BAB III METODOLOGI PENELITIAN
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis kemudian dilakukan pembahasan hasil analisis data. Berdasarkan analisis kriteria skor ideal variabel X menunjukkan bahwa 90,54% responden menyatakan bahwa peer group pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Gunung Jati Kabupaten Cirebon dirasakan “baik”.
Sisanya yakni 9,46% responden menyatakan bahwa peer group dirasakan
“cukup”, sedangkan sebanyak 0% responden menyatakan peer group dirasakan “kurang”. Sedangkan analisis data variabel Y, berdasarkan analisis kriteria skor ideal menunjukkan bahwa 97,30% responden menyatakan bahwa disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Gunung Jati Kabupaten Cirebon dirasakan “baik”.
Sisanya yakni 2,70% responden menyatakan bahwa disiplin belajar siswa
dirasakan “cukup”, sedangkan sebanyak 0% responden menyatakan disiplin belajar siswa dirasakan “kurang”.
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh peer group terhadap disiplin belajar siswa, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji linearitas.
untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak dan untuk mengetahui data linear atau tidak.. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov Smirnov diperoleh nilai signifikansi untuk data peer group sebesar 0,258 dan data disiplin belajar siswa sebesar 0,334. Karena nilai lebih besar dari 0,05 jadi kesimpulannya data peer group dan disiplin belajar siswa terdistribusi normal. Sedangkan hasil uji linearitas diperoleh nilai signifikansi pada Linearity Sig. < 0,05 yaitu sebesar 0,002, maka hubungan antar variabel dapat dijelaskan dengan model linear. Sedangkan jika dilihat dari nilai Deviation from Linearity Sig. < 0,05 yaitu 0,035, menunjukkan bahwa model linear mengenai hubungan antar variabel akan memberikan informasi yang kurang lengkap atau data memiliki penyimpangan yang tidak berpola linear, sehingga diperlukan uji model non-linear. Untuk melihat pola hubungan yang tepat pada penelitian ini, dapat dilihat dari model summary and parameter estimates pada menu Analyze - Regression - curve estimation dalam SPSS 20, diperoleh model kuadratik dengan sumbangan efektif sebesar sebesar 16,8%, sedangkan jika menggunakan model linear hanya mendapatkan 10,2%. Dapat disimpulkan jika data dalam menggunakan model linear maka akan memberikan sedikit informasi dibandingkan dengan model kuadratik.
Pada bagian hipotesis, dilihat dari tabel Coefficients diperoleh nilai t hitung > t tabel (-2,370 > 1,66660) dan 0,05 > nilai signifikan (0,05 > 0,021).
Nilai t hitung -2,370 di anggap lebih besar dari nilai t tabel 1,66660 karena bilangan negatif t tidak bermakna minus dalam hitungan, tetapi mempunyai makna bahwa pengujian hipotesis dilakukan di sisi kiri.4 Dilihat nilai t hitung dan signifikansi, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan, dapat disimpulkan bahwa peer group berpengaruh terhadap disiplin belajar siswa.
Nilai R didapat 0,410 artinya kolerasi atau nilai r antara variabel peer group dengan disiplin belajar siswa sebesar 0,410, nilai ini jika di interpretasikan dalam tabel koefisien nilai r tergolong “Cukup”. Dalam penelitian ini mempunyai KD (Koefisien Determinan) atau nilai R2 (R Square) sebesar 0,168 artinya bahwa 16,8% peranan peer group mempunyai konstribusi untuk menentukan disiplin belajar siswa, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peranan peer group mempengaruhi disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Gunung Jati Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2018/2019. Peer group merupakan tempat sosialisasi yang mudah antar teman sebayanya, tetapi tidak menutup kemungkinan siswa yang berada dalam kelompok tersebut malas untuk bersosialisasi dan mengembangkan kecakapan yang dimiliki, dan mereka hanya duduk berkelompok untuk bertemu teman dan berbagi cerita.
