• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian, untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan mentabulasi data yang didapat melalui keterangan responden, kemudian dicari frekuensi dan persentasenya. Setelah itu disusun dalam bentuk tabel tunggal dengan menggunakan Skala Likert.

A. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapatan, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Subjek penelitian dihadapkan pada pernyataan positif dan negatif dalam jumlah yang berimbang, dan mereka meminta untuk menyatakan apakah sangat setuju, kurang setuju, atau tidak setuju.

Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan adalah:

a. Pengkodingan, yaitu mengklasifikasi jawaban-jawaban menurut macamnya.

b. Memberi katagori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga mudah dianalisa serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan dalam penelitian.

c. Tabulasi, yaitu menggunakan table tunggal untuk mengetahui jawaban dan skor dari masalah yang diteliti.

Untuk mengetahui apakah hasil dari efektivitas terhadap program tersebut, maka digunakan interval sebagai skala pengukuran.

i= i=

i= =0,66

Untuk mengetahui hasil dari efektivitas pelaksanaan program, maka dapat dilihat dari ketentuan interval sebagai berikut:

1. Nilai 1 sampai dengan 0,33 = positif, yang artinya program tersebut efektif. 2. Nilai 0,33 sampai dengan -0,33 = netral, yang artinya program tersebut netral. 3. Nilai -0,33 sampai dengan -1 = negatif, yang artinya program tersebut tidak

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Latar Belakang Berdiri Lembaga

Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (Yakmi) merupakan sebuah lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang usaha

kesejahteraan sosial yang berdiri pada tahun 1997. Yakmi didirikan berdasarkan ide dan prakarsa murni dari pada pekerja sosial profesional sehingga pelayanan lembaga berorientasi pada metodologi profesi pekerja sosial.

Pada tahun 2000, Yakmi telah terdaftar secara hukum dengan akte notaries No.78 / tanggal 28 mei 2000 dan terdaftar pada kantor Dinas Sosial Sumatera Utara No.467.6/17 tanggal 11 januari 2001. Awalnya Yakmi memulai kegiatan yang secara khusus memusatkan perhatian pada pembinaan, pemberdayaan dan perlindungan terhadap anak jalanan melalui model rumah singgah. Selama melakukan kegiatan pendampingan terhadap anak, terutama anak jalanan, Yakmi mengmati bahwa dalam menangani permasalahan yang biasanya dialami anak, khususnya anak jalanan itu adalah permasalahan yang sulit untuk dituntaskan dan perlu melibatkan masyarakat luas untuk memahami permasalahan anak jalanan.

Sejak berdirinya tahun 1997, Lembaga Yakmi telah menjalankan program, diantaranya : 1. Program pembinaan anak jalanan

2. Program urban street children empowerment and support 3. Program pembinaan anak jalanan (beasiswa dan keterampilan) 4. Pendidikan luar sekolah (PLS) dan Life Skill

5. Program food security and nutrition in Medan Deli dan Medan Labuhan 6. Emergency respons in Aceh Tamiang

7. Child led inisiative for improving nutrition and hygiene practices in primary school (SHN)

8. Program urban street children empowerment and support 9. Save water system

10. Pembentukan lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga (LK3) 11. Asuransi kesejahteraan sosial

4.2 Struktur Kepengurusan Lembaga

4.3 Keterangan Uraian Kerja

Program Manajer :

1. Bertanggung jawab dalam setiap kegiatan program

2. Mengkoordinir dan memonitor staf dan koordinator dalam pelaksanaan kegiatan 3. Membuat draft dan rencana kerja bersama dengan coordinator dan staff

4. Menghadiri pertemuan yang diadakan lembaga

5. Mengadakan pertemuan bulanan dengan semua staff setiap bulan 6. Membuat kebijakan secara partisipasi dan berkoordinasi dengan atasan 7. Membuat laporan dan evaluasi kegiatan 1x3 bulan ke lembaga

8. Motivator dan membantu pendamping bila mengalami hambata dalam pelaksanaan di lapangan

9. Membuat dan mengajukan program yang inovatif ke lembaga 10. Menerima laporan pelaksanaan kegiatan dari setiap koordinator

Ester Hutabarat, A.KS Direktur

Tina Estheria, Amd Bendahara

Bob Marthias S.St Sekretaris

11. Mengadakan koordinasi program untuk tingkat kelurahan dan kecamatan 12. Melakukan evaluasi dan pengadaan staff.

Koordinator :

