• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis kuantitatif.

1) Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendiskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial (Sugiyono, 2014: 207-208).

Menurut Widoyoko (2014: 143-144), penafsiran hasil pengukuran instrumen non tes mengikuti aturan pemberian skor (scoring) beserta klasifikasi hasil penilaian. Klasifikasi penilaian hasil belajar siswa dapat menggunakan skala 3, 4, dan 5, sebagai berikut:

a. Skala 3, artinya hasil belajar siswa diklarifikasi menjadi 3, yaitu: baik (B), cukup (C), dan kurang (K).

b. Skala 4, artinya hasil belajar siswa diklarifikasi menjadi 4, yaitu: sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K).

c. Skala 5, artinya hasil belajar siswa diklarifikasi menjadi 5, artinya hasil belajar siswa diklarifikasi menjadi 5, yaitu:

sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang (K), dan sangat kurang (SK).

Adapun aturan memberi skor dan klasifikasi hasil penilaian adalah sebagai berikut:

a. Skor pernyataan yang negatif kebalikan dari pernyataan yang positif.

b. Jumlah skor tertinggi ideal = jumlah dari pernyataan atau aspek penilaian x jumlah pilihan (gradasi skor dalam rubik).

c. Skor akhir = (jumlah skor yang diperoleh : skor tertinggi ideal ) x jumlah kelas interval.

d. Jumlah kelas interval = skala hasil penilaian. Artinya kalau penilaian menggunakan skala 5, hasil penilaian klasifikasi menjadi 5 kelas interval.

e. Penentuan jarak interval (Ji) diperoleh dengan rumus:

Ji = (t – r)/Jk

Keterangan: t = skor tertinggi ideal skala, r = skor terendah ideal dalam skala, dan Jk = jumlah interval kelas.

(Widoyoko, 2014: 144)

2) Analisis Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2014:207).

Dalam menganalisis secara kuantitatif, penulis menggunakan alat bantu komputer program SPSS for Windows 17,0 untuk itu penulis menggunakan rumusan sebagai berikut:

a. Analisis Korelasi Parsial

Analisis korelasi parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar dan

pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan :

X = skor variabel independen Y = skor variabel dependen N = jumlah sampel

= koefisien korelasi

(Sugiyono, 2012:194) b. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah Perhatian Orang Tua (X1) dan Kemandirian Belajar (X2) secara individual berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar (Y). Rumus uji t yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan t tabel r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

(Sugiyono, 2014:269-270)

Untuk mempermudah dalam menganalisis data yang diperoleh maka penulis menggunakan alat bantu komputer program SPSS for window 17.0 dengan melihat angka signifikansi ≤0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua dan

kemandirian belajar siswa SMA Negeri 7 Purworejo terhadap prestasi belajar. Dan apabila signifikan > 0.05 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua dan kemandirian belajar siswa SMA Negeri 7 Purworejo terhadap prestasi belajar.

c. Korelasi ganda (R)

Menurut Sugiyono (2014:268) “korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen”. Rumus yang digunakan adalah :

Dimana :

= Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y

= KorelasiProduct Moment antara X1 dengan Y

= Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y = Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2

(Sugiyono, 2014:266) d. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah perhatian orang tua dan kemandirian belajar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Adapun rumus uji F yang digunakan adalah sebagai berikut :

Dimana :

R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independent n = jumlah anggota sampel

(Sugiyono, 2014:266-267) Untuk mempermudah dalam menganalisis data yang diperoleh maka penulis menggunakan alat bantu komputer program SPSS for window dengan melihat angka signifikan ≤ 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua dan kemandirian belajar siswa SMA Negeri 7 Purworejo terhadap prestasi belajar. Dan apabila signifikan > 0,05 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua dan kemandirian belajar siswa SMA Negeri 7 Purworejo terhadap prestasi belajar.

e. Analisis Regresi Ganda

“Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai predictor dimanipulasi (di naik turunkan nilainya)”.

(Sugiyono, 2012: 275)

Persamaan regresi yang digunakan:

Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = Variabel Dependen a = Nilai Konstanta b = Nilai Koefisien X = Variabel Independen

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 1. Profil Sekolah

a. Sejarah SMA Negeri 7 Purworejo

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7 Purworejo berdiri kokoh dijalan Ki Mangunsarkoro 1, kode pos 54114,Phone (0275) 321066, Facsimile (0275) 325464 Email : info@sman7purworejo.sch.id,ini tidak menempati gedung baru melainkan menempati gedung eks –SPG Negeri Purworejo .

