• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.8 Teknik Analisis Data

Penelitian yang mengukur variabel dengan cara kuesioner maka harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan reliable. Hal itu karena kebenaran data yang diperoleh sangat menentukan kualitas hasil penelitian.

1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing- masing butir pertanyaan dengan total skor. Adapun teknik korelasi yang biasa dipakai adalah teknik korelasi product moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka dapat dilihat pada tabel nilai product moment atau menggunakan SPSS untuk mengujinya.Untuk butir pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen (Noor, 2011:132). Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3 (Sekaran dalam Augustine dan Kristaung, 2013:70).

2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang dalam kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jika nilai CronbachAlpha lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel (Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165).

B. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau paling tidak mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plotyang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran dat (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar menjauh dari garis diagonal, maka tidak

menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:10).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen (Ghozali, 2005:105). Cara umum untuk mendeteksi adnaya multikolinear dalam model ini adalah dengan melihat bahwa adanya korelasi atau hubungan antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal, variabel orthogonal adalah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF).nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya nilai multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2001:91)

c. Uji Autokorelasi

Uji independensi residual (uji non-autokorelasi) merupakan suatu uji untuk memeriksa apakah untuk setiap dua pengamatan residual saling berkorelasi atau tidak (Field, 2009:220).Supranto (2005:151) mengartikan non-autokorelasi sebagai tidak terjadinya korelasi antara kesalahan pengganggu yang satu dengan yang lainnya.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011:139) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Supranto (2005:57) mengartikan homoskedastisitas sebagai varians kesalahan pengganggu � untuk setiap pengamatan � adalah sama, sedangkan heteroskedastisitas adalah sebaliknya.

Model regresi yang baik adalah yang homoskesdasitas atau tidak terjadi heterokesdatisitas. Apabila terjadi heteroskedastisitas, estimator- estimator yang dihasilkan dengan metode OLS (ordinary least square) tidak lagi memiliki sifat varians yang minimum atau efisien. Dalam keadaan heteroskedastisitas, ketika tetap menggunakan metode OLS yang biasa (usual OLS formulas), maka uji t dan uji F dapat memberikan kesimpulan yang salah (Gujarati, 2003:428).

C. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2000:163). Metode regresi

berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan liner (Indrianto dan Bambang, 2002:2110). Variabel independen terdiri dari Manajemen Risiko dan Audit Internal sedangkan variabel dependennya adalah Kebijakan Pemberian Kredit.

Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

� =�+�+ �+ �

Keterangan :

Y : kebijakan pemberian kredit a : konstanta

b1-b4 : koefisien regresi x1 : Manajemen Risiko x2 : Audit Internal Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summarybdan tertulis Adjusted R Square. Nilai R2 sebesar 1, berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Jika nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin

kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Ghozali, 2005:45).

b. Uji Statistik t

Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2005:84).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttabelpada α = 5% Ha diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

c. Uji Statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2005:84).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5% H0 ditolak jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Subvariabel Indikator Ukuran

Variabel (X1) Penerapan Manajemen Risiko Putri (2010) 1.Pelaksanaan Manajemen Risiko • Penerapan sistem informasi dan prosedur kredit

• Penerapan system credit scoring

• Pedoman standar penerapan manajemen risiko perbankan

• Laporan dan data sistem informasi manajemen

• Pelaksanaan fungsi remedial secara independen

• Jangka waktu kredit (maturity profile) • Pengembangan sistem pengawasan berbasis risiko • Memantau bisnis penerima kredit

• Sistem dan metodologi statistik/probabilitas untuk mengukur risiko

• Sistem informasi untuk mengidentifikasi adamya konsentrasi dalam portofolio kredit • Pengendalian Risiko kredit Skala Interval

Tabel 3.2 (lanjutan)

Variabel Subvariabel Indikator Ukuran

Variabel (X2) Audit Internal Putri (2010) 1.Kualifikasi Auditor Internal

• Keahlian dan Pelatihan teknis yang memadai.

• Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama.

Skala Interval 2.Pelaksanaan audit internal • Perencanaan dan supervisi audit. • Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern.

• Bukti audit kompeten yang cukup.

• Pernyataan tentang kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

• Pernyataan mengenai ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

• Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan.

• Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara kesulurhan.

Skala Interval

Tabel 3.2 (lanjutan)

Variabel Subvariabel Indikator Ukuran

Variabel (Y) Keputusan Pemberian Kredit Putri (2010) 1.Standar dan Penilaian Kelayakan Kredit

• Melihat reputasi dan sifat-sifat positif dari nasabah

• Kemampuan nasbah membayar kewajibannya

• Sejumlah aktiva yang dijadikan jaminan oleh debitur

• Pemahaman mengenai pedoman perkreditan

• Pemberian kredit sesuai dengan kebijakan moneter dan ekonomi

• Pemberian kredit selektif dan diarahkan kepada sektor-sektor yang diprioritaskan • Penetapan limit pemberian kredit. Skala Interval

Dokumen terkait