercatat, dengan common cold yang merupakan penyakit dengan memiliki prevalensi terbesar. Berdasarkan data di BPS Kabupaten Bantul, Kabupaten Bantul terdapat 17 kecamatan dan Kecamatan Jetis sebagai lokasi penelitian dengan prevalensi tinggi terjadinya gangguan pernapasan.

2. Pengurusan ijin

Pengurusan ijin penelitian dilakukan di BAPPEDA Bantul, dilanjutkan perijinan ke pemerintah Kecamatan Jetis, kemudian perijinan di seluruh kelurahan yaitu Kelurahan Trimulyo, Kelurahan Sumberagung, Kelurahan Canden, dan Kelurahan Patalan. Tahap akhir perijinan dilakukan di tiap pedukuhan dan tiap ketua RT yang digunakan untuk pengambilan sampel.

3. Sampling

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian (Nawawi, 2007).

Kabupaten Bantul terdiri dari 17 Kecamatan, Kecamatan Jetis merupakan kecamatan yang memiliki prevalensi common cold yang tinggi. Kecamatan Jetis ini memiliki empat desa, 64 dusun, 369 RT dan kepala keluarga (KK) sebesar 16272 dengan jumlah penduduk sebesar 51398 orang.

Sampel dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan, responden berasal dari 20 dusun Sedangkan kelompok kontrol, responden diambil dari 18 dusun. Dusun yang diambil untuk responden kelompok perlakuan tidak diambil untuk responden kontrol, terpisah tidak pada dusun yang sama.

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan ketentuan: merupakan ibu-ibu yang bertempat tinggal di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul, berstatus istri atau janda (sudah pernah berkeluarga), berusia dibawah 65, bukan merupakan kader, dan bukan tenaga kesehatan.

Pemilihan tempat untuk dilakukan edukasi dilakukan secara acak dengan pengundian, dari empat kelurahan dipilih secara acak sehingga memperoleh dua kelurahan yaitu Kelurahan Canden dan Kelurahan Trimulyo, untuk diadakan edukasi sebagai perlakuan dalam penelitian ini. Karena terjadi kekurangan responden untuk dapat mewakili seluruh populasi maka dilakukan edukasi tambahan yang di lakukan di Dusun Butuh yang pemilihan dusun ini dilakukan secara acak dengan pengundian. Ketiga edukasi dilakukan dengan proses, tata cara, materi, dan pembicara yang sama.

4. Pembuatan instrumen

Pembuatan kuesioner digunakan untuk memperoleh data dari responden, pembuatannya didasarkan atas permasalahan yang akan diteliti. Langkah–langkah yang dalam pembuatan kuisioner ini adalah:

a. Membuat kerangka dasar kuesioner b. Membuat kuesioner

c. Uji validitas dan reliabilitas kuisioner terhadap responden di luar sampel d. Kuisioner yang valid dan reliabel siap disebarkan ke responden penelitian.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama yang merupakan pertanyaan terbuka yang memuat pertanyaan mengenai demografi karakteristik responden; dan bagian kedua yang merupakan pertanyaan tertutup, memuat pernyataan tentang variabel penelitian yaitu perilaku yang terdiri dari 3 aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan menggunakan skala likert yang dimodifikasi menjadi 4 skala yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).

5. Pengujian validasi dan reliabilitas

Kuesioner dilakukan validitas dan reliabilitas supaya hasil pengukuran tepat tidak terjadi bias dan berkualitas.

a. Validitas

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur, untuk mengetahui kualitas tes. Dua unsur dari prinsip validitas adalah kejituan dan ketelitian. Uji validitas yang digunakan jenis validitas content validity (validitas isi) diperoleh dengan

memeriksa kecocokan setiap item dengan bahan yang telah diberikan pada sekelompok individu. Uji validitas dari setiap butir pertanyaan dalam penelitian diukur menggunakan statistik dengan korelasi Pearson pada tingkat kepercayaan 95%. Semakin tinggi koefisiensi yang ditunjukkan dengan angka yang mendekati angka 1,00 maka semakin baik konsistensinya (Budi, 2006). Dari 45 soal yang diujikan, hanya 33 soal yang valid.

