• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Metode Pelakasanaan Penelitian

4. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menyelesaikan penelitian atau permasalahan yang ada ditempat penelitian. Analisis data dilakukan saat pengumpulan data dilapangan secara berkesinambungan. Apabila jawaban dari hasil wawancara belum memuaskan maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan sampai peneliti mendapatkan data yang ingin diperoleh. Aktivitas dalam analisis data dengan memerlukan teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan tiga tahap yaitu:

a. Reduksi Data

Teknik menganalisis data dengan cara merangkum, memilah hal yang besifat pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang besifat penting (Sugiyono 2018). Reduksi data dilakukan dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap data yang diperoleh.

b. Penyajian Data

Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan selanjutnya. Bentuk penyajian data antara lain berupa teks naratif, matrik, grafik, maupun bagan, namun dalam penelitian ini bentuk penyajian data lebih merajuk pada penyajian secara deskriptif.

c. Menarik Kesimpulan

Semua data yang telah direduksi, digambarkan lagi secara rinci agar mudah dipahami oleh peneliti maupun orang lain. Data yang

17

dirincikan ini adalah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data baik berupa pengamatan maupun penelitian

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Enrekang (KP2KP) bertempat di Jl.Buttu Juppandang, Juppandang, Kec.Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan di bawah wilayah kerja KPP Pratama pare-pare sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: 94/KMK.01/1994 Tanggal 29 Maret 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jendral Pajak sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: 162/KMK.01/1997 tanggal 10 April 1997.

Sejak bulan Juni 2008 Menteri Keuangan Republik Indonesia bersama dengan Direktur Jendral Pajak meresmikan dua Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak (Kanwil DJP) Modern yaitu Kanwil DJP Naggroe Aceh Darussalam dan Kanwil DJP Sumatera Utara II, serta 40 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama dan 37 Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) di lingkungan Kanwil-Kanwil DJP. Sumatera Utara I, Riau dan Kepulauan Riau, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara (Sultanbatara). Pembentukan dua Kanwil DJP modern dan Pembentukan KPP Pratama dan KP2Kp di wilayah di 4 Kantor Wilayah DJP ini merupakan tahapan proses modernisasi di Direktorat Jendral Pajak

Sejak 55 diresmikannya sejumlah KPP Pratama dan KP2KP di wilayah Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara oleh Menteri Keuangan, maka KP4 Enrekang mengalami perubahan menjadi KP2Kp Enrekang

.

18

19

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan kepada wajib pajak. Namun untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh KPP maka pelaksanaan pelayanan, penyuluhan dan konsultasi perpajakan dilaksanakan oleh unit KP2KP.

B. Struktur Organisasi

KP2KP Enrekang membentuk suatu struktur organisasi agar lebih mempermudah pelayanan kepada Wajib Pajak, sehingga dalam pelaksanaan tugas pokoknya dapat terorganisir dengan baik. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 535/KM.01/2001 tentang Susunan dan Tugas Koordinator Pelaksanan di Lingkungan Dirjen Pajak, dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Dirjen Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan serta Penyidikan Pajak dan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.

Tata kerja semua unit struktur organisasi dalam melaksanakan tugasnya menerapkan prinsip koordinasi, integritas dan singkronisasi, Tata kerja semua unit struktur organisasi dalam melaksanakan tugasnya menerapkan prinsip koordinasi, integritas dan singkronisasi.

20

Berikut gambar struktur organisasi KP2KP Enrekang

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

C. Job and Description

Masing masing organisasi di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa mempunyai tugas yang sesuai dengan bidangnya. Tugas-tugas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

i. Kepala Kantor mempunyai tugas menilai dan mengawasi staff atau anggota kantor dalam memberikan pelayanannya kepada wajib pajak.

ii. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penertiban produk hukum perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, Penerimaan Surat lainnya, serta pelaksanaan Pendaftaran Wajib Pajak.

iii. Seksi Konsultasi mempunyai tugas melakukan proses penyelesaian permohonan wajib pajak, usulan pembetulan ketetapan pajak, bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak.

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

(KP2KP) ENREKANG

KEPALA KANTOR

Seksi Pelayanan Seksi Penyuluhan Seksi konsultasi

21

iv. Seksi Penyuluhan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi, bimbingan pengawasan Wajib Pajak baru, serta penyuluhan perpajakan.

D. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh dari kantor pelayanan penyuluhan dan konsultasi perpajakan sebagai berikut :

1. Jumlah Wajib Pajak (WP) yang terdaftar tahun 2018-2020 di KP2KP Enrekang

Tabel 3.1

Daftar WP yang terdaftar

No Tahun Total WP Terdaftar

1 2018 22.217

2 2019 25.386

3 2020 41.307

Sumber data : Staff pengelola data

Sumber data pada tabel 3.1 diatas dapat diketahui jumlah Wajib Pajak (WP) yang terdaftar pada tahun 2018 berjumlah 22.217, kemudian tahun 2019 naik menjadi 25.386 dan di tahun 2020 meningkat menjadi 41.307. Jumlah wajib pajak yang terdaftar pada tahun 2018 ke tahun 2019 mengalami peningkatan sebanyak 3.169 wajib pajak yang terdaftar sedangkan tahun 2019 ke tahun 2020 mengalami kenaikan sejumlah 15.921 wajib pajak terdaftar.

22

2. Jumlah WP Lapor SPT Masa PPh Pasal 21 tahun 2018-2020 di KP2KP Enrekang

Tabel 3.2

WP lapor SPT Masa PPh Pasal 21

No. Tahun Total WP lapor

Sumber data : Staff pengelola data

Dari hasil data pada tabel 3.2 di atas dapat dilihat Wajib Pajak Lapor SPT Masa PPh Pasal 21 pada tahun 2018 sebanyak 790 Wajib Pajak, tahun 2019 turun berjumlah 490 Wajib Pajak, kemudian di tahun 2020 menurun drastis berjumlah 304 Wajib Pajak. Penurunan yang sangat drastis itu disebabkan karena adanya faktor covid-19

3. Jumlah Penerimaan PPh Pasal 21 tahun 20218-2021 di KP2KP Enrekang

Tabel 3.3

Penreimaan PPh pasal 21

No Tahun Penerimaan PPh pasal 21

1 2018 16.846.673.093 2 2019 16.602.076.084 3 2020 18.424.906.172 Sumber data : Staff pengelola data

23

Berdasarkan sumber data pada tabel 3.3 Pajak Penghasilan dari tahun 2018 sampai dengan 2020 mengalami fluktasi yaitu tidak stabilnya penerimaan PPh 21 di kantor KP2KP Enrekang. Dimulai di 2018 ke 2019 penurunan sebesar 244.579.009 dari total penerimaan PPh Pasal 21 dari tahun 2018, dan tahun 2019 ke tahun 2020 meningkat pesat sebesar 1.822.830.088 dari penerimaan PPh Pasal 21

E.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kenaikan PTKP yang diterapkan oleh pemerintah memiliki pengaruh terhadap penerimaan PPh pasal 21. Kenaikan tersebut memberikan dampak kepada pemerintah dan wajib pajak dibuktikan pada tabel 3.1 jumlah wajib pajak yang terdaftar mengalami peningkatan di tiga tahun terakhir itu menunjukkan bahwa kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) berefek pada jumlah Wajib Pajak Efektif yang berpengaruh positif terhadap penerimaan PPh Pasal 21, semakin banyak jumlah wajib pajak efektif maka akan menaikkan penerimaan PPh Pasal 21 di KP2KP Enrekang walaupun pada tabel 3.3 penerimaan PPh pasal 21 mengalami fluktasi dikarenakan di setiap 1 wp berbeda pendapatanya besar sehingga total PPh Pasal 21 nya meningkat

Hasil wawancara (draft wawancara) dari salah satu wajib pajak dapat disimpulkan bahwa kenaikan PTKP sangat berdampak pada wajib pajak dimana mengalami peningkatan yang baik. Efek dari Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) itu sendiri terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yaitu terciptanya keadilan bagi setiap Wajib Pajak dari Wajib Pajak yang berpenghasilan tinggi sampai dengan Wajib Pajak berpenghasilan menengah ke bawah. Agar masyarakat tidak terlalu terbebani dengan beban pajak yang harus di bayar.

24

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) identik dengan standar biaya hidup, berkurangnya pajak penghasilan diharapkan membuat masyarakat bisa menikmati lebih banyak penghasilannya dalam bentuk konsumsi maupun tabungan.

Kepala kantor KP2KP juga menambahkan bahwa ada pula yang menjadi kendala sehingga tidak stabilnya atau naik turunnya penerimaan PPh 21 pada tabel 3.3 di kantor KP2KP Enrekang yaitu faktor pandemic COVID-19 sehingga banyak wajib pajak yang kurang teliti dalam melaporkan pajaknya juga masih terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) di kantor KP2KP Enrekang. Ditambah akses internet dapat dikatakan minim.

