• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

Salah satu syarat dilakukannya analisis data adalah dimilikinya data yang valid dan reliabel. Untuk itu, validitas dan reliabilitas data ditentukan sebelum tahapan analisis data. Validitas data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik triangulasi yang melibatkan 2 orang ahli di bidang pendidikan kimia dan evaluasi dalam pengecekan/pengamatan jenjang dimensi proses kognitif yang diukur pada setiap item soal UN Kimia yang diteliti. Format lembar validasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Format Lembar Validasi Kategorisasi Item Soal Ujian Nasional Kimia Tahun Ajaran 2011/2012 Berdasarkan Jenjang Dimensi Proses Kognitif Taksonomi Bloom Revisi

Item Soal

Tahapan Penyelesaian Soal dan Kunci Jawaban

Analisis Jenjang Dimensi Proses

Kognitif

Dimensi Kognitif

Tabel 3.3 Format Lembar Validasi Kategorisasi Item Soal Ujian Nasional Kimia Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Jenjang Dimensi Proses Kognitif Taksonomi Bloom Revisi

Item Soal

Tahapan Penyelesaian Soal dan Kunci Jawaban

Analisis Jenjang Dimensi Proses Kognitif Dimensi Kognitif 10 Ibid., h. 372 11 Ibid., h. 377

Adapun reliabilitas pengamatan ditentukan melalui penentuan Koefisien Kesepakatan (KK) pengamatan antar pengamat. Reliabilitas pengamatan perlu dilakukan dalam penelitian yang bersifat observatif untuk menghindari unsur subjektivitas pengamat. Selain itu reliabilitas pengamatan juga dilakukan untuk mengukur tingkat kesepakatan hasil pengamatan antar pengamat.

1. Menentukan Realibilitas Pengamatan

Menurut Arikunto, untuk mencari realibilitas pengamatan,

langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:12

a. Menyatukan dua format isian data yang diperoleh dari pengamat I dan

II.

Dalam penelitian ini, tabel yang menggambarkan gabungan dua format isian data yang diperoleh dari pengamat I dan II adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Format Gabungan Data Hasil Pengamatan antara Pengamat I dan Pengamat II pada Kategorisasi Item Soal Ujian Nasional Kimia Tahun Ajaran 2011/2012 Berdasarkan Jenjang Dimensi Proses Kognitif Taksonomi Bloom Revisi

No Item Soal UN Kimia SMA Tahun Ajaran 2011/2012 Pengamat I Pengamat II

Jenjang Dimensi Proses Kognitif

Jenjang Dimensi Proses Kognitif

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6

1. 2.

Tabel 3.5 Format Gabungan Data Hasil Pengamatan antara Pengamat I dan Pengamat II pada Kategorisasi Item Soal Ujian Nasional Kimia Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Jenjang Dimensi Proses Kognitif Taksonomi Bloom Revisi

No Item Soal UN Kimia SMA Tahun Ajaran 2012/2013 Pengamat I Pengamat II

Jenjang Dimensi Proses Kognitif

Jenjang Dimensi Proses Kognitif C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6 1. 2. 12

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. 14, h. 244

b. Memasukkan kode pengamatan dalam tabel kontingensi.

Tabel kontingensi kesepakatan pengamatan pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.6 Format Tabel Kontingensi Kesepakatan Pengamatan pada Kategorisasi Item Soal Ujian Nasional Kimia Tahun Ajaran 2011/2012 dan 2012/2013 Berdasarkan Jenjang Dimensi Proses Kognitif Taksonomi Bloom Revisi

No. Soal

Jenjang Dimensi Proses Kognitif

Soal UN Kimia Tahun Ajaran 2011/2012

Dimasukkan pada sel

nomor:

Jenjang Dimensi Proses Kognitif Soal UN Kimia Tahun

Ajaran 2012/2013 Dimasukkan pada sel nomor: Pengamat I Pengamat II Pengamat I Pengamat II 1. 2. Dst

Setelah dimasukkan ke dalam tabel kontingensi, data digambarkan dengan format sebagai berikut:

Tabel 3.7 Format Lain Tabel Kontingensi Kesepakatan Pengamatan pada Kategorisasi Item Soal Ujian Nasional Kimia Tahun Ajaran 2011/2012 Berdasarkan Jenjang Dimensi Proses Kognitif Taksonomi Bloom Revisi

