• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Zally Astuti Sudaryana NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Zally Astuti Sudaryana NIM"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

i

PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Zally Astuti Sudaryana NIM 122130046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2016

(2)
(3)
(4)
(5)

v

tidak akan pernah menyerah! ” -Penulis-

“Tidak mudah untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada semua orang satu persatu.

Karena itu, aku akan mewujudkan rasa terima kasih dengan bekerja keras dengan memberikan yang terbaik”

-Penulis-

“Jika memang itu jalan yang kamu pilih. Kamu harus tetap menjalaninya hingga akhir apapun yang terjadi”

-Penulis-

“Tidak peduli sesulit apa aku menghadapi sesuatu, aku akan tetap tersenyum seperti orang bodoh ”

-Penulis-

“Kerja keras adalah nama lain dari kejaiban”

-Penulis-

(6)

vi

Sujud syukur kepada Allah SWT atas nikmat, ridho, dan kesempatan yang diberikan kepadaku, akhirnya engkau berikan kenikmatan, maka skripsi ini kupersembahkan untuk :

 Kedua orang tua (Puji Astuti & Toto Sudaryana) yang telah membesarkanku, menjagaku, mendidik, dan selalu menjadi penyemangat agar aku selalu berjuang mencapai cita-cita. Terima kasih untuk setiap do’a, kasih sayang dan nasihat yang selalu engkau panjatkan.

 Adikku tersayang (Muhammad Aji Nugroho) terimakasih atas kasih sayangmu. Aku bangga padamu adikku sayang.

 Nenek tercintaku (Muntiah) terima kasih atas kasih sayang dan dukungan engkau berikan. Tetap berumur panjang nenek. Aku menyayangimu.

 Saudara sepupuku (Rossyta nela S. ) terima kasih atas kasih sayang dan bantuan yang menguras waktu dan tenaga. Aku menyayangimu.

 Sahabatku (Rima Wahyunita, Ririn Andriyani, Diana Ariyanti, Hendra

Gilang, Vanny Anggraeni S, Rizal Ahmad F) yang selalu mendukung dan mendengarkan keluh kesahku.

 Teman-teman semester VIII angkatan 2012 khususnya keluarga besar

ekonomi B yang menjadi kelas heboh dan penuh kekeluargaan dan selalu mampu menghadirkan tawa, canda disetiap hari perkuliahan. Terimakasih atas pengalaman berharga dalam hidup ini.

(7)

vii

 Teman-teman organisasi (IMM, PIKMA, SAINTEK, dan Kopma) yang

tak bisa kusebutkan satu persatu. Terima kasih telah memberikan banyak pengalaman yang berharga dalam hidup, mendukung serta menyemangatiku selalu.

 Kelompok 06 yang selalu menyemangati dan mendukung. Aku menyayangi kalian.

 Murid-muridku tercinta kelas X (MIPA 1,2,3,4,5 & IPS 1,2,3) angkatan

2015 SMA Negeri 7 Purworejo yang telah bersedia mengisi angket penelitian dan selalu menyemangatiku. Aku bangga kepada kalian.

 EXO dengan lagu-lagunya yang selalu membuatku semangat dalam mengerjakan skripsi. Saranghae Oppa

 Almamater tercinta.

(8)

viii

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya, hingga pada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Judul yang penulis ajukan adalah “Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA Negeri 7 Purworejo Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Drs. H. Supriyono, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo.

2. Bapak Yuli Widiyono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

3. Dra. Hj. Sri Kustilah, M.Pd selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah mengesahkan secara resmi

(9)

ix

yang telah mencurahkan perhatian, bimbingan dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.

5. Prof. Dr. H. Sugeng Eko Putro Widoyoko, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu bijaksana memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penulisan skripsi ini.

6. Staf Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi ini.

7. Ibu NikmahNurbaity, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 7 Purworejo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 7 Purworejo Kabupaten Purworejo.

8. Staf Guru SMA Negeri 7 Purworejo terkhusus untuk Guru Mata Pelajaran Ekonomi bapak Supriyadi, S.Pd selaku Guru Pamong semasa PPL yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian guna pengambilan data di kelas beliau.

9. Seluruh siswa kelas X SMA Negeri 7 Purworejo yang telah bersedia mengisikan angket penelitian yang telah penulis rancang.

10. Kedua orang tua atas jasa-jasanya, kesabaran, do’a, dan tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta yang tulus dan ikhlas kepada penulis semenjak kecil.

(10)
(11)

xi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo.

2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama antara perhatian orang tua dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016.

Penentuan jumlah sampel menggunakan tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5% dari populasi 286 siswa diambil sampel 158 siswa. Pengambilan sampel menggunakan sample random sampling.

Pengumpulan data menggunakan angket yang masing-masing sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan korelasi ganda.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa perhatian orang tua siswa di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo pada kategori baik (41,13%), kemandirian belajar pada kategori baik (45,56%) dan prestasi belajar pada kategori sangat baik (38,60%). Berdasarkan perhitungan korelasi parsial menunjukkan bahwa: (1) perhatian orang tua memberikan pengaruhterhadap prestasi belajar sebesar 19,71% (rx1y = 0,444; t = 6,172; sig < 0,05), (2) kemandirian belajar memberi pengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 26,52% (rx2y = 0,515; t = 7,473; sig <

0,05). Hasil analisis korelasi ganda mengungkapkan ada pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama dari perhatian orang tua dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar sebesar 31,00% (R = 0,557; F = 34,801; sig < 0,05).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dari perhatian orang tua dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajarpada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016. Maka hipotesis diterima.