25

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian Efek Kenaikan Penghasilan Tidak Pajak Kabupaten Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 penulis menyimpulkan bahwa jika PTKP naik maka jumlah yang dibelanjakan naik karena PPh yang harus di setor menurun. Akan tetapi penerimaan pajak belum tentu turun karena penerimaan sebagaimana ketaatan bayar pajak. Naiknya PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) memperbesar penghasilan Wajib Pajak dan pengeluaran Wajib Pajak

B. SARAN

Efek dari kenaikan PTKP yang ada sebaiknya dilakukan sosialisasi dengan baik agar masyarakat terutama wajib pajak yang belum mengerti dapat memperoleh informasi tersebut. Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran atas wajib pajak untuk membayar pajak.

Dan untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan ruang lingkup yang dapat dijadikan objek penelitian agar peneliti memiliki berbagai macam hasil penelitian sebagai bahan pembanding satu sama lain dan tidak berpatokan dalam satu objek saja.

26

DAFTAR PUSTAKA

Andiyanto, Dimas;Dkk. (2014). Analisis Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terhadap Tingkat Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Dan Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) (Studi Pada Kpp Pratama Malang Selatan Dan KPP Pratama Banyuwangi Periode 2009 – 2013) . Amisa, Yessica Dona. (2020). Pengaruh Upah Minimum Dan Daya Beli

Masyarakat Setiap Provinsi Terhadap Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Pph Pasal 21 Di Indonesia.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet

Farnika, Novita Erawati;. (2012). Analisis Penerimaan Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar Setelah pemberlakuan Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

Jonathan, gorby;Dkk. (2014). Pengaruh Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap Peningkatan Daya Beli Masyarakat Di Daerah Kabupaten Kediri (Studi Kasus Di Desa Sambireksik Kecamatan Gampengrejo).

Lewa, Megawani;Dkk. (2017). Analisis Perubahan Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Tahun 2015 Dan Tahun 2016 Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bitung.

Maesarini, Indah Wahyuni. (2016). S.IP., M.Si. Analisis Implementasi Kebijakan Penyesuaian Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Pada Pajak

Penghasilan Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen

Malia,evi. (2017). Analisis Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Sebagai Upaya Peningkatan Pertumbuhan Wajib Pajak Dan Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh).

Mardiasmo. (2018). Dalam Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2018. Yogyakarta:

penerbit Andi.

Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja.

Nuritomo. (2012). Pengaruh Peningkatan Penghasilan Tidak Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Studi Pada KPP Yogyakarta Satu.

Peraturan Menteri Keuangan RI No. 101/PMK.010/2016

Rahmawati, Indah. (2016). Pengaruh Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Pengusaha Bebas.

Sari. (2013). Konsep Dasar Perpajakan. Bandung : PT.Refika Adiatma.

27

Sinta. (2017). Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terhadap Penerimaan PPh Pasal 21 Ditinjau Dari Peraturan Perundang-Undangan Nomor 101/PMK.010/2016 Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Pada KPP Pratama Makassar Selatan.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung : IKAPI Susanti, Nurul; Andi. (2018). Pengaruh Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP) dan Jumlah Wajib Pajak Efektif Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang.

Widiyanti. (2016). Tinjauan Teoritis Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Berdasarkan Undang-Undang NO. 36 Tahun 2008 Mengenai Pajak Penghasilan Dibandingkan Dengan Upah Minimum Provinsi Dki Jakarta Sesuai Dengan Peraturan Gubernur Dki Jakarta No. 176 Tahun 2014 Tentang Upah.

Sumber internet

(https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/ptkp2021/16mei2021/22.00) (https://www.pajakku.com/read/5da034e6b01c4b456747b723/Pengertian-Pajak- Penghasilan/ 01 juni 2021/ 14.23)

(https://www.tagar.id/pengertian-istilah-dalam-upah-minimum-umr-umk-dan-ump/

22 juni 2021/ 10.00)

(https://www.wibowopajak.com/2014/08/pengertian-dan-besarnya-ptkp.html/22 juni 2021/15.17)

28

LAMPIRAN 1

SURAT PENELITIAN

29

30

31

LAMPIRAN 2

DAFTAR PERTNYAAN DAN HASIL WAWANCARA

32

Wawancara Kepala Kantor KP2KP

1.

Sejauh ini bagamaina tanggapan bapak kenaikan penghasilan tidak pajak PPh 21?

