• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian

D. Tata cara penelitian

1. Verifikasi sifat fisis minyak atsiri sereh wangi Jawa

a. Pengamatan organoleptis.

Pengamatan organoleptis berupa pengamatan bentuk dan warna minyak atsiri sereh wangi Jawa. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-3953-1995, warna minyak atsiri sereh wangi Jawa adalah Kuning pucat – kuning kecoklatan.

b. Indeks bias.

Indeks bias minyak atsiri sereh wangi Jawa diukur dengan menggunakan hand refractometer. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-3953-1995, indeks bias minyak sereh adalah 1,466 – 1,475. c. Bobot jenis.

Piknometer 10 mL ditimbang dalam keadaan kosong dan bersih. Piknometer 10 mL diisi air suling. Suhu diturunkan hingga 23oC

kemudian dinaikkan perlahan hingga 25oC. Permukaan air diatur sampai puncak kapiler kemudian pipa kapiler ditutup. Setelah mencapai suhu kamar, dinding luar piknometer diusap dan ditimbang. Hal yang sama dilakukan pada minyak atsiri sereh wangi Jawa. Bobot jenis minyak atsiri sereh wangi Jawa sama dengan kerapatan minyak atsiri sereh wangi Jawa dibagi kerapatan air pada suhu 25oC. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-3953-1995, bobot jenis minyak sereh antara 0,880 – 0,992.

Perhitungan :

Bobot jenis minyak atsiri sereh wangi =!!"!"#!!"#$%&!"!"#!!"#!!"#$%$!!"#"!!"#$%!!"!!!!"#$%!!"°! !!"#"

2. Uji daya aktivitas antibakteri minyak atsiri sereh wangi Jawa

a. Pembuatan media.

Sebanyak 34 gram MHA dimasukkan dalam erlenmeyer, kemudian dimasukkan 1 liter aquadest, diaduk hingga semua larut, tutup dengan kapas. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC dengan tekanan 1 atm selama selama 15 menit. Untuk media MHB, ditimbang sebanyak 21 gram dan dimasukkan dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan aquadest sebanyak 1 liter, diaduk hingga semua larut, tutup dengan kapas. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC dengan tekanan 1 atm selama selama 15 menit.

b. Penyiapan stok bakteri.

Medium MHA yang telah dicairkan dituang ke cawan petri kemudian dibiarkan sampai membeku, diambil Staphylococcus epidermidis dari

kultur simpanan sebanyak 2-3 ose dan diinokulasi pada media secara streak plate. Diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam.

c. Pembuatan suspensi Staphylococcus epidermidis.

Staphylococcus epidermidis diambil dari stok sebanyak 2-3 ose dan dimasukkan pada 10 ml MHA cair dalam tabung reaksi dan diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam. Diamati kekeruhannya hingga menyerupai Mac Farland 0,5.

d. Pembuatan kontrol positif klindamisin 0,2%.

Sebanyak 200 mg serbuk klindamisin ditimbang dan dilarutkan dengan sedikit aquadest hingga larut. Selanjutnya dimasukkan dalam labu ukur 10 mL dan di add dengan aquadest hingga tanda.

e. Uji aktivitas antibakteri metode difusi.

Sebanyak 36 mL media MHA yang telah dicairkan dan dituang kedalam cawan petri dan biarkan memadat. Kemudian sebanyak 61 mL MHA dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ml dan dituangkan diatas base layer, digoyang-goyangkan sampai homogen dan dibiarkan memadat. Setelah padat, dibuat sumuran dengan diameter 0,8 cm sebanyak 9 buah dan masing-masing sumuran ditetesi minyak sereh wangi Jawa dengan konsentrasi 5; 7,5; 10; 12,5; 15; 17,5 dan 20%, parafin cair sebagai kontrol negatif dan clindamycin 0,2% sebagai kontrol positif dimana masing-masing ditetesi sebanyak 50 µl, kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu kamar selama 24 jam. Dilihat besarnya daya hambat yang muncul.

3. Pembuatan sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi Jawa

a. Formula dasar krim M/A menurut (Anonim, 1971). R/ Asam Stearat 14,5 g Trietanolamin 1,5 g Adeps lanae 3 g Parafin cair 25 g Nipagin 0,1 g Nipasol 0,05 g Aquadest ad. 100 mL

b. Modifikasi formula krim kaki minyak sereh.