KataKunci : Perhatian Orang Tua, Kemandirian Belajar, Prestasi Belajar

(12)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

PRAKATA ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian... 7

F. Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN RUMUSAN HIPOTESIS A. KajianTeori... 9

1. Prestasi Belajar ... 13

2. Perhatian Orang Tua... 16

3. Kemandirian Belajar ... 25

4. Mata Pelajaran Ekonomi ... 31

B. Tinjauan Pustaka ... 33

C. Kerangka Pikir... 34

D. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

D. Variabel Penelitian ... 40

E. Metode Pengumpulan Data ... 41

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. UjiInstrumen Penelitian... 45

H. Teknik Analisis Data ... 50

(13)

xiii

2. Analisis Kuantitatif ... 72 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77 BAB V PENUTUP

A. Simpulan... 81 B. Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

xiv

Tabel 2. Kisi-Kisi Angket Kemandirian Belajar ... 44

Tabel 3. Pedoman Skoring Alternatif Jawaban ... 44

Tabel 4. Ringkasan Validitas InstrumenPerhatian Orang Tua ... 47

Tabel 5. Ringkasan Validitas Instrumen Kemandirian Belajar ... 48

Tabel 6. Reliabilitas Instrumen Perhatian Orang Tua ... 50

Tabel 7. Reliabilitas Instrumen Kemandirian Belajar ... 50

Tabel 8. Kecenderungan Perhatian Orang Tua ... 61

Tabel 9. Kecenderungan Kemandirian Belajar ... 63

Tabel 10. Skor Nilai Prestasi Belajar Siswa ... 65

Tabel 11. Kecenderungan Prestasi Belajar ... 70

Tabel 12. Koefisien Regresi ... 74

Tabel 13. Hasil Uji F ... 75

Tabel 14. Analisis Regresi Ganda ... 76

(15)

xv

Gambar 1. Paradigma ganda dengan dua variabel independen ... 36

Gambar 2. Diagram Kecenderungan Perhatian Orang Tua... 62

Gambar 3. Diagram Kecenderungan Kemandirian Belajar... 64

Gambar 4. Diagram Kecenderungan Prestasi Belajar... 71

(16)

xvi Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian Lampiran 5. Surat Penetapan Dosen Penguji Lampiran 6. Angket Perhatian Orang Tua Lampiran 7. Angket Kemandirian Belajar

Lampiran 8. Data Penelitian Variabel Perhatian Orang Tua Lampiran 9. Data Penelitian Variabel Kemandirian Belajar Lampiran10. Data Nilai Variabel Prestasi Belajar

Lampiran 11. Rekapitulasi Data Penelitian

Lampiran 12. Reliabilitas dan Validitas Perhatian Orang Tua Lampiran 13. Reliabilitas dan Validitas Kemandirian Belajar

Lampiran 14. Hasil Uji Regresi Variabel Perhatian Orang Tua, Kemandirian Belajar, Dan Prestasi Belajar

Lampiran 15. Tabel Penentuan Jumlah Sampel Dari Populasi Lampiran 16. Kartu Bimbingan Skripsi

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan masalah penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, masyarakat maupun bangsa dan Negara, sebagai wujud perhatian Negara Republik Indonesia, maka pemerintah berusaha meningkatkan mutu pendidikan sekarang ini. Peningkatan mutu pendidikan senantiasa disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membuat pembangunan bangsa akan menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan negara-negara lain. Maju mundurnya suatu bangsa dipengaruhi dan berkaitan dengan keberhasilan pendidikan bangsanya. Pendidikan mempunyai pengaruh yang secara langsung atau tidak langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. Sekolah merupakan satuan pendidikan formal dimana mengajarkan berbagai disiplin ilmu yang bertujuan agar peserta didik menjadi manusia yang unggul.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) pendidikan dinyatakan sebagai berikut:

“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

1

(18)

Untuk mencapai tujuan pendidikan, Indonesia berupaya terus untuk meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan berarti peningkatan mutu proses belajar mengajar. Untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar ini diperlukan profesionalisme dan kedisiplinan seorang pendidik di dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat, orang tua, guru, dan siswa itu sendiri. Dengan demikian sekolah, keluarga, dan lingkungan sebagai penanggung jawab keberhasilan pendidikan, diharapkan mampu mendorong siswa belajar giat sehingga prestasi belajar siswa semakin tinggi.

Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Ini berarti prestasi belajar tidak akan bisa diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa. Fungsi prestasi belajar adalah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas dan sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar, baik secara individu maupun kelompok.Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang hanya dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya.

Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan kerja. Selain hal tersebut perhatian orang tua dan kemandirian

(19)

belajar juga berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar.

Orang tua memegang peranan utama dan pertama bagi pendidikan anak, mengasuh, mendidik,dan membesarkan merupakan tugas yang mulia yang tidak lepas dari berbagai halangan dan tantangan, sedangkan guru disekolah merupakan pendidik yang kedua setelah orang tua di rumah.

Salah satu faktor dari orang tua yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak adalah perhatian. Perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati.

Menaruh hati pada seluruh anggota keluarga adalah dasar pokok hubungan yang baik diantara para anggota keluarga. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Dengan adanya perhatian dari orang tua, anak akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya pun demikian.

Saat ini banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari orang tua yang terlalu sibuk bekerja sehingga kurang memperhatikan anaknya, termasuk dalam pendidikan. Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh tak acuh terhadap kegiatan belajar anaknya, tidak diperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan- kebutuhan anaknya dalam belajar menyebabkan anak malas belajar. Hal ini akan membuat prestasi belajar yang diraih siswa menjadi tidak memuaskan dan mungkin gagal dalam studinya.

(20)

Pada umumnya murid atau siswa merupakan insan yang masih perlu dididik atau diasuh oleh orang yang lebih dewasa dalam hal ini adalah ayah dan ibu, jika orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama ini tidak berhasil meletakan dasar kemandirian maka akan sangat berat untuk berharap sekolah mampu membentuk siswa atau anak menjadi mandiri.

Menurut Erikson dalam Desmita (2012:185) menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.