4 Jonathan Sarwono, Kolerasi, (http://www.jonathansarwono.com). Di akases pada tanggal 21 September 2019 pada pukul 18.30 WIB
Disiplin belajar seorang siswa akan tumbuh apabila siswa mempunyai teman bergaul yang baik. Lingkungan pergaulan remaja tidak lepas dari kelompok, karena selalu memberikan motivasi dan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan siswa, sehingga siswa bisa bersikap positif atau negatif. Dengan teman bergaul yang baik maka akan dapat memberikan pengaruh yang positif pada siswa, sehingga siswa dapat belajar dengan baik.
E. Ketebatasan Penelitian
Penelitian yang peneliti lakukan terbatas pada hal-hal berikut:
1. Dalam melakukan penelitian, peneliti hanya mengambil populasi di SMPN 2 Gunung Jati Kabupaten Cirebon pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan sampel siswa kelas VIII sebanyak 74 siswa yang diambil secara acak. Bagi peneliti lain yang mengadakan penelitian serupa bisa mengambil sampel yang berbeda dengan jumlah yang lebih besar.
2. Penelitian ini mengambil waktu terbatas pada tahun ajaran 2018/2019.
Bagi peneliti yang lain, bisa mengambil waktu yang lebih lama.
3. Penelitian yang diambil hanya terbatas pada hubungan antara peranan peer group (kelompok teman sebaya) dan disiplin belajar siswa. Bagi peneliti yang lain, bisa mengambil cakupan dan studi kasus yang lain.
120 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Peranan peer group pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Gunung Jati Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2018/2019 adalah hampir seluruhnya menyatakan “baik” dan sedikit sekali yang menyatakan “cukup”. Hal ini berdasarkan analisis data dengan menggunakan kriteria skor ideal, diperoleh presentase sebesar 90,54% untuk kategori dirasakan baik dan 9,46% untuk kategori dirasakan cukup.
2. Disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Gunung Jati Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2018/2019 adalah hampir seluruhnya menyatakan “baik” dan sedikit sekali yang menyatakan “cukup”. Hal ini berdasarkan analisis data dengan menggunakan kriteria skor ideal, diperoleh presentase sebesar 97,30% untuk kategori dirasakan baik dan 2,70% untuk kategori dirasakan cukup.
3. Pengaruh peer group terhadap disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Gunung Jati Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2018/2019 memiliki nilai t hitung sebesar -2,370 dengan nilai signifikansi sebesar 0,021. Nilai R didapat
0,410 artinya kolerasi atau nilai r antara variabel peer group dengan disiplin belajar siswa sebesar 0,410, nilai ini jika di interpretasikan dalam tabel koefisien nilai r tergolong “Cukup”. Dalam penelitian ini mempunyai KD (Koefisien Determinan) atau nilai R2 (R Square) sebesar 0,168 artinya bahwa 16,8% peranan peer group mempunyai konstribusi untuk menentukan disiplin belajar siswa, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa hendaknya dapat menciptakan lingkungan pergaulan dengan baik agar terciptanya disiplin belajar dengan baik.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya dapat melakukan bimbingan sosial secara mendalam, guna membantu siswa agar mampu mengembangkan kompetensi-kompetensi yang berkaitan dengan disiplin belajar.
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya lebih memperhatikan perkembangan siswa dan memberikan dukungan sehingga terbentukknya lingkungan pergaulan yang baik di sekolah, agar siswa dapat bersosialisasi dan bergaul dengan teman sebayanya dengan baik. Selain itu, hendaknya sekolah menjalin
kerjasama dengan pihak orang tua dalam pengawasan tingkah laku dan sikap siswa.
4. Bagi Penulis
Penulis hendaknya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai tolak ukur untuk calon guru Pendidikan Agama Islam guna meningkatkan disiplin belajar agar menjadi guru yang memiliki kompetensi kepribadian yang berkualitas.