Gedung ini dibangun pada tahun 1915. Bangunan sekolah ini termasuk bangunan kuno yang sarat sejarah sehingga ditetapkan sebagai cagar budaya yang harus dilestarikan keberadaannya. Hal ini di sampaikan oleh pakar dari UGM saat kegiatan seminar dalam rangka peringatan Lustrum II tahun 2001. Mengenai konstruksi bangunannya patut diacungi jempol. Mengapa? Karena bangunan gedung tersebut sebelumnya telah dirancang mampu bertahan 150 tahun.

Lembaga - Lembaga Pendidikan yang Pernah Ada:

1. Pendidikan Guru HKS Tahun 1915 – 1928 2. Pendidikan umum MULO tahun 1928 – 1942

3. Pendidikan SMP Negeri Jaman Belanda Tahun 1942 – 1945 4. Pendidikan SMP Negeri Jaman Jepang Tahun 1945 – 1949

57

5. Pendidikan Guru SGB Tahun 1950 -1961 6. Pendidikan Guru DGA Tahun 1958 – 1968

Dengan SK No.28/ SK / I I I Tanggal 21 Agustus 1958

Kepala Sekolahnya : Bapak B.Dandel dengan SK No. 107238 / C.1 Tgl. 20 – 10 – 1958

7. Sekolah Pendidikan Guru ( SPG ) Negeri Tahun 1968 – 1991 Kepala Sekolah yang pernah menjabat :

a. Bapak B. Dandel 1958 – 1971 SK No. 10722328 / C.1 Tgl 20 Okt. 195

b. Bapak Djaidy ,BA Th 1971 – 1979.E .E.0640/I I I .SP /Set /71 tanggal 30-8-1971

c. Bapak Drs.Syahlan AH , 1979 – 1988 SK No. 659090 /C/2/

79 Tgl: 4-8-1979

d. Bapak Suparman tahun 1988 – 1991 8. Pendidikan Guru SPG sore tahun 1968 – 1974

9. Pendidikan Guru KPG Negeri tahun 1977 – 1988 dilaksanakan sore hari pk.13.00-18.45.

Kepala sekolah yang menjabat Bapak M.Parjuli, BA

10. Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) Negeri Purworejo

Diselenggarakan sore hari dan malam hari tahun 1967 – 1973 Kepala sekolah yang menjabat Bapak B. Dandel

Setahun sebelum SPG negeri Purworejo berubah fungsi menjadi Sekolah Menengah Atas, SPG mendapat titipan siswa SMA Negeri 1 Purworejo 2 kelas. Tepatnya pada tahun pelajaran 1990 / 1991.Kemudian pada tahun 1991 SPG Negeri Purworejo mengalami perubahan menjadi SMA Negeri 3 Purworejo dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No..0519/0/1991 tanggal 5 September 1991.

Setelah SMA Negeri 3 Purworejo genap berusia 7 tahun, tepatnya 7 Maret 1997 mengalami perubahan nama (nomenklatur) menjadi SMU Negeri 3 Purworejo dengan SK Mendibud RI No.035/0/1997. Tanggal26 Mei 1997 SMU N 3 Purworejo berubah nama menjadi SMU N 2 Purworejo dengan SK Kep. Depdikbud Kab Purworejo No.242/103.06/LL/1997. Sesuai adanya Peraturan Otonomi Daerah kemudian tanggal 27 Agustus 2001 SMU N 2 Purworejo mengalami nomenklatur menjadi SMU N 7 Purworejo dengan SK Bupati No.188.4/04/2001

Sesuai dengan surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Purworejo No.422/568/2003 tertanggal 7 Februari 2004 SMU N 7 Purworejo berubah namanya menjadi SMA N 7 Purworejo.

b. Visi SMA Negeri 7 Purworejo

Unggul dalam prestasi, santun dalam perilaku, memiliki apresiasi seni dan budaya yang tinggi, peduli lingkungan dan berwawasan global.

c. Misi SMA Negeri 7 Purworejo

1. Memberikan pelayanan PMB secara optimal.

2. Memberikan bekal keterampilan hidup (life skill).

3. Menerapkan prinsip manajemen partisipatif dan demokratis.

4. Mengembangkan kehidupan sosial yang agamis baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

5. Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler.

