• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara faktor-faktor yang menyebabkan intensitas kerja anak-anak di sektor informal. Metode yang digunakan adalah perhitungan koefisien korelasi Pearson Product Momentdengan rumus sebagai berikut :

  

 

2 2



2

 

2

 

  

              xy r Keterangan :

r = Koefisien korelasi antara varibel X dan Y n = Banyaknya jumlah responden

X = Total skor dari kompensasi Y = Total skor kinerja

Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan maka nilai r dikonsultasikan dengan interpretasi nilai r sebagai berikut :

R Interpretasi Antara 0,01–0,20 Antara 0,21–0,40 Antara 0,41–0,60 Antara 0,61–0,80 Antara 0,81–1,00 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 2. Analisis tabel tunggal/tabel silang

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu dengan menginterpretasikan data yang disajikan dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang. Analisa semacam ini sesuai dengan penelitian survey yang bertujuan deskriptif yang hanya memberikan suatu gambaran (deskriptif) dalam membahas permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe Deskriptif yaitu penelitian yang mengambarkan keadaan suatu objek yang akan diteliti pada kondisi saat ini, dengan didasarkan pada faktor-faktor yang ada. Faktual, tajam, dan akurat mengenai fakta yang akan diteliti. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

B. Definisi Operasional Dan Indikator Variabel

Definisi operasional menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2001 : 23) adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dengan membaca definisi operasional dalam suatu penelitian, akan diketahui baik buruknya variabel tersebut. Berdasarkan pengertian definisi operasional tersebut dan judul yang dibuat, maka akan diukur indikator-indikator dari variabel faktor-faktor yang menyebabkan tingkat intensitas kerja anak-anak yang bekerja di sektor informal.

1. Ekonomi Keluarga

Pencari nafkah keluarga diartikan pencari nafkah utama dalam keluarga yang dilakukan oleh ayah, ibu atau pun kedua-duanya. Adapun indikator yang akan diteliti adalah :

1) Keluarga dengan dua orang sebagai pencari nafkah dalam keluarga, yaitu ayah dan ibu.

2) Keluarga dengan ayah sebagai pencari nafkah dalam keluarga. 3) Keluarga dengan ibu sebagai pencari nafkah dalam keluarga. 2. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga adalah besarnya anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang tinggal dalam satu rumah dan hidup dalam satu keluarga. Adapun indikatornya adalah Jumlah tanggungan keluarga yang terdiri dari:

1) 1–2 orang 2) 3–4 orang 3) 5 orang atau lebih 3. Intensitas Kerja Anak-Anak

Intensitas kerja anak-anak diartikan intensitas jam kerja anak-anak yang bekerja setiap harinya. Adapun indikator yang digunakan adalah :

1) Tinggi, dikatakan tinggi apabila mereka bekerja di atas 7 jam setiap harinya.

2) Sedang, dikatakan sedang apabila mereka bekerja antara 5-7 jam setiap harinya.

3) Rendah, dikatakan rendah apabila mereka bekerja di bawah 5 jam setiap harinya.

37

C. Lokasi Penelitian

Dalam usaha mencari data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka dipilihlah Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan lokasi tersebut letaknya mudah dijangkau oleh penulis juga dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya dalam pengumpulan dan pencarian data.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini, yaitu para pekerja anak di sektor informal sebagai pedagang asongan, penyemir sepatu dan penjual koran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung, data atau jumlah dari para pekerja anak di sektor informal diketahui jumlah populasinya sebanyak 160 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel merupakan sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah dan harus mempunyai satu sifat yang sama dari populasi. Pengambilan sampel mengikuti ukuran Suharsimi Arikunto (1998: 121), yaitu bila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi dan jika jumlah subjeknya lebih dari 100, dapat diambil antara 10 15%, 20 -25% atau lebih.

