• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Fakta Temuan Penelitian

2. Strategi Guru dalam Menanamkan Rasa tanggung jawab Anak Usia 4-5

2. Strategi Guru dalam Menanamkan Rasa tanggung jawab Anak

pelaksanaan dan penutup. Hal tersebut sesuai penjelasan dari ibu Latifah, yaitu :

Dalam perencanaan kita sebelum ke kegiatan kita membuat SOP terlebih dahulu, kemudian baru RPP yang mengacu pada RPPM dan RPPH yang sudah ada berdasarkan Prosem dan Prota, alhamdulilah kita kita sudah menggunakan kurikulum 2013. dalam proses pembuatannya guru membuatnya bersama-sama antara guru kelompok A dan B tetapi dalam tingkat kesuliatan yang berbeda. misalkan tema air,udara,api dan sub tema kita ambil udara nah nanti guru kelas masing-masing membuat materi itu kira-kira mau mengajarkan anak. sebelum itu kita membuat dulu SOP untuk pegangan kita dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak(Wawancara, 20 April 2022)

Sesuai dengan apa yang dijelasakan oleh ibu Latifah, Ibu Nugraheni membenarkan bahwa sebelum masuk sekolah dalam tahun ajaran baru semua guru dan kepala sekolah berkumpul bersama untuk membuat perangkat pembelajaran seperti Program Tahunan (PROTA). Program tahunan ini dibicarakan bersama apa saja yang akan dilakukan di TK ini selama satu tahun. Jadi, kegiatan-kegiatan selama satu tahun sudah direncanakan dalam penyusunan ini, selanjutnya Program Semester (PROSEM) dalam penyusunan ini merupakan turunan dari PROTA yang mana dipecah menjadi dua bagian yaitu semester satu dan semester dua kemudian kegiatan yang akan dilakukan dalam satu semester disusun lebih rinci lagi dari PROTA. Kemudian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dalam penyusunan ini untuk menentukan aspek-aspek apa yang harus dicapai atau diberikan pada anak yang mengacu pada Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STTPA), sedangkan untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) di susun oleh guru kelas karena merupakan tugas dari guru masing-masing yang harus membuatnya sebab hanya mereka yang mengetahui karakter anak didik tersebut, sehingga kegiatan-kegiatan bisa disesuaikan dengan kondisi anak masing-masing kelas. (Wawacara Ibu Nugraheni 20 April 2022)

Tujuan penanaman rasa tanggung jawab anak usia 4-5 tahun yaitu untuk membentuk nilai karakter pada anak usia dini di masa yang akan datang. Karena pada dasarnya penanaman rasa tanggung jawab pada anak dimulai sejak anak masih usia dini. Masa ini merupakan masa transisi bagi anak untuk mencari jati dirinya.

Dengan meniru setiap pembicaraan dan tingkah laku yang dilakukan orang dewasa sekaligus orang-orang yang berada di lingkungannya. Maka dari itu sebagai orang dewasa harus berhati-hati dalam bertindak ataupun berbicara, karena segala sesuatu yang dilihat oleh anak akan di contoh dan di praktekan sesuai apa yang di lihat oleh anak. (Wawancara, 20 April 2022)

Perumusan tujuan ini tidak lepas dari pertimbangan guru yang menyesuaikan usia pada anak yang diajarinnya, hal tersebut sesuai dengan penjelasan Ibu Latifah yakni:

Tujuan menanamkan rasa tanggung jawab untuk membentuk nilai karakter pada anak usia dini di masa yang akan datang. Karena pada dasarnya penanaman rasa tanggung jawab pada anak dimulai sejak anak masih usia dini. Masa ini merupakan masa transisi bagi anak untuk mencari jati dirinya. Dengan meniru setiap pembicaraan dan tingkah laku yang dilakukan orang dewasa sekaligus orang-orang yang berada di lingkungannya.

Tujuan penanaman rasa tanggung jawab ini juga dibenarkan oleh Kepala Sekolah TK Aisyiyah 48 Kemlayan yaitu untuk mencetak generasi yang sehat, cerdas, berakhlak karimah, kreatif, dan mandiri dengan cara guru harus memiliki berbagai strategi.

