PERAN DAN PENGGUNAAN MUSIK DALAM PERTUNJUKAN TEATER ‘O’ YANG BERJUDUL RAHWANA
SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O
L E H
NAMA : ZAINI ELHUDAYA NIM : 050707011
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERAN DAN PENGGUNAAN MUSIK DALAM PERTUNJUKAN TEATER ‘O’ YANG BERJUDUL RAHWANA
SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O
L E H
NAMA : ZAINI ELHUDAYA NIM : 050707011
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Drs. Kumalo Tarigan, M.A Arifni Netrirosa, SST., M.A NIP.195812131986011002 NIP.196502191994032002
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjasa Seni bidang Etnomusikologi
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Disetujui Oleh:
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Medan
Program Studi Etnomusikologi
Ketua Program Studi,
PENGESAHAN
Di terima Oleh
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Seni Dalam Bidang Etnomusikologi Pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
Medan
Tanggal : Hari :
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan,
DRs.
Panitia Ujian
No Nama Tanda Tangan
1. ………. (………..)
2. ………. (………..)
3. ………. (………)
4. ………. (………)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini berjudul “Peran dan Penggunaan Musik dalam Pementasan Teater ‘O’
yang Berjudul Rahwana”, yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini sangat sederhana dan masih jauh dari
sempurna, baik dari isi maupun uraiannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
akan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan masukan-masukan berupa saran dan kritik yang membangun dari
pembaca bagi usaha-usaha perbaikan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan inilah, penulis ingin mengucapkan terima kasih,
penghargaan dan penghormatan kepada :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara yang telah memberi kesempatan bagi kami untuk mengikuti
perkuliahan pada program Ekstensi-S1 Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D, sebagai Ketua Departemen
3. Bapak Drs. Kumalo Tarigan, M.A, selaku Pembimbing I, yang telah sedemikian
besar memberikan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dan pengarahan
dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
4. Ibu Arifni Netrirosa, SST., M.A, selaku pembimbing II, yang dengan tulus ikhlas
telah membimbing, memeriksa dan memberikan saran-saran dalam rangka
perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.
5. Kepada Keluargaku tercinta, khususnya kepada kedua orang tuaku, Ayahanda dan
Ibunda, buat adik – adik perempuanku Layla dan Melina, yang telah membantu
memberikan dukungan baik moril maupun materil dan selalu mendoakan sampai
penulis dapat menyelesaikan studinya dan dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Buat si Injola, terima kasih karena selalu menyemangati dan Murdep yang
menuangkan ilmunya, Ivan yang suka mengingatkan, dan Panjol yang suka
menyediakan logistik.
7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu disini, yang
telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat tersusun seperti apa adanya.
Akhir kata, penulis mengucapkan Puji Syukur kepada Allah SWT, semoga
kita senantiasa mendapat berkat-Nya. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri dan mereka yang membacanya.
Medan,
Penulis
DAFTAR ISI
1.2 Alasan Pemilihan Judul ...3
1.3 Pokok Permasalahan ...5
1.3.1 Konsep ...5
1.3.2 Pendekatan Ilmiah dan Teori...6
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...9
1.4.1 Tujuan Penelitian ...9
1.4.2 Manfaat Penelitian ...9
1.5 Metode Penelitian...10
1.5.1 Studi Kepustakaan ...10
1.5.2 Studi Lapangan ...10
1.5.2.1 Wawancara ...11
1.5.2.2 Lokasi Penelitian ...12
1.5.3 Keja Laboratorium ...13
BAB II SENI PERTUNJUKAN TEATER SECARA UMUM ...14
2.1.1 Struktur Organisasi Teater ...16
2.1.2 Naskah dan Skenario ...17
2.1.3 Struktur dalam Pertunjukan Teater ...17
2.1.3.1 Pembukaan ...17
2.1.6 Dekorasi dan Panggung ...21
2.1.6.1 Dekorasi ...21
2.1.6.2 Panggung ...22
2.1.7 Property ...22
2.1.8 Penonton...23
2.2 Jenis Teater ...23
2.2.1 Teater Tradisional ...23
2.2.2 Teater Modern ...24
2.3 Aliran teater ...24
BAB III PEMENTASAN TEATER YANG BERJUDUL
“RAHWANA” OLEH TEATER ‘O’ ...28
3.1 Naskah Rahwana ...28
3.2 Manajemen Pementasan Teater ‘O’ ...30
3.2.1 Susunan Kepanitiaan Teatert ‘O’ dalam Pementasan Rahwana ...32
3.2.2 Struktur Kepengurusan Teater ‘O’ Periode Tahun 2011-2013 ...34
3.3 Pembagian Musik dalam Pertunjukan Rahwana...37
3.3.1 Musik Pembuka ...38
3.3.2 Musik Pengiring ...38
3.3.3 Musik Suasana ...38
3.3.4 Musik Penutup ...39
BAB IV PENGGARAPAN MUSIK TEATER YANG BERJUDUL RAHWANA ...40
4.1 Penggarapan Musik dalam Teater ...40
4.1.1 Pengertian Musik Pembuka...40
4.1.2 Pengertian Musik Pengiring ...41
4.1.3 Pengertian Musik Suasana ...41
4.1.4 Pengertian Musik Penutup ...41
4.2 Sarat Arranger Musik/Pemusik Teater ...41
4.4 Tata Sound dalm Pementasan Teater ...43
4.5 Penggarapan Musik Rahwana ...43
4.5.1 Musik Pembuka ...44
4.5.2 Musik Pengiring ...44
4.5.3 Musik Suasana ...45
4.5.4 Musik Penutup ...45
4.6 Transkripsi dan Analisa ...46
4.6.1 Musik Pembuka ...46
4.6.2 Musik Pengiring Babak Pertama ...47
4.6.3 Musik Pengiring Babak kedua ...52
4.6.4 Musik Suasana ...57
4.6.5 Musik Penutup ...60
BAB V PENUTUP ...61
5.1 Kesimpulan ...61
5.2 Saran ...62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR FOTO ...63
NASKAH ...72
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Ada berbagai macam cabang karya seni. Diantaranya karya seni sastra, seni
musik, seni tari, seni drama, dan seni pahat/ukir. Seni sebagai sebuah karya yang
diciptakan manusia yang dapat menghasilkan rasa indah bagi penikmatnya. Seni
dapat berubah bentuk serta dapat saling berkaitan antara yang satu dengan yang
lainnya.
Menurut Murgianto (1995), kajian-kajian keilmuan mengenai seni terbagi
kedalam rumpun-rumpun seni, diantaranya : (a). Seni pertunjukan, yang di
dalamnya terdiri lagi dari percabangan seni musik, tarian, dan teater. (b). Seni
visual atau seni tampak, yang terdiri dari seni murmi, seni patung, kerajinan atau
kriya, seni lukis, desain grafis, desain interior dan eksterior, reklame, dan lain-lain.
(c). Seni media rekam, yang terdiri dari televisi, radio, komputer, internet, dan
lain-lain.1
Sebagai sebuah seni pertunjukan teater merupakan kegiatan kesenian yang
dipentaskan bebas dan tidak terikat dengan adanya naskah atau tidak adanya
naskah. Teater tidak sama dengan drama karena drama yang mengangkat naskah
secara utuh. (Sepintas Drama dan Pementasannya oleh A.R.Qamar).22
1
Lihat Murgianto, Kajian Keilmuan Seni, Jakarta 1995
2
Kata teater berasal dari bahsa Yunani purba yaitu Theatron yang artinya
Gelanggang. Gelanggang dimana diadakan pertunjukan. Teater tumbuh dan
berkembang hingga sekarang sejak ribuan tahun silam, dan dengan sendirinya
berbeda pula pada setiap zaman dan demikian pula aliran terater tersebut.
Seni pertunjukan teater merupakan seni yang bersifat kolektif, kompleks,
dan rumit. Dalam teater terdapat berbagai macam unsur seni, seperti seni sastra,
seni tari, seni musik, seni lukis, seni peran (keaktoran), tata cahaya, tata busana.
Karena itu lah mengapa teater dianggap sebagai seni yang bersifat kompleks dan
rumit.
Dalam pertunjukan teater, musik (tata musik) merupakan salah satu unsur
yang menjadikan teater itu sebagai karya seni yang kompleks dan kolektif atau fine
art. Musik merupakan bagian pendukung dari teater yang melengkapi dan sangat
bermanfaat. Tanpa adanya musik, sebuah pementasan teater tetap akan berjalan
tetapi tidak maksimal. Musik berperan sebagai pendukung suasana dan menegaskan
lakon. Musik bertujuan menciptakan efek suara yang melengkapi sebuah adegan
dalam naskah, seperti suara burung, suara hujan, halilintar, irama lucu, irama sedih,
irama riang, dll.
