• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II SENI PERTUNJUKAN TEATER SECARA UMUM

2.1 Teater Sebagai Seni Pertunjukan

Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Seni pertunjukan biasanya identik dengan kegiatan kegiatan seni seperti; teater, musik, tari, dan sirkus.

Seni pertunjukan teater merupakan seni yang bersifat kolektif, kompleks, dan rumit. Dalam teater terdapat berbagai macam unsur seni, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni lukis, seni peran (keaktoran), tata cahaya, tata busana. Itu lah mengapa teater dianggap sebagai seni yang bersifat kompleks dan rumit, karena teater melibatkan banyak individu dan kelompok. Seni Pertunjukan teater juga melibatkan banyak unsur seni didalamnya.

Proses dalam pertunjukan Teater merupakan sebuah proses organisasi (bentuk kerja kolektif; dimana segala macam orang dengan segala macam fungsinya tergabung dalam suatu koordinasi yang rapih,dan juga mencakup juga pengertian sampai batas-batas yang sentimentil), seperti hal nya diri manusia itu sendiri, atau layaknya seperti sebuah negara. Keberhasilan suatu pertunjukan Teater dapat juga sebagai keberhasilan suatu seni organisasi; baik organisasi penyelenggaraannya (Panitia Produksi) maupun segi seni-seninya (Penyutradaraan, Penataan set, Permainan, Musik dan unsur-unsur lain).

Berikut ini contoh Elemen dari sebuah Group Teater dalam mengadakan sebuah Produksi.

- Pimpinan Produksi - Sekretaris Produksi

- Keungan Produksi / Bendahara - Urusan Dokumentasi

- Urusan Publikasi - Urusan Pendanaan

- Urusan Ticketing atau karcis - Urusan Kesejahteraan - Urusan Perlengkapan - Sutradara

- Art Director / Pimpinan Artistik - Stage Manager

- Property Master - Penata Cahaya - Penata Kostum - Penata setting - Perias / Make Uper - Penata Cahaya - Penata Musik

Setiap Elemen memiliki tugas sendiri-sendiri dan sudah seharusnya untuk bertanggung jawab penuh atas tugas itu (secara profesional). Sebagai Contoh seorang

urusan pendanaan, ia harus memikirkan seberapa besar dana yang dibutuhkan? Dari mana dana itu didapatkan. Begitupula seorang Sutradara yang bertanggung jawab atas pola permainan panggung; (akting pemain, cahaya, bunyi-bunyian, set, property dan lain-lain).

2.1.1 Stuktur Organisasi Teater O

Teater ‘O’ adalah sebuah organisasi teater yang hampir keseluruhan anggotanya adalah mahsiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Teater ‘O’ memiliki struktur kepengurusan organisasi untuk menjalankan agenda berkesenian organisasi secara berkelanjutan. Kepengurusan dipilih melalui musyawarah besar oleh seluruh anggota dan keluarga besar teater ‘O’ untuk satu priode selama dua tahun, dan hanya mahasiswa aktif yang dapat menawarkan diri ataupun dipilih untuk masuk kedalam struktur keperngurusan organisasi Teater ‘O’. Struktur keperngurusan inti teater ‘O’ terdiri dari :13

1. Ketua Umum, adalah pimpinan dalam menjalankan agenda-agenda kegiatan

organisasi sehari-hari selama satu priode dan tidak dapat dipilih lagi dalam priode berikutnya.

2. Sekretaris, adalah orang yang membantu ketua umum dalam menjalankan

tugas khusunya bagian administrasi atau surat menyurat.

3. Bendahara, adalah orang yang dipercaya untuk menyimpan dan mengeluarkan

anggaran untuk keperluan organisasi.

4. Divisi-divisi yang diangkat oleh pengurus inti untuk menjalankan visi dan misi organisasi dalam satu priode.

13

2.1.2 Naskah dan Skenario

Naskah adalah catatan yang berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog yang diucapkan actor dalam lakon. Naskah drama yang isinya lengkap menjelaskan keadaan, properti atau perlengkapan, nama tokoh serta karakter tokoh tersebut, petunjuk akting dan lainya yang merupakan petunjuk disebut skenario.

Naskah dan skenario merupakan sebuah petunjuk bagi sutradara agar penyajian lakon lebih realistis. Bagi aktor, naskah merupakan panduan dalam untuk memahami tokoh dan karakter dalam lakon yang diperankannya.