6. Mengembangkan daya saing lulusan skala internasional.

7. Mengembangkan kegiatan warga sekolah untuk pencegahan pencemaran lingkungan.

8. Mengembangkan kegiatan warga sekolah untuk pencegahan kerusakan lingkungan.

9. Mengembangkan kegiatan warga sekolah untuk pelestarian fungsi lingkungan.

B. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo. Adapun jumlah populasi sebanyak 286 siswa, sedangkan sampelnya adalah 158 siswa diambil secara random sampling.

Dari data hasil penelitian dideskripsikan dalam skor tertinggi dan skor terendah. Selanjutnya untuk mengetahui pengukuran

indikator perhatian orang tua, kemandirian belajar dan prestasi belajar dengan jarak interval sebagai pembanding yang membedakan menjadi 5 kategori. Adapun hasil uraian analisis sebagai berikut :

a. Variabel Perhatian Orang Tua

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari angket perhatian orang tua yang diskorkan menunjukkan bahwa skor tertinggi (skor ideal) yang dicapai responden adalah 75 sedangkan skor ideal terendah adalah 15. Dari skor di atas maka dapat diketahui jarak intervalnya sebagai berikut:

Selanjutnya data kecenderungan instrumen variabel perhatian orang tua disusun dalam bentuk distribusi frekuensi yang disajikan dalam tabel 8 di bawah ini :

Tabel 8

Kecenderungan Perhatian Orang Tua

Skor Klasifikasi Frekuensi Presentase

64 - 75 Sangat Baik 27 17,08

52 - 63 Baik 65 41,13

40 - 51 Cukup 57 36,07

28- 39 Rendah 8 5,06

15 - 27 Sangat Rendah 1 0,63

Total 158 100

Sumber: data primer diolah

Berdasarkan data di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :

Gambar 2

Diagram Kecenderungan Perhatian Orang Tua

Berdasarkan hasil diagram di atas dapat diketahui bahwa perhatian orang tua pada siswa di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tergolong baik. Perhatian orang tua dinyatakan baik karena frekuensi terbanyak terdapat pada skor 52 – 63 dengan presentase 41,13% sebanyak 65 siswa, sedangkan untuk kategori sangat baik berada pada presentase 17,08% sebanyak 27 siswa, dalam kategori cukup berada pada presentase 36,07% sebanyak 57 siswa, serta kategori rendah berada pada presentase 5,06%

sebanyak 8 siswa, dan sangat rendah berada pada presentase 0,63% sebanyak 1 siswa.

0 10 20 30 40 50 60 70

Sangat Baik Baik Cukup Rendah Sangat

Rendah

Frekuensi Presentase

b. Variabel Kemandirian Belajar

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari angket kemandirian belajar yang diskorkan menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai responden adalah 75 dan skor terendah adalah 15. Dari skor di atas maka dapat diketahui jarak intervalnya sebagai berikut:

Selanjutnya data kecenderungan instrumen variabel kemandirian belajar disusun dalam yang disajikan dalam tabel 9 berikut ini :

Tabel 9

Kecenderungan Kemandirian Belajar

Skor Klasifikasi Frekuensi Presentase

64 - 75 Sangat Baik 21 13,29

52 - 63 Baik 72 45,56

40 - 51 Cukup 52 32,91

28- 39 Rendah 10 6,32

15 - 27 Sangat Rendah 3 1,89

Total 158 100

Sumber: data primer diolah

Berdasarkan data di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :

Gambar 3

Diagram Kecenderungan Kemandirian Belajar

Berdasarkan hasil diagram di atas dapat diketahui bahwa kemandirian belajar pada siswa di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tergolong baik. Kemandirian belajar dinyatakan baik karena frekuensi terbanyak terdapat pada skor 52 - 63 dengan presentase 45,56% sebanyak 72 siswa, sedangkan untuk kategori sangat baik berada pada presentase 13,29% sebanyak 21 siswa, dalam kategori cukup berada pada presentase 39,91% sebanyak 52 siswa, serta kategori rendah berada pada presentase 6,32%

sebanyak 10 siswa, dan kategori sangat rendah berada pada presentase 1,89% sebanyak 3 siswa.

