• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

10. Teaching Factory

Terkait dengan keberadaan Teaching Factory SMK Negeri 1 Ngawi ini pertama kali disampaikan oleh ibu ME sebagai berikut :

“Akhirnya kita memiliki Teaching Factory untuk menunjang kegiatan pembelajaran siswa, kalau punya TEI itu baru berjalan satu bulan, service, pengetikan, kalau foto copy kita itu bisa sebenarnya, Cuma kan karena posisinya didalam ya, jadi gak bisa sembarang orang luar masuk. Itu Teaching Factory yang punya TKJ itu juga sama itu, yang diluar itu, itu juga menerima pengetikan-pengetikan, seharusnya bisa dikembangkan dalam bentuk percetakan, kalau mau skala besar lho, namun, lagi-lagi permasalahan kita adalah terkait dengan luas lahan.” (ME/18/04/2016)

Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut terkai dengan keberadaan Teaching Factory SMK Negeri 1 Ngawi yang disampaikan di atas bahwa hal tersebut menunjang kegiatan pembelajaran siswa. Hal tersebut didukung oleh pernyataan bu SA bahwa :

“Kalau Teaching Factory itu ya, Fotocopy, Percetakan, kalau yang ini (menunjuk ke TF milik TKJ) apa namanya, anu apa itu IT sepertinya, menjual dan memperbaiki flashdisk, dan anak juga ada yang prakerin disitu. Mendukung anak untuk mengembangkan keterampilan anak-anak, terus itu penjualan punya, selain punya Alfamart Class juga punya SKANSA Mart, seperti itu. Kalau AK sama AP itu ya di lab masing-masing, ehh ada Bank Mini juga ya, Bank Mini itu miliknya anak AK ya, kalau AP mana ya? Kalau AP itu cenderung ke fotocopy itu anak AP. jadi memang cenderung masing-masing jurusan punya semua ternyata. Kalau TEI sekarang punya itu yang menghadap ke barat itu, itu apa itu, nanti coba kamu lihat nanti. Nah disana

133

nanti ada pelayanan masyarakat, namanya Bengkel TEI disana nanti ada macam-macam disitu, jual apa menangani apa nanti ada disitu,” (SA/02/05/2016)

Ibu SA dalam wawancara tersebut menyampaikan bahwa keberadaan

Teaching Factory tersebut mendukung anak untuk bisa

mengembangkan keterampilan sesuai dengan program keahliannya masing-masing. Seperti yang telah dicontohkan di atas, bahwa masing- masing program keahlian memiliki Teaching Factory-nya masing- masing.

Maka pengertian dari Teaching Factory disampaikan oleh ibu ME sebagai berikut ini :

“kalau Teaching Factory itu sebenarnya mirip dengan prakerin mbak sebenarnya, hanya berada di lingkungan sekolah, waktunya malah lebih panjang. Sama kalau menurut saya, tapi ada hasilnya, ada uang nya kan?” (ME/13/05/2016)

Pernyataan yang mendukung terkait pengertian dari Teaching Factory

juga dikemukakan oleh bapak AM sebagai berikut :

“TF itu hanya berhubungan dengan pengumpulan unit produksi, jadi salah satu unit produksi, jadi kalau di SMK itu punya unit produksi, jadi TF2 yang ada itu juga termasuk Fotocopy itu, kemudian skansa mart, kemudian penjualan peralatan komputer itu, jadi TF itu merupakan salah satu unit produksi di SMK” (AM/31/05/2016)

Sedangkan ibu SA menyampaikan pengertian Teaching Factory

sebagai berikut :

“TF itu nak menurut saya itu kalau definisinya itu adalah bagian-bagian yang harus harus ada disekolah untuk praktik anak-anak. TF Sekolah SMK Negeri 1 Ngawi itu ada Bank Mini itu untuk anak AK, ada skansa Mart untuk anak Penjualan, untuk anak AP itu apa ya ya didepan itu yang komputer-

134

komputer itu, hmm.. AP Itu TFnya apa ya mbak yang pas itu” (SA/06/06/2016)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Teaching Factory merupakan suatu unit usaha yang berada didalam lingkup sekolah. Keberadaan Teaching Factory ini dapat mendukung dan menunjang kegiatan pembelajaran siswa.

