• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

Peneliti akan melaksanakan analisis data hasil penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Fungsi analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk menganalisis data miskonsepsi dari jawaban siswa. Analisis dilakukan untuk setiap Kompetensi Dasar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan uji hipotesis. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah 1. Analisis deskripstif dilakukan dengan beberapa tahap dimulai dari mengorgasisasi data hingga mendeskripsikan. Uji hipotesis digunakan untuk menjawab rumusan masalah 2. Uji hipotesis dilakukan melalui beberapa tahap diantaranya merumuskan null hypothesis, menguji normalitas skor tes, menguji homogenitas skor tes, dan yang terakhir adalah menguji hipotesis.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif atau statistik deskripsi merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiono, 2011: 147). Analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab rumusan masalah 1 yaitu bagaimanakah miskonsepsi IPA

fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Tahap-tahap analisis deskriptif meliputi:

a. Mengorganisasi data 1) Data coding

Hasan (dalam Sijabat, 2015: 74) mengungkapkan bahwa coding adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka- angka/ huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis. Penelitian ini menggunakan data coding untuk mengkode nama siswa dan sekolah. Contoh data coding dalam penelitian ini adalah: DLN 1 1 artinya SD N Delegan 1 siswa 1, DLN 2 1 artinya SD N Delegan 2 siswa 1, dan seterusnya sampai jumlah sampel tertentu dan digunakan saat memasukan data yang berupa skor.

2) Data editing

Tahapan editing atau penyuntingan dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data yang sudah diperoleh. Tahap editing yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mengecek kembali kelengkapan lembar instrumen yang akan diujikan. Tahapan editing ini juga dilakukan oleh peneliti untuk memperbaiki instrumen yang telah diuji validitas isi, muka, dan konstruk.

3) Data entry

Data entery adalah tahap memasukan data berupa nama siswa, skor dan jenis kelamin ke dalam program Microsoft

Excel (Ms.Excel) sebagai pengolahan untuk diuji lebih lanjut menggunakan program Statistical Packages for Social Science (SPSS) 20.00 for Windows.

4) Data cleaning

Data cleaning dilakukan untuk membersihkan atau merapikan data-data hasil penelitian. Data cleaning pada penelitan ini seperti menghapus data-data yang tidak diperlukan.

5) Mengelompokkan Jawaban

Setelah peneliti memperoleh jawaban dari siswa dan mengetahui jenis kelamin siswa maka data tersebut dikelompokkan sesuai dengan Kompetensi Dasarnya. Pengelompokkan data pada soal pilihan ganda berdasarkan jawaban siswa dan tingkat keyakinan siswa terhadap jawaban yang dipilih. Siswa yang mengalami miskonsepsi adalah siswa yang menjawab salah namun siswa yakin benar terhadap jawaban yang dipilih tersebut. Pada soal uraian jawaban siswa dikelompokkan ke dalam kategori miskonsepsi dan tidak miskonsepsi. Jawaban siswa yang miskonsepsi adalah yang tidak sesuai dengan kunci jawaban. Pengelompokkan siswa berdasarkan jenis kelamin dengan cara tabulasi data menggunakan daftar cek.

6) Mempersentasekan

Data yang sudah dikelompokkan kemudian dipersentasekan untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi pada tiap item soal. Persentase dilakukan dengan menggunakan tabel. Langkah berikutnya adalah mempresentasikan hasil dari persentase setiap jawaban siswa ke dalam bentuk diagram. Peneliti menyajikan data miskonsepsi siswa melalui 2 cara. Cara pertama yaitu secara umum, artinya data miskonsepsi IPA Fisika pada soal pilihan ganda disajikan berdasarkan seluruh item menggunakan diagram batang. Cara kedua yaitu secara khusus, artinya data miskonsepsi IPA Fisika disajikan khusus per item berdasarkan kelompok KD-nya dengan menggunakan diagram batang.

b. Mendeskripsikan

Langkah yang terakhir adalah membuat deskripsi tentang miskonsepsi IPA Fisika yang dialami oleh siswa dengan melihat persentase miskonsepsi yang paling tinggi pada setiap item soal.

Hal yang sama dilakukan pada item soal uraian, keseluruhan miskonsepsi pada soal uraian dipresentasikan dalam bentuk diagram yang kemudian dideskripsikan secara umum, selanjutnya dilakukan presentasi miskonsepsi siswa per item soal dalam bentuk tabel lengkap dengan beberapa alternatif jawaban siswa dan jumlah persentasenya. Kemudian peneliti membuat deskripsi miskonsepsi yang dialami oleh siswa dengan melihat

persentase yang paling tinggi dalam satu konsep atau item soal tersebut. Siswa dikatakan mengalami miskonsepsi jika uraian jawaban yang diberikan oleh siswa tidak sesuai dengan pedoman penskoran yang sudah dibuat oleh peneliti.

2. Uji Hipotesis

Peneliti melakukan uji hipotesis untuk menjawab rumusan masalah 2 yaitu apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Tahap-tahap uji hipotesis meliputi:

a. Merumuskan null hypothesis

Hipotesis statistik penelitian dibuat berdasarkan pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah yang kedua dalam penelitian ini adalah

“apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis

kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman”. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1- µ2 = 0 atau µ1= µ2)

H1 = ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1- µ2 ≠ 0 atau µ1≠ µ2).

b. Menguji normalitas skor tes

Uji normalitas skor tes dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebar sesuai dengan kurva normal atau tidak. Uji normalitas skor dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov.

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

H0 = Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data tidak normal

H1 = Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data normal Kriteria normalitas suatu data adalah

1) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak, artinya sebaran data tes sesuai dengan kurva normal

2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak, artinya sebaran data tes tidak sesuai dengan kurva normal

Kemudian melengkapi dengan grafik histogram sebaran data.

c. Menguji homogenitas skor tes

Uji homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan analisis Of Variance (ANOVA) pada IBM SPSS 20. Asumsi dalam pengujian ANOVA adalah bahwa varian kelompok data adalah sama atau homogen. Jika Signifikansi < 0,05 maka varian kelompok data tidak sama atau tidak homogen, dan jika Signifikansi > 0,05 maka varian kelompok data sama atau homogen (Priyanto, 2012: 100).

d. Menguji hipotesis

Uji Hipotesis pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin siswa. Taraf

signifikansi yang digunakan adalah dengan uji dua pihak atau kelompok data yakni jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Apabila semua data terdistribusi normal maka dapat dianalisis menggunakan Independent sample t-test, sedangkan apabila salah satu data atau semua data tidak terdistribusi normal dapat dianalisis menggunakan Mann- Whitney Test.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0 = tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se- Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1= µ2)

H1 = ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1≠ µ2).

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut (Santosa, 2012: 256).

1) Jika harga sig (2-tailed) > 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman.

2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 ditolak atau H1 diterima, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman.

90

Dokumen terkait