Dalam pementasan teater O, penggarapan musik selalu menggunakan
peralatan musik yang seadanya seperti gitar, keyboard, simbal, senar drum, djimbe,
dan alat perkusi lain yang mudah di dapat.
Penggarapan musik teater O juga sangat sederhana dan selalu dikemas
dengan konsep yang disesuaikan dengan naskah yang telah diterima pemain musik.
musik dan lima orang personil atau lebih, tergantung berapa banyak alat musik yang
digunakan.
Setiap pemain musik yang terlibat dalam penggarapan musik teater O selalu
bebas untuk menumpahkan idenya dalam penggarapan, dan menerima saran dan
arahan dari sutradara.
1.2Alasan Pemilihan Judul
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan pengamatan tentang musik
teater karena; Pertama, kurangnya referensi ilmiah tentang musik teater sehingga
penulis ingin melakukan kajian ilmiah sebagai referensi agar dapat digunakan untuk
kebutuhan pendidikan seni di Indonesia khusunya seni pertunjukan teater. Kedua,
penulis tertarik untuk melihat apa peran musik dan bagaimana penggunaan musik
dalam sebuah pementasan teater. Ketiga, sebagai persyaratan untuk mencapai strata
satu (sarjana).
Oleh karena itu penulis berniat menyusun skripsi dengan judul “PERAN
DAN PENGGUNAAN MUSIK DALAM PERTUNJUKAN TEATER ‘O’
YANG BERJUDUL RAHWANA
Karya ilmiah ini akan menjelaskan apa peran musik dalam pertunjukan
teater dan bagaimana penggunaan musik tersebut dalam pertunjukan teater dengan
Teater ‘O’ Universitas Sumatera Utara sebagai sampel dalam melakukan penelitian.
Penulis memilih judul Rahwana karena naskah Rahwana adalah naskah
yang dipentaskan teater O dalam festival teater yang diadakan oleh Dewan Kesnian
Rahwana dalam pementasan ini tidak sama dengan rahwana dalam cerita
Ramayana dimana Rahwana digambarkan sebagai dewa dengan sepuluh kepala,
menunjukkan bahwa ia memiliki pengetahuan dalam Weda dan sastra. Karena
punya sepuluh kepala ia diberi nama "Dasamukha" (bermuka sepuluh), "Dasagriva"
(berleher sepuluh) dan "Dasakanta" ( berkerongkongan sepuluh). Ia juga memiliki
dua puluh tangan, menunjukkan kesombongan dan kemauan yang tak terbatas. Ia
juga dikatakan sebagai ksatria besar.
Tokoh Rahwana dalam pementasan ini merupakan sosok manusia yang
tampan, baik hati, romantis, dan mencintai Shinta meski Rahwana tahu kalau takdir
tidak akan menyatukan cinta Rahwan dan Shinta. Karena shinta sudah ditakdirkan
menjadi milik Rama.
Dalam cerita Rahwana oleh teater ‘O’ ini, Shinta tidak benar-benar di culik
oleh Rahwana, melainkan Shinta yang meminta agar Rahwana membawa Shinta
lari dan menjadikannya permai suri.
Menurut Yusrianto Nasution selaku sutradara naskah Rahwana yang
dipentaskan teater ‘O’ berbeda dengan cerita Rahwana dalam kisah ramayana
karena cerita ramayana adalah dongeng yang tidak diketahui benar atau tisaknya
kejadian tersebut.3
Penulis juga memilih beberapa informan kunci yang menjadi nara sumber
yaitu Yusrianto Nasution sebagai Sutradara, Kent Sihombing sebagai pimpinan
penggarapan musik. Rudolf Sitorus Bembeng Sunset yang sering menggarap musik
3
dalam pementasan Teater O dan aktor-aktor yang terlibat dalam pementasan
Rahwana ini.
Penulis mengangkat teater ‘O’ karena teater ‘O’ merupakan salah satu teater
kampus yang masih eksis sejak berdirinya tahun 1991 hingga sekarang. Teater ‘O’
juga sudah menerbitkan buku yang berjudul ‘Raja Tebalek’ yang berisi lebih dari
tiga puluh kumpulan naskah yang sudah di pentaskan oleh teater ‘O’.
1.3Pokok Permasalahan
Penulis berpendapat bahwa musik sebagai hasil ciptaan sangat erat
kaitannya dengan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki
kebudayaan. Musik juga memiliki peranan dan kedudukan serta fungsi dalam
kebudayaan maupun aspek lainnya termasuk teater.
Penulis juga membatasi kajian yang menjadi pokok permasalahan dalam
tulisan ini. Pertama, bagaimana kedudukan musik dalam sebuah pertunjukan teater.
Kedua, bagaimana musik digunakan dalam sebuah pertunjukan teater, khusunya
pertunnjukan oleh teater ‘O’.
1.3.1 Konsep
Berdasarkan judul tulisan ini, penulis mendefenisikan peran musik dan
penggunaan musik sebagai acuan dan konsep dasar dalam melakukan penelitian
dan pengamatan dalam pertunjukan teater.
Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti
pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, perangkat
Jadi istilah peran musik berarti musik memiliki kedudukan yang jelas ketika
musik tersebut di aplikasikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penggunaan berarti proses, cara,
perbuatan menggunakan sesuatu, pemakaian. Jika dikaitkan dengan musik,
penggunaan musik berarti bagaimana menggunakan musik dalam sebuah
konteks.
Jadi peran dan penggunaan musik dalam dalam pertunjukan teater
berarti bagaimana kedudukan musik dalam pertunjukan teater dan bagaimana
pula musik tersebut digunakan.
Berdasarkan defenisi diatas, penulis melakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana kedudukan musik dalam pertunjukan teater dan
bagaimana musik tersebut digunakan dalam pertunjukan teater.
Penulis melakukan penelitian dengan meneliti dokumentasi hasil
pementasan teater O yang berjudul Rahwana berupa video pementasan, naskah
dan mewawancarai sutradara, penggarap musik dan aktor-aktor dalam
pementasan tersebut.
1.3.2 Pendekatan Ilmiah dan Teori
Ilmu pengetahuan adalah satu disiplin ilmu yang mempunyai tahap-tahap
dan prosedur tertentu yang sering disebut denganpendekatan ilmiah, diantaranya :4
a. Rasionalisme
4
b. Empirisme
c. Determinisme
d. Hipotesis dan Pembuktian
e. Asumsi atau pendapat
f. Pengamatan
g. Penelitian
Teori memiliki peran penting dalam pendekatan ilmiah. Ilmuan dibekali
teori sebagai acuan dasar bagaimana mencari dan mengolah data sehingga didapati
hasil yang absah dan akurat. Menurut March Mark ada 7 pengertian teori :5
a. Teori adalah sebuah rancangan dan sistimpikiran
b. Prinsip atau penerapan ilmu pengetahuan
c. Abstrak dan gambaran umum
d. Rangkaian hipotesis untukmenangani berbagai fenomena
e. Hipotesis yang mengarahkan seseorang
f. Dalam matematika adalah theorem yang menghasilkanpandangan sistematik
dari berbagai subjek
g. Ilmu pengetahuan tentang komposisi musik
Teori yang penulis gunakan dalam mengkaji seni pertunjukan adalah
pendekatan semiotika dalam usaha untuk memahami bagaimana makna diciptakan
5
dan dikomunikasikan melalui sistim symbol yang membangun sebuah peristiwa
seni.
Pendekatan ini biasanya digunakan dalam mengkaji teater, musik dan
pertunjukan seni rupa, diambil dari berbagai disiplin dan dikembangkan sendiri.
Bahasa dilihat sebagai system yang membuat lambing bahasa itu terdiri dari imaji
bunyi atau sound image, yang berhubungan dengahn konsep, dan setiap bahasa
mempunyai lambing bunyi tersendiri. Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini adala
Ferdinand Sawsure dan Charles Sondus Pierce sebagai bapak semiotika.
Dalam bukunya The Antropologi of Musik (1964 :45-48) Alan P Merriam
menegaskan tentang enam objek studi Etnomusikologi, yaitu: (1) instrumen, (2)
teks dan lagu, (3) asal-usul dan klasifikasi musik, (4) peranan dan kedudukan
pemain musik, (5) fungsi musik terhadap aspek lainnya, (6) musik sebagai hasil
dari ciptaan.6
Menurut Qureshi (1988:135-136) menyatakan bahwa analisis proses
pertunjukan yang mana dalam proses pertunjukan aspek yang mendasar terdiri dari
ketegasan perilaku dari semua partisipan, musisi, dan penonton, yang semua
bersama-sama berinteraksi dalam pertunjukan.
