• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: Lembar observasi, pedoman wawancara, test. Berikut Penjelasan instrument-instrumen tersebut :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan pelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui proses pelaksanaan belajar siswa dalam belajar IPS

2. Pedoman Wawancara

Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui respon dan kesan guru kolaborator pada proses pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan Metode Sosiodrama.

3. Tes (pre test dan post test)

Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan Metode Soiodrama untuk mencapai KKM yang ditentukan sekolah. Tes tertulis berupa pre test dan post test. Pre test yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dab bertujuan untuk menegetahui sampai dimanan pengusaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan. Sedangkan post test yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran, tujuan post test adalah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian sswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran.48

Tes tersebut dalam bentuk tes objektif jenis pilihan ganda sebanyak 10 soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII-4 SMP Nusantara Ciputat Tangerang

48 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.28

Selatan sebelum dan sesudah aktifitas pembelajaran dengan menggunakan Metode Sosiodrama.

H. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Tes

Tes tertulis ini berupa test awal (Pre Test) dan Tes Akhir (Post Test). Tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada siswa, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah. Sedangkan tes akhir (Post test) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada siswa, dan biasanya naskah post test ini dibuat sama dengan tes awal. Soal terdiri dari beberapa kognitif yang terdiri dari :

“Pengetahuan (C1), jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan

kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang lebih dipelajarinya. Pemahaman (C2), meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima. Aplikasi atau penerapan (C3), adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau konkret. Analisis (C4), meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponenya sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen informasi tersebut, sehingga menjadi jelas. Sintesis (C5), kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi satu padu. Evaluasi (C6), adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu

persyaratan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan”.49

Siklus I dan siklus II terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda. Alasan peneliti memilih soal pilihan ganda (PG) sebagai acuan dalam penilaian tertulis, karena waktu jam pelajaran yang terbatas, sedangkan tes awal (pretest) dan tes akhir (post test) harus dilaksanakan pada setiap siklus, selain itu dipilihnya alternatif tes pilihan ganda (PG) untuk mempermudah siswa dalam menemukan jawaban, karena terdiri dari beberapa alternatif jawaban.

Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (post test). Tes awal (pretets) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberkan kepada

49

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2009), hal.28

peserta didik, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Sedangkan tes akhir (post test) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting yang telah diajarkan kepada para peserta didik dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.

Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal setiap siklusnya. Jika benar mendapatkan poin 10, dan jika salah mendapatkan poin 0.

2. Instrumen Non test

Dalam instrument non test yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Lembar observasi

“Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis,

logis, objektif, dan rasional mengenai bebagai fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu”.50

Lembar observasi yang digunakan terdiri dari tes perbuatan berupa penilaian.Observasi dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas.

b) Lembar Catatan lapangan

Catatan lapangan diperlukan untuk mengamati seluruh kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran dikelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, dan aspek lainnya yang pelu dicatat.

c) Lembar wawancara

“Wawancara adalah salah satu bentuk evaluasi jenis non tes yang dilakukan

melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung”.51

Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan

50Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja rosdakarya, 2009), hal. 153

masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan sebelum pembelajaran Sosiodrama terhadap hasil belajar IPS siswa. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa sebelum dan sesudah penelitian.

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel (subjek) yang telah ditetapkan, dalam hal ini diluar subjek yang sudah ditetapkan yakni kelas IX IPS. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak. 1. Uji Validitas

a. Uji Validitas Untuk Hasil Belajar

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak

diukur. Dalam Bahasa Indonesia “valid disebut dengan istilah sahih”. “Sebuah

item tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah”. 52

Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi. Dalam menghitung validitas instrumen tes hasil belajar siswa , peneliti menggunakan rumus korelasi bisentral :

=

Keterangan :

= koefisen kolerasi biserial antara sekor butir soal no I dengan sekor

total

52

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006 ), hal.65

= rata-rata sekor total semua responden = rata-rata sekor total semua responden = standar deviasi sekor todal semua responden

= proporsi jawaban benar untuk semua butir nomor i = proporsi jawaban salah untuk semua butir nomor i

2. Uji Reliabilitas53

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan hasil tes. suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. untuk menghitung besarnya reliabilitas instrumen hasil belajar peneliti menggunakan rumus kuder Richardson ( K – R 20 ) sebagai berikut :

r11 = k S² – Σpq k-1 S²

Keterangan :

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi subjek yang menjawab item yang benar q : Proporsi subjek yang menjawab item yang salah

( q= 1- p)

Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q : Varians tes

Adapun criteria pengujian :

rii : 0,91 – 1,00 = Sangat Tinggi rii : 0,71-0,90 = Tinggi

rii : 0,41-0,70 = Cukup rii : 0,21-0,41 = Rendah

53 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009 ), hal. 262

rii : < 0,21 = Sangat Rendah 3. Taraf Kesukaran54

Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar digunakan rumus sebagai berikut :

P = B JS Keterangan :

P : Tingkat kesukaran untuk setiap butir soal B : Jumlah siswa yang menjawab benar

JS : Jumlah siswa darui masing-masing kelompok yang menjawab soal

Adapun Kriteria tingkat kesukaran soal : 0,00-0,30 : Sukar

0,30-0,70 : Sedang 0,70-1,00 : Mudah

4. Daya Pembeda55

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus :

D =BA JA BB JB = PA PB Keterangan : D : Daya Pembeda

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawabenar

54 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ), ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006 ), hal. 208

55 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009 ), hal. 263

BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : Banyak peserta kelompok atas

JB : Banyak peserta kelompok bawah

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun criteria nya sebagai berikut : 0,00-0,20 = Buruk

0,21-0,40 = Cukup

0,41-0,70 = Baik 0,71-1,00 = Baik Sekali 5. Skor N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru.

Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus Meltzer.

� � ∶

Dengan kategori :

g tinggi : nilai ( g ) > 0.70 g sedang : 0.70 > ( g ) > 0.3 g rendah : nilai ( g ) < 0.3

J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Data yang diperoleh dari instrument penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus dan dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih anatara pre test dengan post test pada setiap siklus, untuk melihat

perbedaan hasil belajar pada setiap siklus. Penelitian ini dianggap berhasil jika setelah dilakukakan tindakan terjadi peningkatan hasil belajar diukur dengan ketentuan KKM mata pelajaran IPS di SMP Nusantara Ciputat.

Gain adalah selisih antara nialai pre test dan post test, gain menunjukan peningkatan atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Uji Normal Gain digunakan untuk mengindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus Meltzer.

N – gain = Skor Protest – Skor Pretest

Skor Maksimal – Skor Pretest Dengan kategorisasi perolehan:

g-tinggi : nilai (<g>)>0,70 g-sedang : nilai 0, 70-0,30 g-rendah : nilai (<g>)>0,30

Data yang diperoleh dari pengukuran normal gain ini dapat dijadikan acuan perhitungan non parametrik.

Dokumen terkait