2.1.3 Struktur Dalam Pertunjukan Teater

Struktur dalam pertunjukan teater atau bagaimana membangun sebuah pertunjukan teater dari awal hingga selesai. Ada beberapa tahap dan tingkatan-tingkatan yang harus dibangun. Yaitu, pembukaan, pembentukan, konflik, krisis, klimaks, dan penyelesaian.

2.1.3.1Pembukaan

Sebuah pertunjukan teater tentu dimulai dengan pembukaan. Meski sebuah pembukaan, apa yang terjadi pada pembukaan baru dapat dinilai pada akhir cerita dan akan terasa kembali mengapa pembukaan itu demikian, yang pada mulanya tidak disadari arti pembukaan tersebut.

Pada pembukaan juga dirasakan kembali bagian-bagian lainnya yang juga mengambil sedikit dari pembukaan. Tokoh serta perwatakan masih belum jelas, tetapi sudah dirasakan ada sesuatu yang menimbulkan permasalahan.

2.1.3.2 Pembentukan

Yang dimaksud dengan pembentukan adalah telah terjadi pembentukan perwatakan yang lebih jelas dari peranan atau tokoh-tokohnya. Demikian juga dengan permasalahannya, muncul lebih jelas akibat perbedaan perwatakan dalam menghadapi permasalahan tersebut. Tentu dengan sendirinya berkembang menuju kearah akan terjadinya konflik.

2.1.3.3Konflik

Tanpa konflik sebuah pertunjukan teater tidak akan menarik. Pengertian konflik punya pengertian luas. Bukan hanya bentuk pisik saja. Tetapi yang lebih menarik konflik batin. Konflik ini terus berkembang dan meninggkat menuju kea rah krisis.

2.1.3.4Krisis

Krisis menimbulkan ketegangan yang mengakibatkan ada yang menang dan yang kalah. Bisa saja kalah tetapi perjuangan dan cita-citanya memperoleh kemenangan. Ini dalam memperjuangkan kejujuran dan kebenaran serta keadilan dalam melawan kebatilan, keserakahan dan sebagainya.

Pada krisis ini akan member gambaran bagaimana klimaks yang akan terjadi dan inilah yang ditunggu oleh penonton.

2.1.3.5Klimaks

Klimaks merupakan puncak tertinggi dari struktur pertunjukan teater. Keputusan terakhir dari krisis yang sangat menentukan dan menegangkan. Jangan sampai klimaks bisa diduga dari semula. Walaupun telah diduga

antagonis akan kalah dengan protagonist, tetapi bagaimana bentuk kekalahannya tidak bisa diduga.

2.1.3.6Penyelesaian

Bahagimana terjadinya penyelesaian sebaiknya tidak terduga. Jika telah diketahui sebelum penyelesaian itu terjadi, tidak aka nada kesan bagi penonton untuk dibawa pulang.

Adapun struktur dan tahapan-tahapan diatas berfungsi untuk menjaga alur cerita tetap teratur dan jelas sehingga penonton dapat mengetahui tujuan dan makna yang ingin disampaikan dalam pertunjukan tersebut.

2.1.4 Aktor dan Akting

Pemain adalah orang yang memerankan tokoh tertentu dalam teater, film, maupun sinetron yang biasa disebut aktor. Ada macam-macam peran yang dilakoni aktor dalam teater,film maupun sinetron:

a. Peran utama yaitu, peran yang menjadi pusat perhatian penonton. b. Peran pembamtu yaitu, peran yang tidak menjadi pusat perhatian.

c. Peran tambahan atau figuran yaitu, peran yang diciptakan untuk memperkuat

suasana.

Pemain/pelaku pada pementasan drama membawakan peranannya dengan berakting (acting). Pemain inilah yang dilihat oleh penonton dalam pementasan drama. Seluruh perhatian ditujukan kepada pemain. Dekor, lampu dan pendukung lainnya pada pementasan teater hanya diperhatikan beberapa menit saja, setelah itu seluruh perhatian kepada pemain untuk mengikuti aktingnya dan jalan ceritanya.

Apakah akting sesuai dengan dengan peranan dan perwatakan pada naskah teater, atau akting tidak sesuai dengan peranan dan perwatakannya. Artinya akting yang diperlihatkan tidak lebih dari dirinya sendiri.