5. Bagi Peneliti Lain
Dalam penelitian ini, hanya mengambil sampel dalam jumlah terbatas, yakni 25% dari 288 siswa kelas VIII di SMPN 2 Gunung Jati Kabupaten Cirebon. Disarankan bagi peneliti lain dapat mengadakan penelitian dengan sampel berbeda dengan jumlah lebih besar serta dalam waktu yang lama, agar menarik pengetahuan baru dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Peneliti lain dapat mengambil dan meneliti aspek peer group terhadap spiritual quotient siswa. Dalam aspek tersebut diharapkan agar tidak hanya kedisiplinan belajar yang terasah tetapi kecerdasan jiwa siswa dapat terasah dan mampu mengembangkan dirinya berlandasan manajemen spiritual yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian Budi Prasetya. “Penerapan Pendidikan Karakter Nilai Disiplin dan Nilai Tanggung Jawab Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di Kelas I dan IV SD Negeri Percobaan 3” Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta: 2014, dipublikasikan (https://eprints.uny.ac.id/), 23 April 2019.
Ali Samiun. ”Pengertian Kerangka Berpikir Dalam Penelitian”, http://www.informasiahli.com/2015/07/pengertian-kerangka-berpikir-dalam-penelitian.html#, 15 Mei 2019.
Anwar Hidayat,. “Cara Hitung Rumus Slovin Besar Sampel”,
https://www.statistikian.com/2017/12/hitung-rumus-slovin-sampel.html/amp, 16 Mei 2019.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Asy-Syalbub, Fuad Abdul Aziz dan Harits bin Zaidan Al-Muza‟id. Panduan Etika Muslim Sehari-hari. Surabaya: Pustaka Elba, 2016.
B. Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan, Terj. dari Development Psyschology: A life-Span Approach oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo.
Jakarta: Erlangga, 2015.
Budiningsih, C. Asri. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2015.
DAPODIKDASMEN (Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah) yang diupdate oleh Faisal Taat (operator SMPN 2 Gunung Jati Kabupaten Cirebon),
http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sekolah/995BCB7CB050F7ED90 05, 16 Mei 2019.
Darmadi. Pengembangan Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Dewi Sri Nawang Wulan. “Hubungan Antara Peranan Kelompok Teman Sebaya (Peer Group) dan Interaksi Siswa dalam Keluarga dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas XI MAN 1 Sragen Tahun Ajaran 2006/2007 “. Skripsi pada Universitas Sebelas Maret Surakarta: 2007, dipublikasikan (https://eprints.uns.ac.id/8312/1/68492206200904181.pdf), 13 Maret 2018.
Dosen Pendidikan 2. ”Disiplin 9 Pengertian Menurut Para Ahli & (Macam–
Manfaat–Tujuan)”, https://www.dosenpendidikan.com/disiplin-9-pengertian-menurut-para-ahli-macam-manfaat-tujuan/, 23 April 2019.
Gustina. Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Kelompok Sebaya. Ta’dib. 17, 2014.
Hanif Akhtar. “Perlunya Melakukan Uji Linearitas”, https://www.semestapsikometrika.com/2018/07/perlunya-melakuakan-uji-linearitas-dan.html?m=1, 23 Agustus 2019.
Jonathan Sarwono, “Kolerasi”, http://www.jonathansarwono.com, 21 September 2019.
Laefudin. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Marfu‟ah. Wawancara. Cirebon, 04 april 2019
Marjiyanti. “Penegakan Kedisiplinan Siswa sebagai Upaya Mewujudkan Akhlaq Al Karimah di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karanganyar Tahun 2013” Tesis pada Pascasarjana IAIN Surakarta: 2014, dipublikasikan (http://eprints.iain-surakarta.ac.id/73/1/2014TS0012.pdf), 18 April 2019.
Nashih Ulwan, Abdullah. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: Pustaka Amani, 2007
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana, 2011.
Nurwidi Antari Sudharta. ”Metodelogi Penelitian”, https://widisudharta.weebly.com/metode-penelitian-skripsi.html, 17 Mei 2019.
Referensi Ilmu Sosial di Era Digital. “Metode Pengumpulan Data: Kuantitatif &
Kualitatif”, http://sosiologis.com/metode-pengumpulan-data, 17 Mei 2019.
Riduwan dan Sunarto. Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta, 2014.
Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2017.
Sahid Raharjo. “Cara Melakuakn Uji Reliabilitas Alpha Cronbach‟s dengan SPSS” https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-reliabilitas-alpha-spss.html, 13 Agustus 2019 .