Dari ke enam objek diatas, penulis hanya menggunakan 4 onjek studi
didalam penelitian ini yaitu kajian tentang instrumen, peran dan kedudukan
pemain musik, fungsi musik terhadap aspek lainnya, dan musik sebagai hasil
ciptaan.
7
6
LIhat Alan P. Merriam, The Antropology Of Musiks (1964 : 45-48) 7
Teori menurut Hilton Siger (dalam MSPI, 1996:164-165) juga menjelaskan
bahwa pertunjukan selalu memiliki: (1) waktu pertunjukan yang terbatas, (2) awal
dan akhir, (3) acara kegiatan yang terorganisir, (4) sekelompok pemain, (5)
sekelompok penonton, (6) tempat pertunjukan dan, (7) kesempatan untuk
mempertunjukannya.8
1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penulis adalah :
1. Melihat bagaimana musik digunakan dalam pertunjukan teater.
2. Melihat sejauh mana musik berperan dalam pertunjukan teater dan
bagaimana pertunjukan teater tanpa ada iringan musik.
3. Untuk menganalisa musik dalam pertunjukan teater.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat tulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa fungsi musik dalam sebuah pementasan teater
sehingga sehingga menjadi sebuah seni pertunjukan yang kolektif dan
kompleks.
2. Untuk mengetahui peran musik dalam sebuah pementasan teater.
8
1.5Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian penulis mengacu pada pendapat Nettl
(1964:62) yang mengatakan ada dua hal yang esensial untuk melakukan aktivitas
penelitian dalam disiplin etnomusikologi, yaitu kerja lapangan (field work) dan
kerja laboratorium (desk work). Penulis juga melakukan penelitian dokumentasi
berupa video dan naskah serta hasil dokumentasi pementasan Rahwana.9
1.5.1 Studi Kepustakaan
Untuk mencari informasi yang berhubungan dan mendukung dalam
tulisan ini serta dapat dijadikan sebagai landasan dalam penelitian, penulis
melakukan studi kepustakaan. Ini dilakukan untuk menemukan literatur atau
sumber bacaan yang berguna untuk melengkapi hal-hal yang dibutuhkan dalam
melakukan penelitian lapangan. Sumber bacaan dapat berupa hasil penelitian
yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain, misalnya majalah, koran, buku,
skripsi sarjana, dan lain-lain.
1.5.2 Kerja Lapangan
Dalam kerja lapangan penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, yaitu sebuah metodologi penelitian yang
mencakup pandangan-pandangan falsafi mengenai displin inquiry dan mengenai
realitas obyek studi dalam ilmu-ilmu sosial dan tingkah laku (Sanapiah, 1990:1).
10
9
Lihat Bruno Netl, Theory and Method in Etnomusikology. New York, The Free Press, 1964
10
Penggunaan metode kualitatif di dalam penelitian kasus dan lapangan
sangat tepat untuk menganalisa permasalahan dalam penelitian ini. Karena lokasi
penelitian adalah lokasi latihan dalam mempersiapkan pertunjukan teater,
sehingga penulis dapat melihat secara langsung penciptaan sebuah pertunjukan
teater sebagai karya seni yang kompleks.
Penelitian kualitatif yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring
data/informan yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi
aspek/bidang kehidupan tertentu pada objeknya. Penelitian ini tidak
mempersoalkan sampel dan populasi sebagaimana dalam penelitian kuantitatif
(Hadari dan Mimi Martini 1994:176).11
Penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung di tempat
latihan. Dimulai dari latihan rutin hingga pertunjukan selesai dipentaskan.
Mengumpulkan data, baik dari hasil wawancara dengan seniman-seniman teater
yang pernah menggarap musik teater di kota medan. Khususnya penggarap
musik dalam setiap pementasan teater ‘O’.
1.5.2.1Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara atau
peneliti kepada narasumber, jawaban responden atau nara sumber akan
11
dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder) (Soehartono,
1995:67).12
Ada dua metode wawancara yang digunakan penulis yaitu : Pertama
wawancara terfokus yang artinya wawancara yang difokuskan hanya kepada
penggarap atau piñata musik dalam pertunjukan teater dan sutradara sebagai
nara sumber inti.
Kedua, wawancara bebas yang artinya wawancara yang dilakukan
bebas dengan setiap seniman teater baik itu sutradara, pimpinan produksi,
aktor dan aktris dan setiap orang yang berkecimpung di dunia teater.
Penulis terlebih dahulu menetapkan informan kunci yang dapat
memberikan informasi yang mendukung tulisan, sebelum melakukan
wawancara. Penulis tidak terfokus pada satu informan saja tetapi juga
mencari informan lain yang berkecimpung di dunia teater.
1.5.2.2Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang ditetapkan penulis adalah Jl. Universitas No
19 gedung pagelaran Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan karena beberapa faktor seperti :
1. Gedung Pagelaran Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
merupakan sekretariat Teater ‘O’.
2. Fakultas Ilmu budaya Universitas Sumatera Utara adalah lokasi latihan
teater ‘O’ dalam mempersiapkan pertunjukan teater.
12
3. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara adalah tempat
berkumpulnya anggota dan keluarga besar Teater ‘O’, karena hampir
keseluruhan anggota teater ‘O’ adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
1.5.3 Kerja Laboratorium
Pada tahap akhir penulis melakukan kerja laboratorium, yaitu tahap
pengolahan data yang telah dikumpulkan dari hasil wawancara, buku, majalah
maupun internet dan dirangkum untuk menjawab pokok permasalahan dalam
tulisan ini.
Dalam kerja laboratorium penulis melakukan penelitian dengan
mengamati video, naskah, dan hasil wawancara dari informan kunci dan
BAB II
SENI PERTUNJUKAN TEATER SECARA UMUM
2.1Teater Sebagai Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau
kelompok di tempat dan waktu tertentu biasanya melibatkan empat unsur: waktu,
ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Seni pertunjukan
biasanya identik dengan kegiatan kegiatan seni seperti; teater, musik, tari, dan sirkus.
Seni pertunjukan teater merupakan seni yang bersifat kolektif, kompleks, dan
rumit. Dalam teater terdapat berbagai macam unsur seni, seperti seni sastra, seni tari,
seni musik, seni lukis, seni peran (keaktoran), tata cahaya, tata busana. Itu lah
mengapa teater dianggap sebagai seni yang bersifat kompleks dan rumit, karena teater
melibatkan banyak individu dan kelompok. Seni Pertunjukan teater juga melibatkan
banyak unsur seni didalamnya.
Proses dalam pertunjukan Teater merupakan sebuah proses organisasi (bentuk
kerja kolektif; dimana segala macam orang dengan segala macam fungsinya
tergabung dalam suatu koordinasi yang rapih,dan juga mencakup juga pengertian
sampai batas-batas yang sentimentil), seperti hal nya diri manusia itu sendiri, atau
layaknya seperti sebuah negara. Keberhasilan suatu pertunjukan Teater dapat juga
sebagai keberhasilan suatu seni organisasi; baik organisasi penyelenggaraannya
(Panitia Produksi) maupun segi seni-seninya (Penyutradaraan, Penataan set,
Berikut ini contoh Elemen dari sebuah Group Teater dalam mengadakan
Setiap Elemen memiliki tugas sendiri-sendiri dan sudah seharusnya untuk
urusan pendanaan, ia harus memikirkan seberapa besar dana yang dibutuhkan? Dari
mana dana itu didapatkan. Begitupula seorang Sutradara yang bertanggung jawab atas
pola permainan panggung; (akting pemain, cahaya, bunyi-bunyian, set, property dan
lain-lain).
2.1.1 Stuktur Organisasi Teater O
Teater ‘O’ adalah sebuah organisasi teater yang hampir keseluruhan
anggotanya adalah mahsiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Teater ‘O’ memiliki struktur kepengurusan organisasi untuk menjalankan agenda
berkesenian organisasi secara berkelanjutan. Kepengurusan dipilih melalui
musyawarah besar oleh seluruh anggota dan keluarga besar teater ‘O’ untuk satu
priode selama dua tahun, dan hanya mahasiswa aktif yang dapat menawarkan diri
ataupun dipilih untuk masuk kedalam struktur keperngurusan organisasi Teater
‘O’. Struktur keperngurusan inti teater ‘O’ terdiri dari :13
1. Ketua Umum, adalah pimpinan dalam menjalankan agenda-agenda kegiatan
organisasi sehari-hari selama satu priode dan tidak dapat dipilih lagi dalam
priode berikutnya.
2. Sekretaris, adalah orang yang membantu ketua umum dalam menjalankan
tugas khusunya bagian administrasi atau surat menyurat.
3. Bendahara, adalah orang yang dipercaya untuk menyimpan dan mengeluarkan
anggaran untuk keperluan organisasi.
