• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Dan Penggunaan Musik Dalam Pertunjukan Teater ‘O’ Yang Berjudul Rahwana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Dan Penggunaan Musik Dalam Pertunjukan Teater ‘O’ Yang Berjudul Rahwana"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN DAN PENGGUNAAN MUSIK DALAM PERTUNJUKAN TEATER ‘O’ YANG BERJUDUL RAHWANA

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O

L E H

NAMA : ZAINI ELHUDAYA NIM : 050707011

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PERAN DAN PENGGUNAAN MUSIK DALAM PERTUNJUKAN TEATER ‘O’ YANG BERJUDUL RAHWANA

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O

L E H

NAMA : ZAINI ELHUDAYA NIM : 050707011

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Drs. Kumalo Tarigan, M.A Arifni Netrirosa, SST., M.A NIP.195812131986011002 NIP.196502191994032002

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjasa Seni bidang Etnomusikologi

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Disetujui Oleh:

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi Etnomusikologi

Ketua Program Studi,

(4)

PENGESAHAN

Di terima Oleh

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Seni Dalam Bidang Etnomusikologi Pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Medan

Tanggal : Hari :

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan,

DRs.

Panitia Ujian

No Nama Tanda Tangan

1. ………. (………..)

2. ………. (………..)

3. ………. (………)

4. ………. (………)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini berjudul “Peran dan Penggunaan Musik dalam Pementasan Teater ‘O’

yang Berjudul Rahwana”, yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini sangat sederhana dan masih jauh dari

sempurna, baik dari isi maupun uraiannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan

akan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis sangat

mengharapkan masukan-masukan berupa saran dan kritik yang membangun dari

pembaca bagi usaha-usaha perbaikan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan inilah, penulis ingin mengucapkan terima kasih,

penghargaan dan penghormatan kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara yang telah memberi kesempatan bagi kami untuk mengikuti

perkuliahan pada program Ekstensi-S1 Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D, sebagai Ketua Departemen

(6)

3. Bapak Drs. Kumalo Tarigan, M.A, selaku Pembimbing I, yang telah sedemikian

besar memberikan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dan pengarahan

dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

4. Ibu Arifni Netrirosa, SST., M.A, selaku pembimbing II, yang dengan tulus ikhlas

telah membimbing, memeriksa dan memberikan saran-saran dalam rangka

perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.

5. Kepada Keluargaku tercinta, khususnya kepada kedua orang tuaku, Ayahanda dan

Ibunda, buat adik – adik perempuanku Layla dan Melina, yang telah membantu

memberikan dukungan baik moril maupun materil dan selalu mendoakan sampai

penulis dapat menyelesaikan studinya dan dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Buat si Injola, terima kasih karena selalu menyemangati dan Murdep yang

menuangkan ilmunya, Ivan yang suka mengingatkan, dan Panjol yang suka

menyediakan logistik.

7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu disini, yang

telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat tersusun seperti apa adanya.

Akhir kata, penulis mengucapkan Puji Syukur kepada Allah SWT, semoga

kita senantiasa mendapat berkat-Nya. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri dan mereka yang membacanya.

Medan,

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

1.2 Alasan Pemilihan Judul ...3

1.3 Pokok Permasalahan ...5

1.3.1 Konsep ...5

1.3.2 Pendekatan Ilmiah dan Teori...6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...9

1.4.1 Tujuan Penelitian ...9

1.4.2 Manfaat Penelitian ...9

1.5 Metode Penelitian...10

1.5.1 Studi Kepustakaan ...10

1.5.2 Studi Lapangan ...10

1.5.2.1 Wawancara ...11

1.5.2.2 Lokasi Penelitian ...12

1.5.3 Keja Laboratorium ...13

BAB II SENI PERTUNJUKAN TEATER SECARA UMUM ...14

(8)

2.1.1 Struktur Organisasi Teater ...16

2.1.2 Naskah dan Skenario ...17

2.1.3 Struktur dalam Pertunjukan Teater ...17

2.1.3.1 Pembukaan ...17

2.1.6 Dekorasi dan Panggung ...21

2.1.6.1 Dekorasi ...21

2.1.6.2 Panggung ...22

2.1.7 Property ...22

2.1.8 Penonton...23

2.2 Jenis Teater ...23

2.2.1 Teater Tradisional ...23

2.2.2 Teater Modern ...24

2.3 Aliran teater ...24

(9)

BAB III PEMENTASAN TEATER YANG BERJUDUL

“RAHWANA” OLEH TEATER ‘O’ ...28

3.1 Naskah Rahwana ...28

3.2 Manajemen Pementasan Teater ‘O’ ...30

3.2.1 Susunan Kepanitiaan Teatert ‘O’ dalam Pementasan Rahwana ...32

3.2.2 Struktur Kepengurusan Teater ‘O’ Periode Tahun 2011-2013 ...34

3.3 Pembagian Musik dalam Pertunjukan Rahwana...37

3.3.1 Musik Pembuka ...38

3.3.2 Musik Pengiring ...38

3.3.3 Musik Suasana ...38

3.3.4 Musik Penutup ...39

BAB IV PENGGARAPAN MUSIK TEATER YANG BERJUDUL RAHWANA ...40

4.1 Penggarapan Musik dalam Teater ...40

4.1.1 Pengertian Musik Pembuka...40

4.1.2 Pengertian Musik Pengiring ...41

4.1.3 Pengertian Musik Suasana ...41

4.1.4 Pengertian Musik Penutup ...41

4.2 Sarat Arranger Musik/Pemusik Teater ...41

(10)

4.4 Tata Sound dalm Pementasan Teater ...43

4.5 Penggarapan Musik Rahwana ...43

4.5.1 Musik Pembuka ...44

4.5.2 Musik Pengiring ...44

4.5.3 Musik Suasana ...45

4.5.4 Musik Penutup ...45

4.6 Transkripsi dan Analisa ...46

4.6.1 Musik Pembuka ...46

4.6.2 Musik Pengiring Babak Pertama ...47

4.6.3 Musik Pengiring Babak kedua ...52

4.6.4 Musik Suasana ...57

4.6.5 Musik Penutup ...60

BAB V PENUTUP ...61

5.1 Kesimpulan ...61

5.2 Saran ...62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR FOTO ...63

NASKAH ...72

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Ada berbagai macam cabang karya seni. Diantaranya karya seni sastra, seni

musik, seni tari, seni drama, dan seni pahat/ukir. Seni sebagai sebuah karya yang

diciptakan manusia yang dapat menghasilkan rasa indah bagi penikmatnya. Seni

dapat berubah bentuk serta dapat saling berkaitan antara yang satu dengan yang

lainnya.

Menurut Murgianto (1995), kajian-kajian keilmuan mengenai seni terbagi

kedalam rumpun-rumpun seni, diantaranya : (a). Seni pertunjukan, yang di

dalamnya terdiri lagi dari percabangan seni musik, tarian, dan teater. (b). Seni

visual atau seni tampak, yang terdiri dari seni murmi, seni patung, kerajinan atau

kriya, seni lukis, desain grafis, desain interior dan eksterior, reklame, dan lain-lain.

(c). Seni media rekam, yang terdiri dari televisi, radio, komputer, internet, dan

lain-lain.1

Sebagai sebuah seni pertunjukan teater merupakan kegiatan kesenian yang

dipentaskan bebas dan tidak terikat dengan adanya naskah atau tidak adanya

naskah. Teater tidak sama dengan drama karena drama yang mengangkat naskah

secara utuh. (Sepintas Drama dan Pementasannya oleh A.R.Qamar).22

1

Lihat Murgianto, Kajian Keilmuan Seni, Jakarta 1995

2

(12)

Kata teater berasal dari bahsa Yunani purba yaitu Theatron yang artinya

Gelanggang. Gelanggang dimana diadakan pertunjukan. Teater tumbuh dan

berkembang hingga sekarang sejak ribuan tahun silam, dan dengan sendirinya

berbeda pula pada setiap zaman dan demikian pula aliran terater tersebut.

Seni pertunjukan teater merupakan seni yang bersifat kolektif, kompleks,

dan rumit. Dalam teater terdapat berbagai macam unsur seni, seperti seni sastra,

seni tari, seni musik, seni lukis, seni peran (keaktoran), tata cahaya, tata busana.

Karena itu lah mengapa teater dianggap sebagai seni yang bersifat kompleks dan

rumit.

Dalam pertunjukan teater, musik (tata musik) merupakan salah satu unsur

yang menjadikan teater itu sebagai karya seni yang kompleks dan kolektif atau fine

art. Musik merupakan bagian pendukung dari teater yang melengkapi dan sangat

bermanfaat. Tanpa adanya musik, sebuah pementasan teater tetap akan berjalan

tetapi tidak maksimal. Musik berperan sebagai pendukung suasana dan menegaskan

lakon. Musik bertujuan menciptakan efek suara yang melengkapi sebuah adegan

dalam naskah, seperti suara burung, suara hujan, halilintar, irama lucu, irama sedih,

irama riang, dll.