Berdasarkan ukuran di atas maka penulis menetapkan besarnya sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 25% dari 160 orang. Dengan demikian maka besarnya sampel penelitian adalah 160 40

100 25

X orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang benar dan sesuai dengan penelitian ini, maka pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden. Kuesioner (daftar pertanyaan) dalam penelitian ini digunakan sebagai pedoman wawancara. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui antara lain : usia responden, pendidikan responden, tingkat intensitas kerja responden dan lain-lain.

2. Wawancara

Yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data dari responden dengan cara wawancara atau bertanya langsung pada responden dengan berpedoman pada pertanyaan yang tercantum pada kuesioner.

3. Observasi

Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data-data tambahan. Teknik ini hanya berfungsi sebagai pelengkap dari teknik yang utama (kuesioner). Hal tersebut diperbolehkan, berdasarkan peryataan Selltiz (Bruce A. Chadwick dan rekan, diterjemahkan oleh Dr. Sulistia, ML dan rekan, 2003 : 90) yang mengatakan :

39

“Pengamatan dapat digunakan untuk berbagai maksud penelitian. Ia dapat digunakan dalam kajian eksploratif untuk memperoleh pengetahuan yang kemudian diuji menggunakan teknik lain. Mungkin untuk memperoleh data tambahan yang dapat digunakan untuk memberi penafsiran terhadap temuan-temuan yang diperoleh melalui teknik lain”.

Observasi merupakan suatu pengamatan secara sistematis dari objek penelitian tentang penomena-penomena yang akan diteliti. Pada penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang tingkat intensitas kerja, pencari nafkah keluarga, jumlah tanggungan keluarga. Penulis menggunakan teknik observasi non partisipan, yaitu penulis tidak terlibat langsung dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh objek penelitian (responden).

F. Skala Data dan Penentuan Skor

Skala data yang digunakan dalam penelitian ini skala ordinal. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 102), skala ordinal adalah skala yang digunakan peneliti untuk mengurutkan responden dalam tingkatan mulai dari paling rendah sampai paling tinggi.

Kegiatan yang penulis lakukan adalah melakukan perhitungan terhadap jawaban responden dalam kuesioner penelitian dan selanjutnya memberikan skor dengan menggunakan 3 jenjang, yaitu sebagai berikut:

1. Jawaban A diberi skor 3 (tiga) 2. Jawaban B diberi skor 2 (dua) 3. Jawaban C diberi skor 1 (satu)

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah memperoleh data dari lapangan, maka data-data diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap Editing

Yaitu dalam tahap ini data yang telah diperoleh dari lapangan, dikoreksi dan diperbaiki sehingga sempurna.

Dalam tahapan ini yang perlu diperhatikan adalah : - Lengkap tidaknya pengisian alat ukur data - Keterbatasan tulisan

- Kejelasan makna jawaban

- Keajengan dan kesesuaian jawaban. - Relevansi jawaban

- Keseragaman kesatuan data 2. Tahap Koding

Yaitu dalam tahap ini mengklasifikasikan data-data (jawaban-jawaban)dari responden menurut macam dan jenisnya, kemudian memberikan kode dan memindahkan ke dalam buku kode.

3. Tahap Tabulating

Yaitu tahap memasukan data-data sesuai dengan kategori-kategori pertanyaan ke dalam tabel (tabulasi), agar data-data tersebut mudah diinterpretasikan maka peneliti menggunakan tabel tunggal dan tabel silang.

41

H. Teknik Analisa Data 1. Koefisien korelasi

Metode ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara faktor-faktor yang menyebabkan intensitas kerja anak-anak di sektor informal. Metode yang digunakan adalah perhitungan koefisien korelasi Pearson Product Momentdengan rumus sebagai berikut :

  

 

2 2



2

 

2

 

  

              xy r Keterangan :

r = Koefisien korelasi antara varibel X dan Y n = Banyaknya jumlah responden

X = Total skor dari kompensasi Y = Total skor kinerja

Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan maka nilai r dikonsultasikan dengan interpretasi nilai r sebagai berikut :

R Interpretasi Antara 0,01–0,20 Antara 0,21–0,40 Antara 0,41–0,60 Antara 0,61–0,80 Antara 0,81–1,00 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 2. Analisis tabel tunggal/tabel silang

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu dengan menginterpretasikan data yang disajikan dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang. Analisa semacam ini sesuai dengan penelitian survey yang bertujuan deskriptif yang hanya memberikan suatu gambaran (deskriptif) dalam membahas permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.