4. Divisi-divisi yang diangkat oleh pengurus inti untuk menjalankan visi dan misi
organisasi dalam satu priode.
13
2.1.2 Naskah dan Skenario
Naskah adalah catatan yang berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog
yang diucapkan actor dalam lakon. Naskah drama yang isinya lengkap menjelaskan
keadaan, properti atau perlengkapan, nama tokoh serta karakter tokoh tersebut,
petunjuk akting dan lainya yang merupakan petunjuk disebut skenario.
Naskah dan skenario merupakan sebuah petunjuk bagi sutradara agar
penyajian lakon lebih realistis. Bagi aktor, naskah merupakan panduan dalam untuk
memahami tokoh dan karakter dalam lakon yang diperankannya.
2.1.3 Struktur Dalam Pertunjukan Teater
Struktur dalam pertunjukan teater atau bagaimana membangun sebuah
pertunjukan teater dari awal hingga selesai. Ada beberapa tahap dan
tingkatan-tingkatan yang harus dibangun. Yaitu, pembukaan, pembentukan, konflik, krisis,
klimaks, dan penyelesaian.
2.1.3.1Pembukaan
Sebuah pertunjukan teater tentu dimulai dengan pembukaan. Meski
sebuah pembukaan, apa yang terjadi pada pembukaan baru dapat dinilai pada
akhir cerita dan akan terasa kembali mengapa pembukaan itu demikian, yang
pada mulanya tidak disadari arti pembukaan tersebut.
Pada pembukaan juga dirasakan kembali bagian-bagian lainnya yang
juga mengambil sedikit dari pembukaan. Tokoh serta perwatakan masih belum
2.1.3.2 Pembentukan
Yang dimaksud dengan pembentukan adalah telah terjadi pembentukan
perwatakan yang lebih jelas dari peranan atau tokoh-tokohnya. Demikian juga
dengan permasalahannya, muncul lebih jelas akibat perbedaan perwatakan
dalam menghadapi permasalahan tersebut. Tentu dengan sendirinya
berkembang menuju kearah akan terjadinya konflik.
2.1.3.3Konflik
Tanpa konflik sebuah pertunjukan teater tidak akan menarik.
Pengertian konflik punya pengertian luas. Bukan hanya bentuk pisik saja.
Tetapi yang lebih menarik konflik batin. Konflik ini terus berkembang dan
meninggkat menuju kea rah krisis.
2.1.3.4Krisis
Krisis menimbulkan ketegangan yang mengakibatkan ada yang
menang dan yang kalah. Bisa saja kalah tetapi perjuangan dan cita-citanya
memperoleh kemenangan. Ini dalam memperjuangkan kejujuran dan
kebenaran serta keadilan dalam melawan kebatilan, keserakahan dan
sebagainya.
Pada krisis ini akan member gambaran bagaimana klimaks yang akan
terjadi dan inilah yang ditunggu oleh penonton.
2.1.3.5Klimaks
Klimaks merupakan puncak tertinggi dari struktur pertunjukan teater.
Keputusan terakhir dari krisis yang sangat menentukan dan menegangkan.
antagonis akan kalah dengan protagonist, tetapi bagaimana bentuk
kekalahannya tidak bisa diduga.
2.1.3.6Penyelesaian
Bahagimana terjadinya penyelesaian sebaiknya tidak terduga. Jika telah
diketahui sebelum penyelesaian itu terjadi, tidak aka nada kesan bagi penonton
untuk dibawa pulang.
Adapun struktur dan tahapan-tahapan diatas berfungsi untuk menjaga
alur cerita tetap teratur dan jelas sehingga penonton dapat mengetahui tujuan
dan makna yang ingin disampaikan dalam pertunjukan tersebut.
2.1.4 Aktor dan Akting
Pemain adalah orang yang memerankan tokoh tertentu dalam teater, film,
maupun sinetron yang biasa disebut aktor. Ada macam-macam peran yang dilakoni
aktor dalam teater,film maupun sinetron:
a. Peran utama yaitu, peran yang menjadi pusat perhatian penonton.
b. Peran pembamtu yaitu, peran yang tidak menjadi pusat perhatian.
c. Peran tambahan atau figuran yaitu, peran yang diciptakan untuk memperkuat
suasana.
Pemain/pelaku pada pementasan drama membawakan peranannya dengan
berakting (acting). Pemain inilah yang dilihat oleh penonton dalam pementasan
drama. Seluruh perhatian ditujukan kepada pemain. Dekor, lampu dan pendukung
lainnya pada pementasan teater hanya diperhatikan beberapa menit saja, setelah itu
Apakah akting sesuai dengan dengan peranan dan perwatakan pada naskah
teater, atau akting tidak sesuai dengan peranan dan perwatakannya. Artinya akting
yang diperlihatkan tidak lebih dari dirinya sendiri.
Tantangan bagi pemain adalah bagaimana kemampuannya melepaskan
dirinya menjadi peranan dan perwatakan yang terdapat pada naskah. Pemain juga
mempunyai kode etik, meski tidak tertulis :
a. Jika telah menerima naskah, bersedia jadi pemain dan apapun yang terjadi tetap
bermain.
b. Bersedia menerima petunjuk dan arahan sutradara.
c. Tetap menjaga kesehatan.
d. Menjaga naskah drama yang diberikan.
e. Disiplin dalam latihan
f. Menghormati penonton
g. Siap menerima kritikan
2.1.5 Sutradara
Keberhasilan sebuah naskah teater dan diangkat menjadi pertunjukan teater
tidak terlepas dari sejauh mana kemampuan sutradara. Sutradara harus memiliki
pengetahuan yang luas mengenai acting dan sebagainya untuk mempelajari naskah
drama tersebut dan sekalian mementaskannya.
Sutradara adalah orang yang mengatur keseluruhan teknik pembuatan
dalam sebuah teater, drama dan film. Sutradara merupakan orang yang menentukan
Untuk menjadi sutradara sedikit banyaknya harus memiliki beberapa syarat:
a. Pengetahuan dasar mengenati teater yang berhubungan dengan naskah,
penyutradaraan, akting, tata pentas, hokum pentas dan sebagainya.
b. Pengetahuan umum seperti sosiologi, antropologi, pendidikan psikologi, dan
sebagainya.
c. Pengetahuan kesenian seperti sastra, seni rupa, seni suara, dan sebagainya.
d. Kemampuan atau bakat membimbing dan mengarahkan.
e. Berwibawa, artinya sudah pantas menjadi sutradara.
f. Disiplin tepat waktu, tegas pendirian dan tidak mudah terpengaruh.
2.1.6 Dekorasi dan Panggung
2.1.6.1Dekorasi
Pementasan drama tentu tidak terlepas adanya dekorsi. Secara terbatas
pengertian dekorasi adalah latar belakang atau set pada pentas.secara luas
pengertian dekorasi adalah seluruh perlengkapan atau benda yang ada
dipentas. Ada beberapa syarat untuk dekorasi :
a. Ada ruang yang cukup untuk pemain bergerak.
b. Menggambarkan suasana dan perwatakan peranan pemain.
c. Mudah dimengerti oleh penonton.
d. Enak dipandang dan menarik.
e. Dirancang dengan sederhana dan mudah dibuat.
g. Mempunyai hubungan satu sama lain dengan bagian atau perlengkapan
dekorasi lainnya.
h. Mudah disimpan dan dapat digunakan lagi bila diperlukan.
2.1.6.2Panggung
Panggung sama artinya dengan pentas dimana diadakan pertunjukan
atau pementasan teater. Bisa juga diartikan panggung adalah daerah atau
tempat pemain. Ada tiga macam bentuk panggung :
a. Bentuk panggung dimana pemain dan penonton saling berhadapan.
b. Bentuk tapak/ladam kuda, dimana penonton berada di depan, kiri dan
kanan pentas.
c. Bentuk arena, dimana penonton berada disekeliling pentas.
2.1.7 Property
Property merupakan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pementasan
teater, daram maupun film. Seperti kursi, hiasan ruang, dekorasi, make up,
peralatan musik dan segala sesuatu yang di butuhkan dalam pementasan.
Semua property ditata oleh pekerja-pekerja yang mendukung pementasan
seperti Tata busana dalam mengatur kostum, make up para aktor sesuai dengan
karakternya.. Tata panggung dalam mengatur setting dang dekorasi panggung
sesuai lokasi dan tempat dalam naskah.. Tata lampu dalam pengaturan
pencahayaan. Tata musik dalam menciptakan suara-suara yang mendukung dan
2.1.8 Penonton
Penonton adalah unsure yang penting dalam sebuah pementasan teater,
penonton adalah saksi dan evaluator yang mengapresiasi dan menilai hasil karya
seni yang dipentaskan oleh para seniman-seniman teater.