Pengamat I P enga mat II C1 C2 C3 C4 C5 C6 Amatan Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah Amatan

Penggambaran data sebagaimana format Tabel 3.7 juga dilakukan pada data kategorisasi soal UN Kimia Tahun Ajaran 2012/2013 yang diperoleh dari 2 pengamat.

c. Menghitung banyaknya kecocokan

Angka-angka kecocokan ditunjukkan oleh sel-sel yang terletak diagonal dengan kolom jumlah. Banyaknya kecocokan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah (I:C1–II:C1), (I:C2–II:C2), (I:C3–II:C3),

(I:C4–II:C4), (I:C5–II:C5), atau (I:C6–II:C6).

d. Menentukan koefisien kesepakatan pengamatan

Data yang terdapat pada tabel kontingensi kesepakatan selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus untuk menentukan nilai koefisien kesepakatan (KK) pengamatan. Penentuan nilai KK ini dilakukan untuk menentukan toleransi perbedaan hasil pengamatan. Penentuan toleransi perbedaan hasil pengamatan dilakukan dengan teknik pengetesan reliabilitas pengamatan. Rumus yang banyak digunakan untuk menentukan koefisien kesepakan pengamatan adalah rumus yang dikemukakan oleh H.J.X. Fernandes yang dalam Arikunto

telah mengalami modifikasi sebagai berikut:13

Dengan keterangan:

KK = Koefisien kesepakatan

S = Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama N1 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 1

N2 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 2

2. Menginterpretasikan data koefisien kesepakatan pengamatan

Data hasil perhitungan koefisien kesepakatan yang diperoleh, kemudian direkapitulasi berdasarkan kategori kappa untuk mengetahui apakah kesepakatan antar pengamat tergolong sangat buruk, bagus, atau

sangat bagus. Kategori kappa yang dimaksud adalah sebagai berikut:14

< 0,40 = sangat buruk 0,40 – 0,75 = bagus > 0,75 = sangat bagus 13 Ibid., h. 243 14

Mousumi Banerjee, Beyond Kappa: A review of Interrater Agreement Measures, The Canadian Journal of Statistic, 27(1), 1999, p. 6

Data yang terkumpul dan telah melalui uji keabsahan kemudian dianalisis. Muhadjir menjelaskan bahwa analisis data adalah usaha mencari dan menyusun secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti

dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.15 Adapun analisis data

yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengelompokkan item-item soal UN Kimia pada masing-masing tahun

ajaran (2011/2012 dan 2012/2013) berdasarkan jenjang dimensi proses kognitif Taksonomi Bloom revisi yang diukurnya.

2. Menghitung frekuensi item soal UN Kimia pada masing-masing tahun

ajaran berdasarkan jenjang dimensi proses kognitif yang diukurnya.

3. Menghitung persentase setiap jenjang dimensi proses kognitif yang diukur

pada soal UN Kimia untuk masing-masing tahun ajaran. Tujuannya adalah untuk menentukan proporsi jenjang dimensi proses kognitif pada soal UN tahun ajaran 2011/2012 dan 2012/2013.

4. Menghitung frekuensi dan persentase item soal UN Kimia pada masing-

masing tahun ajaran berdasarkan tiga jenjang dimensi proses kognitif terbawah yang diukurnya. Tujuannya adalah untuk menentukan frekuensi dan presentase item soal yang mengukur keterampilan berpikir tingkat rendah.

5. Menghitung frekuensi dan persentase item soal UN Kimia pada masing-

masing tahun ajaran berdasarkan tiga jenjang dimensi proses kognitif teratas yang diukurnya. Tujuannya adalah untuk menentukan frekuensi dan presentase item soal yang mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi.

6. Menentukan proporsi keterampilan berpikir tingkat rendah dan tingkat

tinggi pada soal UN Kimia tahun ajaran 2011/2012 dan 2012/2013 berdasarkan hasil perhitungan yang didapat pada poin 4 dan 5.

15Noeng Muhadjir,

Metodologi Penelitian Kualitatif: Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik: Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), cet. 7, h. 104

7. Menentukan proporsi keterampilan berpikir tingkat tinggi pada soal UN Kimia tahun ajaran 2011/2012 dan 2012/2013 berdasarkan hasil perhitungan yang didapat pada poin 5.

67

Dokumen terkait