Kemandirian peserta didik dalam pembelajaran ditunjukkan dengan kemampuan mengatasi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran. Penyelesaian masalah dalam proses pembelajaran tersebut dilakukan dengan melibatkan proses pengambilan keputusan, inisiatif, menunjukkan kepercayaan diri, serta tanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Kemandirian belajar dapat terlihat pada kebiasaan- kebiasaan belajar secara sehari-hari seperti siswa merencanakan dan melakukan belajar. Kemandirian belajar siswa sangat diperlukan dalam peningkatan prestasi belajar. Siswa yang kurang memiliki kemandirian belajar biasanya ditandai dengan tidak mengerjakan tugas dan memperhatikan guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung namun begitu pula sebailknya, terdapat siswa yang rajin mengerjakan

(21)

tugas dan selalu memperhatikan guru saat mengajar. Hal ini dikarenakan kemandirian setiap siswa atau peserta didik tidak sama antara satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa siswa belum mempunyai cara belajar yang baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, ekonomi sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa kelas X di tingkat sekolah menengah atas (SMA), dipandang merupakan mata pelajaran yang membosankan dan sulit dipahami. Di mana materi pelajaran ekonomi lebih banyak bersifat hafalan, yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menghafalkan materi ekonomi yang diajarkan oleh guru.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Kemandirian BelajarTerhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA Negeri 7 Purworejo Tahun Pelajaran 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak.

2. Kemandirian belajar siswa yang masih rendah dan berbeda-beda.

3. Prestasi belajar yang diperoleh siswa belum optimal.

(22)

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman dan penyimpangan yang berlebihan terhadap permasalahan karena faktor penelitian yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa maka perlu adanya pembatasan masalah yang meliputi:

1. Penelitian hanya membatasi pada perhatian orang tua dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas XSMA Negeri 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016.

2. Prestasi belajar adalah nilai rapor yang diperoleh siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas XSMA Negeri 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016?

2. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016?

3. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap

(23)

prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajarpada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar terhadap prestasi belajarpada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua dan kemandirian belajar secara bersama- sama terhadap prestasi belajarpada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak antara lain:

1. Bagi Peneliti

Sebagai penerapan dan masukan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah serta sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

(24)

2. Bagi Sekolah

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan mutu pendidikan.

3. Bagi Siswa

Diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam meningkatkan kemandirian belajar dan cara belajar yang baik sehingga dapat mencapai prestasi yang di inginkan siswa.

4. Bagi Masyarakat

Khususnya bagi orang tua supaya dapat meningkatkan prestasi anak dan menolong anak untuk menumbuhkan kemandirian belajar dengan cara meningkatkan perhatian orang tua terhadap anak.

5. Bagi Universitas Muhammadiyah Purworejo

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan sebagai masukan bagi kalangan akademis yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan perhatian orang tuadan kemandirian belajar yang hubungannya dengan prestasi belajar siswa.

(25)

BAB II

KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pengertian Prestasi

Dalam dunia pendidikan kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling penting. Dapat dikatakan berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung bagaimana proses belajar mengajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Menurut Hamdani (2011:137) “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok dan sebagainya”.

Menurut Djamarah (2012:19) “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok”. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya.

9

(26)

Sedangkan Poerwadarminta dalam Djamarah (2012:20) berpendapat bahwa “prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”.

Sementara Nasrun dan kawan-kawan dalam Djamarah (2012: 21) memberikan batasan, bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai- nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Berdasarkan beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli di atas jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu dapat dipahami, bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

2. Belajar

a. Definisi Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kehidupan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Oleh karena itu banyak para ahli mengemukakan definisi belajar, berikut beberapa definisi menurut para ahli:

(27)

1) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 2010:2) 2) Belajar adalah proses perubahan di dalam diri seseorang,

seperti setelah belajar seseorang mengalami perubahan dalam dirinya seperti mengetahui, memahami, lebih trampil, dapat melakukan sesuatu, dan sebagainya. (Basri, 2004:92)

3) Belajar didefinisikan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. (Dalyono, 2009:49)

4) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. (Syah, 2012:63)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka jelas bahwa tujuan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara pencapaiannya. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses pemahaman informasi sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.

(28)

b. Ciri-Ciri Belajar

Proses belajar yang baik sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, untuk mencapai tujuan tersebut, siswa perlu memahami ciri-ciri belajar yang baik.

Menurut Ahmadi dan Supriyono dalam Khodijah (2014: 51- 52). Ciri-ciri belajar yang baik diantaranya adalah:

1) Terjadi secara sadar. Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar itu disadari. Artinya, individu yang mengalami perubahan itu menyadari akan perubahan yang terjadi pada dirinya. Dengan demikian,seseorang yang tiba-tiba memiliki sesuatu kemampuan karena dia dihipnotis itu tidak dapat disebut sebagai hasil belajar.

2) Bersifat fungsional. Perubahan yang timbul karena proses belajar juga bersifat fungsional. Artinya, perubahan tersebut memberikan manfaat yang luas. Setidaknya bermanfaat ketika siswa akan menempuh ujian, atau bahkan bermanfaat bagi siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjaga kelangsungan hidupnya.

3) Bersifat aktif dan positif. Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar bersifat aktif dan positif. Aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi memerlukan usaha dan aktivitas dari individu sendiri untuk mencapai perubahan tersebut. Adapun positifnya artinya baik bermanfaat, dan sesuai dengan harapan. Positif juga berarti mengandung nilai tambah bagi individu. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.

4) Bukan bersifat sementara. Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar itu bukan bersifat sementara, akan tetapi bersifat relatif permanen. Dengan demikian, seseorang yang suatu ketika dapat melompati bara api karena ingin menyelamatkan diri dari bahaya kebakaran namun ketika selesai peristiwa kebakaran tersebut ia tidak mampu melakukannya lagi, maka itu tidak dapat disebut sebagai perubahan karena belajar.

5) Bertujuan dan terarah. Perubahan yang terjadi karena belajar juga pasti bertujuan dan terarah. Artinya, perubahan tersebut tidak terjadi tanpa unsur kesengajaan dari individu

(29)

yang bersangkutan untuk mengubah perilakunya.

Karenanya, tidaklah mungkin orang yang tidak belajar sama sekali akan mencapai hasil yang maksimal.