Teaching Factory dapat dijadikan tempat praktik bagi siswa SMK Negeri 1 Ngawi, sesuai dengan pendapat ibu ME yang menyampaikan bahwa Teaching Factory seperti prakerin yang berada di lingkungan sekolah. Seperti yang telah disampaikan oleh beberapa narasumber di atas, diketahui bahwa SMK Negeri 1 Ngawi memiliki Teaching Factory yang sesuai dengan program keahlian yang ada di SMK Negeri 1 Ngawi.

Program keahlian Akuntansi (AK) memiliki Teaching Factory

yang bergerak dalam bidang perbankan yang diberi nama Bank Mini “Berjuang” yang memberikan pelayanan tentang simpan-pinjam guru dan siswa, serta menerima pembayaran SPP dan pembayaran biaya lainnya yang berkaitan dengan operasional sekolah. Karena dalam penelitian ini peneliti melakukan pembatasan kajian konseptual pada program keahlian Akuntansi, maka dalam penelitian ini akan melakukan kajian secara lebih mendalam terkait dengan Bank Mini “Berjuang”sebagai Teaching Factory dari Program keahlian Akuntansi (AK).

135

Berikut ini adalah stuktur organisasi dari Bank Mini “Berjuang” SMK Negeri 1 Ngawi.

Gambar 8. Struktur Organisasi Bank Mini “Berjuang” SMK Negeri 1 Ngawi

Sumber : Data Sekunder

Dokumen profil Bank Mini “Berjuang” menyebutkan bahwa jenis pelayanan yang dilakukan oleh Bank Mini ini adalah terkait dengan Tabungan, Deposito, dan Pinjaman yang diberikan kepada para nasabah Bank Mini yaitu Guru, Karyawan/wati dan Siswa SMK Negeri 1 Ngawi. Dalam pelaksanaan pelayanan tersebut Bank Mini “Berjuang” juga melibatkan siswa program keahlian Akuntansi sebagai petugas layanan harian Bank Mini tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh bapak MS, sebagai berikut ini :

Pembina

Pimpinan

Petugas Inti

Kasir Tabungan Kontrol

Rek.

Kredit

Nasabah Bank

136

“sebetulnya dampaknya bank mini itu untuk tempat praktik anak- anak jurusan akuntansi, jadi setiap hari itu digilir, 2-3 anak ke Bank Mini, itu mungkin tugasnya itu nanti merekap data keuangan, yang ada hubungannya dengan materi akuntansi yang ada di kelas. Jadi bergantian, memasukan data, menghitung, membuat laporan itu memang untuk akuntansi itu memang di bank mini. Kalau untuk administrasi itu di Fotocopy itu, itu bedanya. Jadi memang walaupun dalam lingkup kecil itu ada untuk praktik, terus kalau pemasaran itu ada skansa mart itu ada. Kalau bank mini itu memang khusus untuk anak akuntansi memang, setiap hari itu gantian, 2-3 anak itu praktik disana, jadi dari materi dikelas, selain praktik dikelas, siswa juga praktik disana, tim nya juga sudah timnya akuntansi semua, mulai dari penanggung jawab, ketuanya itu dari akuntansi semua itu,” (MS/19/05/2016)

Berdasarkan wawancara di atas, diketahui bahwa keberadaan bank Mini di SMK Negeri 1 Ngawi secara khusus maupun Teaching Factory

lainnya merupakan tempat praktik anak-anak dari masing-masing jurusan. Penyelenggaraan kegiatan Bank Mini sehari-hari melibatkan siswa-siswa dari Program keahlian Akuntansi sebanyak 2-3 anak untuk membantu pelaksanaan operasional hariannya. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan dari bapak AM sebagai berikut ini :

“yang diharapkan ya, memenuhi kebutuhan siswa, memenuhi kebutuhan siswa tetap ada untungnya tapi ya gak banyak2 untungnya, kalau dibandingkan dengan yang diluar itu ya harganya dibawah umum, dibawah. Habis itu ada bank mIni itukan, juga bisa sebagai sarana untuk praktik juga untuk yang anak AK” (AM/31/05/2016)