Sebuah karya seni akan sia-sia jika tidak memiliki penikmat, setiap karya
seni seperti pertunjukan teater sebaiknya memiliki penonton yang menikmati
pertunjukan. Karena penonton menonton pertunjukan untuk untuk menghibur
hatinya dan menjadi evaluator karya seniman yang menggarap pertunjukan
tersebut.
2.2Jenis Teater
Indonesia kaya akan seni.
berkembang sejajar perkembangan manusia sebagai pencipta dan penikmat karya seni.
Karya seni dapat dilihat dari berbagai macam bentuk seperti musik, tari, pakaian dan
rias, jenis makanan dan hidangan, jenis-jenis pertunjukan, berbagai upacara adat dan
prosesinya, dan lain-lain, Salah satunya adalah seni pertunjukan yaitu teater . Seni
Pertunjukan Teater adalah seni yang bersifat kompleks, artinya dapat bekerjasama
dengan cabang seni lainnya. Di Indonesia mempunyai dua teater yaitu teater
tradisional dan teater modern.
2.2.1 Teater Tradisional
setempat karena terkondisi dengan adat istiadat, sosial masyarakat dan struktur
kebudayaan Batak toba, Ludruk dari Surabaya, Wayang orang dari Jawa Tengah,
Mak yong dan mendu dari riau, Randai dari Sumatera Barat, dan masih banyak lagi
teater tradisional di Indonesia.
Ciri-ciri teater tradisional adalan ; (a).Pementasan di panggung terbuka,
lapangan maupun halaman rumah. (b). Pementasannya sederhana dan apa adanya.
(c). Ceritanya berdasarkan dongeng dan sudah turun temurun.
2.2.2 Teater Modern
Teater modern adalah teater yang biasanya mengangkat bahan cerita dari
kehidupan sehari-hari untuk dipentaskan. Teater modern juga mengangkat cerita
dari karya sastra berupa naskah-naskah lama maupun baru untuk dipentaskan.
teater modern biasanya ditampilkan dalam nentuk ; Drama, Teater, Film, dan
Sinetron.
Ciri-ciri teater modern adalah ; (a). Panggung tertata rapi, (b). Ada
pengaturan alur cerita, (c). Bentuk kerja kolektif dan terkordinasi secara
professional. (d). Biasanya menggunakan panggung tertutup.
2.3Aliran teater
Ada banyak genre teater yang berkembang sekarang ini untuk memenehi
kebutuhan penimat teater:
a. Pantomim, yaitu suatu bentuk drama musikal dimana musik dan tari menjadi
dikombinasikan untuk menjadi produksi teater yang bersifat menghibur. Biasanya
di rancang untuk anak-anak.
b. Komedi, berasal dari kata komos yunani yang berarti perayaan, bersenang-senang
suatu maslah yang menyebabkan beberapa bentuk bencana yang pada akhirnya
memiliki akhir yang bahagia dan menyenangkan.
c. Romantik komedi atau komedi romantic yang artinya sebuah situasi atau peristiwa
yang menakjubkan yang semuanya berkontribusi pada kepahlawanan, keinginan
kepahlawanan, dengan terfokus pada cinta.
d. Komedi situasi, yaitu sebuah komedi yang tumbuh dan berkembang dari karakter
untuk memecahkan masalah yang diciptakan oleh situasi. Upaya penyelesaian
sering tak berhasil, namun tetap memiliki akhir yang bahagia.
e. Komedi tata, yaitu komedi yang dramatis yang sering menggambarkan satire dan
aksi masyarakat kontemporer. Komedi jenis ini selalu terkait dengan kodisi social
dan karakter-karakter didalamnya dibandingkan dengan standart social saat ini.
f. Komedi dell’arte,yaitu komedi yang secara fisik keseluruhan berimprofisasi. Jenis
komedi ini pertama kali dilakukan di italia.
g. Komedi Musik yaitu komedi yang dimainkan dan disajikan dengan musik,
menyanyi, dan menari.
h. Melodrama, yaitu sebuah drama sentimental yang diiringi dengan musik. Biasanya
dengan plot yang menyangkut penderitaan ditangan penjahat, tetapi berakhir
gembira dengan kemenangan yang baik. Menampilkan karakter seperti pahlawan,
pahlawan yang sudah lamamenderita, dan penjahat berdarah dingin.
i. Tragedi, yaitu sebuah drama yang disajikan dengan gaya serius dan bermartabat
yang sedih dan mengerikan. Peristiwa ini biasanya disebabkan oleh kepahlawanan
j. Tragedi Komedi, yaitu sebuah drama yang mengandung unsure tragedy dan
komedi.
2.3.1 Komedi Teater O
Berawal dari hati nurani akan kiprah kesusastraan, maka pada 1 Oktober
1991 lahirlah Teater O di bumi sastra Universitas Sumatera Utara. Dengan niat dan
tulus dan sederhana mahasiswa-mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera
Utara menyatukan persepsi untuk menguatkan perteaterannya dalam wadah Teater
O sebagai teater kampus, teater yang tinggal di kampus.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang nisa tertawa, karena itu tertawa
menjadi penting dang mungkin sangat penting, bahkan sehat. Orang yang sehat
lahir batin sering membutuhkan lelucon penggeli hati. Kebudayaan pun memenuhi
kubutuhan tertawa ini dengan menampilkan actor (pelawan) dalam sebuah
pertunjukan atau teater.
Mungkin, pendapat diatas tersebutlah yang melatarbelakangi munculnya
komedi pada hampir semua naskah dan garapan teater O. Teater O menunjukkan
konsistensinya dengan sikap mengutamakan naskah karya sendiri daripada naskah
karya orang lain. Sejak tahun 1991 teater O telah menghasilkan 30 lebih naskah
(naskah teater, monolog, parody) dan tetap setia dengan lakon komedinya. Teater
O hadir dan ada bukan sekedar datang dan bernafas. Terbukti lebih dari 18 tahun
teater O masih setia dengan lakon komedi.
Komedi tradisional seperti ketoprak, ludruk, reog, calung, lenong, dan
ala teater O. Keusilan dan kejahilan Benyamin hingga teknik karikatural ala donal
bebek pun diangkat dan diadopsi oleh teater O secara transparan.
Teater O juga pernah mengusung naskah-naskha serius dan absurd seperti
Malam Terakhir karya Yukio Mishiwa, Silhuet dan Rimba Cermin-cermin karya Z.
Pangaduan Lubis. Diatas panggung, naskah-naskah serius dan absurd itu tetap saja
digarap secara komedi.
Teater O juga pernah terpilih untuk menggarap naskah Rahwana karya
Abdul Mukhid yang sangat serius dan cenderung text book. Hasilnya, naskah
Rahwana digarap oleh Yusrianto selaku sutradara menjadi sebuah pertunjukan
yang membuat penonton tertawa-tertawa. Naskah Rahwana yang sejadinya sulit
untuk dimasukkan unsure komedi, namun dengan model garapan teater O menjadi
BAB III
PEMENTASAN TEATER YANG BERJUDUL “RAHWANA”
OLEH TEATER ‘O’
3.1Naskah Rahwana
Kisah Ramayana mempunyai banyak versi, dengan berbagai penyimpangan
isi cerita. Dalam mitologi Hindu, Rahwana (kadang kala dialihaksarakan sebagai
Raavana dan Ravan atau Revana) adalah tokoh utama yang bertentangan terhadap
Rama. dalam Sastra Hindu disebut dalam kisah Ramayana. Dalam kisah ini, ia
merupakan Raja Alengka, yang bertubuh raksasa atau iblis ribuan tahun yang lalu.
Rahwana dapat dilukiskan dengan sepuluh kepala, ini menunjukkan bahwa ia
memiliki pengetahuan dalam Weda dan sastra. Karena mempunyai sepuluh kepala,
maka ia diberi nama "Dasamukha" (bermuka sepuluh), "Dasagriva" (berleher
sepuluh) dan "Dasakanta" (berkerongkongan sepuluh). Ia juga memiliki dua puluh
tangan, yang menunjukkan kesombongan dan kemauan yang tak terbatas. Namun Ia
juga dikatakan sebagai ksatria besar.
Di india cerita Ramayana diambil dari ceritera yang benar-benar terjadi di
daratan India dan Srilangka. Saat itu daratan India dikalahkan oleh India Lautan yang
juga disebut tanah Srilangka atau Langka, yang dalam pewayangan disebut Alengka.