Dalam pementasan teater O, penggarapan musik selalu menggunakan

peralatan musik yang seadanya seperti gitar, keyboard, simbal, senar drum, djimbe,

dan alat perkusi lain yang mudah di dapat.

Penggarapan musik teater O juga sangat sederhana dan selalu dikemas

dengan konsep yang disesuaikan dengan naskah yang telah diterima pemain musik.

(13)

musik dan lima orang personil atau lebih, tergantung berapa banyak alat musik yang

digunakan.

Setiap pemain musik yang terlibat dalam penggarapan musik teater O selalu

bebas untuk menumpahkan idenya dalam penggarapan, dan menerima saran dan

arahan dari sutradara.

1.2Alasan Pemilihan Judul

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan pengamatan tentang musik

teater karena; Pertama, kurangnya referensi ilmiah tentang musik teater sehingga

penulis ingin melakukan kajian ilmiah sebagai referensi agar dapat digunakan untuk

kebutuhan pendidikan seni di Indonesia khusunya seni pertunjukan teater. Kedua,

penulis tertarik untuk melihat apa peran musik dan bagaimana penggunaan musik

dalam sebuah pementasan teater. Ketiga, sebagai persyaratan untuk mencapai strata

satu (sarjana).

Oleh karena itu penulis berniat menyusun skripsi dengan judul “PERAN

DAN PENGGUNAAN MUSIK DALAM PERTUNJUKAN TEATER ‘O’

YANG BERJUDUL RAHWANA

Karya ilmiah ini akan menjelaskan apa peran musik dalam pertunjukan

teater dan bagaimana penggunaan musik tersebut dalam pertunjukan teater dengan

Teater ‘O’ Universitas Sumatera Utara sebagai sampel dalam melakukan penelitian.

Penulis memilih judul Rahwana karena naskah Rahwana adalah naskah

yang dipentaskan teater O dalam festival teater yang diadakan oleh Dewan Kesnian

(14)

Rahwana dalam pementasan ini tidak sama dengan rahwana dalam cerita

Ramayana dimana Rahwana digambarkan sebagai dewa dengan sepuluh kepala,

menunjukkan bahwa ia memiliki pengetahuan dalam Weda dan sastra. Karena

punya sepuluh kepala ia diberi nama "Dasamukha" (bermuka sepuluh), "Dasagriva"

(berleher sepuluh) dan "Dasakanta" ( berkerongkongan sepuluh). Ia juga memiliki

dua puluh tangan, menunjukkan kesombongan dan kemauan yang tak terbatas. Ia

juga dikatakan sebagai ksatria besar.

Tokoh Rahwana dalam pementasan ini merupakan sosok manusia yang

tampan, baik hati, romantis, dan mencintai Shinta meski Rahwana tahu kalau takdir

tidak akan menyatukan cinta Rahwan dan Shinta. Karena shinta sudah ditakdirkan

menjadi milik Rama.

Dalam cerita Rahwana oleh teater ‘O’ ini, Shinta tidak benar-benar di culik

oleh Rahwana, melainkan Shinta yang meminta agar Rahwana membawa Shinta

lari dan menjadikannya permai suri.

Menurut Yusrianto Nasution selaku sutradara naskah Rahwana yang

dipentaskan teater ‘O’ berbeda dengan cerita Rahwana dalam kisah ramayana

karena cerita ramayana adalah dongeng yang tidak diketahui benar atau tisaknya

kejadian tersebut.3

Penulis juga memilih beberapa informan kunci yang menjadi nara sumber

yaitu Yusrianto Nasution sebagai Sutradara, Kent Sihombing sebagai pimpinan

penggarapan musik. Rudolf Sitorus Bembeng Sunset yang sering menggarap musik

3

(15)

dalam pementasan Teater O dan aktor-aktor yang terlibat dalam pementasan

Rahwana ini.

Penulis mengangkat teater ‘O’ karena teater ‘O’ merupakan salah satu teater

kampus yang masih eksis sejak berdirinya tahun 1991 hingga sekarang. Teater ‘O’

juga sudah menerbitkan buku yang berjudul ‘Raja Tebalek’ yang berisi lebih dari

tiga puluh kumpulan naskah yang sudah di pentaskan oleh teater ‘O’.

1.3Pokok Permasalahan

Penulis berpendapat bahwa musik sebagai hasil ciptaan sangat erat

kaitannya dengan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki

kebudayaan. Musik juga memiliki peranan dan kedudukan serta fungsi dalam

kebudayaan maupun aspek lainnya termasuk teater.

Penulis juga membatasi kajian yang menjadi pokok permasalahan dalam

tulisan ini. Pertama, bagaimana kedudukan musik dalam sebuah pertunjukan teater.

Kedua, bagaimana musik digunakan dalam sebuah pertunjukan teater, khusunya

pertunnjukan oleh teater ‘O’.

1.3.1 Konsep

Berdasarkan judul tulisan ini, penulis mendefenisikan peran musik dan

penggunaan musik sebagai acuan dan konsep dasar dalam melakukan penelitian

dan pengamatan dalam pertunjukan teater.

Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti

pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, perangkat

(16)

Jadi istilah peran musik berarti musik memiliki kedudukan yang jelas ketika

musik tersebut di aplikasikan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penggunaan berarti proses, cara,

perbuatan menggunakan sesuatu, pemakaian. Jika dikaitkan dengan musik,

penggunaan musik berarti bagaimana menggunakan musik dalam sebuah

konteks.

Jadi peran dan penggunaan musik dalam dalam pertunjukan teater

berarti bagaimana kedudukan musik dalam pertunjukan teater dan bagaimana

pula musik tersebut digunakan.

Berdasarkan defenisi diatas, penulis melakukan penelitian untuk

mengetahui bagaimana kedudukan musik dalam pertunjukan teater dan

bagaimana musik tersebut digunakan dalam pertunjukan teater.

Penulis melakukan penelitian dengan meneliti dokumentasi hasil

pementasan teater O yang berjudul Rahwana berupa video pementasan, naskah

dan mewawancarai sutradara, penggarap musik dan aktor-aktor dalam

pementasan tersebut.

1.3.2 Pendekatan Ilmiah dan Teori

Ilmu pengetahuan adalah satu disiplin ilmu yang mempunyai tahap-tahap

dan prosedur tertentu yang sering disebut denganpendekatan ilmiah, diantaranya :4

a. Rasionalisme

4

(17)

b. Empirisme

c. Determinisme

d. Hipotesis dan Pembuktian

e. Asumsi atau pendapat

f. Pengamatan

g. Penelitian

Teori memiliki peran penting dalam pendekatan ilmiah. Ilmuan dibekali

teori sebagai acuan dasar bagaimana mencari dan mengolah data sehingga didapati

hasil yang absah dan akurat. Menurut March Mark ada 7 pengertian teori :5

a. Teori adalah sebuah rancangan dan sistimpikiran

b. Prinsip atau penerapan ilmu pengetahuan

c. Abstrak dan gambaran umum

d. Rangkaian hipotesis untukmenangani berbagai fenomena

e. Hipotesis yang mengarahkan seseorang

f. Dalam matematika adalah theorem yang menghasilkanpandangan sistematik

dari berbagai subjek

g. Ilmu pengetahuan tentang komposisi musik

Teori yang penulis gunakan dalam mengkaji seni pertunjukan adalah

pendekatan semiotika dalam usaha untuk memahami bagaimana makna diciptakan

5

(18)

dan dikomunikasikan melalui sistim symbol yang membangun sebuah peristiwa

seni.

Pendekatan ini biasanya digunakan dalam mengkaji teater, musik dan

pertunjukan seni rupa, diambil dari berbagai disiplin dan dikembangkan sendiri.

Bahasa dilihat sebagai system yang membuat lambing bahasa itu terdiri dari imaji

bunyi atau sound image, yang berhubungan dengahn konsep, dan setiap bahasa

mempunyai lambing bunyi tersendiri. Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini adala

Ferdinand Sawsure dan Charles Sondus Pierce sebagai bapak semiotika.

Dalam bukunya The Antropologi of Musik (1964 :45-48) Alan P Merriam

menegaskan tentang enam objek studi Etnomusikologi, yaitu: (1) instrumen, (2)

teks dan lagu, (3) asal-usul dan klasifikasi musik, (4) peranan dan kedudukan

pemain musik, (5) fungsi musik terhadap aspek lainnya, (6) musik sebagai hasil

dari ciptaan.6

Menurut Qureshi (1988:135-136) menyatakan bahwa analisis proses

pertunjukan yang mana dalam proses pertunjukan aspek yang mendasar terdiri dari

ketegasan perilaku dari semua partisipan, musisi, dan penonton, yang semua

bersama-sama berinteraksi dalam pertunjukan.

Dari ke enam objek diatas, penulis hanya menggunakan 4 onjek studi

didalam penelitian ini yaitu kajian tentang instrumen, peran dan kedudukan

pemain musik, fungsi musik terhadap aspek lainnya, dan musik sebagai hasil

ciptaan.

