• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA CARA PENGURANGAN PMN DALAM RANGKA PENGALIHAN ASET BUMN UNTUK PMN GUNA PENDIRIAN BUMN BARU

Dalam dokumen Modul Kekayaan Negara yang Dipisahkan (Halaman 32-38)

TATA CARA PENYERTAAN MODAL NEGARA

7. TATA CARA PENGURANGAN PMN DALAM RANGKA PENGALIHAN ASET BUMN UNTUK PMN GUNA PENDIRIAN BUMN BARU

Menteri Negara BUMN menyampaikan usulan rencana pengurangan PMN dalam rangka pengalihan aset BUMN untuk PMN guna pendirian BUMN baru kepada Menteri Keuangan yang dilengkapi dengan dokumen antara lain sebagai berikut:

1. rísalah RUPS/rísalah Rapat Pembahasan Bersama dari BUMN yang akan dilakukan pengurangan PMN;

2. Anggaran Dasar dari BUMN yang akan dilakukan pengurangan PMN;

didirikan;

4. laporan keuangan BUMN yang akan dilakukan pengurangan PMN, yang telah diaudit dalam 3 (tiga) tahun terakhir;

5. laporan kinerja BUMN yang akan dilakukan pengurangan PMN, yang telah disahkan dalam 3 (tiga) tahun terakhir; dan

6. hasil kajian dari aspek bisnis dan aspek terkait lainnya, yang mendasari pertimbangan usulan rencana pengurangan PMN.

Menteri Keuangan melakukan kajian atas usulan dimaksud, dimana Menteri Keuangan dapat membentuk Tim yang anggotanya terdiri dari unsur­unsur Departemen Keuangan, Kementerian Negara BUMN, Departemen Teknis, dan BUMN bersangkutan. Tim tersebut mempunyai tugas antara lain sebagai berikut:

1. Melakukan penelitian data administratif dan fisik.

2. Melakukan kajian aspek finansial, aspek resiko fiskal, aspek yuridis, aspek administratif dan aspek bisnis serta aspek terkait lainnya.

3. Melakukan kajian kelayakan Penyertaan Modal Negara.

4. Menyusun dan menyampaikan rekomendasi hasil kajian kepada Menteri Keuangan.

Menteri dapat menunjuk penilai independen guna melakukan penilaian atas rencana pengurangan PMN sesuai ketentuan peraturan perundang­undangan. Menteri dapat meminta masukan dari Menteri Teknis terhadap rencana pengurangan PMN.

Dalam hal rencana pengurangan PMN dinyatakan layak untuk diteruskan, Menteri Keuangan mengajukan permohonan persetujuan pengurangan PMN dalam rangka pendirian BUMN baru kepada PR dengan tembusan kepada Presiden.

Persetujuan dari DPR terhadap rencana pengurangan PMN pada BUMN dalam rangka pendirian BUMN baru dituangkan dalam Undang­Undang APBN. Berdasarkan Undang­Undang APBN, Menteri Keuangan menyampaikan usulan pengurangan PMN pada BUMN dan PMN untuk pendirian BUMN baru kepada Presiden dengan melampirkan rancangan Peraturan Pemerintah.

Dalam hal Peraturan Pemerintah dimaksud telah ditetapkan oleh Presiden, pelaksanaan selanjutnya dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Menteri Negara BUMN sesuai bidang tugas dan kewenangannya masing­masing. Menteri Negara BUMN menyampaikan dokumen pelaksanaan pengurangan PMN kepada Menteri, antara lain sebagai berikut.

1. Akta RUPS/Rapat Pembahasan Bersama;

2. Perubahan Anggaran Dasar dari BUMN yang telah dilakukan pengurangan Penyertaan Modal Negara;

3. Anggaran Dasar dari BUMN yang telah didirikan;

4. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai pengesahan Anggaran Dasar; dan

5. dokumen terkait lainnya.

Dalam hal inisiatif rencana pengurangan PMN dalam rangka pengalihan aset BUMN untuk PMN guna pendirian BUMN baru berasal dari Menteri Keuangan, pelaksanaannya dilakukan berdasarkan tahapan sejak pengkajian oleh Menteri Keuangan. Sebagai bagian dari pelaksanaan pengkajian rencana pengurangan PMN yang inisiatifnya berasal dari Menteri Keuangan, Menteri Keuangan dapat meminta Menteri Negara BUMN untuk menyampaikan dokumen sebagaimana tersebut di atas.

Pengurangan Penyertaan Modal Negara Dalam Rangka Dijadikan Kekayaan Negara Yang Tidak Dipisahkan

a. Menteri Negara BUMN atau Menteri Teknis menyampaikan usulan rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara dalam rangka dijadikan kekayaan Negara yang tidak dipisahkan kepada Menteri Keuangan.

b. Usulan dimaksud dilengkapi dengan dokumen antara lain sebagai berikut.