---. “Uji Linearitas”, https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-linearitas-dengan-program-spss.html, 13 Agustus 2019
---. “Uji Normalitas Kolmogorov”,
https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-normalitas-kolmogorov-smirnov-spss.html, 13 Agustus 2019.
Santosa, Slamet. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Siti Munawaroh. “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Contekstual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran PAI Kelas XI di SMK Manba‟ul „Ulum”, Skripsi pada Institut agama Islam Bunga Bangsa Cirebon: 2018, tidak dipublikasikan
Siyoto, Sandu. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015.
SPSS Statistik. “Uji Validitas dan Reliabilitas dengan SPSS”, http://www.spssstatistik.com/uji-validitas-dan-reliabilitas-dengan-spss/, 13 Agustus 2019.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2016.
Suka Mahendra. “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan Pergaulan Peer Group (Kelompok Sebaya) dengan Sikap pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”. Skripsi pada Universitas Sebelas Maret Surakarta: 2010, dipublikasikan (https://digilib.uns.ac.id/), 13 Maret 2018.
Sumanto. Psikologi Perkembangan. Yograkarta: Center of Academic Publishing Service, 2014.
Susanto, Ahmad. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Kencana, 2018.
Syahriani, dkk. “Statistika Terapan Regresi Non-Linear”. Universitas Negeri Makasar: 2013/2014, www.academia.edu/4969847/KELOMPOK_4, 10 September 2019.
Syamsul Arifin, Bambang. Dinamika Kelompok. Bandung: Pustaka Setia, 2015 Tu‟u, Tulus. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo,
2008.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. “Sistem Pendidikan Nasional”, http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_20_03.htm, 18 April 2019.
Wikipedia. “Metode Deduksi”, https://id.wikipedia.org/wiki/Metode_deduksi, 15 Mei 2019.
Yusuf dan Ajat Sudrajat. Peran Teman Sebaya dalam Pembentukan Karakter Siswa Madrasah Tsanawiyah. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial. 15, 20XX.
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPN 2 GUNUNG JATI KABUPATEN
CIREBON
Penelitian “ Pengaruh Peer Group terhadap Disiplin Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekeri Kelas VIII di SMPN 2
Gunung Jati Kabupaten Cirebon”
Peneliti : Nurfath Chairunnisa
Informan : Marfu‟ah, S.Ag (Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VIII)
Tempat : Musholah SMPN 2 Gunung Jati Kabupaten Cirebon Hari, Tanggal : Kamis, 04 April 2019
Waktu : Pukul 10.26 WIB
Peneliti : Begini bu, sebenarnya BAB I itu sudah jadi, mau sinkronin bener nggak sih yang saya tulis, dengan di lapangan
Bu Marfu‟ah Kalau nggak bener, berarti salah (tertawa)
Peneliti Kalau nggak bener, dihapus yang di BAB I nya (tertawa).
Saya membahas penelitian tentang peer group terhadap disiplin belajar. Peer group itu suatu kelompok yang mempunyai kelompok yang sama, dari peer group terkadang siswa merasa nyaman dengan teman kelompoknya. Kalau di sekolah selama Ibu mengajar, ada nggak sih peer group itu per kelasnya? Apakah di kelas ada beberapa kelompok yang memang terlihat menonjol?
Bu Marfu‟ah : Sebentar sebelum saya jawab, yang dimaksud dengan peer group itu apa?
Peneliti : Jadi, peer group itu suatu kelompok yang anggotanya mempunyai persamaan usia dan status sosialnya. Peer group itu memang nggak terbentuk, nggak terstruktur. Jadi, terbentuk dengan sendirinya.