7

6

LIhat Alan P. Merriam, The Antropology Of Musiks (1964 : 45-48) 7

(19)

Teori menurut Hilton Siger (dalam MSPI, 1996:164-165) juga menjelaskan

bahwa pertunjukan selalu memiliki: (1) waktu pertunjukan yang terbatas, (2) awal

dan akhir, (3) acara kegiatan yang terorganisir, (4) sekelompok pemain, (5)

sekelompok penonton, (6) tempat pertunjukan dan, (7) kesempatan untuk

mempertunjukannya.8

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penulis adalah :

1. Melihat bagaimana musik digunakan dalam pertunjukan teater.

2. Melihat sejauh mana musik berperan dalam pertunjukan teater dan

bagaimana pertunjukan teater tanpa ada iringan musik.

3. Untuk menganalisa musik dalam pertunjukan teater.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat tulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa fungsi musik dalam sebuah pementasan teater

sehingga sehingga menjadi sebuah seni pertunjukan yang kolektif dan

kompleks.

2. Untuk mengetahui peran musik dalam sebuah pementasan teater.

8

(20)

1.5Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian penulis mengacu pada pendapat Nettl

(1964:62) yang mengatakan ada dua hal yang esensial untuk melakukan aktivitas

penelitian dalam disiplin etnomusikologi, yaitu kerja lapangan (field work) dan

kerja laboratorium (desk work). Penulis juga melakukan penelitian dokumentasi

berupa video dan naskah serta hasil dokumentasi pementasan Rahwana.9

1.5.1 Studi Kepustakaan

Untuk mencari informasi yang berhubungan dan mendukung dalam

tulisan ini serta dapat dijadikan sebagai landasan dalam penelitian, penulis

melakukan studi kepustakaan. Ini dilakukan untuk menemukan literatur atau

sumber bacaan yang berguna untuk melengkapi hal-hal yang dibutuhkan dalam

melakukan penelitian lapangan. Sumber bacaan dapat berupa hasil penelitian

yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain, misalnya majalah, koran, buku,

skripsi sarjana, dan lain-lain.

1.5.2 Kerja Lapangan

Dalam kerja lapangan penulis menggunakan metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif, yaitu sebuah metodologi penelitian yang

mencakup pandangan-pandangan falsafi mengenai displin inquiry dan mengenai

realitas obyek studi dalam ilmu-ilmu sosial dan tingkah laku (Sanapiah, 1990:1).

10

9

Lihat Bruno Netl, Theory and Method in Etnomusikology. New York, The Free Press, 1964

10

(21)

Penggunaan metode kualitatif di dalam penelitian kasus dan lapangan

sangat tepat untuk menganalisa permasalahan dalam penelitian ini. Karena lokasi

penelitian adalah lokasi latihan dalam mempersiapkan pertunjukan teater,

sehingga penulis dapat melihat secara langsung penciptaan sebuah pertunjukan

teater sebagai karya seni yang kompleks.

Penelitian kualitatif yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring

data/informan yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi

aspek/bidang kehidupan tertentu pada objeknya. Penelitian ini tidak

mempersoalkan sampel dan populasi sebagaimana dalam penelitian kuantitatif

(Hadari dan Mimi Martini 1994:176).11

Penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung di tempat

latihan. Dimulai dari latihan rutin hingga pertunjukan selesai dipentaskan.

Mengumpulkan data, baik dari hasil wawancara dengan seniman-seniman teater

yang pernah menggarap musik teater di kota medan. Khususnya penggarap

musik dalam setiap pementasan teater ‘O’.

1.5.2.1Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara atau

peneliti kepada narasumber, jawaban responden atau nara sumber akan

11

(22)

dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder) (Soehartono,

1995:67).12

Ada dua metode wawancara yang digunakan penulis yaitu : Pertama

wawancara terfokus yang artinya wawancara yang difokuskan hanya kepada

penggarap atau piñata musik dalam pertunjukan teater dan sutradara sebagai

nara sumber inti.

Kedua, wawancara bebas yang artinya wawancara yang dilakukan

bebas dengan setiap seniman teater baik itu sutradara, pimpinan produksi,

aktor dan aktris dan setiap orang yang berkecimpung di dunia teater.

Penulis terlebih dahulu menetapkan informan kunci yang dapat

memberikan informasi yang mendukung tulisan, sebelum melakukan

wawancara. Penulis tidak terfokus pada satu informan saja tetapi juga

mencari informan lain yang berkecimpung di dunia teater.

1.5.2.2Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang ditetapkan penulis adalah Jl. Universitas No

19 gedung pagelaran Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan karena beberapa faktor seperti :

1. Gedung Pagelaran Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

merupakan sekretariat Teater ‘O’.

2. Fakultas Ilmu budaya Universitas Sumatera Utara adalah lokasi latihan

teater ‘O’ dalam mempersiapkan pertunjukan teater.

12

(23)

3. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara adalah tempat

berkumpulnya anggota dan keluarga besar Teater ‘O’, karena hampir

keseluruhan anggota teater ‘O’ adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

1.5.3 Kerja Laboratorium

Pada tahap akhir penulis melakukan kerja laboratorium, yaitu tahap

pengolahan data yang telah dikumpulkan dari hasil wawancara, buku, majalah

maupun internet dan dirangkum untuk menjawab pokok permasalahan dalam

tulisan ini.

Dalam kerja laboratorium penulis melakukan penelitian dengan

mengamati video, naskah, dan hasil wawancara dari informan kunci dan

(24)

BAB II

SENI PERTUNJUKAN TEATER SECARA UMUM

2.1Teater Sebagai Seni Pertunjukan

Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau

kelompok di tempat dan waktu tertentu biasanya melibatkan empat unsur: waktu,

ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Seni pertunjukan

biasanya identik dengan kegiatan kegiatan seni seperti; teater, musik, tari, dan sirkus.

Seni pertunjukan teater merupakan seni yang bersifat kolektif, kompleks, dan

rumit. Dalam teater terdapat berbagai macam unsur seni, seperti seni sastra, seni tari,

seni musik, seni lukis, seni peran (keaktoran), tata cahaya, tata busana. Itu lah

mengapa teater dianggap sebagai seni yang bersifat kompleks dan rumit, karena teater

melibatkan banyak individu dan kelompok. Seni Pertunjukan teater juga melibatkan

banyak unsur seni didalamnya.

Proses dalam pertunjukan Teater merupakan sebuah proses organisasi (bentuk

kerja kolektif; dimana segala macam orang dengan segala macam fungsinya

tergabung dalam suatu koordinasi yang rapih,dan juga mencakup juga pengertian

sampai batas-batas yang sentimentil), seperti hal nya diri manusia itu sendiri, atau

layaknya seperti sebuah negara. Keberhasilan suatu pertunjukan Teater dapat juga

sebagai keberhasilan suatu seni organisasi; baik organisasi penyelenggaraannya

(Panitia Produksi) maupun segi seni-seninya (Penyutradaraan, Penataan set,

(25)

Berikut ini contoh Elemen dari sebuah Group Teater dalam mengadakan

Setiap Elemen memiliki tugas sendiri-sendiri dan sudah seharusnya untuk

(26)

urusan pendanaan, ia harus memikirkan seberapa besar dana yang dibutuhkan? Dari

mana dana itu didapatkan. Begitupula seorang Sutradara yang bertanggung jawab atas

pola permainan panggung; (akting pemain, cahaya, bunyi-bunyian, set, property dan

lain-lain).

2.1.1 Stuktur Organisasi Teater O

Teater ‘O’ adalah sebuah organisasi teater yang hampir keseluruhan

anggotanya adalah mahsiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Teater ‘O’ memiliki struktur kepengurusan organisasi untuk menjalankan agenda

berkesenian organisasi secara berkelanjutan. Kepengurusan dipilih melalui

musyawarah besar oleh seluruh anggota dan keluarga besar teater ‘O’ untuk satu

priode selama dua tahun, dan hanya mahasiswa aktif yang dapat menawarkan diri

ataupun dipilih untuk masuk kedalam struktur keperngurusan organisasi Teater

‘O’. Struktur keperngurusan inti teater ‘O’ terdiri dari :13

1. Ketua Umum, adalah pimpinan dalam menjalankan agenda-agenda kegiatan

organisasi sehari-hari selama satu priode dan tidak dapat dipilih lagi dalam

priode berikutnya.

2. Sekretaris, adalah orang yang membantu ketua umum dalam menjalankan

tugas khusunya bagian administrasi atau surat menyurat.

3. Bendahara, adalah orang yang dipercaya untuk menyimpan dan mengeluarkan

anggaran untuk keperluan organisasi.

4. Divisi-divisi yang diangkat oleh pengurus inti untuk menjalankan visi dan misi

organisasi dalam satu priode.

13

(27)

2.1.2 Naskah dan Skenario

Naskah adalah catatan yang berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog

yang diucapkan actor dalam lakon. Naskah drama yang isinya lengkap menjelaskan

keadaan, properti atau perlengkapan, nama tokoh serta karakter tokoh tersebut,

petunjuk akting dan lainya yang merupakan petunjuk disebut skenario.