Tantangan bagi pemain adalah bagaimana kemampuannya melepaskan dirinya menjadi peranan dan perwatakan yang terdapat pada naskah. Pemain juga mempunyai kode etik, meski tidak tertulis :

a. Jika telah menerima naskah, bersedia jadi pemain dan apapun yang terjadi tetap bermain.

b. Bersedia menerima petunjuk dan arahan sutradara. c. Tetap menjaga kesehatan.

d. Menjaga naskah drama yang diberikan. e. Disiplin dalam latihan

f. Menghormati penonton

g. Siap menerima kritikan

2.1.5 Sutradara

Keberhasilan sebuah naskah teater dan diangkat menjadi pertunjukan teater tidak terlepas dari sejauh mana kemampuan sutradara. Sutradara harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai acting dan sebagainya untuk mempelajari naskah drama tersebut dan sekalian mementaskannya.

Sutradara adalah orang yang mengatur keseluruhan teknik pembuatan dalam sebuah teater, drama dan film. Sutradara merupakan orang yang menentukan aktor yang akan mengisi lakon.

Untuk menjadi sutradara sedikit banyaknya harus memiliki beberapa syarat:

a. Pengetahuan dasar mengenati teater yang berhubungan dengan naskah,

penyutradaraan, akting, tata pentas, hokum pentas dan sebagainya.

b. Pengetahuan umum seperti sosiologi, antropologi, pendidikan psikologi, dan

sebagainya.

c. Pengetahuan kesenian seperti sastra, seni rupa, seni suara, dan sebagainya.

d. Kemampuan atau bakat membimbing dan mengarahkan.

e. Berwibawa, artinya sudah pantas menjadi sutradara.

f. Disiplin tepat waktu, tegas pendirian dan tidak mudah terpengaruh.

2.1.6 Dekorasi dan Panggung

2.1.6.1Dekorasi

Pementasan drama tentu tidak terlepas adanya dekorsi. Secara terbatas pengertian dekorasi adalah latar belakang atau set pada pentas.secara luas pengertian dekorasi adalah seluruh perlengkapan atau benda yang ada dipentas. Ada beberapa syarat untuk dekorasi :

a. Ada ruang yang cukup untuk pemain bergerak.

b. Menggambarkan suasana dan perwatakan peranan pemain.

c. Mudah dimengerti oleh penonton. d. Enak dipandang dan menarik.

e. Dirancang dengan sederhana dan mudah dibuat.

g. Mempunyai hubungan satu sama lain dengan bagian atau perlengkapan dekorasi lainnya.

h. Mudah disimpan dan dapat digunakan lagi bila diperlukan.

2.1.6.2Panggung

Panggung sama artinya dengan pentas dimana diadakan pertunjukan atau pementasan teater. Bisa juga diartikan panggung adalah daerah atau tempat pemain. Ada tiga macam bentuk panggung :

a. Bentuk panggung dimana pemain dan penonton saling berhadapan.

b. Bentuk tapak/ladam kuda, dimana penonton berada di depan, kiri dan

kanan pentas.

c. Bentuk arena, dimana penonton berada disekeliling pentas.

2.1.7 Property

Property merupakan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pementasan teater, daram maupun film. Seperti kursi, hiasan ruang, dekorasi, make up, peralatan musik dan segala sesuatu yang di butuhkan dalam pementasan.

Semua property ditata oleh pekerja-pekerja yang mendukung pementasan seperti Tata busana dalam mengatur kostum, make up para aktor sesuai dengan karakternya.. Tata panggung dalam mengatur setting dang dekorasi panggung sesuai lokasi dan tempat dalam naskah.. Tata lampu dalam pengaturan pencahayaan. Tata musik dalam menciptakan suara-suara yang mendukung dan menegaskan lakon.

2.1.8 Penonton

Penonton adalah unsure yang penting dalam sebuah pementasan teater, penonton adalah saksi dan evaluator yang mengapresiasi dan menilai hasil karya seni yang dipentaskan oleh para seniman-seniman teater.

Sebuah karya seni akan sia-sia jika tidak memiliki penikmat, setiap karya seni seperti pertunjukan teater sebaiknya memiliki penonton yang menikmati pertunjukan. Karena penonton menonton pertunjukan untuk untuk menghibur hatinya dan menjadi evaluator karya seniman yang menggarap pertunjukan tersebut.

Dokumen terkait