Adapun strategi yang digunakan guru di TK Aisyiyah 48 Kemlayan yaitu strategi keteladanan, strategi pembiasaan, strategi pemberian nasehat dan strategi pemberian hadiah.

b. Pelaksanaan

Dalam tahap pelakasanaan pembelajaran guru di TK Aisyiyah 48 Kemlayan melakukan kegiatan diluar kelas dan di dalam kelas dengan menggunakan beberapa strategi. Hal tersebut juga dijelaskan oleh ibu Latifah, yakni :

Penanaman rasa tanggung jawab itu tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja, tapi juga di luar kelas. Dengan hal itu, seluruh guru yang ada di sekolah memberikan contoh yang baik bagi anak melalui tingkah laku yang baik. Dalam pembelajaran di kelas mapun di luar kelas anak-anak dijadikan sebagai pusat pembelajaran dimana guru-guru dapat memaksimalkan strategi dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak Untuk di dalam kelas anak saya biasakan untuk saling berbagi dengan temannya baik mainan, makanan, dan juga pada waktu kegiatan berlangsung di dalam kelas seperti berbagi alat dan bahan

agar di tanamkan rasa kepedulian dengan mengucapkan terima kasih setelah di beri sesuatu.Sedangkan di luar kelas untuk menanamkan anak dalam sikap sosial anak..

(Wawancara, 17 Mei 2022)

Kemudian Ibu Latifah menjelaskan tentang strategi-srategi tersebut. Bahwa strategi keteladanan yakni dengan memberikan cerminan pada diri anak sebagai bekal untuk anak-anak dikemudian hari seperti hal nya menjadi contoh teladan bagi anak. Sesuai dengan pernyataan di atas peran guru sangatlah penting dalam menanamkan rasa tangung jawab pada anak usia dini. Dengan begitu, anak diharapkan menjadi pribadi yang berakhlakul karimah.

Hal tersebut diperjelas oleh ibu Latifah bahwa:

“Penanamkan rasa tanggung jawab harus kita mulai dari diri kita sendiri. Dengan memberikan contoh membuang sampah pada tempatnya. Sehingga mereka nanti akan berpikir “oh bu guru buang sampah ke tempat sampah, aku juga harus seperti bu guru. Karena secara tidak langsung apa yang dilakukan oleh seorang guru menjadi cerminan peserta didik dalam bersikap dan berperilaku. Mereka akan senantiasa mengamati apa yang guru mereka lakukan. Tidak jarang dari mereka akan mencontoh”. (Wawancara 18 Mei 2022)

Hal itu diperkuat oleh Ibu Nugraheni selaku Kepala Sekolah bahwa:

“Penanaman rasa tanggung jawab tidak hanya dibentuk dari pelajaran saja melainkan juga melalui keteladanan yang diberikan oleh guru dan wali murid. Melalui keteladanan dengan memberikan contoh yang baik maka anak akan terbiasa melakukannya dalam kehidupan sehari-hari”.(Wawancara 18 Mei 2022).

Selanjutnya, strategi pembiasaan ibu Latifah juga menjelaskan bahwa strategi pembiasaan yang baik, yang bisa dilakukan secara berulang-ulang dapat menanamkan rasa tanggung jawab pada anak usia dini. Suatu tindakan baik seperti membantu teman membereskan mainan dan berbagi mainan apabila dilakukan secara terus berulang akan menjadikan suatu kebiasaan yang tidak dapat terlepas dari diri anak tersebut. Hal ini dimaksudkan agar proses tersebut dapat diterapkan oleh anak dan mempengaruhi terhadap perubahan pola perilaku anak-anak usia dini serta dapat menginternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa:

“Dalam memberikan pemahaman dan contoh kepada anak-anak mengenai sikap baik, kita tidak hanya memberi teori saja, akan tetapi langsung memberi contoh ataupun tindakan yang nyata seperti membiasakan membuang sampah pada tempatnya, membereskan mainannya. Jika mereka lupa maka tugas seorang pendidik akan mengingatkan kembali pada setiap kesempatan yang ada.(Wawancara 18 Mei 2022).

Ibu Nugraheni selaku Kepala Sekolah menambahkan bahwa:

“untuk kegiatan diluar seperti halnya jalan sehat dan menanam tanaman itu juga bisa kita lakukan dengan strategi pembiasaan dan nasehat tujuannya apa supaya anak selalu membiasakan diri untuk selalu bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan” (Wawancara, 17 Mei 2022).