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Sangat Baik Baik Cukup Rendah Sangat

Rendah

Frekuensi Presentase

c. Variabel Prestasi Belajar

Data tentang prestasi belajar siswa diperoleh dari rata-rata nilai rapor siswa semester 2 di kelas X pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 7 Purworejo tahun 2015/2016 yang terdiri dari nilai pengetahuan (ulangan harian, tugas, uts dan uas) serta nilai keterampilan (praktik).

Dari hasil analisis data yang diperoleh dari nilai raporyang diskorkan menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai responden adalah 88 dan skor terendah adalah 69. Dari skor di atas maka dapat diketahui jarak intervalnya sebagai berikut:

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 7 Purworejo dapat dideskripsikan skor nilai responden tentang prestasi belajar disajikan dalam tabel 10 berikut ini:

Tabel 10

8 85 87 86

47 79 79 79

86 72 72 72

125 86 84 85

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 7 Purworejo sebagai berikut:

1) Sebanyak 61 siswa memperoleh nilai pada kategori sangat baik.

2) Sebanyak 46 siswa memperoleh nilai pada kategori baik.

3) Sebanyak 31 siswa memperoleh nilai pada kategori cukup.

4) Sebanyak 14 siswa memperoleh nilai pada kategori kurang.

5) Sebanyak 6 siswa memperoleh nilai pada kategori sangat kurang.

Selanjutnya data kecenderungan prestasi belajar dapat di susun dalam bentuk distribusi frekuensi yang disajikan dalam tabel 11 di bawah ini:

Tabel 11

Kecenderungan Prestasi Belajar

Skor Klasifikasi Frekuensi Presentase

84,3–88 Sangat Baik 61 38,60

80,5–84,2 Baik 46 29,11

76,7–80,4 Cukup 31 19,62

72,9– 76,6 Kurang 14 8,86

69 – 72,8 Sangat Kurang 6 3,79

Total 158 100

Sumber: data primer diolah

Berdasarkan data di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :

Gambar 4

Diagram Kecenderungan Prestasi Belajar

Berdasarkan hasil diagram di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tergolong sangat baik. Prestasi belajar dinyatakan sangat baik karena frekuensi terbanyak terdapat pada skor 84,3 - 88 dengan presentase 38,60% sebanyak 61 siswa, sedangkan untuk kategori baik berada pada presentase 29,11% sebanyak 46 siswa, dalam kategori cukup berada pada presentase 19,62%, sebanyak 31 siswa, serta kategori kurang berada pada presentase 8,86%

sebanyak 14 siswa dan kategori sangat kurang berada pada presentase 3,79% sebanyak 6 siswa.

0 10 20 30 40 50 60 70

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat

Kurang

Frekuensi Presentase

2. Analisis Kuantitatif a. Korelasi Parsial

Analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS For Windows 17,0.

Berdasarkan rumus yang digunakan dalam analisis ini adalah rumus korelasi parsial. Pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat diuraikan sebagai berikut:

1) Pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa, setelah dilakukan analisis diperoleh koefisien korelasi (rx1y) = 0,444, berarti ada pengaruh yang positif dari perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

Besarnya pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 19,71%. (r2 = 0,4442 = 0,1971).

2) Pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa, setelah dilakukan analisis diperoleh koefisien korelasi (rx2y) = 0,515, berarti ada pengaruh yang positif dari kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa.

Besarnya pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar adalah sebesar 26,52%. (r2 = 0,5152 = 0,2652).

b. Uji t

Menguji signifikan pengaruh dari masing-masing variabel bebas yaitu X1 dan X2 terdapat Y, hasilnya dapat dilihat sebagai berikut ini:

1) Uji signifikan pengaruh perhatian orang tua (X1) terhadap prestasi belajar (Y).

Dari hasil uji t diperoleh bahwa thitung = 6,172 dengan signifikan 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan signifikan berarti hipotesis pertama diterima yang artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan antar perhatian orang tua terhadap prestasi belajardi kelas X SMA Negeri 7 Purworejo.

2) Uji signifikan pengaruh kemandirian belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y).