Naskah dan skenario merupakan sebuah petunjuk bagi sutradara agar

penyajian lakon lebih realistis. Bagi aktor, naskah merupakan panduan dalam untuk

memahami tokoh dan karakter dalam lakon yang diperankannya.

2.1.3 Struktur Dalam Pertunjukan Teater

Struktur dalam pertunjukan teater atau bagaimana membangun sebuah

pertunjukan teater dari awal hingga selesai. Ada beberapa tahap dan

tingkatan-tingkatan yang harus dibangun. Yaitu, pembukaan, pembentukan, konflik, krisis,

klimaks, dan penyelesaian.

2.1.3.1Pembukaan

Sebuah pertunjukan teater tentu dimulai dengan pembukaan. Meski

sebuah pembukaan, apa yang terjadi pada pembukaan baru dapat dinilai pada

akhir cerita dan akan terasa kembali mengapa pembukaan itu demikian, yang

pada mulanya tidak disadari arti pembukaan tersebut.

Pada pembukaan juga dirasakan kembali bagian-bagian lainnya yang

juga mengambil sedikit dari pembukaan. Tokoh serta perwatakan masih belum

(28)

2.1.3.2 Pembentukan

Yang dimaksud dengan pembentukan adalah telah terjadi pembentukan

perwatakan yang lebih jelas dari peranan atau tokoh-tokohnya. Demikian juga

dengan permasalahannya, muncul lebih jelas akibat perbedaan perwatakan

dalam menghadapi permasalahan tersebut. Tentu dengan sendirinya

berkembang menuju kearah akan terjadinya konflik.

2.1.3.3Konflik

Tanpa konflik sebuah pertunjukan teater tidak akan menarik.

Pengertian konflik punya pengertian luas. Bukan hanya bentuk pisik saja.

Tetapi yang lebih menarik konflik batin. Konflik ini terus berkembang dan

meninggkat menuju kea rah krisis.

2.1.3.4Krisis

Krisis menimbulkan ketegangan yang mengakibatkan ada yang

menang dan yang kalah. Bisa saja kalah tetapi perjuangan dan cita-citanya

memperoleh kemenangan. Ini dalam memperjuangkan kejujuran dan

kebenaran serta keadilan dalam melawan kebatilan, keserakahan dan

sebagainya.

Pada krisis ini akan member gambaran bagaimana klimaks yang akan

terjadi dan inilah yang ditunggu oleh penonton.

2.1.3.5Klimaks

Klimaks merupakan puncak tertinggi dari struktur pertunjukan teater.

Keputusan terakhir dari krisis yang sangat menentukan dan menegangkan.

(29)

antagonis akan kalah dengan protagonist, tetapi bagaimana bentuk

kekalahannya tidak bisa diduga.

2.1.3.6Penyelesaian

Bahagimana terjadinya penyelesaian sebaiknya tidak terduga. Jika telah

diketahui sebelum penyelesaian itu terjadi, tidak aka nada kesan bagi penonton

untuk dibawa pulang.

Adapun struktur dan tahapan-tahapan diatas berfungsi untuk menjaga

alur cerita tetap teratur dan jelas sehingga penonton dapat mengetahui tujuan

dan makna yang ingin disampaikan dalam pertunjukan tersebut.

2.1.4 Aktor dan Akting

Pemain adalah orang yang memerankan tokoh tertentu dalam teater, film,

maupun sinetron yang biasa disebut aktor. Ada macam-macam peran yang dilakoni

aktor dalam teater,film maupun sinetron:

a. Peran utama yaitu, peran yang menjadi pusat perhatian penonton.

b. Peran pembamtu yaitu, peran yang tidak menjadi pusat perhatian.

c. Peran tambahan atau figuran yaitu, peran yang diciptakan untuk memperkuat

suasana.

Pemain/pelaku pada pementasan drama membawakan peranannya dengan

berakting (acting). Pemain inilah yang dilihat oleh penonton dalam pementasan

drama. Seluruh perhatian ditujukan kepada pemain. Dekor, lampu dan pendukung

lainnya pada pementasan teater hanya diperhatikan beberapa menit saja, setelah itu

(30)

Apakah akting sesuai dengan dengan peranan dan perwatakan pada naskah

teater, atau akting tidak sesuai dengan peranan dan perwatakannya. Artinya akting

yang diperlihatkan tidak lebih dari dirinya sendiri.

Tantangan bagi pemain adalah bagaimana kemampuannya melepaskan

dirinya menjadi peranan dan perwatakan yang terdapat pada naskah. Pemain juga

mempunyai kode etik, meski tidak tertulis :

a. Jika telah menerima naskah, bersedia jadi pemain dan apapun yang terjadi tetap

bermain.

b. Bersedia menerima petunjuk dan arahan sutradara.

c. Tetap menjaga kesehatan.

d. Menjaga naskah drama yang diberikan.

e. Disiplin dalam latihan

f. Menghormati penonton

g. Siap menerima kritikan

2.1.5 Sutradara

Keberhasilan sebuah naskah teater dan diangkat menjadi pertunjukan teater

tidak terlepas dari sejauh mana kemampuan sutradara. Sutradara harus memiliki

pengetahuan yang luas mengenai acting dan sebagainya untuk mempelajari naskah

drama tersebut dan sekalian mementaskannya.

Sutradara adalah orang yang mengatur keseluruhan teknik pembuatan

dalam sebuah teater, drama dan film. Sutradara merupakan orang yang menentukan

(31)

Untuk menjadi sutradara sedikit banyaknya harus memiliki beberapa syarat:

a. Pengetahuan dasar mengenati teater yang berhubungan dengan naskah,

penyutradaraan, akting, tata pentas, hokum pentas dan sebagainya.

b. Pengetahuan umum seperti sosiologi, antropologi, pendidikan psikologi, dan

sebagainya.

c. Pengetahuan kesenian seperti sastra, seni rupa, seni suara, dan sebagainya.

d. Kemampuan atau bakat membimbing dan mengarahkan.

e. Berwibawa, artinya sudah pantas menjadi sutradara.

f. Disiplin tepat waktu, tegas pendirian dan tidak mudah terpengaruh.

2.1.6 Dekorasi dan Panggung

2.1.6.1Dekorasi

Pementasan drama tentu tidak terlepas adanya dekorsi. Secara terbatas

pengertian dekorasi adalah latar belakang atau set pada pentas.secara luas

pengertian dekorasi adalah seluruh perlengkapan atau benda yang ada

dipentas. Ada beberapa syarat untuk dekorasi :

a. Ada ruang yang cukup untuk pemain bergerak.

b. Menggambarkan suasana dan perwatakan peranan pemain.

c. Mudah dimengerti oleh penonton.

d. Enak dipandang dan menarik.

e. Dirancang dengan sederhana dan mudah dibuat.

(32)

g. Mempunyai hubungan satu sama lain dengan bagian atau perlengkapan

dekorasi lainnya.

h. Mudah disimpan dan dapat digunakan lagi bila diperlukan.

2.1.6.2Panggung

Panggung sama artinya dengan pentas dimana diadakan pertunjukan

atau pementasan teater. Bisa juga diartikan panggung adalah daerah atau

tempat pemain. Ada tiga macam bentuk panggung :

a. Bentuk panggung dimana pemain dan penonton saling berhadapan.

b. Bentuk tapak/ladam kuda, dimana penonton berada di depan, kiri dan

kanan pentas.

c. Bentuk arena, dimana penonton berada disekeliling pentas.

2.1.7 Property

Property merupakan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pementasan

teater, daram maupun film. Seperti kursi, hiasan ruang, dekorasi, make up,

peralatan musik dan segala sesuatu yang di butuhkan dalam pementasan.

Semua property ditata oleh pekerja-pekerja yang mendukung pementasan

seperti Tata busana dalam mengatur kostum, make up para aktor sesuai dengan

karakternya.. Tata panggung dalam mengatur setting dang dekorasi panggung

sesuai lokasi dan tempat dalam naskah.. Tata lampu dalam pengaturan

pencahayaan. Tata musik dalam menciptakan suara-suara yang mendukung dan

(33)

2.1.8 Penonton

Penonton adalah unsure yang penting dalam sebuah pementasan teater,

penonton adalah saksi dan evaluator yang mengapresiasi dan menilai hasil karya

seni yang dipentaskan oleh para seniman-seniman teater.

Sebuah karya seni akan sia-sia jika tidak memiliki penikmat, setiap karya

seni seperti pertunjukan teater sebaiknya memiliki penonton yang menikmati

pertunjukan. Karena penonton menonton pertunjukan untuk untuk menghibur

hatinya dan menjadi evaluator karya seniman yang menggarap pertunjukan

tersebut.

2.2Jenis Teater

Indonesia kaya akan seni.

berkembang sejajar perkembangan manusia sebagai pencipta dan penikmat karya seni.