Kemudian strategi pemberian nasehat dalam pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas, guru selalu memberi nasihat kepada anak didiknya agar senantiasa bertanggung jawab. Seperti

halnya dalam wawancara yang dilakukan dengan Bu Latifah, beliau mengungkapkan bahwa:

“Saya selalu mengingatkan kepada anak untuk selalu membuang sampah pada tempatnya dan membantu orang tua ketika di rumah. Kemudian waktu pembelajaran berlangsung di kelas dan di luar kelas. Saat anak selesai kegiatan kemudian melakukan perbuatan yang mengganggu teman yang lain secara langsung saya tegur. Begitu pula waktu jam istirahat pada saat makan kemudian mereka membiarkan bungkus makanan berserakan, saya dekati mereka dan kemudian saya beri nasehat,kemudian kegiatan luar kelas seperti jalan sehat dan menanam tanaman mbak.”. (Wawancara 21 Mei 2022)

Selanjutnya pemberian hadiah, pemberian hadiah yang diterapkan di TK Aisyiyah 48 Kemlayan ini yakni dengan memberian pujian atau menggambar bintang kepada anak. Hal ini akan mendorong mereka untuk selalu berbuat baik kepada sesama.

Seperti yang telah dijelaskan oleh bu Latifah bahwa:

“Strategi pemberian hadiah kalau disini biasanya apabila ada anak yang sikapnya baik akan saya gambar bintang di tanggannya, tetapi apabila ada anak yang tidak baik maka tidak saya gambar bintang.”

(Wawancara 18 Mei 2022) c. Evaluasi

Didalam perencanaan dan pelaksanaan guru-guru di TK Aisyiyah 48 Kemlayan tidak lupa menggunakan evaluasi atau penilaian dalam proses pembelajaran yaitu penilaian harian, mingguan, anekdot, dan hasil karya. Hal ini di jelaskan oleh ibu Latifah bahwa :

“Di TK ini untuk penilaian menggunakan penilaian harian, mingguan, catatan anekdot, dan hasil karya. Dengan cara setiap

anak kita nilainya sesuai perkembangnya seperti Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Berkembang Sangat Baik (BSB)”

Hal itu diperkuat oleh ibu Nugraheni bahwa

“Iya mbak, dari awal kita selalu berdiskusi mengenai perkembangan anak. karena nanti output nya penilaian perkembangan anak akan dituls di buku rapot untuk dibagikan kepada wali murid”

(Wawancara,20 April 2022).

3. Deksripsi Hasil Penelitian Strategi Guru dalam Menanamkan Rasa Tanggung Jawab Anak Usia 4-5 Tahun di TK Aisyiyah 48 Kemlayan

a. Pertemuan I 1) Perencanaan

Dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak usia dini khususnya di kelompok A di perlukan strategi guru dengan awalan guru membuat perencanaan yang baik agar sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Perencanan merupakan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan. Secara garis besar perencanan dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak usia 4-5 tahun sudah dilakukan oleh guru di kelompok A TK Aisyiyah 48 Kemlayan. Perencanaan dalam menanamkan rasa tanggung jawab yang dibuat mengacu pada panduan kurikulum yang terdiri dari seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaraan yang berupa Standar Operasional Prosedur (SOP), Program Semester (Prosem), Rencana Pelaksanaan

Pembelajaraan Mingguan (RPPM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Harian (RPPH). dalam observasi hari pertama kali ini peneliti mendapatkan informasi bahwa guru di TK Aisyiyah 48 Kemlayan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran merencang Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Mingguan (RPPM) dengan tema air, udara api. Kemudian dijabarkan lagi kedalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Harian (RPPH) dengan sub tema api. Setelah menyusun RPPM dan RPPH guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran di kelas seperti kompor, teflon, roti donat, margini, meses, sus kental manis, piring, garpu.

2) Pelaksanaan

Dalam penanaman rasa tanggung jawab anak usia 4-5 tahun yang sudah dilakukan oleh guru kelompok A TK Aisyiyah 48 Kemlayan dengan menggunakan beberapa strategi. Pada tanggal 12 Maret 2022 tepatnya pada pukul 7.15-10.00 WIB, anak-anak mulai berdatangan satu persatu diantar oleh orangtua masing-masing. Kedatangannya pun disambut hangat oleh guru yang piket hari itu di depan pintu gerbang sekolah. sebelum masuk anak-anak dibudayakan mengucap salam dan mencium tangan guru yang piket tersebut. Kemudian menaruh tas di belakang kursi sambil menunggu bel masuk beberapa anak bermain-main dulu bersama teman-temannya dan ada juga anak di panggil

satu-satu oleh guru untuk membaca iqro setelah selesai membaca iqro kemudian ibu guru memberikan gambar bintang kepada anak yang sudah selesai membaca iqro.