Tokoh Rama adalah pahlawan negeri India daratan, yang kemudian berhasil
menghimpun kekuatan rakyat yang dilukiskan sebagai pasukan kera pimpinan Prabu
(dalam bahasa Sanskerta berarti tanah). Dalam penjajahan oleh negeri lain, umumnya
segala peraturan negara dan budaya suatu bangsa akan mudah berganti dan berubah
tatanan, yang digambarkan berupa kesucian Sinta yang diragukan.
Maka setelah Shinta dibebaskan, ia lantas pati obong, yang artinya keadaan
negeri India mulai dibenahi, dengan merubah peraturan dan melenyapkan
kebudayaan si bekas penjajah yang sempat berkembang di India.
Di indonesia, cerita Ramayana ini awalnya ditulis dalam bahasa kuno yang
diduga ditulis oleh seorang pujangga yogiswara pada masa pemerintahan Diyah
Balitung dikerajaan Mataram kuno yang diperkirakan terjadi pada masa 820-832
tahun saka atau sekitar 870 Masehi. Dalam ajaran agama Hindu cerita Ramayana ini
disebut juga dengan Kakawin.
Tentang penenulis kakawin ramayana masih menjadi pertentangan dikalangan
sastrawan Hindu dan Budha. Prof. Dr. R.M.Ng Purbatjaraka, tidak meyakini bahwa
penulis Ramayana adalah Yogiswara. Menurutnya kalimat Yogiswara memang
tertera dibaris akhir kakawin Ramayana versi jawa, namun bukan merupakan jati diri
atau penulis dari cerita Ramayana ini
Berbeda dengan Naskah yang diangkat oleh teater O. naskah yang
dipentaskan teater o ini ditulis oleh Abdul Mukhid. Ia adalah salah satu pemenang
lomba penulisan naskah yang diadakan oleh Dewan Kesenian Medan 2005. Tokoh
Rahwana yang di ceritakannya mempunyai karakter seorang yang penyabar, sopan,
tampan, baik hati dan romantis. Rahwana merupakan pangeran dari kerajaan alengka
yang mencintai Shinta yang sudah menjadi permaisuri Rama. Rahwana tahu bahwa
dan Shinta saling mencintai. Rahwana menyanggupi permintaan Shinta untuk di
bawa kabur oleh rahwana. Meskipun Rahwana tahu bahwa Rama akan
membunuhnya, dan menghancurkan kerajaan Alengka jika dia tetap membawa Shinta
untuk dijadikan permaisuri.
Pementasan Teater O yang berjudul Rahwana ini dibagi menjadi 2 (dua)
babak. Babak pertama terdiri 5 (lima) adegan dan babak ke 2 (dua) terdiri dari empat
4 (empat) adegan.
3.2Manajemen Pementasan Teater ‘O’
Teater ‘O’ adalah sebuah organisasi teater yang hampir keseluruhan
anggotanya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Teater ‘O’ memiliki struktur kepengurusan organisasi untuk menjalankan agenda
berkesenian organisasi secara berkelanjutan. Kepengurusan dipilih melalui
musyawarah besar oleh seluruh anggota dan keluarga besar teater ‘O’ untuk satu
priode selama dua tahun, dan hanya mahasiswa aktif yang dapat menawarkan diri
ataupun dipilih untuk masuk kedalam struktur keperngurusan organisasi Teater ‘O’.
Struktur keperngurusan inti teater ‘O’ terdiri dari :14
1. Ketua Umum, adalah pimpinan dalam menjalankan agenda-agenda kegiatan
organisasi sehari-hari selama satu priode dan tidak dapat dipilih lagi dalam priode
berikutnya.
2. Sekretaris, adalah orang yang membantu ketua umum dalam menjalankan tugas
khusunya bagian administrasi atau surat menyurat.
14
3. Bendahara, adalah orang yang dipercaya untuk menyimpan dan mengeluarkan
anggaran untuk keperluan organisasi.
4. Divisi-divisi yang diangkat oleh pengurus inti untuk menjalankan visi dan misi
organisasi dalam satu priode.
Dalam setiap pementasan. Ketika naskahnya sudah ada, maka teater ‘O’
memilih seorang Pimpinan Produksi. Bisa melalui poting, penunjukan langsung dari
Ketua Umum Teater ‘O’ dan dipilih melalui musyawarah anggota.
Selanjutnya pimpinan produksilah yang mengatur manajemen pementasan
setelah memilih sutradara terlebih dahulu. Ini membuat penggarapan sebuah
pementasan teater ‘O’ terbagi menjadi dua bagian Art dan Non Art. Sutradaralah
yang mengurusi art, kelompok pemain atau artis atau kelompok depan layar,
mengaudisi para pemain (casting) , memilih para aktor dan aktris juga menyiapkan
scedule latihan.
Sedangkan non art dipegang sepenhnya oleh Pimpinan Produksi. Yang
mengurusi atau menyiapkan segala keperluan atau kebutuhan dari pementasan teater
‘O’ sendiri. seperti mencari biaya produksi contoh : pembuatan proposal dan
penyebarannya, ticketing dan lainnya. pempublikasian pementasan contoh : membuat
spanduk, baliho, brosur, Koran dan radio, mengundang komunitas teater.
Persiapan pementasan naskah rahwana membutuhkan waktu sekitar 3 bulan.
Dibulan pertama latihan dilaksanakan 3 kali seminggu sore hari. Dibulan kedua
latihan , 2 minggu pertama tetap latihan 3 kali seminggu. Di 2 minggu berikutnya
sampai dengan bulan ketiga, latihan diadakan setiap harinya. Di 2 minggu terakhir
tidak bisa dilakukan sendiri, harus bekerja sama dengan orang lain, karya seni yang
harus dilakukan secara kolektif, saling mendukung satu sama lain, sehingga hasil
yang dicapai dalam pertunjukan teater utuh dan total.
3.2.1 Susunan Kepanitiaan Teater ‘O’ Dalam Pementasan Rahwana
Susunan organisasi dalam pementasan teater O yang berjudul rahwana
dibagi menjadi tiga yaitu, staff produksi, aktor dan aktris, dan naskah dan
sutradara. Adapun susunan Organisasi tersebut adalah :
a. Staff Produksi
Pimpinan Produksi : Yahdi Sukron
Sekretaris : Yuzika Hizani
Bendahara : Martina
Penata Lampu : Irvan Sugito
Penata Artistik : Yahdi Sukron
- Mahesa kumbara
b. Aktor dan Aktris
Agus Mulia sebagai Rahwana
Mukhlis Win Aryoga sebagai Dalang
Awaluddin Samosir sebagai Rama
Zulkarnain Murdep sebagai Hanuman
Yuzika sebagai Shinta
Ansari sebagai Wibisana
Indra sakti harahap sebagai laksmana
Fitri sebagai Dayang (1)
Dian sebagai Dayang (2)
Tina sebagai Dayang (3)
Hidayat Baday Sastro sebagai Menteri (1)
Darul sebagai Menteri (2)
Yahdi Sukron sebagai Prajurit
c. Naskah dan Sutradara
Naskah : Abdul Muhid
3.2.2 Struktur Kepengurusan Teater ‘O’ Periode Tahun 2011 – 2013
Teater ‘O’ adalah organisasi ekstra kampus yang berada dibawah naungan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Berikut adalah susunan
kepengurusan teater ‘O’ periode tahun 2011 – 2013 adalah :15
Berikut lampiran kepengurusan teater ‘O’ USU periode tahun 2011/2013:
Pelindung : Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (Rektor USU)
: Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc (Pembantu Rektor III USU)
: Drs. Syahron Lubis, M.A. (Dekan Fakultas Ilmu Budaya
USU)
: Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M.A. (Pembantu Dekan III Fak.
Ilmu Budaya USU)
Penasehat : Sunyoto, S.H.
Drs. Syamsul Tarigan
Drs. Boyke Turangan, M.Sp.
H.M. Affan S.S
Drs. Yose Rizal, M.Sp.
Azrai, S.S, M.Sp.
Drs. Yusrianto Nasution
Mukhlis Win Ariyoga, S.S.
Agus Mulia, S.S.
Anharuddin Hutasuhut, S.S.
Juraidi Tanjung, S.S.
15
Yulhasni, S.S
Robby Effendi Hutagalung, Amd.