6) Mencakup seluruh aspek perilaku. Perubahan yang timbul karena proses belajar itu pada umunya mencakup seluruh aspek perilaku (kognitif, afektif, psikomotorik). Ketiga aspek tersebut saling berkaitan sama lain, karena itu perubahan pada satu aspek biasanya juga akan memengaruhi perubahan pada aspek lainnya.

Berdasarkan ciri-ciri belajar tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri belajar adalah ditandai dengan adanya perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan yang bersifat fungsional, perubahan yang bersifat aktif dan positif, perubahan yang relatif permanen, perubahan bersifat positif dan terarah, dan perubahan yang mencakup aspek perilaku.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda.

Menurut (Djamarah, 2012: 23) Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yakni perubahan tingkah laku. Dengan demikian, dapat diambil pengertian yang cukup sederhana mengenai hal ini. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Ini berarti

(30)

prestasi belajar tidak akan bisa diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa. Fungsi prestasi belajar adalah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas dan sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar, baik secara individu maupun kelompok.

b. Indikator Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini prestasi belajar mengambil nilai rapor siswa kelas X SMA Negeri 7 Purworejo Tahun Pelajaran 2015/2016. Pada dasarnya prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar selama periode tertentu melalui sebuah rapor yang berisi nilai-nilai mata pelajaran yang telah ditempuh. Dengan nilai raport dapat diketahui sejauh mana siswa telah menguasai bahan pelajaran yang telah dipelajarinya.

Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah melalui proses belajar baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan serta pengetahuan yang dapat diukur serta dinilai dan dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf.

c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

(31)

prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Abu Ahmadi, dkk (2004: 138) mengemukakan yang tergolong faktor internal adalah:

1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

a. Faktor intelektif yang meliputi:

1). Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

2). Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Yang tergolong faktor eksternal, ialah:

a. Faktor sosial yang terdiri atas:

1) Lingkungan keluarga;

2) Lingkungan sekolah;

3) Lingkungan masyarakat;

4) Lingkungan kelompok.

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik digolongkan menjadi dua yaitu:

(32)

1) Faktor Intern

Faktor intern berkaitan dengan peserta didik dari dalam berupa kesehatan, kemandirian belajar, minat belajar, bakat, kepandaian dan faktor pribadi lainnya.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor dari luar yang berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok, adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan faktor lainnya.

Kemandirian belajar merupakan faktor intern dan perhatian orang tua merupakan faktor ekstern dari lingkungan keluarga yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Berdasarkan teori tersebut dapat diketahui bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor intern berupa kemandirian belajar dan juga faktor ekstern yang berupa perhatian orang tua.

4. Perhatian Orang Tua

a. Pengertian Perhatian Orang Tua

Perhatian merupakan suatu masalah yang amat penting bagi para pendidik terutama bagi orang tua dan guru, janganlah beranggapan bahwa perhatian merupakan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan sekolah saja, akan tetapi perhatian merupakan suatu proses yang terus menerus berlangsung. Masalah ini sangat penting bagi kehidupan di dalam dan diluar sekolah,

(33)

terutama yang berhubungan dengan perbuatan belajar bagi anak di rumah yang sangat memerlukan perhatian orang tua. Salah satu peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar anaknya.

Menurut Suryabrata (2006:14) mengemukakan bahwa terdapat dua definisi mengenai perhatian yaitu : “(1) perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek, dan (2) perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas”. Sedangkan Menurut Gazali dalam Slameto (2010:56) “Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek.”.

Walgito (2010:110) berpendapat bahwa “Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada suatu objek atau sekumpulan objek”.

Sedangkan pengertian orang tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “orang tua adalah ayah ibu kandung, atau orang yang dianggap tua, orang yang dihormati”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat diartikan bahwa perhatian orang tua adalah pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu objek yang dilakukan oleh ayah dan ibu terhadap anaknya dalam suatu aktivitas. Perhatian orang tua sangat

(34)

berpengaruh dalam keberhasilan anak dalam belajar dan merupakan faktor yang paling penting dalam meningkatkan prestasi belajar anak. Hal ini mendorong orang tua untuk berupaya memperhatikan anaknya dalam belajar, sehingga anak merasa diperhatikan sehingga menimbulkan semangat belajar anak.

b. Macam-Macam Perhatian Orang Tua

Perhatian timbul dengan adanya pemusatan kesadaran terhadap sesuatu.Ditinjau dari beberapa segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam. Walgito (2010:112-113) membagi perhatian menjadi empat macam yaitu:

1) Ditinjau dari segi timbulnya perhatian, maka perhatian dibedakan menjadi perhatian spontan dan perhatian tidak spontan. Perhatian spontan merupakan perhatian yang timbul dengan sendirinya, sedangkan perhatian tidak spontan merupakan perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja.

2) Ditinjau dari segi banyaknya objek oleh perhatian pada saat bersamaan, maka perhatian dibedakan menjadi perhatian yang sempit dan perhatian yang luas. Perhatian sempit terjadi jika individu pada suatu saat hanya memperhatikan objek yang sedikit, sedangkan perhatian luas terjadi jika individu memperhatikan objek yang banyak sekaligus.

3) Terkait dengan perhatian yang sempit dan luas, maka perhatian masih bisa dibedakan menjadi perhatian terpusat dan terbagi bagi. Perhatian terpusat merupakan perhatian yang ditunjukkan hanya pada satu objek, sedangkan perhatian terbagi-bagi ialah perhatian yang ditunjukan pada beberapa objek pada waktu yang sama.

4) Ditinjau dari fluktuasi perhatian, maka perhatian dapat dibedakan menjadi perhatian yang statis dan perhatian yang dinamis. Perhatian statis adalah perhatian yang tetap pada sesuatu objek tertentu, sedangkan perhatian dianmis merupakan perhatian yang pemusatannya berubah-ubah atau berganti objek.

(35)

Menurut Suryabrata (2006:24) membagi macam-macam perhatian sebagai berikut:

a. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin. Dibedakan menjadi perhatian intensif dan perhatian tidak insentif.

b. Atas dasar cara timbulnya, dibedakan menjadi perhatian spontan (perhatian yang tak sekehendak atau perhatian yang tak sengaja) dan perhatian sekehendak (perhatian disengaja atau refleksi).

c. Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi perhatian terpancar (distributif) dan perhatian terpusat (konsentratif).