Karya seni dapat dilihat dari berbagai macam bentuk seperti musik, tari, pakaian dan

rias, jenis makanan dan hidangan, jenis-jenis pertunjukan, berbagai upacara adat dan

prosesinya, dan lain-lain, Salah satunya adalah seni pertunjukan yaitu teater . Seni

Pertunjukan Teater adalah seni yang bersifat kompleks, artinya dapat bekerjasama

dengan cabang seni lainnya. Di Indonesia mempunyai dua teater yaitu teater

tradisional dan teater modern.

2.2.1 Teater Tradisional

setempat karena terkondisi dengan adat istiadat, sosial masyarakat dan struktur

(34)

kebudayaan Batak toba, Ludruk dari Surabaya, Wayang orang dari Jawa Tengah,

Mak yong dan mendu dari riau, Randai dari Sumatera Barat, dan masih banyak lagi

teater tradisional di Indonesia.

Ciri-ciri teater tradisional adalan ; (a).Pementasan di panggung terbuka,

lapangan maupun halaman rumah. (b). Pementasannya sederhana dan apa adanya.

(c). Ceritanya berdasarkan dongeng dan sudah turun temurun.

2.2.2 Teater Modern

Teater modern adalah teater yang biasanya mengangkat bahan cerita dari

kehidupan sehari-hari untuk dipentaskan. Teater modern juga mengangkat cerita

dari karya sastra berupa naskah-naskah lama maupun baru untuk dipentaskan.

teater modern biasanya ditampilkan dalam nentuk ; Drama, Teater, Film, dan

Sinetron.

Ciri-ciri teater modern adalah ; (a). Panggung tertata rapi, (b). Ada

pengaturan alur cerita, (c). Bentuk kerja kolektif dan terkordinasi secara

professional. (d). Biasanya menggunakan panggung tertutup.

2.3Aliran teater

Ada banyak genre teater yang berkembang sekarang ini untuk memenehi

kebutuhan penimat teater:

a. Pantomim, yaitu suatu bentuk drama musikal dimana musik dan tari menjadi

dikombinasikan untuk menjadi produksi teater yang bersifat menghibur. Biasanya

di rancang untuk anak-anak.

b. Komedi, berasal dari kata komos yunani yang berarti perayaan, bersenang-senang

(35)

suatu maslah yang menyebabkan beberapa bentuk bencana yang pada akhirnya

memiliki akhir yang bahagia dan menyenangkan.

c. Romantik komedi atau komedi romantic yang artinya sebuah situasi atau peristiwa

yang menakjubkan yang semuanya berkontribusi pada kepahlawanan, keinginan

kepahlawanan, dengan terfokus pada cinta.

d. Komedi situasi, yaitu sebuah komedi yang tumbuh dan berkembang dari karakter

untuk memecahkan masalah yang diciptakan oleh situasi. Upaya penyelesaian

sering tak berhasil, namun tetap memiliki akhir yang bahagia.

e. Komedi tata, yaitu komedi yang dramatis yang sering menggambarkan satire dan

aksi masyarakat kontemporer. Komedi jenis ini selalu terkait dengan kodisi social

dan karakter-karakter didalamnya dibandingkan dengan standart social saat ini.

f. Komedi dell’arte,yaitu komedi yang secara fisik keseluruhan berimprofisasi. Jenis

komedi ini pertama kali dilakukan di italia.

g. Komedi Musik yaitu komedi yang dimainkan dan disajikan dengan musik,

menyanyi, dan menari.

h. Melodrama, yaitu sebuah drama sentimental yang diiringi dengan musik. Biasanya

dengan plot yang menyangkut penderitaan ditangan penjahat, tetapi berakhir

gembira dengan kemenangan yang baik. Menampilkan karakter seperti pahlawan,

pahlawan yang sudah lamamenderita, dan penjahat berdarah dingin.

i. Tragedi, yaitu sebuah drama yang disajikan dengan gaya serius dan bermartabat

yang sedih dan mengerikan. Peristiwa ini biasanya disebabkan oleh kepahlawanan

(36)

j. Tragedi Komedi, yaitu sebuah drama yang mengandung unsure tragedy dan

komedi.

2.3.1 Komedi Teater O

Berawal dari hati nurani akan kiprah kesusastraan, maka pada 1 Oktober

1991 lahirlah Teater O di bumi sastra Universitas Sumatera Utara. Dengan niat dan

tulus dan sederhana mahasiswa-mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera

Utara menyatukan persepsi untuk menguatkan perteaterannya dalam wadah Teater

O sebagai teater kampus, teater yang tinggal di kampus.

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang nisa tertawa, karena itu tertawa

menjadi penting dang mungkin sangat penting, bahkan sehat. Orang yang sehat

lahir batin sering membutuhkan lelucon penggeli hati. Kebudayaan pun memenuhi

kubutuhan tertawa ini dengan menampilkan actor (pelawan) dalam sebuah

pertunjukan atau teater.

Mungkin, pendapat diatas tersebutlah yang melatarbelakangi munculnya

komedi pada hampir semua naskah dan garapan teater O. Teater O menunjukkan

konsistensinya dengan sikap mengutamakan naskah karya sendiri daripada naskah

karya orang lain. Sejak tahun 1991 teater O telah menghasilkan 30 lebih naskah

(naskah teater, monolog, parody) dan tetap setia dengan lakon komedinya. Teater

O hadir dan ada bukan sekedar datang dan bernafas. Terbukti lebih dari 18 tahun

teater O masih setia dengan lakon komedi.

Komedi tradisional seperti ketoprak, ludruk, reog, calung, lenong, dan

(37)

ala teater O. Keusilan dan kejahilan Benyamin hingga teknik karikatural ala donal

bebek pun diangkat dan diadopsi oleh teater O secara transparan.

Teater O juga pernah mengusung naskah-naskha serius dan absurd seperti

Malam Terakhir karya Yukio Mishiwa, Silhuet dan Rimba Cermin-cermin karya Z.

Pangaduan Lubis. Diatas panggung, naskah-naskah serius dan absurd itu tetap saja

digarap secara komedi.

Teater O juga pernah terpilih untuk menggarap naskah Rahwana karya

Abdul Mukhid yang sangat serius dan cenderung text book. Hasilnya, naskah

Rahwana digarap oleh Yusrianto selaku sutradara menjadi sebuah pertunjukan

yang membuat penonton tertawa-tertawa. Naskah Rahwana yang sejadinya sulit

untuk dimasukkan unsure komedi, namun dengan model garapan teater O menjadi

(38)

BAB III

PEMENTASAN TEATER YANG BERJUDUL “RAHWANA”

OLEH TEATER ‘O’

3.1Naskah Rahwana

Kisah Ramayana mempunyai banyak versi, dengan berbagai penyimpangan

isi cerita. Dalam mitologi Hindu, Rahwana (kadang kala dialihaksarakan sebagai

Raavana dan Ravan atau Revana) adalah tokoh utama yang bertentangan terhadap

Rama. dalam Sastra Hindu disebut dalam kisah Ramayana. Dalam kisah ini, ia

merupakan Raja Alengka, yang bertubuh raksasa atau iblis ribuan tahun yang lalu.

Rahwana dapat dilukiskan dengan sepuluh kepala, ini menunjukkan bahwa ia

memiliki pengetahuan dalam Weda dan sastra. Karena mempunyai sepuluh kepala,

maka ia diberi nama "Dasamukha" (bermuka sepuluh), "Dasagriva" (berleher

sepuluh) dan "Dasakanta" (berkerongkongan sepuluh). Ia juga memiliki dua puluh

tangan, yang menunjukkan kesombongan dan kemauan yang tak terbatas. Namun Ia

juga dikatakan sebagai ksatria besar.

Di india cerita Ramayana diambil dari ceritera yang benar-benar terjadi di

daratan India dan Srilangka. Saat itu daratan India dikalahkan oleh India Lautan yang

juga disebut tanah Srilangka atau Langka, yang dalam pewayangan disebut Alengka.

Tokoh Rama adalah pahlawan negeri India daratan, yang kemudian berhasil

menghimpun kekuatan rakyat yang dilukiskan sebagai pasukan kera pimpinan Prabu

(39)

(dalam bahasa Sanskerta berarti tanah). Dalam penjajahan oleh negeri lain, umumnya

segala peraturan negara dan budaya suatu bangsa akan mudah berganti dan berubah

tatanan, yang digambarkan berupa kesucian Sinta yang diragukan.

Maka setelah Shinta dibebaskan, ia lantas pati obong, yang artinya keadaan

negeri India mulai dibenahi, dengan merubah peraturan dan melenyapkan

kebudayaan si bekas penjajah yang sempat berkembang di India.

Di indonesia, cerita Ramayana ini awalnya ditulis dalam bahasa kuno yang

diduga ditulis oleh seorang pujangga yogiswara pada masa pemerintahan Diyah

Balitung dikerajaan Mataram kuno yang diperkirakan terjadi pada masa 820-832

tahun saka atau sekitar 870 Masehi. Dalam ajaran agama Hindu cerita Ramayana ini

disebut juga dengan Kakawin.