Gambar 4. 1 Kegiatan Pemberian Hadiah

Dalam gambar 4.1 menunjukan pada saat anak sedang membca iqro guru di TK Aisyiyah 48 Kemlayan selalu memberikan hadiah berupa menggambar bintang ditangan.

Strategi yang di gunakan guru di TK Aisyiyah 48 Kemlayan menggunakan strategi pemberian hadiah dengan betujuan agar anak termotivasi dalam semangat belajar. melihat sebelum masuk ke kelas ibu guru selalu membiasakan anak-anak merapikan sepatu yang sudah dipakai atau sepatu di rak sepatu.

. Gambar 4. 2 anak sedang merapikan sepatu di rak sepatu

Dari gambar 4.2 menunjukan bahwa anak sedang merapikan sepatu di rak sepatu. Hal ini bertujuan agar anak memiliki rasa tanggung jawab untuk merapikan sepatu miliknya ataupun orang lain. Dari gambar tersebut guru di TK Aisyiyah 48 Kemlayan mengguanakan strategi pembiasaan yang mana pembiasaan yang baik yang dilakukan secara berulang-ualng dan bisa menanamkan rasa tanggung jawab pada anak usia dini.

Setelah anak-anak masuk ke kelas kemudian mereka duduk dan melakukan kegiatan pembukaan yaitu dimulai dengan salam semangat “Assalamualaikum” kemudian anak-anak menjawab dengan penuh semangat. Dilanjutkan dengan menyanyi lagu mars TK Aisyiyah 48 Kemlayan yang di pandu oleh ibu Latifah kemudian dilanjutkan tepuk semangat, tepuk es krim, dan tepuk badut. Setelah kegiatan bernyanyi dan tepuk selesai kemudian anak-anak dilanjutkan untuk berdoa. Sebelum berdoa bu Latifah memberikan aturan mengenai sikap selama berdoa yaitu berdoa dengan tenang, tangannnya dilipat, tidak ngobrol sendiri, tidak teriak-teriak. Kemudian dilanjutkan membaca syahdat dan doa dimulai dengan membaca surah Al Fatihah bersama-sama dan dilanjutkan surah pendek yaitu surah AN Nas, Al Falaq, Al Ikhlas, Al Lahab, An Nasr. Kemudian dilanjutkan dengan membaca hadits-hadits seperti hadits kebersihan sebagian dari iman, hadits senyum adalah sodaqoh,

hadits tidak boleh marah. Dengan anak-anak menghafal hadits-hadits tersebut anak-anak akan tertanam karakter pada diri anak termasuk dalam hal rasa tanggung jawab anak.

.Gambar 4. 3 Hafalan hadits

Pada gambar 4.3 menunjukan bahwa anak-anak sedang menghafal salah satu hadits. Kegiatan ini merupakan strategi pemberian nasehat. Dengan anak-anak menghafal hadits-hadits tersebut anak-anak akan tertanam karakter pada diri anak termasuk dalam hal rasa tanggung jawab anak.

Setelah selesai membaca hadits kemudian di lanjut dengan membaca doa sehari-hari bersama-sama, doa sebelum dan sesudah makan/minum, doa masuk/keluar kamar mandi, doa untuk kedua orangtua. Setelah itu peneliti mengamati ibu Latifah memberikan nasehat dan pembiasaan kepada anak-anak bahwa anak-anak disuruh mengecek setiap ruangan adakah sampah yang berserakan atau mainan yang tadi sebelum masuk belum diberesin. Mereka melakukan itu dengan bertujuan agar anak mencintai lingkungan disekitar dengan yang di lakukan di

dalam kelas ataupun nanti di luar kelas. Hal ini penanaman rasa tanggung jawab anak seperti membuang sampah pada tempatnya dan belajar membereskan mainan sesuai dengan jenisnya anak akan secara mandiri mengetahui rasa tanggungjawab akan dirinya dan lingkungannya

Gambar 4. 4 Guru sedang memberikan contoh kepada anak

Pada gambar 4.4 menunjukan bahwa anak sedang membereskan mainan di kelas bersama ibu guru dengan kegiatan sederhana ini bertujuan agar penanaman rasa tanggung jawab dengan membereskan mainannya sesuai tempatnya maka anak akan secara mandiri mengetahui rasa tanggung jawab untuk dirinya dan lingkungannya dengan cara cinta lingkungan.

Kegiatan ini guru menggunakan strategi keteladanan yang mana guru memberikan contoh kepada anak cara mengelompokan benda sesuai jenisnya.