Menurut Ahmadi dalam Aziiz Fathoni (2015:22) mengemukakan macam-macam perhatian orang tua, yaitu:

a. Perhatian spontan dan disengaja

Perhatian spontan atau perhatian langsung adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak terdorong oleh kemauan sedangkan perhatian disengaja adalah perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan karena adanya tujuan tertentu.

b. Perhatian statis dan dinamis

Perhatian statis adalah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Sedangkan perhatian dinamis adalah perhatian yang mudah berubah-ubah.

c. Perhatian konsentratif dan distributif

Perhatian konsentratif adalah perhatian yang ditujukan pada suatu objek (masalah) tertentu. Sedangkan perhatian distributif adalah perhatian yang dapat dibagi- bagi pada beberapa arah dalam waktu yang bersamaan.

d. Perhatian sempit dan luas

Perhatian sempit dimiliki oleh seseorang yang mudah memusatkan perhatian pada satu objek yang terbatas.

Sedangkan perhatian luas dimiliki oleh seseorang yang dengan mudah sekali tertarik pada dan mudah terngsang pada hal-hal yang baru.

e. Perhatian fiktif dan fluktuatif

Perhatian fiktif adalah perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal. Sedangkan perhatian fluktuatif, orang yang mempunyai perhatian pada

(36)

umumnya dapat memperhatikan bermacam-macam hal sekaligus.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua Menurut Ahmadi dalam Dhatin Nurul Millati (2011:19) Faktor- faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua yaitu:

1). Pembawaan.

Hal ini berhubungan dengan tipe-tipe pribadi yang dimiliki oleh setiap oang tua. Tipe-tipe kepribadian yang berbeda pada orang tua akan berbeda pula sikapnya dalam memberikan perhatian kepada anak.

2). Latihan dan kebiasaan.

Walaupun orang tua mengalami kesukaran dalam memberikan perhatian, namun dengan adanya latihan sebagai usaha mencurahkan perhatian, maka lambat laun akan menjadi kebiasaan.

3). Kebutuhan.

Kemungkinan timbulnya perhatian karena adanya suatu kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan itu mempunyai suatu tujuan yang harus dicurahkan. Orang tua memberikan perhatian kepada anakya disebabkan adanya tujuan yang hendak dicapai misalnya orang tua mengharapkan anaknya mengetahui suatu nilai yang berlaku.

4). Kewajiban

Perhatian dipandang sebagai kewajiban orang tua sedangkan kewajiban memandang unsur tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang tua.

5) Keadaan jasmani

Tidak hanya kondisi psikologis tetapi kondisi fisiologis ikut mempengaruhi perhatian orang tua. Kondisi fisiologis yang tidak sehat akan berpengaruh pada usaha orang tua dalm mencurahkan perhatiannya.

6) Suasana jiwa

Keadaan batin perasaan yang sedang berlangsung dapat mempengaruhi perhatian orang tua. Pengaruh tersebut bisa bersifat membantu atau malah menghambat usaha orang tua memberi perhatian.

7) Suasana sekitar

Suasana dalam keluarga misalnya adanya ketengangan di antar anggota keluarga akan mempengaruhi perhatian orang tua.

(37)

8) Kuat tidaknya perangsang

Dari objek dalam hal ini yang dimaksud adalah anak. Anak yang kurang mendapat perhatian orang tua, sehingga orang tua akan terdorong untuk lebih perhatian pada anak.

d. Bentuk-Bentuk Perhatian Orang Tua

Perhatian orang tua, terutama dalam hal pendidikan anak sangat diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar yang dilakukan anak sehari-hari. Menurut Nanda Pradana (2012:17) bentuk-bentuk perhatian orang tua adalah sebagai berikut:

1). Pemberian bimbingan dan nasihat

Menurut Makmun (2005: 227) bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu tertentu. Dari definisi bimbingan tersebut dapat dikaitkan dengan bimbingan orang tua kepada anak, bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan orang tua kepada anaknya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Memberikan bimbingan kepada anak merupakan kewajiban orang tua. Bimbingan belajar terhadap anak berarti pemberian bantuan kepada anak dalam membuat pilihan- pilihan secara bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, agar anak lebih terarah dalam belajarnya dan bertanggung jawab dalam menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya, serta memiliki potensi yang berkembang secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai individu yang potensial.

Di dalam belajar anak membutuhkan bimbingan. Anak tidak mungkin tumbuh sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua, terlebih lagi dalam masalah belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih labil, untuk itu orang tua perlu memberikan bimbingan pada anak selama ia belajar.

Dengan pemberian bimbingan ini anak akan merasa semakin termotivasi, dan dapat menghindarkan kesalahan dan memperbaikinya.

2). Pengawasan terhadap belajar

Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa adanya pengawasan yang komitmen dari orang tua besar kemungkinan pendidikan anak tidak akan berjalan lancar.

(38)

Pengawasan orang tua tersebut berarti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian orang tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang maksimal. Pengawasan orang tua bukanlah berarti pengekangan terhadap kebebasan anak untuk berkreasi tetapi lebih ditekankan pada pengawasan kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab. Ketika anak sudah mulai menunjukan tanda-tanda penyimpangan, maka orang tua yang bertindak sebagai pengawas harus segera mengingatkan anak akan tanggung jawab yang dipikulnya terutama pada akibat-akibat yang mungkin timbul sebagai efek dari kelalaiannya.

Kelalaiannya di sini contohnya adalah ketika anak malas belajar, maka tugas orang tua untuk mengingatkan anak akan kewajiban belajarnya dan memberi pengertian kepada anak akan akibat jika tidak belajar. Dengan demikian anak akan terpacu untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat. Pengawasan atau kontrol yang dilakukan orang tua tidak hanya ketika anak di rumah saja, akan tetapi hendaknya orang tua juga terhadap kegiatan anak di sekolah. Pengetahuan orang tua tentang pengalaman anak di sekolah sangat membantu orang tua lebih dapat memotivasi belajar anak dan membantu anak menghadapi masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah serta tugas-tugas sekolah.