1. Mengkoordinir staff dalam melaksanakan kegiatan pendamping di lapangan 2. Membuat draft dan rencana kerja bersama staff

3. Bertanggung jawab dalam setiap kegiatan yang dilakukan staff

4. Membuat laporan kegiatan setiap satu kali sebulan yang diserahkan kepada program manager

5. Berkoordinasi dengan program manager stiap kegiatan pengembangan kegiatan yang dilakukan

6. Membuat staff mengkoordinir kegiatan

7. Memimpin pertemuan koordinasi denga staff secara berkala 8. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait

9. Mengkoordinir pengiriman atau pembuat laporan 10. Membuat rencana kerja (activity) selama sebulan.

Staff :

1. Membuat rincian dan jadwal pelaksanaan kegiatan selama setiap bulan dan menyerahkan kepada koordinator

2. Memobilisasi masyarakat pada setiap kegiatan 3. Memfasilitasi pertemuan dengan dampingan

Keuangan dan kasir :

1. Membuat rencana anggaran serta rencana penggunaannya untuk menunjang kelancaran lembaga

2. Menyelenggarakan dan mengkoordinir kegiatan pembukuan sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku

3. Menyusun dan merumuskan anggaran pembiayaan kesekretariatan, personalia, program kgiatan lainnya

4. Melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran 5. Membuat laporan secara berkala

Administrasi :

1. Melakukan pengaturan, pengelolaan surat menyurat meliputi pemprosesan surat masuk dan surat keluar, penyusunan konsep surat keluar, pengetikan dan pengadaan surat, pengaturan dan administrasi arsip dan pengaturan distribusi surat

2. Melakukan pengumpulan, pencatatan, penyusunan dan pemeliharaan dokumen lembaga, bahan yang berkenaan dengan tata internal dan eksternal lembaga 3. Mengatur penyelenggaraan pendistribusian dokumen dan informasi yang perlu disampaikan kepada seluruh anggota

4. Mengatur pengelolaan perpustakaan Yakmi

5. Melakukan koordinasi dengan badan pelaksanaan lainnya untuk meningkatkan pengelolaan kesekretariatan dalam mengimplementasikan program dan kegiatan 6. Membantu badan pengurus dan direktur eksekutif dalam melakukan aktifitas kesekretariatan dalam rangka pelaksanaan program kegiatan

4.4 Visi dan Misi Lembaga Yakmi

Visi dari lembaga Yakmi adalah :

“Membangun masyarakat secara khusus perempuan dan anak yang berkualitas serta

berpandangan kedepan menuju kemandirian”

Misi dari lembaga Yakmi adalah :

1. Membantu memperbaiki kualitas kesejahteraan perempuan, anak dan keluarganya

2. Meningkatkan sumber daya manusia yang bermutu dengan berbagai program pemberdayaan.

Beberapa program yang dilakukan dalam pendampingan, pembinaan dan pemberdayaan anak jalanan seperti :

a) Penyelenggaraan taman bacaaan di 3 tempat terletak di komunitas Setia Luhur, Komunitas PALMA, sanggar anak.

b) Meningkatkan pendidikan anak melalui tutorial belajar, pemberian beasiswa, membantu anak untuk mendapatkan akses terhadap pendidikan alternative.

c) Mempersiapkan kemandirian anak melalui program kewirausahaan dan program life skill.

d) Advokasi hak-hak anak (akses kesehatan, pendampingan anak jalanan korban kekerasan, fasilitas belajar anak, dll)

e) Pendampingan terhadap orang tua anak jalanan dengan membentuk kelompok simpan pinjam di komunitas PALMA.

BAB V ANALISIS DATA

Pada bab ini akan dibahas tentang analisis data dengan menggunakan analisis tabel tunggal dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan kuesioner. Dalam hal ini data hasil penelitian diperoleh langsung dari masyarakat di daerah pinggiran rel kereta api Gaperta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan sebagai respondennya.