Bu Marfu‟ah : Jadi begini ya, kalau saya khususnya saya dalam pelajaran PAI itu seringnya saya yang mementukan. Anak-anak soalnya
kalau disuruh membentuk sendiri jadi nggak seimbang, anak akan memilih yang pintar-pintar, yang nggak pintarnya disisihkan. Kalau seperti itu kan kasihan. Jadi saya yang pilih, dengan cara diacak atau dengan cara berhitung, kemudian nanti anak-anak dengan sendirinya akan terpisah, yang biasa gebetan aja akan terpisah. Jadi ada juga sih anak maunya sama dia aja, nggak mau dipisah, ada yang seperti itu. Begitu saya yang ini, ya sudah saya pisahkan. Soalnya kalau nggak seperti itu, dia nggak mandiri-mandiri, maunya sama dia terus atau misalkan dia senengnya sama siapa maunya itu saja. Nah, kalau saya yang tentukan itu biasanya akan terpisah dengan sendirinya. Kalau misalkan bebas kelompoknya bebas berdasarkan keinginan sendiri, nanti akan terbentuk begitu.
Peneliti : Kalau begitu bu, pengaruh nggak sih sama disiplin belajarnya mereka? Misalkan kayak yang tadi, yang terbentuk memang maunya dia berarti kan kepengennya siswa sama terbentuk yang memang sudah ibu tentukan. Itu berpengaruh nggak sih sama disiplin belajarnya dia? Entah cara dia dalam mengerjakan tugas kelompoknya ataukah yang ngerjain tugasnya yang itu-itu saja, itu gimana bu?
Bu Marfu‟ah : Kalau selama ini sih, yang saya lihat itu, memang yang namanya kerja kelompok itu harus kita pantau terus, kalau kita ditinggal nanti yang kerja hanya itu-itu saja dan dia hanya ikut-ikutan saja. Tapi kalau kita pantau, semuanya bekerja, semuanya berpendapat, nggak boleh ada satu pendapat, harus berpendapat semua lainnya, baru mereka akan bisa seperti itu.
Tapi kalau misalkan yang tadi, yang dikelola sendiri, memang mereka bagus, kerja semua, tapi yang mereka yang kemampuannya biasa-biasa saja malah mandeg, jadi diem.
Peneliti : Ohh gitu, jadi merasa sendiri ya bu?
Bu Marfu‟ah : Iya. Cuma ya ada kelemahannya juga ya. Kalau yang ditentukan sama kita kadang-kadang dia lebih dominan lebih menonjol nih pendapat saya, dan dia ya makmum aja, ngikut aja, kadang ada yang seperti itu. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Tapi kadang-kadang saya yang tentukan, kadang-kadang anak yang tentukan, seperti itu untuk mengimbangi jadi memang ada perbedaan sekali kalau anak yang menentukan jadi mereka menonjol banget. Kalau mereka yang milih sendiri tuh maunya sama gengnya mereka. Ya itu, kemampun dia ya biasa-biasa saja, pendapatnya biasa-biasa
saja. Makanya kadang saya campur biar dia ini ada jagonya, biar dia ikut juga. Yang saya alami itu begitu.
Peneliti : Pengaruh berarti ya bu.
Bu Marfu‟ah : Iya ada pengaruhnya juga. Memang masing-masing memili kelebihan kekurangan.
Peneliti : Ini kan PAI ya, bu. Keliatan nggak sih bu ada geng-gengan?
Misalkan kelompok ini mainnya sama kelompok ini aja..
Bu Marfu‟ah : Kalau untuk pelajaran PAI memang nggak begitu keciri.
Memang dalam keseharian itu ada seperti itu tuh. Maunya sama ini aja, ada.
Peneliti : Biasanya karakter tiap geng kan nggak jauh beda, pernah nggak sih ada siswa yang melanggar peraturan sekolah, yang nggak tertib? Misalkan dia bolos, tapi ikut-ikutan, padahal dia nggak mau, tapi dia ikut-ikutan temennya. Pernah nggak bu?
Bu Marfu‟ah : Ya ada yang seperti itu diajak sama temennya.
Peneliti : Iya bu, khususnya dalam mata pelajaran PAI
Bu Marfu‟ah : Khususnya kelas 8H. Kelas 8H itu ada anak laki-laki yang suka mempengaruhi untuk nggak usah masuk, kalau bolos sih nggak, dia nggak pulang karena tasnya masih ada. Cuma habis sholat dia nggak masuk. Dia pengaruhi temennya, “sudah nggak usah masuk lagi”. Begitu saya panggil, karena kebetulan ada pas saya lihat.
Bu Marfu‟ah : “kamu ngapain?”