Pada saat peneliti mengamati di dalam kelas Ibu Selvia mengawali kegiatan dengan mengajak anak-anak bernyanyi bersama kemudian ibu Selvia berdiskusi tentang tema hari ini yaitu air,udara, api. Sebelum memulai kegiatan ibu Latifah juga

tidak lupa selalu membiasakan anak untuk memperhatikan dan menyebutkan temannya yang tidak masuk. Pada saat di dalam kelas bersama ibu Latifah beliau memberikan aturan mainnya sesuai yang sudah di lampirkan di SOP anak-anak sangat antusias karena ibu Latifah mengajak mereka membuat donat anak-anak sangat antusias dan senang.sebelum kegiatan membuat donat ibu Latifah memberikan arahan kepada anak-anak aturan mainnya lagi arena dalam kegiatan tersebut mereka juga mengenalkan tentang api. Bel sudah berbunyi anak-anak bersiap untuk istirahat. Pada saat jam istirahat ibu Latifah selalu mengingatkan kepada anak-anak sebelum makan cuci tangan terlebih dahulu. Pada saat jam istirahat peneliti melihat ada anak yang berbagi makanan kepada temannya.

. Gambar 4. 5 anak berbagi makanan kepada temannya

Dari gambar 4.5 diatas menunjukan bahwa guru di TK Aisyiyah 48 Kemlayan juga mengajarkan kepada anak untuk berbagi makanan kepada temannya. Hal ini sesuai dengan Strandar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) Bahwa Rasa

tanggung jawab untuk dirinya sendiri dan orang lain di usia 4-5 tahun anak sudah mau berbagi kepada temannya.

Kemudian bel berbunyi tanda masuk untuk persiapan pulang. anak-anak bersiap untuk pulang dan duduk dengan rapi.

Kemudian ibu Selvia mengajak anak-anak untuk berdoa sesudah makan. Setelah itu dilanjutkan bernyanyi bersama dan doa mau pulang.

3) Evaluasi

Evaluasi dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak usi 4-5 tahun yang diterapkan oleh guru di Kelompok A TK Aisyiyah 48 Kemlayan dilakukan dengan cara penilaian terhadap masing-masing anak. dalam penilaian yang dilaksanakan tidak ada penilaian khusus, tetapi bergabung dalam segala bidang. Penilaian dilakukan setiap hari kepada masing-masing anak yang dimasukan dalam kolom penilaian ceklis, mingguan dan hasil karya. Dalam penilaian ceklis terdapat empat pencapaian perkembangan yaitu Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Berkembang Sangat Baik (BSB).

Kemudian dimasukan dalam r angkuman penilaian yang dilakukan setiap akhir semester dan dilakukan analisis penilaian untuk mengetahui sejauh mana perkembangan anak. Rangkuman hasil penialan yng sudah di analisis menjadi refrensi untuk

pembuatan rapot anak yang akan disampaikan kepada orang tua anak.

b. Pertemuan II 1) Perencanaan

Dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak usia dini khususnya di kelompok A di perlukan strategi guru dengan awalan guru membuat perencanaan yang baik agar sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Perencanan merupakan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan. Secara garis besar perencanan dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak usia 4-5 tahun sudah dilakukan oleh guru di kelompok A TK Aisyiyah 48 Kemlayan. Perencanaan dalam menanamkan rasa tanggung jawab yang dibuat mengacu pada panduan kurikulum yang terdiri dari seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaraan yang berupa Standar Operasional Prosedur (SOP), Program Semester (Prosem), Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Mingguan (RPPM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Harian (RPPH). dalam observasi hari pertama kali ini peneliti mendapatkan informasi bahwa guru di TK Aisyiyah 48 Kemlayan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran merencang Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Mingguan (RPPM) dengan tema air, udara api. Kemudian dijabarkan lagi

kedalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dengan sub tema api. Setelah menyusun RPPM dan RPPH guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran di kelas seperti kipas dan buku.

2) Pelaksanaan

Dalam penanaman rasa tanggung jawab anak usia 4-5 tahun yang sudah dilakukan oleh guru kelompok A TK Aisyiyah 48 Kemlayan dengan menggunakan beberapa strategi. Pada tanggal 14 Maret 2022 Tepatnya pada pukul 7.30-10.00 WIB, seperti biasa anak-anak mulai berdatangan satu persatu diantar oleh orangtua masing-masing. Kedatangannya pun disambut hangat oleh guru yang piket hari itu di depan pintu gerbang sekolah. sebelum masuk anak-anak dibudayakan mengucap salam dan mencium tangan guru yang piket tersebut. Kemudian menaruh tas di belakang kursi sambil menunggu bel masuk beberapa anak bermain-main dulu bersama teman-temannya dan ada juga anak di panggil satu-satu oleh guru untuk membaca iqro setelah selesai membaca iqro kemudian ibu guru memberikan gambar bintang kepada anak yang sudah selesai membaca iqro.