Ketua umum : Joko Saputra (080701037)/Sastra Indonesia
Sekretaris : Shofia Masthura (090710005)/ Sastra Cina
Bendahara : Nur Alfi Syahri (090705019)/ Sastra Inggris
Div. Musik dan tari
Koordinator : Agustina Fernandez (100707071)/Etnomusikologi
Anggota : Syahrizki F.A Sinaga (080704003)/Sastra Arab
Samsuri (080701008)/ Sastra Indonesia
Tami D. Tina F. (080705026)/ Sastra Inggris
Syarifah Nasution (102202035)/Sastra
Joshua Purba (090703001)/Sastra Daerah
Indira Ginanti (100701051)/Sastra Indonesia
Div. Pelatihan
Koordinator : Muhammad Ikhsan (092407017)/Matematika
Anggota : Zainul Ma’rif (080701006)/ Sastra Indonesia
Tika Anggreini (080902033)/Ilmu Komunikasi
Riri Zulia Sari (090503104)/ Akuntansi
Agus Tiadda (100701063)/Sastra Indonesia
Div. Dokumentasi
Koordinator : Nikson Sihombing (090702007)/ Sastra Daerah
Anggota : Isnamuli Oktavia B. (080902005)/ ilmu politik
Dewi Mayasari (090705025)/ Sastra Inggris
Dewi Kusumah Nasution (090702004)/Sastra Daerah
Winda Ayuanda (103302047)/Sastra Inggris
Emilia Pranata (100705079)/ Sastra Inggris
Mella Devina Pullungan (090907130)/Komunikasi
Div. Penelitian dan pengembangan
Koordinator : Tri Utami Ismayuni (090710029) / Sastra cina
Anggota : Arie Azhari NST (080701018)/ Sastra Indonesia
Syahraini (080502023)/ Ekonomi
Riri Sofira LUBIS (080101089)/Hukum
Silent (091000118)/ Kesehatan Masyarakat
Reyza Fathur Rahmi (090701008)/Sastra Indonesia
Div. Peralatan dan perlengkapan
Koordinator :Sulaiman Rambe (092202037)/ Bahasa Inggris
Anggota :Maryadi (082202046)/ Bahasa Inggris
Ika Damayanti NST (080708011)/ Sastra Jepang
Niat Syukur T.(080701039)/ Sastra Indonesia
Nur Aynun (092202056)/Bahasa Inggris
Cherly Fika (100702008)/Sastra Daerah
Div. Humas
Koordinator : Robby S. Surbakti (090705053)/Sastra Inggris
Anggota : Rahmad Agustiadi Laoli (082202056)/ Sastra Inggris
Yurisa Ismi Rangkuti(090710004)/Sastra Cina
Herlina (080701005)/Sastra Indonesia
Frisna Panjaitan (090502136) Kedokteran
Div. Acara
Koordinator : Rendy Novrizal(080702018)/Sastra Daerah
Anggota : Robby Sam (090701001)/ Sastra Indonesia
Hari Syahputra Munthe (080905023)/ Ilmu Sosial
Sefin Tiara (090904125)/ Kesehatan Masyarakat
Evi Marlina Harahap (100701030)/Sastra Indonesia
Sri Purwanti (100701043)/Sastra Indonesia
3.3Pembagian Musik Dalam Pertunjukan Rahwana
Musik merupakan faktor pendukung pementasan dalam pertunjukan teater
baik yang bersifat intrumen maupun lagu. Musik dapat juga menghidupkan suasana
di dalam adegan dan babak dalam suatu pertunjukan tater. Dalam pertunjukan teater
Menurut Kent Sihombing sebagai pimpinan musik dalam pementasan
Rahwana, Penggarapan Musik dilakukan dengan mengolaborasikan musik india,
musik jawa, dangdut dan musik pada lagu Iwan Fals untuk dimainkan dalam
mengiringi pertunjukan Rahwana. Ide ini ada karena asal-usul cerita Rahwana yang
berasal dari India, dan Perwayangan Jawa kuno. Pemusik juga mendapatkan saran
dan arahan dari sutradara selaku pimpinan dalam pertunjukan. (wawancara lewat
telepon tanggal 5 July 2011).
3.3.1 Musik Pembuka
Bagi penonton musik pembuka dalam pementasan ini merupakan musik
yang menandakan akan dimulainya pertunjukan. Bagi para aktor dan aktris yang
tampil pada babak pertama musik pembuka bisa juga menjadi kode bahwa mereka
akan segera masuk ke panggung untuk memerankan lakonnya masing-masing.
3.3.2 Musik Pengiring
Musik pengiring adalah musik yang berperan untuk mengiringi adegan dan
lakon dalam pertunjukan teater. Musik pengiring biasanya hanya menggunakan
1-2 instrumen musik, karena musik pengiring sebaiknya tidak lebih dominan dari
adegan yang diiringinya.
3.3.3 Musik Suasana
Dalam pertunjukan teater musik dapat menegaskan suasana dalam lakon
dan disebut musik suasana. Musik suasana mampu menghidupkan irama
sedih, tragis yang berfungsi untuk memberikan penegasan lakon yang menarik,
indah, dan terlihat jelas antara klimaks dan anti klimaksnya.
3.2.4 Musik Penutup
Musik penutup dalam pementasan teater befungsi untuk menandakan
pertunjukan telah berakhir. Musik penutup dimainkan diakhir adegan sampai
BAB IV
PENGGARAPAN MUSIK TEATER YANG BERJUDUL “RAHWANA”
4.1Penggarapan Musik dalam Teater
Musik merupakan faktor pendukung pementasan dalam pertunjukan teater
baik yang bersifat intrumen maupun lagu. Musik dapat juga menghidupkan suasana
di dalam adegan dan babak dalam suatu pertunjukan tater.
Musik teater secara umum terdiri dari :
1. Musik pembuka
2. Musik pengiring
3. Musik susana
4. Musik penutup
4.1.1 Pengertian Musik Pembuka
Merupakan musik di awal pertunjukan teater yang berfungsi untuk
merangsang imajinasi penonton dalam memberikan sedikit gambaran tentang
pertunjukan teater yang akan disajikan, atau bisa juga untuk pengkondisian
4.1.2 Pengertian Musik Pengiring
Merupakan musik yang digunakan unruk mengiringi pertunjukan di
beberapa adegan pertunjukan teater atau perpindahan adegan/ seting yang
berfungsi untuk memberikan sentuhan indah dan manis agar ritme permainan
seimbang dengan porsi permainan per adegan ( tidak semua adengan di beri musik
hanya poin-poin adengan tertentu yang dirasa perlu karena dapat merusak
keseimbangan pertunjukan), seperti susana , lampu , seting , kostum, mimik
ekspresi, properti.
4.1.3 Pengertian Musik Suasana
Musik yang menghidupkan irama permainana serta suasana dalam
pertunjukan teater baik senang maupun gembira, sedih, tragis yang berfungsi
untuk memberikan penegasan lakon yang menarik, indah, dan terlihat jelas antara
klimaks dan anti klimaksnya.
4.1.4 Pengartian Musik Penutup
Musik penutup dalam pementasan teater yang befungsi untuk memeberikan
kesan dan pesan dari pertunjukan teater yang disajikan baik yang bersifat baik ,
buruk, gembira, ataupun sedih, sebagai pelajaran dan cermin moral penikmat seni
teater.
4.2 Sarat Arranger Musik / Pemusik teater
1. Minimal menguasai 1 atau 2 alat musik
2. Memiliki wawasan luas mengenai musik
3. Menguasai bebarapa aliran musik
4. Rajin dan tekun mendengarkan refrensi musik
5. Terus mencoba melakukan experimen musik baik dalam bentuk intrumen,
lagu ataupun kolaborasi.
6. Mengusai teknis dalam penggunaan alat musik yang berhubungan langsung
dengan sound sistem.
4.3Tahapan Pemusik Teater Dalam Proses Teater
Tahapan pemusik teater dalam proses teater adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari naskah yang akan disajikan kemudian setelah mengetahui plot
dan alur ceritanya kemudian membuat arasemen musik / lagu ( di usahakan
tidak hanya satu karya,karna untuk cadangan).
2. Konsultasi ./ komunikasi dengan sutradara jangan sampai terputus intensitas
dijaga dengan sutradara.
3. Presentasi musik pembuka,pengiring, suasana, dan penutup dengan sutradara
sesuai dengan keinginan sutradara.
4. Inten mengikuti latihan dengan tujuan agar dapat meraba irama permainan
yang akan menghasilkan nada dan ide di adengan tertentu dengan ritme
5. Komonikasi antar aktor/aktris dan semua yang terlibat didalam pementasan,
supaya nada yang di tuangkan d permainan sesuai dengan rasa penokohan
yang di lakoninya.
6. Melakukan latih gabungan agar tercipta keseimbangan rasa antar semua crew
baik tim seting ,tim lighting, aktor/aktris dan tim musik jadi kesatuan
panggung.
4.4Tata Sound Dalam Pementasan Teater
Penempatan tata sound dalam pertunjukkan teater sangat penting karena
faktor pendukung yang memberikan efek bunyi dan suara. Pengaturan sound yang
tepat an seimbang sesuai dengan besar kecilnya ruangan akan mempengaruhi
kenayamanana audien untuk menikmati pertunjukan dan dukungan kualitas sound
yang standart ( di atas rata-rata baik in-door maupun out-door.