Tabel I. Formula krim minyak atsiri sereh wangi Jawa

Bahan Formula I (g) Formula II (g) Formula III (g) Minyak sereh 15,5 15,5 15.5 Asam stearat 12 12 12 Trietanolamin 1,5 1,5 1,5 Setil alkohol 4 6 8 Parafin cair 10 8 6 Nipagin 0,1 0,1 0,1 Nipasol 0,05 0,05 0,05 Peppermint oil 0,01 0,01 0,01 Aquadest ad. 56,84 56,84 56,84 ! c. Cara pembuatan.

Bahan yang telah ditimbang dipisahkan dalam dua kelompok, yaitu fase minyak (parafin cair, setil alkohol, asam stearat) dan fase air (trietanolamin, nipagin, nipasol, aquadest). Setiap fase dipanaskan pada

suhu 60-70oC di penangas air. Fase minyak dicampurkan dengan fase air dan diaduk dengan mixer dengan kecepatan 300 rpm selama 10 menit hingga terbentuk krim. Setelah terbentuk krim dan suhunya turun, tambahkan minyak sereh perlahan sambil terus diaduk dengan menggunakan mixer hingga homogen.

d. Pembuatan krim klindamisin 0,2%.

Sebanyak 400 mg serbuk klindamisin dicampurkan pada basis Biocream® dengan menggunakan mixer dengan kecepatan 300 rpm selama 10 menit hingga tercampur rata.

4. Uji sifat fisik sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi Jawa

a. Uji organoleptis.

Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, dan bau dari krim kakiyang terbentuk.

b. Uji pH.

Uji pH dilakukan setelah pembuatan krim kaki selesai dengan menggunakan indikator pH. Kriteria pH krim yang diinginkan sama dengan pH kulit, yaitu 4,5 – 6,5.

c. Uji daya sebar krim.

Sebanyak 1 g krim kaki ditimbang dan diletakkan ditengah kaca bundar. Kaca penutup yang telah ditimbang sebelumnya diletakkan diatas massa krim. Setelah itu, didiamkan selama 1 menit kemudian diukur diameter krim yang menyebar dengan mengambil panjang

diameter rata-rata dari berbagai sisi. Selanjutnya ditambahkan 50 g beban tambahan dan didiamkan selama 1 menit kemudian diukur diameter reratanya. Kriteria daya sebar yang diinginkan adalah sebesar 3-6 cm. d. Uji viskositas.

Sebanyak 50 g sediaan krim dimasukkan perlahan-lahan ke dalam wadah dan dipasang pada viscotester. Viscotester dinyalakan dan nilai viskositas sediaan diperoleh dengan mengamati gerakan jarum petunjuk pada viscotester setelah jarum stabil. Menurut Langenbucher dan Lange (2007), viskositas yang dapat diterima untuk sediaan semisolid yang membutuhkan pemencetan dari tube adalah sekitar 50-1000 dPa.s dengan nilai optimum 200 dPa.s.

e. Uji stabilitas.

Uji stabilitas dilakukan dengan melihat viskositas pada hari ke – 2, 7, 14, 21 dan 28 setelah pembuatan sediaan krim kaki.

5. Uji daya antibakteri sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi Jawa terhadap bakteri staphyloccus epidermidis

Untuk base layer, sebanyak 36 mL media MHA yang telah dicairkan, dituang kedalam cawan petri dan biarkan memadat. Setelah itu, untuk layer atas, sebanyak 61 mL MHA dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ml dan dituangkan diatas base layer, digoyang-goyangkan sampai homogen dan dibiarkan memadat. Setelah padat, dibuat sumuran dengan diameter 0,8 cm sebanyak 5 buah dan masing-masing sumuran berisi sediaan krim kaki

minyak sereh wangi Jawa dengan konsentrasi setil alkohol 4% (FI); 6% (FII); 8% (FIII), krim klindamisin 0,2% sebagai kontrol positif dan basis krim kaki sebagai kontrol negatif dimana masing-masing ditetesi sebanyak 50 µl, kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu kamar selama 24 jam. Dilihat besarnya daya hambat yang muncul.

6. Analisis hasil

Pada penelitian didapatkan data dari hasil uji sifat fisis sediaan topikal

foot cream meliputi viskositas, daya sebar serta data dari hasil uji daya antibakteri sediaan topikal krim kaki minyak sereh terhadap bakteri

Staphylococcus epidermidis. Hasil uji daya antibakteri sediaan topikal krim kaki minyak sereh terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan Test Shapiro-Wilk untuk melihat distribusi data. Jika distribusi data normal, dilanjutkan dengan Levene Test untuk melihat kehomogenan data. Setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%, selanjutnya dilakukan t-test. Jika distribusi data tidak normal, maka digunakan Kruskal-Wallis Test. Analisis statistik menggunakan aplikasi program R versi 3.0.1.

BAB IV