Valid tidaknya kuesioner dilihat dari pearson correlation (nilai r), valid bila korelasi nilai r lebih besar dari r tabel, dan signifikasi korelasi (p) <0,05. Nilai r tabel dengan nilai N = 45 dan p = 0, 05 adalah 0,294. Nilai r semua soal yang diuji diatas nilai r tabel.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keajegan atau kemantapan hasil dari hasil dua pengukuran terhadap hal yang sama. Hasil pengukuran ini diharapkan sama apabila pengukuran itu diulang. Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas internal consistency. Koefisien reliabilitas diukur menggunakan statistik dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan. Pernyataan dikatakan reliabel bila nilai Alpha >0,60 (Mario, 2006). Hasil analisis reliabilitas dengan metode corrected Item-Total Correlation, menunjukkan bahwa kuesioner terbukti reliabel dengan harga reliabel berturut-turut untuk pengetahuan, sikap, dan tindakan sebesar 0,726; 0,725; dan 0,750.

6. Pengambilan data

Pengambilan data kelompok perlakuan dilakukan tiga kali pengambilan data yaitu: pre-test, post-test I dan post-test II, sedangkan pada kelompok kontrol dilakukan dua kali pengambilan data yaitu: pre-test (pengambilan data pertama) dan post-test (1 bulan setelah pre-test).

a. Pengambilan data awal sebelum edukasi (pre-test)

Pre-test bertujuan untuk mengetahui gambaran aspek perilaku swamedikasi pada ibu-ibu non kader kesehatan sebelum dilakukan edukasi. Pre-test dilaksanakan sebelum dilakukan edukasi. Pengambilan data pre-test dilakukan dengan mendatangi warga yang dapat mengikuti penelitian. Pada kesempatan tersebut responden penelitian diminta untuk menandatangani formulir persetujuan (informed consent), yang berisi penjelasan atau gambaran dari penelitian yang akan dilaksanakan.

b. Pemberian edukasi (treatment)

Treatment yang berupa edukasi merupakan variabel bebas. Edukasi dilakukan oleh ahli dalam bidang kesehatan khususnya dalam bidang pengobatan yaitu seorang Apoteker. Edukasi dilaksanakan pada Kelurahan Canden, Kelurahan Trimulyo dan Dukuh Butuh. Materi dalam edukasi meliputi: gambaran common cold, gambaran swamedikasi dan pencegahannya, terapi common cold, dan gambaran swamedikasi common cold yang dapat dilakukan masyarakat.

c. Pengambilan data setelah edukasi (pos-test I)

Post-test I dilakukan untuk mengetahui perubahan dari perilaku dari responden. Post-test I dilaksanakan setelah dilakukan edukasi, pada hari yang sama dengan pelaksanaan edukasi. Hasil post-test I akan digunakan untuk menilai ada tidaknya dan seberapa besar pengaruh edukasi terhadap aspek perilaku responden.

d. Pengambilan setelah edukasi kedua (pos-test II)

Post-test II dilakukan satu bulan setelah edukasi. Kuesioner yang digunakan sama dengan post-test II. Post-test II secara bertahap bertujuan untuk mengetahui kontinuitas dari pengetahuan responden serta untuk mengevaluasi perubahan sikap dan tindakan swamedikasi. Pengambilan data post test II dilakukan dengan mendatangi warga secara langsung.

7. Tabulasi data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan jawaban kuesioner, kemudian ditabulasi secara manual sesuai dengan pertanyaan. Kuisioner yang digunakan sebagai data dalam penelitian ini adalah kuisioner yang diisi dengan lengkap dan sesuai dengan petunjuk.

Dokumen terkait