Dalam penelitian ini populasi diambil dari seluruh anak jalanan yang berdomisili di pinggiran rel gaperta Kecamatan Medan Helvetia berjumlah 30 orang anak. Semua populasi diambil datanya, dengan kata lain penulis melakukan penelitian sensus. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara:

a) Peneliti melakukan penelitian disaat para anak jalan menerima bantuan program peningkatan gizi dari YAKMI

b) Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangannya. c) Memberikan pengarahan dan menjelaskan tujuan diadakan pengisian angket dan cara-cara pengisian angket tersebut.

d) Menyebarkan angket kepada anak jalanan penerima bantuan dan sekaligus menyampaikan batas waktu untuk pengisian angket selama 30 menit.

e) Peneliti menjelaskan butir-butir soal yang akan diisi oleh anak jalanan penerima bantuan sebagai sumber data.

f) Sesuai dengan waktu yang telah disepakati, peneliti menarik kembali angket yang telah diisi untuk dianalisa dan dipersiapkan untuk pengolahan data.

Pembahasan data dalam penelitian ini dilakukan penulis dengan membagi dua sub bab, agar penelitian tersebut tersusun secara sistematis, yaitu:

1. Analisis identitas responden, meliputi jenis kelamin, agama, umur, dan pendidikan responden.

2. Analisis data pembahasan, meliputi Respon Penerima Bantuan Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) Oleh Lembaga Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) Di Daerah Pinggir Rel Gaperta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

5.1 Analisis Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat daerah pinggir rel Gaperta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan yang berjumlah 30 orang. Peneliti mengambil seluruh responden yang mengetahui program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) yang berupa pemberian bantuan untuk peningkatan gizi, kemudian diberikan angket untuk mengukur respon masyarakat terhadap program tersebut.

Berikut ini adalah karakteristik umum dari responden yang diklasifikasikan bedasarkan jenis kelamin, agama, umur, dan pendidikan.

5.1.1 Jenis Kelamin

Perbedaan jenis kelamin tidak menjadi hal yang membedakan seluruh penerima bantuan peningkatan gizi oleh YAKMI. Data distribusi responden berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 2 Laki-Laki Perempuan 16 14 53 47 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2015

Dalam penelitian ini baik laki-laki atau perempuan dapat dijadikan sampel asalkan mereka menerima bantuan peningkatan gizi yang dilaksanakan oleh YAKMI. Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat kita lihat bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandingkan responden perempuan. Hal ini bisa dilihat dari persentase diatas dimana jumlah persentase responden perempuan sebanyak 14 orang (47%), sedangkan jumlah persentase responden laki-laki sebanyak 16 orang (53%).

5.1.2 Agama

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian mengenai agama responden yaitu seluruh responden menganut agama Kristen Protestan yaitu sejumlah 30 orang (100%). Daerah pinggri rel gaperta merupakan dearah yang masyarakatnya dominan beragama Kristen sehingga seluruh responden beragama keristen. Hasil pengamatan bahwa walaupun mayoritas masyarakat beragama Kristen Protestan, namun kerukunan antar umat beragama tetap terjalin dengan baik dan setiap responden tetap saling menghargai dan menghormati agama lain tanpa diskriminasi. Berdasarkan pengamatan peneliti, terdapat 4 gereja dan 1 mesjid di daerah pinggir rel gaperta.

usia responden yaitu berusia 0-18 tahun. Data distribusi responden berdasarkan usia/umur disajikan dalam tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Usia/Umur

No Usia/Umur Frekuensi Persentase(%)

1 0-6 Tahun 0 0

2 7-12 Tahun 12 40

3 13-18 Tahun 18 60

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner 2016

Berdasarkan mayoritas usia/umur responden dalam penelitian ini adalah 13-18 Tahun (60%), sedangkan responden yang berusia diantara 7-12 Tahun berjumlah 12 orang responden (40%). Persentase yang ada menunjukan usia responden sesuai dengan kriteria penerima bantuan. Dengan komposisi umur diatas responden diharapkan dapat atau mampu memberikan informasi lebih akurat seperti yang direncanakan dan diharapkan peneliti.

5.1.4 Pendidikan

Data distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan dalam tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber: Kuesioner 2016

Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden berada ditingkat pendidikan SMP sebanyak 17 orang (57%). Sebagian besar responden sudah memiliki tingkat pendidikan yang bisa dikatakan lumayan baik untuk tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan responden ini juga akan mempengaruhi respon mereka terhadap pelaksanaan program tersebut.

5.2 Analisis Kualitatif Responden Terhadap Program PKSA

Dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara dapat diketahui respon masyarakat terhadap program PKSA. Analisa terhadap program ini terbagi atas tiga variabel, yaitu persepsi yang terdiri dari pengetahuan dan pemahaman tentang apa, bagaimana, dan manfaat program PKSA. Sikap terdiri dari penilaian dan tanggapan masyarakat tentang program PKSA, dan partisipasi masyarakat yang berisi keterlibatan masyarakat terhadap program PKSA.