Dari hasil uji t diperoleh bahwa thitung = 7,473 dengan signifikan 0.000 < 0.05 maka dapat dikatakan signifikan berarti hipotesis kedua diterima yang artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan antar kemandirian belajar terhadap prestasi belajar di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo.

c. Korelasi Ganda (R)

Tabel 12

Hasil Ringkasan Koefisien Regresi dan Determinan

Model Summary

Hasil analisis pada tabel 12 diperoleh koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,557 dan koefisien determinan (R2) sebesar 0,310. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua dan kemandirian belajar memberi pengaruh positif sebesar 31,00% terhadap prestasi belajar di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo, sedangkan 69,00% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

d. Uji F

Untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh variabel perhatian orang tua (X1) dan kemandirian belajar (X2) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar (Y). Tingkat signifikan yang digunakan adalah 5%.

Hasil ringkasan ANOVA dapat disajikan pada tabel 13 berikut ini:

Tabel 13

Hasil Ringkasan ANOVA untuk Uji Signifikan

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 872.527 2 436.263 34.801 .000a

Residual 1943.049 155 12.536

Total 2815.576 157

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Sumber: data primerdiolah

Berdasarkan Uji ANOVA pada tabel di atas atau F test, didapat nilai Fhitung sebesar = 34,801 dengan sig = 0,000 karena sig = 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan berpengaruh signifikan berarti hipotesis yang menyatakan perhatian orang tua dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo dapat diterima.

e. Analisis Regresi Ganda

Setelah dilakukan analisis regresi ganda diperoleh hasil yang dapat dilihat berdasarkan model summary pada tabel 14 berikut ini:

Tabel 14

Analisis Regresi Ganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations B Std. Error Beta Zero-order Partial Part

1 (Constant) 80.206 1.935 41.460 .000

X1 .197 .032 .442 6.172 .000 .248 .444 .412

X2 .229 .031 .535 7.473 .000 .375 .515 .499

a. Dependent Variable: Y

Sumber: data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas diperoleh koefisien perhatian (b1) sebesar 0,197 dan koefisien kemandirian (b2) sebesar 0,229 serta bilangan konstantanya (a) 80,206 dan bila dinyatakan dalam persamaan berikut:

Y = 80,206 + 0,197X1 + 0,229X2

Artinya:

a) Jika nilai konstanta (a) tersebut bernilai positif, dengan demikian jika X1 dan X2 masing-masing 0 maka Y = 80,206.

b) Jika nilai koefisien (b1) tersebut bernilai positif, jika X1 naik satu satuan dan X2tetap, maka naik sebesar 0,197 satuan.

c) Jika nilai koefisien (b2) tersebut bernilai positif, jika X2 naik satu satuan dan X1 tetap, maka Y naik sebesar 0,229 satuan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis deskriptif dan kuantitatif dari data di atas dapat diketahui beberapa hasil penelitian dan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis deskriptif variabel perhatian orang tua berada pada kategori baik dengan presentase 41,13%, sedangkan untuk kategori sangat baik 17,08%, untuk kategori cukup 36,07%, serta kategori rendah 5,06%, dan sangat rendah 0,63%.Variabel kemandirian belajar berada pada kategori baik dengan presentase 45,56%, sedangkan untuk kategori sangat baik 13,29%, untuk kategori cukup 39,91%, serta kategori rendah 6,32%, dan kategori sangat rendah 1,89%.Variabel prestasi belajarberada pada kategori sangat baik dengan presentase 38,60%, sedangkan untuk kategori baik 29,11%, untuk kategori cukup 19,62%, serta kategori kurang 8,86% dansangat kurang 3,79%.

2. Berdasarkan analisis kuantitatif, terdapat pengaruh positif dan signifikan baik secara individu maupun secara bersama-sama.

a. Pengaruh Perhatian Orang Tua (X1) terhadap Prestasi Belajar (Y).

Dari variabel perhatian orang tua diperoleh koefisien korelasi r sebesar 0,444 setelah diuji t diperoleh thitung = 6,172 dengan sig = 0,000 karena 0,000 < 0,05 maka ada korelasi yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan

prestasi belajar. Hal ini berarti bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh perhatian orang tua adalah sebesar r2 = 0,4442 x 100% = 19,71%. Temuan ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Nurwanto tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Perhatian Orang Tua, Sifat Percaya Diri, dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Purworejo”.