1) rísalah RUPS/rísalah Rapat Pembahasan Bersama dari BUMN yang akan dilakukan pengurangan Penyertaan Modal Negara;

2) Anggaran Dasar dari BUMN yang akan dilakukan pengurangan Penyertaan Modal Negara;

3) laporan keuangan BUMN yang akan dilakukan pengurangan Penyertaan Modal Negara, yang telah diaudit dalam 3 (tiga) tahun terakhir;

4) laporan kinerja BUMN yang akan dilakukan pengurangan Penyertaan Modal Negara, yang telah disahkan dalam 3 (tiga) tahun terakhir; dan

5) hasil kajian dari aspek bisnis dan aspek terkait lainnya, yang mendasari pertimbangan usulan rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara.

c. Menteri melakukan kajian atas usulan tersebut.

d. Dalam rangka pelaksanaan pengkajian, Menteri Keuangan dapat membentuk Tim yang anggotanya terdiri dari unsur­unsur Departemen Keuangan, Kementerian Negara BUMN, Departemen Teknis, dan BUMN bersangkutan.

e. Tim tersebut mempunyai tugas sebagai berikut.

1) Melakukan penelitian data administratif dan fisik.

2) Melakukan kajian aspek finansial, aspek resiko fiskal, aspek yuridis, aspek administratif dan aspek bisnis

serta aspek terkait lainnya.

3) Melakukan kajian kelayakan pengurangan Penyertaan Modal Negara.

4) Menyusun dan menyampaikan rekomendasi hasil kajian kepada Menteri.

f. Menteri dapat menunjuk penilai independen guna melakukan penilaian atas rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara sesuai ketentuan peraturan perundang­undangan.

g. Dalam hal rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara dinyatakan layak untuk diteruskan, Menteri Keuangan mengajukan permohonan persetujuan pengurangan Penyertaan Modal Negara untuk dijadikan sebagai kekayaan Negara yang tidak dipisahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dengan tembusan kepada Presiden.

h. Persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat terhadap rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara pada BUMN untuk dijadikan sebagai kekayaan Negara yang tidak dipisahkan dituangkan dalam Undang­Undang APBN.

i. Berdasarkan Undang­Undang APBN, Menteri menyampaikan usulan pengurangan Penyertaan Modal Negara pada BUMN kepada Presiden dengan melampirkan rancangan Peraturan Pemerintah.

j. Dalam hal Peraturan Pemerintah dimaksud telah ditetapkan oleh Presiden, pelaksanaan selanjutnya dilakukan oleh Menteri Keuangan, Menteri Negara BUMN, dan Menteri Teknis sesuai bidang tugas dan kewenangannya masing­masing.

k. Menteri Negara BUMN menyampaikan dokumen pelaksanaan pengurangan Penyertaan Modal Negara

kepada Menteri, antara lain sebagai berikut.

1) Akta RUPS/Rapat Pembahasan Bersama;

2) Perubahan Anggaran Dasar dari BUMN yang telah dilakukan pengurangan Penyertaan Modal Negara;

3) Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai pengesahan perubahan Anggaran Dasar sebagaimana tersebut pada butir 2); dan

4) dokumen terkait lainnya.

n. Menteri Teknis menyampaikan dokumen pelaksanaan penetapan status kekayaan Negara yang tidak dipisahkan kepada Menteri Keuangan.

o. Dalam hal inisiatif rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara dalam rangka pengalihan aset BUMN untuk Penyertaan Modal Negara guna pendirian BUMN baru berasal dari Menteri Keuangan, pelaksanaannya dilakukan berdasarkan tahapan sejak butir d di atas.

p. Sebagai bagian dari pelaksanaan pengkajian rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara yang inisiatifnya berasal dari Menteri Keuangan, Menteri Keuangan dapat meminta Menteri Negara BUMN untuk menyampaikan dokumen sebagaimana tersebut pada butir b di atas.

Bab V

PRIVATISASI

1. PENGERTIAN

Berdasarkan Pasal 1 angka 12 Undang­undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara disebutkan bahwa ”privatisasi adalah penjualan saham Persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat” Kepemilikan saham oleh masyrakat juga dimaksudkan untuk dimiliki oleh karyawan/manager perusahaan. Dari sisi kepemilikan saham negara pada BUMN, Privatisasi merupakan salah satu bentuk pengurangan penyertaan modal negara yang tatacaranya sebagaimana telah diuraikan pada Bab Tatacara Pemisahan Kekayaan Negara Dengan Penyertaan Modal Negara.

Dalam dokumen Modul Kekayaan Negara yang Dipisahkan (Halaman 32-38)

Dokumen terkait