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SD 9 30

2 SMP 17 57

3 SMA/SMK 4 13

5.2.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program PKSA

Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi Masyarakat di daerah pinggir rel kereta api gaperta adalah suatu proses kognitif yang menghasilkan suatu pemahaman tentang program PKSA yang akan disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pernah atau Tidaknya Mendengar Program PKSA Sebelumnya

No Katagori Frekuensi Persentase (%)

1 Pernah 17 57

2 Tidak Pernah 13 43

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner 2015

Tabel 5.4 diatas menjelaskan pengetahuan responden berdasarkan pernah atau tidaknya mendengar program PKSA sebelumnya. Berdasarkan jawaban responden, sebanyak 17 orang responden (57%) mengetahui tentang adanya pelaksanaan program PKSA sebelumnya. Akan tetapi ada 13 responden (43%) yang menjawab tidak pernah mendengar program PKSA dan belum terlalu mengerti tentang pelaksanaan dan manfaat program PKSA. Adapun yang mengakibatkan responden tidak pernah mendengar tentang program ini diakibatkan oleh responden yang kerap bekerja sebagai pemulung dan jarang memperoleh informasi dari tetangga-tetangga.

”aku setiap pulang sekolah sampe sore bekerja sebagai pemulung, bang. Jadi ga pernah dengar program ini. UjarYabes (12 Tahun)

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Perolehan Informasi Program PKSA

No Katagori Frekuensi Persentase (%)

1 YAKMI 17 57

2 Tetangga 0 0

3 Tidak Tahu 13 43

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.5 dapat diketahui sumber informasi yang diperoleh oleh responden mengenai program PKSA. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa informasi yang paling banyak didapat oleh responden adalah dari YAKMI, hal tersebut dapat dilihat dari 17 orang responden (57%) yang menjawab sumber informasinya adalah YAKMI. Responden banyak mengetahui informasi PKSA dari penyuluhan yang dilakukan oleh YAKMI di daerah pinggir rel kereta api gaperta. Selanjutnya, 13 orang responden (43%) menjawab tidak pernah mendengar program PKSA ini sebelumnya karena mereka sibuk bekerja mencari barang-barang bekas dan mereka juga jarang bersosialisasi dilingkungannya.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Program PKSA No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tahu 16 53

2 Kurang Tahu 0 0

3 Tidak Tahu 14 47

Jumlah 22 100

Sumber: Kuesioner 2015

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden 16 orang (53%) sudah mengetahui adanya program PKSA. Responden yang mengetahui adanya program PKSA adalah responden yang memperoleh informasi yang cukup dengan rutin menghadiri pengenalan program yang dilakukan oleh YAKMI. Bedasarkan wawancara peneliti kepada salah satu responden yang bernama Daniel (12 Tahun) mengungkapkan bahwa ”saya tahu ada penerimaan bantuan gizi yang berupa pembagian susu dari YAKMI yang dating kerumah kami”, dan 14 orang sisa dari responden (47%) tidak tahu mengenai program tersebut disebabkan oleh kesibukan pekerjaan memulung dan bersekolah yang membuat mereka tidak dapat mengikuti pengenalan program PKSA untuk pertama kalinya. Wawancara yang dilakukan peneliti kepada Monica Juniati Tarigan (17 Tahun) yang mengatakan bahwa “saya tidak datang ketika sosialisasi tentang program ini karena saya sibuk sekolah dan les tambahan makanya saya tidak tahu mengenai program ini”

Tabel 5.7

Distribusi Responden Tentang Tujuan Diadakan Program PKSA No Katagori Frekuensi Persentase (%)

1 Tahu 22 73

2 Kurang Tahu 6 20

3 Tidak Tahu 2 7

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner 2016

Tabel 5.7 diatas menggambarkan pengetahuan responden mengenai tujuan program PKSA. Sebagian besar dari jumlah responden sudah mengetahui apa tujuan dari program PKSA yang dilaksanakan oleh YAKMI. Responden yang tahu mengenai tujuan diadakannya program PKSA didaerah mereka kebanyakan sudah mendengar sosialisasi program tersebut. Sebanyak 22 orang responden (73%) menjawab mengerti akan tujuan dari program ini. 6 orang responden (20%) menjawab kurang tahu dan 2 orang responden (7%) menjawab tidak tahu untuk apa sebenarnya tujuan dari program PKSA dilaksanakan di daerah tempat tinggal mereka. Tujuan dari program PKSA adalah meningkatkan gizi supaya sehat dan

tidak sakit karena kami diberikan susu, bubur kacang hijau, gula merah dan gula putih dari YAKMI” jawab Roki (15 Tahun) mengenai tujuan program PKSA.