Berdasarkan wawancara tersebut disampaikan bahwa Bank Mini juga bisa digunakan untuk praktik siswa dari program keahlian Akuntansi dalam pelaksanaan hariannya, atau dengan kata lain Bank Mini juga melibatkan siswanya dalam operasional harian yang dilakukan oleh Bank Mini SMK Negeri 1 Ngawi. Demikian pula yang disampaikan

137

oleh ibu SA terkait dengan pelaksanaan Bank Mini secara khusus maupun Teaching Factory secara umum sebagai berikut :

“...Praktek satu hari, satu anak satu hari gitu lho, dalam jangka satu semester satu hari itu gimana gitu, melayani di toko situ, di skansa mart situ. Di bank mini juga ada kayak gitu, anak akuntansi yang tiap hari ada yang praktik juga. Apa ya kayak gitu namanya, coba nanti tanya sama bagian TF saja ya, yang lebih tahunya. Tapi yang jelas itu, anak-anak itu juga banyak memperoleh ilmu pengetahuan dari situ juga, jadi TF itu gunanya untuk anak-anak mencari ilmu juga disitu” (SA/26/05/2016) Berdasarkan wawancara di atas juga diketahui bahwa adanya Teaching Factory secara umum, maupun Bank Mini secara khusus merupakan tempat praktik bagi siswa dan tiap harinya siswa dilibatkan secara langsung untuk membantu operasional pelayanan dimasing-masing unit Teaching Factory.

Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas dapat menyimpulkan bahwa Teaching Factory merupakan tempat praktik bagi siswa sesuai dengan jurusannya masing-masing. Keterlibatan siswa dalam masing-masing Teaching Factory ini merupakan hal mendukung operasional layanan serta mampu melatih dan meningkatkan kompetensi siswa. Hal ini sesuai dengan lampiran yang ada di profil Bank Mini “Berjuang” SMK Negeri 1 Ngawi.

Berdasarkan profil Bank Mini SMK Negeri 1 Ngawi juga diketahui bahwa petugas pelaksana harian adalah siswa yang berada di program keahlian Akuntansi yang duduk di kelas XI. Dalam pelaksanaannya siswa tersebut dibagi kedalam kelompok-kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 siswa, yang dibagi kedalam

138

beberapa tugas yaitu 1 siswa dibagian kasir, 1 siswa dibagian tabungan dan 1 orang dibagian kontrol rekening. Diperoleh dari profil Bank Mini SMK Negeri 1 Ngawi, diketahui bahwa tugas pokok di Bank Mini SMK Negeri 1 Ngawi terdiri dari 3 bagian, yaitu sebagai berikut :

a. Kasir

Petugas bagian kasir bertugas menerima dan mengeluarkan uang kemudian mencatat transaksi ke dalam buku Harian Kasir yang terdiri dari transaksi deposito, tabungan, angsuran kredit, penerimaan lain-lain, dan pengeluaran lain-lain.

b. Tabungan

Petugas bagian tabungan bertugas mencatat transaksi penyetoran maupun penarikan tabungan ke dalam buku harian tabungan. c. Kontrol Rekening

Petugas bagian kontrol rekening bertugas mencatat transaksi penyetoran maupun penarikan tabungan ke dalam kartu tabungan Bank dan buku tabungan nasabah.

Setiap akhir bulan petugas juga melakukan perhitungan bunga tabungan nasabah dan membantu membuat laporang keuangan dengan menghitung tabungan nasabah pada periode tertentu.

Berdasarkan keterangan di atas maka diketahui bahwa layanan yang dilakukan di Bank Mini SMK Negeri 1 Ngawi merupakan transaksi yang sama dengan aktivitas di Bank secara umum. Hal ini dapat disimpulkan bahwa adanya Bank Mini merupakan tepat praktik

139

yang relevan dengan kompetensi keahlian dari siswa Akuntansi. Sehingga siswa program keahlian Akuntansi dapat mempraktikan secara langsung teori yang diperoleh selama proses pembelajaran dalam lingkup sekolah sekaligus serta dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat juga meningkatkan kompetensi siswa program keahlian Akuntansi.

Dokumen terkait