“ Kalau PTKP itu kan sudah paham kan yaitu batas minimum yang di berikan pemerintah ke masyarakat agar penghasilannya tidak kena pajak sedangkan pajak itu dikenakan atas objek pajak, objek nya dalam hal ini adalah PPh Pasal 21 orang pribadi nah disini orang pribadi itu penghasilan kita dari Direktorat jendral Pajak (DJP) itu menetapkan PTKP dalam rangka memberikan pada masyarakat taraf hidup minimal yang pantas untuk dikenakan pajak. Efek nya terhadap PPh 21 otomatis dibandingkan tidak ada PTKP PPh 21 itu akan turun. Jika dibandingkan tidak ada PTKP otomatis pajaknya naik. Makin tinggi PTKP otomatis akan menurunkan PPh 21”

2. Bagaimana penyesuaian PTKP di KP2KP

“ kalau kita PTKP ikut dari kantor pusat… KP2KP itu kan di bawah naungan KPP PRATAMA PARE-PARE kebijakan PTKP itu sendiri yang menetapkan di usulkan oleh DJP serta kementrian keuangan dan di setujui oleh DP”.

3. Apakah menurut bapak kebijkan pemerintah dalam

menaikkan besarnya PTKP sudah tepat?

33

“kebijakan pemerintah dalam menaikkan besarnya PTKP sudah tepat karena berimbas positif ke masyarakat, karna dapat meningkatkan daya beli masyarakat”

4. Selain berdampak kepada sumber penerimaan PPh Pasal 21 dan jumlah wajib pajak yang terdaftar di KP2KP Enrekang, apakah ada dampak lain yang timbul dari kenaikan PTKP?

“Dampak yang diberikan dengan adanya kenaikan PTKP ini efeknya ada pembetulan SPT tahunan”

5.

Apa dampak kenaikan PTKP yang dialami Wajib Pajak itu sendiri?

Dampaknya positif Kenaikan PTKP ini bagi pemerintah yaitu meningkatkan daya konsumtif dan meningkatkan daya beli masyarakat. Bagi wajib pajak, dampak positifnya akan memiliki banyak peluang untuk membelanjakan uangnya bagi yang tidak mencukupi PTKP dan dampak negatifnya bagi Wajib Pajak harus membuat perhitungan baru untuk PPh pasal 21”

6.

Dampak seperti apakah yang dirasakan dengan adanya kenaikan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)

“Dengan dinaikan PTKP dimaksudkan untuk meningkatkan

daya beli masyarakat, dengan besarnya PTKP otomatis dari gaji

seseorang itu akan lebih banyak yang tidak kena pajaknya sehingga

masyarakat akan lebih untuk digunakan sebagai

34

konsumsi digunakan sehingga perekonomian akan bergerak

dengan bergeraknya perekonomian otomatis ekonomi akan maju”

35

LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI

36

Ket : Tampak depan KP2KP Enrekang

37

Ket: tampak dalam KP2KP Enrekang

38

Ket : sedang melakukan wawanara kepada bapak Akhmad Reiza

Herbowo

39

Ket : dokumentasi setelah wawancara dengan bapak Akhmad Reiza

Herbowo selaku kepala KP2KP

40

BIOGRAFI PENULIS

Nama lengkap penulis Nur Atiqa Amiruddin, lahir pada tanggal 01 April 2000 di Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Yang merupakan buah hati dari Ayahanda Amiruddin Amin dan Ibunda Nuryani. Sebagai anak Pertama dari Dua bersaudara. Penulis

berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Penulis memulai jenjang pendidikan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Kota Denpasar, Bali pada tahun 2005 dan lulus pada tahun 2006. Setelah tamat TK, penulis melanjutkan pendidikan di SDN 61 Lekkong Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Enrekang dan lulus pada tahun 2015. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 2 Enrekang pada tahun 2015 dan lulus pada tahun 2018. Melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan mengambil jurusan D-III Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Penulis sangat bersyukur atas limpahan nikmat dan karunia yang diberikan oleh ALLAH SWT yang telah memberikan kesehatan, kesempatan, kesabaran, dan umur panjang sampai saat ini sehingga penulis dapat melewati masa-masa tersulit di hidup.

Harapan penulis semoga ilmu yang didapatkan selama ini dapat bermanfaat bagi diri sendiri, orang terdekat, maupun masyarakat luas dan tujuan penulis yan paling penting dari perjalanan selama ini adalah untuk membahagiakan orangtua serta orang-orang tersayang.

41

42

43

44

45

Dokumen terkait