4.5Penggarapan Musik Rahwana
Dalam pertunjukan teater yang berjudul rahwana, musik di garap dan di
aransemen oleh pemain musik yang dipimpin oleh Kent Sihombing. Dalam
pengerjaannya pemusik mendapat arahan dari sutradara untuk memainkan musik.
Tetapi ada kalanya pemusik diminta untuk berimajinasi dalam mengaransemen musik
dan disesuaikan dengan lakon dan adegan-adegan dalam pertunjukan itu. Karnanya
pemusik teater juga harus memahami alur cerita dalam pertunjukan secara
keseluruhan.
Agar lebuh mudah untuk memahami peran musik dalam teater, penulis
pengiring, (3) Musik Suasana, (4) Musik Penutup. Setiap bagain musik memiliki
peran dan fungsi yang berbeda satu sama lain.
4.5.1 Musik Pembuka
Dalam pertunjukan teater yang berjudul rahwana, musik pembuka pada
babak pertama berdurasi 2.30 Menit, instrument yang digunakan adalah gitar, bass,
simbal, senar drum, djimbe, botol yang berisi air, maracas, dan didjeredoo.
Musik juga dimainkan pada awal babak ke dua, namun musik pembuka
dalam babak kedua bisa juga disebut sebagai musik suasana karena musik
dimainkan untuk mengiringi pertempuran yang sedang berlangsung antara pasukan
rahwana dan pasukan rama. Musik pembuka ini dimainkan dengan menggunakan
instrument berupa botol, besi, simbal dan dimainkan dengan pola free meter
dengan durasi 1 menit.
4.5.2 Musik Pengiring
Ada banyak musik pengiring yang dapat dilihat dan didengar langsung
dalam pertunjukan rahwana. Permainan melodi gitar yang lembut pada adegan
dimana rama dan sinta sedang bebincang di halaman kerajaan (babak 1 adegan 1).
Melodi yang dimainkan berperan untuk mengiringi adegan 1, melodi dimainkan
dengan volume lebih kecil dari dialog rama dan sinta agar musik yang dimainkan
tidak menutup dialog yang diperankan. Melodi gitar yang dimainkan dalam
Musik pengiring juga dapat dilihat dengan jelas pada Babak pertama
adegan empat dimana sinta keluar untuk beristirahat atas perintah rahwana dan
babak 1 adegan 5 dimana rahwana bersemedi sambil bernyanyi.
4.5.3 Musik Suasana
Musik suasana berperan untuk menegaskan suasana dalam adegan-adegan.
Dalam pertunjukan teater rahwana, kita dapat melihat langsung dimana musik
berperan untuk menegaskan suasan. Pada babak 1 adegan 2 musik dimainkan
untuk mengiringi adegan ketika sinta kesurupan oleh guru Rahwana dengan durasi
1 menit. Musik juga dimainkan saat proses sinta sadar dari kesurupannya dengan
durasi 37 detik.
Diakhir adegan ke 3 babak pertama musik juga dimainkan untuk
mengiringi suasana sedih ketika hanuman pergi meninggalkan shinta atas perintah
rahwana. Musik yang dimainkan berupa melogi gitar dengan volume rendah dan
dengan durasi 1 menit.
4.5.4 Musik Penutup
Musik penutup merupakan musik yang dimainkan untuk mengiringi akhir
dari cerita sampai cerita selesai. Musik penutup juga dimainkan hingga panggung
ditutup dan para aktor dan aktris keluar dari panggung. Musik penutup juga
4.6 Transkripsi dan Analisa
BAB V
PENUTUP
Bagian ini merupakan tahap akhir dari tulisan ini. Pada bagian ini, penulis
akan mengambil kesimpulan dari setiap bab secara garis besar. Selain kesimpulan,
penulis akan menyertakan saran-saran yang dapat menjadi masukan dan juga saran
terhadap apa saja yang belum dikerjakan untuk kepentingan penelitian-penelitian
selanjutnya.
5.1Kesimpulan
Seni pertunjukan teater adalah karya seni yang mencakup banyak unsur seni
didalamnya. Seperti, seni sastra, seni tari, seni musik, seni lukis, seni peran
(keaktoran), tata cahaya, tata busana. Karena itulah seni pertunjukan teater dianggap
sebagai seni yang bersifat kompleks dan rumit.
Dalam pertunjukan teater, semua unsur seni memiliki kedudukan
masing-masing. Seperti musik yang mampu menegaskan suasana dalam adegan teater, seni
sastra yang mampu merangkai kata menjadi sebuah naskah teater, dan seni dekorasi
yang mampu menjadikan panging menjadi seperti lokasi yang sebenarnya.
Dalam pertunjukan teater, musik memiliki peran yang penting karena itu
musik selalu digunakan dalam setiap pertunjukan teater. Musik mampu
menciptakan suasana sedih menjadi lebih sedih, atau mengiringi adegan dalam
Jadi, penulis mengambil kesimpulan bahwa teater tidak akan menjadi
pertunjukan yang utuh tanpa ada unsur seni lain yang menjadi pendukungnya,
khusunya musik. Oleh karena itu, semua unsur seni yang terkandung dalam seni
pertunjukan teater memiliki kedudukan yang sama.
5.2 Saran
Melihat kondisi perkembangan teater saat ini, penulis berharap agar para
penggiat teater tidak mengutamakan naskah dan seni peran (keaktoran) dalam
mempersiapkan sebuah pertunjukan teater, karena ada unsur seni pendukung yang
lain yang memiliki kedudukan yang sama dalam pertunjukan teater.
Penulis sadar bahwa apa yang dipapakarkan dalam tulisan ini belum cukup
untuk menjelaskan semua hal dan permasalahan yang ada dalam seni pertunjukan
teater. Penulis berharap adanya peneliti-peneliti selanjutnya yang dapat meneliti
berbagai aspek dalam pertunjukan teater.
Selain itu, penulis juga mengharapkan kritikan dan saran pembaca yang
bersifat membangun yang dapat penulis jadikan bahan perbaikan tulisan ini dan
DAFTAR PUSTAKA
Arini, Sri Hermawati Dwi dkk,
2008, Seni Budaya Jilid 2 untuk SMK, Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, h. 236 – 239.
A.r. Qomar
2004 Sepintas Drama dan Pementasannya
Handari dan Mimi Martini
1994 Penelitian Terapan. Yogyakarta, Gajah Mada University Press
Koentjaraningrat
1990 Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta, PT Rineka Cipta.
1982 Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta, Djambatan
Malm, William P
1977 Music Cultures of The Pacific Music The Near East and Asia. New
Marco De Marinis,
1990 From Ritual to Theatre.
Mauricio Kagel,
1982 On the Artist's self-understanding and tasks, New Music
Articles 1, NMA Publications.
Merriam, Alan P.
1964 The Anthropology of Music. Chicago, Northwestern University
Press
Murgiato
1995 Kajian Keilmuan Seni, jakarta
Nettl, Bruno
1964 Theory and Method in Etnomusicology. New York, The Free Press
Qureshi, Regina B.
1986 Sufi, Music of Indian and Pakistan. England, Cambridge University
Press
Richard Vella,
1990 Music and Representation, New Music Articles 8 NMA
Publications.
1975 The New Music, Oxford University Press
Richard Vella,
1990 Music/theatre as a Theatre of Ideas, New Music Articles 8,
NMA Publications.
Sedyawati, Edi
1986 Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta,
Direktorat Kesenian
Sinar Luckman T.
1996 Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Malayu. Medan, Perwira
Sudarsono
1972 Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta, ASTI
Yogyakarta
Suhartono, Irawan
1995 Metode Penelitian Sosial. Bandung, Remaja Rosdak
Internet
http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/155/hubptain-gdl-mohasroful-7712-3-babii.pdf
http://www.artikata.com/arti-364697-penggunaan.html defenisi Penggunaan
http://www.artikata.com/arti-344636-peran.html Defenisi Peran
DAFTAR FOTO
Keterangan Gambar 1 :
Gambar di atas adalah adegan satu pada babak satu.
Adegan diatas adalah adegan pembuka yang diiringi Musik sebagai musik pembuka.
Gambar 2
Keterangan gambar 2 :
Gambar diatas adalah adegan ketika Shinta ingin Rahwan membawanya lari.
Gambar 3
Keterangan gambar 3 :
Gambar diatas adalah adegan dimana Shinta kerasukan arwah Guru Rahwana yang
diperankan oleh dalang.
Adegan ini di iringi musik yang disebut musik suasana untuk membuat suasana seolah
Gambar 4
Keterangan Gambar 4 :
Gambar diatas adalah adegan Shinta pulih dari kerasukan arwah guru Rahwana.