Setelah anak-anak masuk ke kelas kemudian mereka duduk dan melakukan kegiatan pembukaan yaitu dimulai dengan salam semangat “Assalamualaikum” kemudian anak-anak menjawab dengan penuh semangat. Dilanjutkan dengan menyanyi lagu mars

TK Aisyiyah 48 Kemlayan yang di pandu oleh ibu Nugraheni kemudian dilanjutkan tepuk semangat, tepuk es krim, dan tepuk badut. Setelah kegiatan bernyanyi dan tepuk selesai kemudian anak-anak dilanjutkan untuk berdoa. Sebelum berdoa ibu Selvia memberikan aturan mengenai sikap selama berdoa yaitu berdoa dengan tenang, tangannnya dilipat, tidak ngobrol sendiri, tidak teriak-teriak. Kemudian dilanjutkan membaca syahdat dan doa dimulai dengan membaca surah Al Fatihah bersama-sama dan dilanjutkan surah pendek yaitu surah AN Nas, Al Falaq, Al Ikhlas, Al Lahab, An Nasr. Kemudian dilanjutkan dengan membaca hadits-hadits seperti hadits kebersihan sebagian dari iman, hadits senyum adalah sodaqoh, hadits tidak boleh marah. Dengan anak-anak menghafal hadits-hadits tersebut anak-anak-anak-anak akan tertanam karakter pada diri anak termasuk dalam hal rasa tanggung jawab anak.

Setelah selesai membaca hadits kemudian di lanjut dengan membaca doa sehari-hari bersama-sama, doa sebelum dan sesudah makan/minum, doa masuk/keluar kamar mandi, doa untuk kedua orangtua. Setelah itu peneliti mengamati ibu Selvia membiasaan kepada anak-anak bahwa mereka disuruh mengecek setiap ruangan adakah sampah yang berserakan atau mainan yang tadi sebelum masuk belum diberesin. Mereka melakukan itu dengan bertujuan agar anak mencintai lingkungan disekitar dengan yang di lakukan

di dalam kelas ataupun nanti di luar kelas. Hal ini penanaman rasa tanggung jawab anak seperti membuang sampah pada tempatnya dan belajar memilah sampah sesuai dengan jenisnya anak akan secara mandiri mengetahui rasa tanggungjawab akan dirinya dan lingkungannya

Gambar 4. 6Anak sedang membuang sampah pada tempatnya.

Pada gambar 4.6 menunjukan anak sedang membuang sampah pada tempatnya kegiatan sederhana ini bertujuan agar penanaman rasa tanggung jawab dengan membuang sampah pada tempatnya maka anak akan secara mandiri mengetahui rasa tanggung jawab untuk dirinya dan lingkungannya dengan cara cinta lingkungan.

Di dalam kelas Ibu Selvia mengawali kegiatan dengan mengajak anak-anak bernyanyi bersama kemudian ibu Selvia berdiskusi tentang tema hari ini yaitu air,udara, api. Di satu sisi ibu Latifah sedang meyiapkan alat dan bahan dan kebetulan ibu Latifah

sedang ada acara jadi yang mengatur kelas ibu Selvia. Sebelum memulai kegiatan ibu Selvia tidak lupa selalu membiasakan anak untuk memperhatikan dan menyebutkan temannya yang tidak masuk. Pada saat di dalam kelas bersama ibu Selvia beliau memberikan aturan mainnya sesuai yang sudah terencana di SOP anak-anak sangat antusias karena ibu Selvia mengajak mereka mempraktikan dengan kedua tangannya untuk meniup telapak tangan mereka apa yang dirasakan apakah ada anginnya. kemudian kegiatan kedua dengan mengkipaskan buku apakah ada anginnya.

Anak-anak sangat antusias dan senang.

Gambar 4. 7 Anak sedang menirukan ibu Guru

Pada gambar 4.7 menunjukan bahwa Ibu guru sedang memberikan contoh dan memberikan nasehat kepada anak-anak bahwa sebagai ciptaan Allah SWT kita harus selalu bersyukur karena bisa merasakan nikmat sehat bisa merasakan udara.

Dokumen terkait