Tentang penenulis kakawin ramayana masih menjadi pertentangan dikalangan

sastrawan Hindu dan Budha. Prof. Dr. R.M.Ng Purbatjaraka, tidak meyakini bahwa

penulis Ramayana adalah Yogiswara. Menurutnya kalimat Yogiswara memang

tertera dibaris akhir kakawin Ramayana versi jawa, namun bukan merupakan jati diri

atau penulis dari cerita Ramayana ini

Berbeda dengan Naskah yang diangkat oleh teater O. naskah yang

dipentaskan teater o ini ditulis oleh Abdul Mukhid. Ia adalah salah satu pemenang

lomba penulisan naskah yang diadakan oleh Dewan Kesenian Medan 2005. Tokoh

Rahwana yang di ceritakannya mempunyai karakter seorang yang penyabar, sopan,

tampan, baik hati dan romantis. Rahwana merupakan pangeran dari kerajaan alengka

yang mencintai Shinta yang sudah menjadi permaisuri Rama. Rahwana tahu bahwa

(40)

dan Shinta saling mencintai. Rahwana menyanggupi permintaan Shinta untuk di

bawa kabur oleh rahwana. Meskipun Rahwana tahu bahwa Rama akan

membunuhnya, dan menghancurkan kerajaan Alengka jika dia tetap membawa Shinta

untuk dijadikan permaisuri.

Pementasan Teater O yang berjudul Rahwana ini dibagi menjadi 2 (dua)

babak. Babak pertama terdiri 5 (lima) adegan dan babak ke 2 (dua) terdiri dari empat

4 (empat) adegan.

3.2Manajemen Pementasan Teater ‘O’

Teater ‘O’ adalah sebuah organisasi teater yang hampir keseluruhan

anggotanya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Teater ‘O’ memiliki struktur kepengurusan organisasi untuk menjalankan agenda

berkesenian organisasi secara berkelanjutan. Kepengurusan dipilih melalui

musyawarah besar oleh seluruh anggota dan keluarga besar teater ‘O’ untuk satu

priode selama dua tahun, dan hanya mahasiswa aktif yang dapat menawarkan diri

ataupun dipilih untuk masuk kedalam struktur keperngurusan organisasi Teater ‘O’.

Struktur keperngurusan inti teater ‘O’ terdiri dari :14

1. Ketua Umum, adalah pimpinan dalam menjalankan agenda-agenda kegiatan

organisasi sehari-hari selama satu priode dan tidak dapat dipilih lagi dalam priode

berikutnya.

2. Sekretaris, adalah orang yang membantu ketua umum dalam menjalankan tugas

khusunya bagian administrasi atau surat menyurat.

14

(41)

3. Bendahara, adalah orang yang dipercaya untuk menyimpan dan mengeluarkan

anggaran untuk keperluan organisasi.

4. Divisi-divisi yang diangkat oleh pengurus inti untuk menjalankan visi dan misi

organisasi dalam satu priode.

Dalam setiap pementasan. Ketika naskahnya sudah ada, maka teater ‘O’

memilih seorang Pimpinan Produksi. Bisa melalui poting, penunjukan langsung dari

Ketua Umum Teater ‘O’ dan dipilih melalui musyawarah anggota.

Selanjutnya pimpinan produksilah yang mengatur manajemen pementasan

setelah memilih sutradara terlebih dahulu. Ini membuat penggarapan sebuah

pementasan teater ‘O’ terbagi menjadi dua bagian Art dan Non Art. Sutradaralah

yang mengurusi art, kelompok pemain atau artis atau kelompok depan layar,

mengaudisi para pemain (casting) , memilih para aktor dan aktris juga menyiapkan

scedule latihan.

Sedangkan non art dipegang sepenhnya oleh Pimpinan Produksi. Yang

mengurusi atau menyiapkan segala keperluan atau kebutuhan dari pementasan teater

‘O’ sendiri. seperti mencari biaya produksi contoh : pembuatan proposal dan

penyebarannya, ticketing dan lainnya. pempublikasian pementasan contoh : membuat

spanduk, baliho, brosur, Koran dan radio, mengundang komunitas teater.

Persiapan pementasan naskah rahwana membutuhkan waktu sekitar 3 bulan.

Dibulan pertama latihan dilaksanakan 3 kali seminggu sore hari. Dibulan kedua

latihan , 2 minggu pertama tetap latihan 3 kali seminggu. Di 2 minggu berikutnya

sampai dengan bulan ketiga, latihan diadakan setiap harinya. Di 2 minggu terakhir

(42)

tidak bisa dilakukan sendiri, harus bekerja sama dengan orang lain, karya seni yang

harus dilakukan secara kolektif, saling mendukung satu sama lain, sehingga hasil

yang dicapai dalam pertunjukan teater utuh dan total.

3.2.1 Susunan Kepanitiaan Teater ‘O’ Dalam Pementasan Rahwana

Susunan organisasi dalam pementasan teater O yang berjudul rahwana

dibagi menjadi tiga yaitu, staff produksi, aktor dan aktris, dan naskah dan

sutradara. Adapun susunan Organisasi tersebut adalah :

a. Staff Produksi

Pimpinan Produksi : Yahdi Sukron

Sekretaris : Yuzika Hizani

Bendahara : Martina

Penata Lampu : Irvan Sugito

Penata Artistik : Yahdi Sukron

(43)

- Mahesa kumbara

b. Aktor dan Aktris

Agus Mulia sebagai Rahwana

Mukhlis Win Aryoga sebagai Dalang

Awaluddin Samosir sebagai Rama

Zulkarnain Murdep sebagai Hanuman

Yuzika sebagai Shinta

Ansari sebagai Wibisana

Indra sakti harahap sebagai laksmana

Fitri sebagai Dayang (1)

Dian sebagai Dayang (2)

Tina sebagai Dayang (3)

Hidayat Baday Sastro sebagai Menteri (1)

Darul sebagai Menteri (2)

Yahdi Sukron sebagai Prajurit

c. Naskah dan Sutradara

Naskah : Abdul Muhid

(44)

3.2.2 Struktur Kepengurusan Teater ‘O’ Periode Tahun 2011 – 2013

Teater ‘O’ adalah organisasi ekstra kampus yang berada dibawah naungan

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Berikut adalah susunan

kepengurusan teater ‘O’ periode tahun 2011 – 2013 adalah :15

Berikut lampiran kepengurusan teater ‘O’ USU periode tahun 2011/2013:

Pelindung : Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (Rektor USU)

: Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc (Pembantu Rektor III USU)

: Drs. Syahron Lubis, M.A. (Dekan Fakultas Ilmu Budaya

USU)

: Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M.A. (Pembantu Dekan III Fak.

Ilmu Budaya USU)

Penasehat : Sunyoto, S.H.

Drs. Syamsul Tarigan

Drs. Boyke Turangan, M.Sp.

H.M. Affan S.S

Drs. Yose Rizal, M.Sp.

Azrai, S.S, M.Sp.

Drs. Yusrianto Nasution

Mukhlis Win Ariyoga, S.S.

Agus Mulia, S.S.

Anharuddin Hutasuhut, S.S.

Juraidi Tanjung, S.S.

15

(45)

Yulhasni, S.S

Robby Effendi Hutagalung, Amd.

Ketua umum : Joko Saputra (080701037)/Sastra Indonesia

Sekretaris : Shofia Masthura (090710005)/ Sastra Cina

Bendahara : Nur Alfi Syahri (090705019)/ Sastra Inggris

Div. Musik dan tari

Koordinator : Agustina Fernandez (100707071)/Etnomusikologi

Anggota : Syahrizki F.A Sinaga (080704003)/Sastra Arab

Samsuri (080701008)/ Sastra Indonesia

Tami D. Tina F. (080705026)/ Sastra Inggris

Syarifah Nasution (102202035)/Sastra

Joshua Purba (090703001)/Sastra Daerah

Indira Ginanti (100701051)/Sastra Indonesia

Div. Pelatihan

Koordinator : Muhammad Ikhsan (092407017)/Matematika

Anggota : Zainul Ma’rif (080701006)/ Sastra Indonesia

Tika Anggreini (080902033)/Ilmu Komunikasi

Riri Zulia Sari (090503104)/ Akuntansi

Agus Tiadda (100701063)/Sastra Indonesia

(46)

Div. Dokumentasi

Koordinator : Nikson Sihombing (090702007)/ Sastra Daerah

Anggota : Isnamuli Oktavia B. (080902005)/ ilmu politik

Dewi Mayasari (090705025)/ Sastra Inggris

Dewi Kusumah Nasution (090702004)/Sastra Daerah

Winda Ayuanda (103302047)/Sastra Inggris

Emilia Pranata (100705079)/ Sastra Inggris

Mella Devina Pullungan (090907130)/Komunikasi

Div. Penelitian dan pengembangan

Koordinator : Tri Utami Ismayuni (090710029) / Sastra cina

Anggota : Arie Azhari NST (080701018)/ Sastra Indonesia

Syahraini (080502023)/ Ekonomi

Riri Sofira LUBIS (080101089)/Hukum

Silent (091000118)/ Kesehatan Masyarakat

Reyza Fathur Rahmi (090701008)/Sastra Indonesia

Div. Peralatan dan perlengkapan

Koordinator :Sulaiman Rambe (092202037)/ Bahasa Inggris

Anggota :Maryadi (082202046)/ Bahasa Inggris

Ika Damayanti NST (080708011)/ Sastra Jepang

Niat Syukur T.(080701039)/ Sastra Indonesia

(47)