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Diadakan Program PKSA

No Katagori Frekuensi Persentase (%)

1 Tahu 23 77

2 Kurang Tahu 5 16

3 Tidak Tahu 2 7

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner 2016

Dari tabel 5.8 dapat dilihat bahwa responden sudah banyak yang mengerti apa manfaat program PKSA bagi mereka. Sebanyak 23 orang responden (77%) menjawab tahu apa manfaat diadakannya program PKSA didaerah pinggir rel kereta api gaperta. Menurut Ester Purba (15 Tahun), manfaat dari program PKSA adalah

semenjak rutin dikasih susu,bubur kacang ijo,gula aku jadi makin sehat bang, jadi semangat belajar disekolah”. Sebanyak 5 orang responden (16%) menjawab kurang tahu akan manfaat diadakan program ini karena para responden jarang mengikuti sosialisasi dan penyuluhan mengenai program PKSA. Sisanya 2 orang responden (7%) menjawab tidak tahu sama sekali mengenai manfaat program ini karena tidak pernah menghadiri sosialisasi yang diadakan oleh YAKMI. Pengetahuan masyarakat mengenai manfaat program ini berpengaruh pula pada keikutsertaan mereka dalam pelaksanaan program. Jika masyarakat semakin tahu mengenai manfaat dari program yang diadakan oleh YAKMI maka masyarakat semakin aktif dan antusias untuk ambil bagian dalam setiap kegiatan program ini.

5.2.2 Sikap Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program PKSA

Pengukuran berikutnya yang berkenaan dengan respon masyarakat terhadap program PKSA di daerah pinggiran rel kereta api Gaperta adalah melalui sikap masyarakat. Sikap pada dasarnya adalah tendensi kita terhadap sesuatu. Sikap adalah rasa suka/tidak suka kita atas sesuatu. Sikap penting sekali karena ia mempengaruhi tindakan. Perilaku seseorang juga sering ditentukan oleh sikap mereka (Severin&Tankard, 2008:177). Pengukuran suatu program melalui sikap masyarakat dapat melalui beberapa bagian, seperti yang diuraikan pada hasil penelitian berikut.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Tentang Setuju atau Tidak Program PKSA dilaksanakan No Katagori Frekuensi Persentase (%)

1 Setuju 27 90

2 Kurang Setuju 3 10

3 Tidak Setuju 0 0

Jumlah 30 100

Kuisioner 2016

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, responden sebagian besar setuju ddiadakannya program PKSA di daerah mereka tinggal karena program ini membantu mereka dalam pemenuhan gizi anak. Sebanyak 27 orang responden (90%) menyatakan setuju dan sisanya sebanyak 3 orang responden (10%) mengatakan kurang setuju diadakan program tersebut. Sebagian besar responden antusias dengan program ini sehingga menjawab setuju diadakan program ini didaerah mereka. Ini merupakan pengungkapan sikap yang baik, yakni karena adanya penilaian warga terhadap suka atau ketidaksukaan serta setuju atau ketidaksetujuan warga terhadap

program yang dilakukan. Warga pada umumnya akan merasa senang dan terbuka apabila mendapatkan manfaat dari program ini.

Tabel 5.10

Distribusi Mengenai Tanggapan Responden Terhadap Pelaksanaan Program PKSA

No Katagori Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 25 83

2 Kurang Baik 5 17

3 Tidak Baik 0 0

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner 2016

Secara umum apabila masyarakat daerah pinggir rel kereta api bersikap positif terhadap pelaksanaan program PKSA, maka mereka akan menyukai program dan bersedia untuk terlibat aktif, tetapi jika masyarakat bersifat negatif terhadap program tersebut maka mereka tidak akan menyukai program dan mungkin tidak akan mau terlibat.