3). Pemberian penghargaan dan hukuman

Yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah memberikan pujian dan penghargaan pada kemampuan atau prestasi yang diperoleh anak. Pujian dimaksudkan menunjukan bahwa orang tua menilai dan menghargai tindakan usahanya. Bentuk lain penghargaan orang tua selain memberikan pujian adalah dengan memberikan semacam hadiah atau yang lain. Hadiah ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi pada anak, untuk menggembirakan, dan untuk menambah kepercayaan pada anak itu sendiri, serta untuk mempererat hubungan dengan anak. Jika anak memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua memberikan penghargaan kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Untuk mendorong semangat belajar anak hendaknya orang tua mampu memberikan semacam hadiah untuk memotivasi belajar bagi anak itu sendiri. Namun, kadang kala orang tua juga dapat

(39)

menggunakan hukuman. Hukuman diberikan jika anak melakukan sesuatu yang buruk, misalnya ketika anak malas belajar atau malas masuk ke sekolah. Tujuan diberikan hukuman ini adalah untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik, dan tujuan selanjutnya adalah mendidik dan mendorong anak untuk menghentikan sendiri tingkah laku yang tidak baik. Di samping itu hukuman yang diberikan itu harus wajar, logis, objektif, dan tidak membebani mental, serta harus sebanding antara kesalahan yang diperbuat dengan hukuman yang diberikan. Apabila hukuman terlalu berat, anak cenderung untuk menghindari atau meninggalkan.

4). Pemenuhan kebutuhan belajar

Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak. Kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik.

Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak- anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Mengenai perhatian terhadap kebutuhan belajar, kaitannya dengan motivasi belajar mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Hal itu dapat diketahui bahwa dengan dicukupinya kebutuhan belajar, berarti anak merasa diperhatikan oleh orang tuanya.

Kebutuhan belajar, seperti buku termasuk unsur yang sangat penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. Pada dasarnya buku merupakan salah satu sumber belajar, disamping sumber belajar yang lain. Dengan dicukupinya buku yang merupakan salah satu sumber belajar, akan memperlancar proses belajar mengajar di dalam kelas dan mempermudah dalam belajar di rumah. Dengan demikian sudah sepatutnya bagi para orang tua untuk memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak.

5). Menciptakan suasana belajar yang tenang dan tenteram

Orang tua harus menciptakan ruang dan suasana rumah yang aman dan nyaman ketika anak belajar di rumah, sehingga anak dalam belajar tidak terganggu. Suasana rumah yang gaduh dan ramai tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang sedang belajar. Rumah yang bising dengan suara radio, tape recorder, TV, suara penghuni rumah yang ribut, maupun suara pertengkaran orang tua pada waktu belajar, dapat mengganggu konsentrasi belajar anak (Slameto, 2010: 63). Suasana rumah

(40)

yang tenang dan tentram anak merasa kerasan/betah tinggal di rumah, dapat berkonsentrasi dalam belajar, dan dapat belajar dengan baik sehingga akan mendukung belajar anak.

6). Memperhatikan kesehatan

Orang tua harus memperhatikan makanan yang dimakan anak, gizi makanan yang diberikan, istirahat anak, dan kesehatan badan yang lainnya. Selain itu juga memeriksakan anak ke dokter atau Puskesmas terdekat ketika anak sakit.

7). Memberikan petunjuk-petunjuk praktis mengenai cara belajar, cara mengatur waktu, disiplin belajar, konsentrasi, dan persiapan menghadapi ujian.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa usaha dan berbagai bentuk perhatian orang tua dapat mendukung kelancaran dan keberhasilan kegiatan belajar sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar anak. Bagaimanapun sibuknya orang tua, mereka harus memberikan waktu dan perhatian kepada anak-anaknya setiap hari karena anak merupakan tunas dan harapan masa depan bangsa.

e. Indikator Perhatian Orang Tua

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa indikator perhatian orang tua yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1). Pemberian bimbingan dan nasihat 2). Pengawasan terhadap belajar

3). Pemberian penghargaan dan hukuman 4). Pemenuhan kebutuhan belajar

5). Menciptakan suasana belajar yang tenang dan tentram 6). Memperhatikan kesehatan

(41)

7). Memberikan petunjuk-petunjuk praktis mengenai cara belajar, cara mengatur waktu, disiplin belajar, konsentrasi, dan persiapan menghadapi ujian.

5. Kemandirian Belajar

a. Pengertian Kemandirian Belajar

Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting bagi individu. Seseorang dalam menjalani kehidupan ini tidak pernah lepas dari cobaan dan tantangan.

Individu yang memiliki kemandirian tinggi relatif mampu menghadapi segala permasalahan karena individu yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, selalu berusaha menghadapi dan memecahkan masalah yang ada.

Istilah “kemandirian” berasal dari kata dasar “diri” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”, kemudian membentuk satu kata keadaan atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari kata dasar “diri”, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak lepas dari pembahasan tentang perkembangan diri itu sendiri, yang dalam konsep Carl Rogers disebut istilah self, karena diri itu merupakan inti dari kemandirian.

Menurut Desmita (2012:185) “Kemandirian adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan, dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keraguan”.

(42)

Menurut Erikson dalam Desmita (2012:185) menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.

Basri (2004:53) mengatakan “kemandirian adalah keadaan seseorang dalam kehidupannya yang mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain”.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah suatu aktivitas atau kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa atas kemauannya sendiri dan mempunyai rasa percaya diri tinggi dalam mengerjakan tugasnya.

b. Ciri-Ciri Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar dapat diperjelas dengan mengetahui ciri-ciri belajar mandiri. Menurut Laird dalam Mudjiman (2007:14-15) ciri- ciri belajar mandiri yaitu:

1) Kegiatan belajarnya bersifat selfdirecting atau mengarahkan diri sendiri, tidak dependent atau tidak bergantung pada orang lain.

2) Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharapkan jawabannya dari guru atau orang luar.

3) Tidak mau didikte guru, karena mereka tidak mengharapkan secara terus menerus diberitahu apa yang harus dilakukan.

(43)

4) Orang dewasa mengharapkan immediate application dari apa yang dipelajari dan tidak dapat menerima delayedapplication.

5) Lebih senang dengan problem-centered learning daripada content-centered learning.

6) Lebih senang dengan partispasi aktif daripada pasif mendengarkan ceramah guru.

7) Selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki (konstruktivistik), karena mereka tidak datang belajar dengan kepala kosong’.

8) Lebih menyukai collaborative learning, karena belajar dan tukar pengalaman dengan sama-sama orang dewasa menyenangkan dan bisa sharing responsibility.

9) Perencanaan dan evaluasi belajar lebih baik dilakukan dalam batas tertentu bersama antara siswa dan gurunya.

10) Activities are experiental, not transmitted and absorbed, belajar harus dengan berbuat, tidak cukup hanya dengan mendengarkan dan menyerap.

Menurut Chabib Thoha dalam Retno Dwi Astuti (2005: 13) membagi ciri-ciri kemandirian belajar dalam delapan jenis, yaitu:

1) Mampu berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif.

2) Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.

3) Tidak lari atau menghindari masalah.

4) Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam.

5) Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.

6) Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain.

7) Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan.

8) Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar pada setiap siswa akan nampak jika siswa telah menunjukkan perubahan dalam belajar. Siswa belajar bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya secara mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.

(44)

c. Bentuk – Bentuk Kemandirian Belajar

Dalam keseharian siswa sering dihadapkan pada permasalahan yang menuntut siswa untuk mandiri dan menghasilkan keputusan yang baik.

Robert Havighurst dalam Desmita (2012:186) membedakan kemandirian atas empat bentuk kemandirian, yaitu:

1) Kemandirian Emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantung kebutuhan emosi pada orang lain.

2) Kemandirian Ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang lain.

3) Kemandirian Intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

4) Kemandirian Sosial, yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang lain.

Menurut Steiberg dalam Desmita (2012:186-187) membedakan karakteristik kemandirian atas tiga bentuk, yaitu:

1) Kemandirian emosional, yakni aspek kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu, seperti hubungan emosional peserta didik dengan guru atau dengan orang tuanya.

2) Kemandirian tingkah laku, yakni suatu kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan melakukannya secara bertanggung jawab.

3) Kemandirian nilai, yakni kemampuan memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, tentang apa yang penting dan apa yang tidak penting.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk kemandirian belajar tersebut saling terkait satu sama lainnya, karena aspek tersebut mempunyai pengaruh yang sama

(45)

kuat dan saling melengkapi dalam membentuk kemandirian belajar dalam diri seseorang.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Siswa dalam Belajar

Menurut Basri (2004:53-54) kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam dirinya sendiri (faktor endogen) dan faktor-faktor yang terdapat di luar dirinya (faktor eksogen).

1. Faktor Endogen (Internal)

Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya sejak dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat padanya. Faktor ini dinamakan pula faktor internal. Segala sesuatu yang dibawa anak sejak lahir adalah merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.

Bermacam-macam sifat dasar dari ayah/ibu dan nenek moyangnya mungkin akan didapatkan di dalam diri seseorang, seperti bakat, potensi intelektual dan potensi pertumbuhan tubunya.

2. Faktor Eksogen (Eksternal)

Faktor eksogen disebut pula dengan faktor eksternal adalah semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan faktor lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi-segi negatif maupun positif.

Lingkungan keluarga dan masyarakatyang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadiannya, termasuk pula dalam hal kemandiriannya.

Sementara itu Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (2015:118-119) menyebutkan sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian, yaitu:

(46)

1) Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi sering kali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga.

2) Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak remajanya.

3) Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian remaja.

4) Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur sosial, merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian remaja.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai kemandirian seseorang tidak lepas dari faktor-faktor yang mendasari terbentuknya kemandirian itu sendiri. Faktor- faktor yang mempengaruhi kemandirian sangat menentukan sekali tercapainya kemandirian seseorang, begitu pula dengan kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, maupun yang berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah, sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat.

Faktor-faktor tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan yang selanjutnya akan menentukan seberapa jauh seorang individu bersikap dan berpikir secara mandiri dalam kehidupan lebih lanjut.

(47)

e. Indikator Kemandirian Belajar

Demikian penulis menyimpulkan indikator kemandirian belajar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kemandirian emosi, kemandirian intelektual, dan juga kemandirian sosial.

Indikator kemandirian emosi meliputi memiliki motivasi belajar yang tinggi, dan memiliki tanggung tanggung jawab sebagai pelajar.

Indikator kemandirian intelektual meliputi tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan dalam pembelajaran, mampu berpikir alternatif dalam belajar, percaya diri dengan kemampuan kognitifnya, serta mampu menyelesaikan tugas belajar secara mandiri.

Indikator kemandirian sosial meliputi memiliki hubungan yang baik dengan teman, serta memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru atau teman dalam hal pelajaran.

6. Mata Pelajaran Ekonomi

Menurut Alam S. (2013: 4) istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yakni oikonomia. Oikos yang berarti keluarga atau rumah tangga, dan nomos yang berarti peraturan, atauran, atau hukum.

Oikonomia adalah aturan masyarakat sebagai hukum kodrat yang menetapkan rumah tangga yang baik. Karena masalah ekonomi telah menjadi perhatian publik, lahirlah ilmu ekonomi.

(48)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan. Ekonomi berkaitan dengan asas- asas produksi, distribusi, dan pemakain barang-barang serta kekayaan, seperti dalam hal keuangan, pendistribusian, dan perdagangan.

Menurut Paul A. Samuelson dalam Alam (2013: 5) menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara orang- orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dalam menggunakan sumber daya produksi yang terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis komoditas dari waktu ke waktu dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi saat ini atau masa datang, kepada berbagai oarang atau kelompok dalam masyarakat.