Nur Aynun (092202056)/Bahasa Inggris

Cherly Fika (100702008)/Sastra Daerah

Div. Humas

Koordinator : Robby S. Surbakti (090705053)/Sastra Inggris

Anggota : Rahmad Agustiadi Laoli (082202056)/ Sastra Inggris

Yurisa Ismi Rangkuti(090710004)/Sastra Cina

Herlina (080701005)/Sastra Indonesia

Frisna Panjaitan (090502136) Kedokteran

Div. Acara

Koordinator : Rendy Novrizal(080702018)/Sastra Daerah

Anggota : Robby Sam (090701001)/ Sastra Indonesia

Hari Syahputra Munthe (080905023)/ Ilmu Sosial

Sefin Tiara (090904125)/ Kesehatan Masyarakat

Evi Marlina Harahap (100701030)/Sastra Indonesia

Sri Purwanti (100701043)/Sastra Indonesia

3.3Pembagian Musik Dalam Pertunjukan Rahwana

Musik merupakan faktor pendukung pementasan dalam pertunjukan teater

baik yang bersifat intrumen maupun lagu. Musik dapat juga menghidupkan suasana

di dalam adegan dan babak dalam suatu pertunjukan tater. Dalam pertunjukan teater

(48)

Menurut Kent Sihombing sebagai pimpinan musik dalam pementasan

Rahwana, Penggarapan Musik dilakukan dengan mengolaborasikan musik india,

musik jawa, dangdut dan musik pada lagu Iwan Fals untuk dimainkan dalam

mengiringi pertunjukan Rahwana. Ide ini ada karena asal-usul cerita Rahwana yang

berasal dari India, dan Perwayangan Jawa kuno. Pemusik juga mendapatkan saran

dan arahan dari sutradara selaku pimpinan dalam pertunjukan. (wawancara lewat

telepon tanggal 5 July 2011).

3.3.1 Musik Pembuka

Bagi penonton musik pembuka dalam pementasan ini merupakan musik

yang menandakan akan dimulainya pertunjukan. Bagi para aktor dan aktris yang

tampil pada babak pertama musik pembuka bisa juga menjadi kode bahwa mereka

akan segera masuk ke panggung untuk memerankan lakonnya masing-masing.

3.3.2 Musik Pengiring

Musik pengiring adalah musik yang berperan untuk mengiringi adegan dan

lakon dalam pertunjukan teater. Musik pengiring biasanya hanya menggunakan

1-2 instrumen musik, karena musik pengiring sebaiknya tidak lebih dominan dari

adegan yang diiringinya.

3.3.3 Musik Suasana

Dalam pertunjukan teater musik dapat menegaskan suasana dalam lakon

dan disebut musik suasana. Musik suasana mampu menghidupkan irama

(49)

sedih, tragis yang berfungsi untuk memberikan penegasan lakon yang menarik,

indah, dan terlihat jelas antara klimaks dan anti klimaksnya.

3.2.4 Musik Penutup

Musik penutup dalam pementasan teater befungsi untuk menandakan

pertunjukan telah berakhir. Musik penutup dimainkan diakhir adegan sampai

(50)

BAB IV

PENGGARAPAN MUSIK TEATER YANG BERJUDUL “RAHWANA”

4.1Penggarapan Musik dalam Teater

Musik merupakan faktor pendukung pementasan dalam pertunjukan teater

baik yang bersifat intrumen maupun lagu. Musik dapat juga menghidupkan suasana

di dalam adegan dan babak dalam suatu pertunjukan tater.

Musik teater secara umum terdiri dari :

1. Musik pembuka

2. Musik pengiring

3. Musik susana

4. Musik penutup

4.1.1 Pengertian Musik Pembuka

Merupakan musik di awal pertunjukan teater yang berfungsi untuk

merangsang imajinasi penonton dalam memberikan sedikit gambaran tentang

pertunjukan teater yang akan disajikan, atau bisa juga untuk pengkondisian

(51)

4.1.2 Pengertian Musik Pengiring

Merupakan musik yang digunakan unruk mengiringi pertunjukan di

beberapa adegan pertunjukan teater atau perpindahan adegan/ seting yang

berfungsi untuk memberikan sentuhan indah dan manis agar ritme permainan

seimbang dengan porsi permainan per adegan ( tidak semua adengan di beri musik

hanya poin-poin adengan tertentu yang dirasa perlu karena dapat merusak

keseimbangan pertunjukan), seperti susana , lampu , seting , kostum, mimik

ekspresi, properti.

4.1.3 Pengertian Musik Suasana

Musik yang menghidupkan irama permainana serta suasana dalam

pertunjukan teater baik senang maupun gembira, sedih, tragis yang berfungsi

untuk memberikan penegasan lakon yang menarik, indah, dan terlihat jelas antara

klimaks dan anti klimaksnya.

4.1.4 Pengartian Musik Penutup

Musik penutup dalam pementasan teater yang befungsi untuk memeberikan

kesan dan pesan dari pertunjukan teater yang disajikan baik yang bersifat baik ,

buruk, gembira, ataupun sedih, sebagai pelajaran dan cermin moral penikmat seni

teater.

4.2 Sarat Arranger Musik / Pemusik teater

(52)

1. Minimal menguasai 1 atau 2 alat musik

2. Memiliki wawasan luas mengenai musik

3. Menguasai bebarapa aliran musik

4. Rajin dan tekun mendengarkan refrensi musik

5. Terus mencoba melakukan experimen musik baik dalam bentuk intrumen,

lagu ataupun kolaborasi.

6. Mengusai teknis dalam penggunaan alat musik yang berhubungan langsung

dengan sound sistem.

4.3Tahapan Pemusik Teater Dalam Proses Teater

Tahapan pemusik teater dalam proses teater adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari naskah yang akan disajikan kemudian setelah mengetahui plot

dan alur ceritanya kemudian membuat arasemen musik / lagu ( di usahakan

tidak hanya satu karya,karna untuk cadangan).

2. Konsultasi ./ komunikasi dengan sutradara jangan sampai terputus intensitas

dijaga dengan sutradara.

3. Presentasi musik pembuka,pengiring, suasana, dan penutup dengan sutradara

sesuai dengan keinginan sutradara.

4. Inten mengikuti latihan dengan tujuan agar dapat meraba irama permainan

yang akan menghasilkan nada dan ide di adengan tertentu dengan ritme

(53)

5. Komonikasi antar aktor/aktris dan semua yang terlibat didalam pementasan,

supaya nada yang di tuangkan d permainan sesuai dengan rasa penokohan

yang di lakoninya.

6. Melakukan latih gabungan agar tercipta keseimbangan rasa antar semua crew

baik tim seting ,tim lighting, aktor/aktris dan tim musik jadi kesatuan

panggung.

4.4Tata Sound Dalam Pementasan Teater

Penempatan tata sound dalam pertunjukkan teater sangat penting karena

faktor pendukung yang memberikan efek bunyi dan suara. Pengaturan sound yang

tepat an seimbang sesuai dengan besar kecilnya ruangan akan mempengaruhi

kenayamanana audien untuk menikmati pertunjukan dan dukungan kualitas sound

yang standart ( di atas rata-rata baik in-door maupun out-door.

4.5Penggarapan Musik Rahwana

Dalam pertunjukan teater yang berjudul rahwana, musik di garap dan di

aransemen oleh pemain musik yang dipimpin oleh Kent Sihombing. Dalam

pengerjaannya pemusik mendapat arahan dari sutradara untuk memainkan musik.

Tetapi ada kalanya pemusik diminta untuk berimajinasi dalam mengaransemen musik

dan disesuaikan dengan lakon dan adegan-adegan dalam pertunjukan itu. Karnanya

pemusik teater juga harus memahami alur cerita dalam pertunjukan secara

keseluruhan.

Agar lebuh mudah untuk memahami peran musik dalam teater, penulis

(54)

pengiring, (3) Musik Suasana, (4) Musik Penutup. Setiap bagain musik memiliki

peran dan fungsi yang berbeda satu sama lain.

4.5.1 Musik Pembuka

Dalam pertunjukan teater yang berjudul rahwana, musik pembuka pada

babak pertama berdurasi 2.30 Menit, instrument yang digunakan adalah gitar, bass,

simbal, senar drum, djimbe, botol yang berisi air, maracas, dan didjeredoo.