Maka hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar diterima. Artinya apabila perhatian orang tua itu baik maka juga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terjadi karena orang tua yang memberi perhatian dan bimbingan terhadap anak dapat menumbuhkan motivasi, semangat dan kemauan dalam belajar sehingga anak menjadi rajin belajar dan dari hasil belajarnya tersebut dapat memperoleh prestasi belajar yang maksimal.

b. Pengaruh Kemandirian Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar (Y).

Dari variabel kemandirian belajar diperoleh koefisien r sebesar 0,515 setelah diuji t diperoleh thitung = 7,473 dengan sig

= 0,000 karena 0.000 < 0.05 maka ada korelasi yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi

belajar. Hal ini berarti prestasi belajar dipengaruhi oleh kemandirian belajar sebesar r2 = 0,5152 x 100% = 26,52%.

Temuan ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Imam Kristiawan tahun 2015dengan judul

“PengaruhKemandirian Belajar dan Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa SMK Negeri 7 Purworejo”.

Maka hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar diterima. Artinya apabila kemandirian belajar itu baik maka juga akan berpengaruh terhadap hasil prestasi belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terjadi karena siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, memiliki tanggung tanggung jawab sebagai pelajar, tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan dalam pembelajaran, mampu berpikir alternatif dalam belajar, percaya diri dengan kemampuan kognitifnya, mampu menyelesaikan tugas belajar secara mandiri, memiliki hubungan yang baik dengan teman, serta memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru atau teman dalam hal pelajaran.

Jadi semakin tinggi kemandirian belajar yang dimiliki setiap siswa maka prestasi belajar akan lebih baik.

c. Pengaruh Perhatian Orang Tua (X1) dan Kemandirian Belajar (X2) secara bersama-sama terhadap Prestasi belajar (Y).

Berdasarkan Uji ANOVA didapat R = 0,557 dan Fhitung = 34,801 dengan sig = 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan berpengaruh signifikan, berarti hipotesis yang ketiga diterima yang artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajardi kelas X SMA Negeri 7 Purworejosebesar 31,00%, sedangkan 69,00% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.Maka apabila perhatian orang tua dan kemandirian belajar siswa sangat baik maka akan memberikan pengaruh baik pula pada hasil prestasi belajar siswa. Sebaliknya apabila perhatian orang tua dan kemandirian belajar rendah atau kurang baik maka akan memberikan pengaruh kurang baik pula pada hasil prestasi belajar siswa. Dibuktikan dengan (R) = 0,557 sehingga diperoleh koefisien determinan (R2) sebesar 0,310 atau sebesar 31,00%. Dapat dikatakan positif karena Fhitungbernilai positif dan dikatakan signifikan karena hasil signifikan < 0,05.

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan variabel perhatian orang tua berada pada kategori baik pada frekuensi nilai 52 – 63 dengan presentase 41,13%. Dari variabel perhatian orang tua diperoleh dari hasil uji t diketahui bahwa thitung = 6,172 dan memberikan nilai yang positif 0,197 dengan sig 0,000 karena 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan signifikan, maka hipotesis pertama diterima yang menyatakan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo. Besarnya pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar r2 = 0,4442 x 100% = 19,71%.

2. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan variabel kemandirian belajar berada pada kategori baik pada frekuensi nilai 52 – 63 dengan presentase 45,56%. Dari variabel kemandirian belajar diperoleh dari hasil uji t diketahui bahwa thitung = 7,473 dan memberikan nilai yang positif 0,229 dengan sig 0,000 karena 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan signifikan, maka hipotesis kedua diterima yang menyatakan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar terhadap prestasi belajar di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo. Besarnya

2. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan variabel kemandirian belajar berada pada kategori baik pada frekuensi nilai 52 – 63 dengan presentase 45,56%. Dari variabel kemandirian belajar diperoleh dari hasil uji t diketahui bahwa thitung = 7,473 dan memberikan nilai yang positif 0,229 dengan sig 0,000 karena 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan signifikan, maka hipotesis kedua diterima yang menyatakan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar terhadap prestasi belajar di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo. Besarnya

Dokumen terkait