Seperti dapat dilihat pada tabel 5.10 diatas, sebanyak 25 orang responden (83%) menganggap pelaksanaan program PKSA sudah baik, seorang responden yaitu Mario Purba (15 Tahun) menjawab: ”Pelaksanaan program PKSA didaerah ini sudah baik karena YAKMI fokus memberikan bantuan dalam peningkatan gizi”,

namun 5 orang responden (17 tahun) mengatakan bahwa pemberian bantuan dalam bentuk gizi kurang baik karena jumlah gizi yang diberikan(dalam bentuk susu,gula,kacang hijau)kurang banyak.

Tabel 5.11

Distribusi Responden Tentang Membantu atau Tidak Program PKSA Dalam Meningkatkan Gizi

No Katagori Frekuensi Persentase (%)

1 Membantu 27 90

2 Kurang Membantu 3 10

3 Tidak membantu 0 0

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner 2016

Tabel 5.11 diatas menjelaskan tentang membantu atau tidaknya program PKSA didaerah mereka, 3 orang responden (10%) menjawab kurang membantu dan

kurang menerima manfaat “kami juga butuh uang buat bantuan pendidikan

sebenarnya bang, engga cukup hanya susu dan gula saja”. Ujar Samuel (13 Tahun) Disisi lain ada juga 27 orang responden (90%) yang menganggap program

ini membantu bagi mereka, “bantuan yang diberikan sama YAKMI sangat membantu

buat kami, kalau ga dari YAKMI pasti kami ga minum susu dan makan makanan yang bergizi secara rutin”, Jelas Rio Rezky Op.Sungguh (13 Tahun) kepada peneliti.

Tabel 5.12

Distribusi Harapan Responden Mengenai Kelanjutan Program PKSA No Katagori Frekuensi Persentase (%)

1 Mengharapkan 26 87

2 Kurang Mengharapkan 3 10

3 Tidak Mengharapkan 1 3

Berdasarkan tabel 5.12 menyatakan bahwa 26 orang responden (87%) mengharapkan program PKSA tetap berlanjut di daerah mereka karena masyarakat berharap dengan adanya program ini dapat membantu dalam meningkatkan kebutuhan gizi bagi anak-anak didaerah pinggiran rel kereta api. Sebanyak 3 orang responden (10%) menjawab kurang mengharapkan dan 1 orang responden (3%) menjawab tidak mengharapkan program ini karena mereka juga membutuhkan bantuan berupa uang tetapi YAKMI hanya memberikan bantuan berupa susu, kacang hijau, gula merah dan gula putih saja.

Program PKSA merupakan program yang ditujukan kepada masyarakat yang kurang mampu dan bertujuan untuk meningkatkan gizi bagi anak-anak didaerah pinggiran rel kereta api Gaperta Kecamatan Helvetia Kota Medan. Harapan masyarakat agar program ini berlanjut dan masyarakat didaeah pinggiran rel dapat memproleh gizi yang sesuai dengan kebutuhan.

Tabel 5.13

Distribusi Pengaruh Program PKSA Dalam Peningkatan Gizi Anak No Katagori Frekuensi Persentase (%)

1 Berpengaruh 20 67

2 Kurang Berpengaruh 6 20

3 Tidak Berpengaruh 4 13

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner 2016

Dari hasil kuesioner diperoleh bahwa 20 orang responden (67%) menyatakan bprogram PKSA membawa pengaruh yang baik dalam peningkatan gizi bagi anak didaerah pinggiran rel kereta api. Dengan adanya bantuan yang rutin

Selain itu 6 orang responden (20%) mengatak program PKSA kurang berpengaruh dalam peningkatan gizi anak, bahkan ada 4 orang responden (13%) menyatakan program ini tidak berpengaruh sama sekali dalam peningkatan gizi.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Terhadap Kesesuaian Program Dengan Kebutuhan Masyarakat

No Katagori Frekuensi Persentase (%)

1 Berpengaruh 24 80

2 Kurang Berpengaruh 3 10

3 Tidak Berpengaruh 3 10

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner 2016

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan mengatakan bahwa sebanyak 24 orang responden (80%) mengatakan bahwa program PKSA melalui peningkatan gizi anak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Faktor ekonomi dan kemiskinan menyebankan orangtua tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak secara baik dan tercukupi. Dengan adanya bantuan ini setiap anak-anak memperoleh asupan gizi yang baik melalui pemberian batuan susu dan makanan bergizi lainnya secara teratur

Dokumen terkait