Musik juga dimainkan pada awal babak ke dua, namun musik pembuka

dalam babak kedua bisa juga disebut sebagai musik suasana karena musik

dimainkan untuk mengiringi pertempuran yang sedang berlangsung antara pasukan

rahwana dan pasukan rama. Musik pembuka ini dimainkan dengan menggunakan

instrument berupa botol, besi, simbal dan dimainkan dengan pola free meter

dengan durasi 1 menit.

4.5.2 Musik Pengiring

Ada banyak musik pengiring yang dapat dilihat dan didengar langsung

dalam pertunjukan rahwana. Permainan melodi gitar yang lembut pada adegan

dimana rama dan sinta sedang bebincang di halaman kerajaan (babak 1 adegan 1).

Melodi yang dimainkan berperan untuk mengiringi adegan 1, melodi dimainkan

dengan volume lebih kecil dari dialog rama dan sinta agar musik yang dimainkan

tidak menutup dialog yang diperankan. Melodi gitar yang dimainkan dalam

(55)

Musik pengiring juga dapat dilihat dengan jelas pada Babak pertama

adegan empat dimana sinta keluar untuk beristirahat atas perintah rahwana dan

babak 1 adegan 5 dimana rahwana bersemedi sambil bernyanyi.

4.5.3 Musik Suasana

Musik suasana berperan untuk menegaskan suasana dalam adegan-adegan.

Dalam pertunjukan teater rahwana, kita dapat melihat langsung dimana musik

berperan untuk menegaskan suasan. Pada babak 1 adegan 2 musik dimainkan

untuk mengiringi adegan ketika sinta kesurupan oleh guru Rahwana dengan durasi

1 menit. Musik juga dimainkan saat proses sinta sadar dari kesurupannya dengan

durasi 37 detik.

Diakhir adegan ke 3 babak pertama musik juga dimainkan untuk

mengiringi suasana sedih ketika hanuman pergi meninggalkan shinta atas perintah

rahwana. Musik yang dimainkan berupa melogi gitar dengan volume rendah dan

dengan durasi 1 menit.

4.5.4 Musik Penutup

Musik penutup merupakan musik yang dimainkan untuk mengiringi akhir

dari cerita sampai cerita selesai. Musik penutup juga dimainkan hingga panggung

ditutup dan para aktor dan aktris keluar dari panggung. Musik penutup juga

(56)

4.6 Transkripsi dan Analisa

(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)

BAB V

PENUTUP

Bagian ini merupakan tahap akhir dari tulisan ini. Pada bagian ini, penulis

akan mengambil kesimpulan dari setiap bab secara garis besar. Selain kesimpulan,

penulis akan menyertakan saran-saran yang dapat menjadi masukan dan juga saran

terhadap apa saja yang belum dikerjakan untuk kepentingan penelitian-penelitian

selanjutnya.

5.1Kesimpulan

Seni pertunjukan teater adalah karya seni yang mencakup banyak unsur seni

didalamnya. Seperti, seni sastra, seni tari, seni musik, seni lukis, seni peran

(keaktoran), tata cahaya, tata busana. Karena itulah seni pertunjukan teater dianggap

sebagai seni yang bersifat kompleks dan rumit.

Dalam pertunjukan teater, semua unsur seni memiliki kedudukan

masing-masing. Seperti musik yang mampu menegaskan suasana dalam adegan teater, seni

sastra yang mampu merangkai kata menjadi sebuah naskah teater, dan seni dekorasi

yang mampu menjadikan panging menjadi seperti lokasi yang sebenarnya.

Dalam pertunjukan teater, musik memiliki peran yang penting karena itu

musik selalu digunakan dalam setiap pertunjukan teater. Musik mampu

menciptakan suasana sedih menjadi lebih sedih, atau mengiringi adegan dalam

(72)

Jadi, penulis mengambil kesimpulan bahwa teater tidak akan menjadi

pertunjukan yang utuh tanpa ada unsur seni lain yang menjadi pendukungnya,

khusunya musik. Oleh karena itu, semua unsur seni yang terkandung dalam seni

pertunjukan teater memiliki kedudukan yang sama.

5.2 Saran

Melihat kondisi perkembangan teater saat ini, penulis berharap agar para

penggiat teater tidak mengutamakan naskah dan seni peran (keaktoran) dalam

mempersiapkan sebuah pertunjukan teater, karena ada unsur seni pendukung yang

lain yang memiliki kedudukan yang sama dalam pertunjukan teater.

Penulis sadar bahwa apa yang dipapakarkan dalam tulisan ini belum cukup

untuk menjelaskan semua hal dan permasalahan yang ada dalam seni pertunjukan

teater. Penulis berharap adanya peneliti-peneliti selanjutnya yang dapat meneliti

berbagai aspek dalam pertunjukan teater.

Selain itu, penulis juga mengharapkan kritikan dan saran pembaca yang

bersifat membangun yang dapat penulis jadikan bahan perbaikan tulisan ini dan

(73)

DAFTAR PUSTAKA

Arini, Sri Hermawati Dwi dkk,

2008, Seni Budaya Jilid 2 untuk SMK, Jakarta : Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional, h. 236 – 239.

A.r. Qomar

2004 Sepintas Drama dan Pementasannya

Handari dan Mimi Martini

1994 Penelitian Terapan. Yogyakarta, Gajah Mada University Press

Koentjaraningrat

1990 Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta, PT Rineka Cipta.

1982 Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta, Djambatan

Malm, William P

1977 Music Cultures of The Pacific Music The Near East and Asia. New

(74)

Marco De Marinis,

1990 From Ritual to Theatre.

Mauricio Kagel,

1982 On the Artist's self-understanding and tasks, New Music

Articles 1, NMA Publications.

Merriam, Alan P.

1964 The Anthropology of Music. Chicago, Northwestern University

Press

Murgiato

1995 Kajian Keilmuan Seni, jakarta

Nettl, Bruno

1964 Theory and Method in Etnomusicology. New York, The Free Press

Qureshi, Regina B.

1986 Sufi, Music of Indian and Pakistan. England, Cambridge University

Press

Richard Vella,

1990 Music and Representation, New Music Articles 8 NMA

Publications.

(75)

1975 The New Music, Oxford University Press

Richard Vella,

1990 Music/theatre as a Theatre of Ideas, New Music Articles 8,

NMA Publications.

Sedyawati, Edi

1986 Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta,

Direktorat Kesenian

Sinar Luckman T.

1996 Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Malayu. Medan, Perwira

Sudarsono

1972 Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta, ASTI

Yogyakarta

Suhartono, Irawan

1995 Metode Penelitian Sosial. Bandung, Remaja Rosdak

Internet

(76)

http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/155/hubptain-gdl-mohasroful-7712-3-babii.pdf

http://www.artikata.com/arti-364697-penggunaan.html defenisi Penggunaan

http://www.artikata.com/arti-344636-peran.html Defenisi Peran

DAFTAR FOTO

(77)

Keterangan Gambar 1 :

Gambar di atas adalah adegan satu pada babak satu.

Adegan diatas adalah adegan pembuka yang diiringi Musik sebagai musik pembuka.

Gambar 2

Keterangan gambar 2 :

Gambar diatas adalah adegan ketika Shinta ingin Rahwan membawanya lari.

(78)

Gambar 3

Keterangan gambar 3 :

Gambar diatas adalah adegan dimana Shinta kerasukan arwah Guru Rahwana yang

diperankan oleh dalang.

Adegan ini di iringi musik yang disebut musik suasana untuk membuat suasana seolah

(79)

Gambar 4

Keterangan Gambar 4 :

Gambar diatas adalah adegan Shinta pulih dari kerasukan arwah guru Rahwana.

Gambar

Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

2.1.3 Ruang-Ruang Dalam Gedung Pertunjukan Musik Ruang pada gedung pertunjukan musik antara lain:..

Manfaat yang diharapkan dalam karya pertunjukan teater yang berpijak dari fenomena kecantikan ialah dapat mengedukasi penonton yang menyaksikan pertunjukan tersebut tentang

Dalam pertunjukan “Pray For Sabai” yang berbentuk teater kreasi berbasis tradisional Minang ( Randai ) dalam aspet efek keterasingan Brecht , dimana tokoh Sabai menjadi

Peralihan para aktor berakting sambil bernyanyi dalam pertunjukan musik teatrikal IBU menjadi kajian penelitian, perlakuan sutradara tidak jauh berbeda dengan penggarapan

Dalam rangka penelitian terhadap struktur pertunjukan dan struktur musik pada teater Ketoprak Dor pada masyarakat Jawa di Sumatera Utara, maka metode penelitian yang

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu, bagaimana pelindungan hukum atas hak cipta naskah teater yang diadaptasi oleh sutradara dalam pertunjukan

Program kegiatan pada Gedung Pergelaran Seni Pertunjukan Tradsioanl adalah penampilan karya seni pertunjukan, yang meliputi Seni Tari, Seni Musik dan Teater. Corak yang

PERUBAHAN DAN KELANJUTAN MUSIK DALAM PERKAWINAN ADAT SIMALUNGUN DI DESA SONDI RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN Skripsi Sarjana Dikerjakan o l e h DIATEITUPA SIPAYUNG