A. Luas Wilayah dan Batas Kelurahan

Wilayah Kecamatan Rajabasa semula adalah merupakan pemekaran dari Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2001 tertanggal 03 Oktober 2001 tentang Penggabungan, Penghapusan dan Pemekaran Wilayah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar Lampung menjadi berjumlah 13 Kecamatan dan 98 Kelurahan.

Adapun batasan untuk luas Wilayah Kecamatan Raja Basa yaitu sekitar 1.302 Ha, yang terdiri atas 4 kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan Gedung Meneng 227 Ha 2. Kelurahan Rajabasa 359 Ha 3. Kelurahan Rajabasa Raya 358 Ha 4. Kelurahan Rajabasa Jaya 358 Ha

Kecamatan Rajabasa merupakan salah satu dari tiga belas kecamatan dalam wilayah Pemerintah Kota Bandar Lampung yang sebelumnya merupakan bagian dari Kecamtan Kedaton dimna pada tahun 2001 terjadi pemekaran dan dibentuk kecamtan tersendiri. Kecamatan ini memiliki luas wilayah

43

seluruhnya 1.302 Hektar. Adapun batas Kecamatan Rajabasa adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Kecamatan Natar, Lampung Selatan

2. Sebelah Selatan : Kecamatan Tanjung Karang Barat dan Kemiling 3. Sebelah Barat : Kecamatan Natar, Lampung Selatan

4. Sebelah Timur : Kecamatan Kedaton dan Tanjung Seneng

Secara geografis Kecamatan Rajabasa merupakan daerah daratan yang sebagian besar merupakan lahan pertanian tadah hujan. Kecamatan Rajabasa dengan luas daerah 1.302 Ha sebagian besar digunakan untuk lahan perumahan / permukiman dan areal pertanian, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Penggunaan lahan di Kecamatan Rajabasa

No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) %

1 2 3 4 5 6 7 8 Perumahan/Pemukiman Areal Pertanian Areal Perkebunan Jalur Hijau Kepentingan Sosial Tanah Pemda Jalan Dll. 522,5 482 222 10 3 5 35 22,5 40,13 37,02 17,05 0,77 0,23 0,38 2,69 1,73 Jumlah 1.302 100,00

Berdasarkan tabel di atas, Kecamatan Rajabasa mempunyai jumlah luas lahan yang diurutkan berdasarkan penggunaannya, yaitu untuk perumahan atau pemukiman yaitu terpakai luas lahan sebesar 522,5 Ha atau 40,13% dari luas wilayah yang ada, penggunaan lahan untuk areal pertanian yaitu sebesar 482Ha atau sebesar 37,02% dari luas wilayah yang ada, penggunaan lahan untuk areal perkebunan yaitu sebesar 222 Ha atau sebesar 17,05% dari luas wilayah yang ada, penggunaan lahan untuk areal jalur hijau yaitu sebesar 10Ha atau sebesar 0,77% dari luas wilayah yang ada, penggunaan lahan untuk areal kepentingan sosial yaitu sebesar 3 Ha atau sebesar 0,23% dari luas wilayah yang ada, penggunaan lahan untuk areal tanah pemda yaitu sebesar 5 Ha atau sebesar 0,38% dari luas wilayah yang ada, penggunaan lahan untuk areal jalan yaitu sebesar 35 Ha atau sebesar 2,69% dari luas wilayah yang ada, dan penggunaan lahan untuk areal yang lainnya yaitu sebesar 22,5 Ha atau sebesar 1,73% dari luas wilayah yang ada.

Dokumen terkait