Paling seperti itu, kejadiannya di kelas 8H. ada beberapa anak yang suka seperti itu. Jadi, mungkin karena jam siang yah.
Rawan jam siang itu, anak yang suka bolos itu nggak mau masuk. Tapi tidak semua, hanya satu-dua orang.
Peneliti : Tapi mempengaruhi yang lain ya bu?
Bu Marfu‟ah : Mempengaruhi yang lainnya. Jadinya kan, jadi kepala suku (tertawa)
Peneliti : Nah ibu kan sebagai guru PAI di SMPN 2 Gunung Jati, ada tantangan tersendiri nggak sih bu khususnya buat mengehadapi geng-geng di kelas untuk disiplin belajarnya?
Bu Marfu‟ah : Anak itu terbentuk dari berbagai faktor dan yang paling kuat itu dari temennya. Jadi kalo temennya mempengaruhi dan terpengaruh, ya sudah ikut-ikutan gitu. Terpengaruh untuk bolos atau perbuatan-perbuatan negatif, jadi kadang-kadang masah juga sih seperti itu. Anak kan berangkat dari rumah, dia bilang ke orang tuanya kan benar, tapi begitu kumpul dengan temvnnya kan div jadi nggak benernya
Peneliti : Kalau dari segi posoitifnya sih bu, geng-gengan kayak gitu?
Bu Marfu‟ah : Ya, yang namanya anak-anak SMP itu masih sebenarnya masih labil dan masih butuh bimbingan. Jadi kalau geng-gengan seperti itu,kebanyakannya kan menjurus ke yang tidak baik, tapi memang ada juga anak yang aktifis. Contoh anak yang aktifis, mereka kan the geng dengan teman aktifisnya juga walaupun nggak satu kelas, tapi kan dia melakukan kegivtan positif.
Peneliti : Berarti gimana ke orangnya juga sih bu
Bu Marfu‟ah : Iya, kembali ke pribadinya masing-masing. Ada juga yang dia gengnya untuk hal yang positif, yang rata-rata kebanyakannya itu anak perempuan.
Peneliti : Oh, kalau yang ke positif tuh ya bu
Bu Marfu‟ah : Kalau anak laki-laki itu biasa sukanya ke negatifnya. Tapi tidak semua. Makanya yang suka bolos, yang suka nggak berangkat kebanyakan laki-laki. Cuma kami juga harus bagaimana anak-anak yang seperti itu? kalau memang nggak mungkin kan kita lepas kita keluarkan. Kalau kita keluarkan mereka, mereka di jalanan, mereka nggak sekolah, tambah masalah lagi. Kalau di sini khawatir jadi bibit penyakit.
Makanya suatu permasalahan juga Peneliti : Dilema sebenernya sih ya bu
Bu Marfu‟ah : Ya itu tantangannya sih mungkin untuk membuat mereka-mereka yang seperti itu menjadi lebih baik dan disiplin kayaknya kita butuh waktu, butuh proses. Makanya orangtuanya sering dipanggil, sering dikunjungi. Kadang-kadang ya paling upaya-upaya guru hanya sebatas itu
Peneliti : Oh gitu, ya sudah bu paling itu dulu yang mau ditanyakan.
SURAT PENGANTAR
Kepada : Yth. Siswa Kelas VIII
SMPN 2 Gunung Jati Kabupaten Cirebon
Assalamua‟laikum wr. wb.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, perlu adanya penelitian mengenai berbagai faktor dari dalam maupun dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut saya mencoba mengadakan penelitiandengan judul:
“
PENGARUH PEER GROUP TERHADAP DISIPLIN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KELAS VIII DI SMPN 2 GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON”
Saya mohon kesediaan waktu Anda untuk mengisi angket terlampir, keberhasilan penelitian ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam menjawab pertanyaan yang sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya dengan sejujur-jujurnya. Apapun jawaban Anda akan saya jamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi prestasi Anda di sekolah.
Akhirnya atas kesediaan Anda mengisi angket ini saya mengucapkan terimakasih.
Akhirnya atas kesediaan Anda mengisi angket ini saya mengucapkan terimakasih.