Sedangkan menurut N. Georgy Mankiw dalam Alam (2013:5) menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah studi tentang cara masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang langka.

Dari berbagai pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran ekonomi merupakan satuan materi yang mempelajari tentang cara-cara manusia dalam memenuhi keberagaman kebutuhannya melalui sumber-sumber daya terbatas. Luasnya cakupan ilmu ekonomi membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar pada pembelajaran di SMA difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada di sekitar siswa dengan harapan mampu menentukan alternatif solusi bagi pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

(49)

B. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurwanto dengan judul “Pengaruh Perhatian Orang Tua, Sifat Percaya Diri, dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Purworejo”. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa: Perhatian orang tua memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar (5,10%). (rxly= 0,226, thitung = 2,214;

sig < 0,05 signifikan).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sulastri dengan judul “Pengaruh Pergaulan dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Mirit Kebumen Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Dari hasil analisis data diketahui bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa, (rx2y

= 0,846, rx2y2

= 0,715 dengan sig 0,000 < 0,05; t : 10,663, dan sumbangan 71,50%.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Panca Indah dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri Mirit Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013”. Dari hasil analisis data diketahui bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa, (rx1y = 0,329 dengan sig 0,020 < 0,05; t : 2,415) dan besar pengaruhnya 10,80%.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Wibowo dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar Peserta Didik dan Kompetensi Guru Terhadap

(50)

Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 10 Purworejo”.

Berdasarkan analisisi kuantitatif menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar sebesar 10,56% {(rxly)= 0,325 ; sig < 0,05 ; t hitung = 2,855}.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Imam Kristiawan dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa SMK Negeri 7 Purworejo”. Berdasarkan analisis kuantitatif menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar sebesar 62,88% (rx1y = 0,793 ; sig < 0,05) dengan thitung = 9,015.

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar

Tugas orang tua ialah membantu anak dalam menyiapkan masa depannya. Salah satu peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar anaknya. Perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar dan merupakan faktor yang paling penting dalam meningkatkan prestasi belajar anak.

Pemberian perhatian ini diharapkan dapat menumbuhkan motivasi, semangat dan kemauan dalam belajar sehingga anak menjadi rajin belajar dan dari hasil belajarnya tersebut dapat memperoleh prestasi belajar yang maksimal.

(51)

2. Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar ekonomi siswa, maka diperlukan kemandirian belajar. Hal ini bisa terjadi karena siswa mulai percaya terhadap kemampuannya sendiri secara sadar, teratur dan berusaha sungguh-sungguh untuk belajar, siswa tidak merasa rendah diri dan siap mengatasi masalah yang akan muncul tanpa tergantung dengan orang lain. Jadi semakin tinggi kemandirian belajar yang dimiliki setiap siswa maka prestasi belajar akan lebih baik.

3. Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal).Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa salah satunya yaitu kemandirian belajar. Hal ini karena siswa atau peserta didik mulai percaya terhadap kemampuannya sendiri secara sadar, teratur dan berusaha sungguh- sungguh untuk belajar, siswa tidak merasa rendah diri dan siap mengatasi masalah yang akan muncul tanpa tergantung dengan orang lain. Jadi semakin tinggi kemandirian belajar yang dimiliki setiap siswa maka prestasi belajar akan lebih baik.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dari lingkungan keluarga yaitu perhatian orang tua. Hal ini dikarenakan orang tua memberian perhatian terhadap anakdapat

(52)

menumbuhkan motivasi, semangat dan kemauan dalam belajar sehingga anak menjadi rajin belajar dan dari hasil belajarnya tersebut dapat memperoleh prestasi belajar yang maksimal.

Dengan perhatian orang tua yang tinggi, maka akan menumbuhkan kemandirian belajar anak serta akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi dan sebaliknya, jika perhatian orang tua yang rendah, maka akan menumbuhkan sifat malas belajar serta sikap negatif lainnya sehingga menghasilkan prestasi belajar yang rendah. Untuk memperjelas pengaruh perhatian orang tua dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar dapat dilihat dalam bagan di bawah ini:

Gambar 1

Bagan Paradigma Penelitian (X1)

(X2)

Rxy

rx1y

rx2y (X1)

(X2)

(Y)

(53)

Keterangan :

: Pengaruh secara bersama : Pengaruh secara sendiri X1 : Perhatian orang tua X2 : Kemandirian belajar Y : Prestasi belajar

(Sugiyono,2014:66)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkankajian teori, tinjauan pustaka dan kerangka pikir maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016.

5. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016.

6. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 7 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016.

Referensi

Dokumen terkait

Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “FOTOGRAFI LUBANG JARUM SEBAGAI MEDIA EDUKASI KREATIVITAS DAN APRESIASI SENI: STUDI KASUS DI

Masukan data pada sistem ini dilakukan oleh 2 pengguna, yaitu admin, dan user (pihak sekolah). Berikut ini adalah hasil analisis kebutuhan masukan berdasarkan

Merangkum materi kuliah Memberikan tugas untuk mempelajari kurikulum dari negara yang berbeda (untuk setiap kelompok berbeda).

kelompok dan bukan individunya. Alasan penulis menggunakan kelas VIII C sebagai kelompok eksperiment dan kelas VIII B sebagai kelompok kontrol didasarkan pada

Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak dua siklus setiap siklusnya dilakukan empat kali pertemuan dengan melaksanakan empat tahap, yakni 1) perencanaan tindakan,

Faktor investasi dalam hal kepemilikan dana untuk mengunjungi Waduk Seloromo memang membutuhkan dana dengan budget yang tidak terlalu besar dikarenakan fasilitas

6) Dapat kontak dengan kulit sampai waktu penghilangan diinginkan, tetapi saat penghilangan dapat dengan mudah dilakukan (Thompson, 2004). Dasar salep yang digunakan

Kelainan berupa paralisis nervus troklearis menyebabkan bola mata tidak bisa bergerak kebawah dan kemedial. Ketika pasien melihat lurus kedepan atas, sumbu dari mata yang