• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI GURU DALAM MENANAMKAN RASA TANGGUNG JAWAB ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK AISYIYAH 48 KEMLAYAN TAHUN AJARAN 2021/2022 HALAMAN JUDUL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI GURU DALAM MENANAMKAN RASA TANGGUNG JAWAB ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK AISYIYAH 48 KEMLAYAN TAHUN AJARAN 2021/2022 HALAMAN JUDUL SKRIPSI"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI GURU DALAM MENANAMKAN

RASA TANGGUNG JAWAB ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK AISYIYAH 48 KEMLAYAN TAHUN AJARAN 2021/2022

HALAMAN JUDUL SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh

Iryani Mifta Nurrohma 163131090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA 2022

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

(3)

ii

NOTA PEMBIMBING

(4)

iii

PENGESAHAN

(5)

iv

PERSEMBAHAN Skrispi ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orangua penulis, Bapak Marwoto dan Ibu Siti Rochmani yang telah memberikan motivasi dan semangat serta selalu mendoakan dengan penuh kasih sayang dan kesabaran

2. Kakak tercinta Marsidi Ardiyanto yang selalu mendukung dan mendoakan dalam penyelesaian skripsi

3. Teman dekat penulis Pepi Permatasari,S.Pd yang telah mengingatkan dengan sabar kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi

4. Sahabat terbaik penulis Warsini, Fithri Ainun Nisa, dan seluruh teman- teman PIAUD angkatan 2016

5. Almameter UIN Raden Mas Said Surakarta

(6)

v MOTO

اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ

"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."

(QS. Al -insyiroh 8)

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Guru dalam Menanamkan Rasa Tanggung Jawab Anak Usia 4-5 Tahun di TK Aisyiyah 48 Kemlayan Surakarta Tahun Ajaran 2021/2022”. Shalawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita, Rasulullah Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak untuk itu kami haturkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Mudhofir, S.Ag., M.Pd., selaku Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, yang telah memberikan fasilitas belajar di UIN Raden Mas Said.

2. Prof. Dr. H. Baidi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta, yang telah memberikan fasilitas dalam pembelajaan di Fakultas Ilmu Tarbiyah.

3. Rosida Nur Syamsiyati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah mendukung dan memberikan kemudahan selama mengerjakan skripsi.

4. Dr. Fetty Ernawati, S.Psi., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan motivasi agar segera menyelesaikan skripsi.

5. Nugraheni Rahmawati selaku Kepala TK Aisyiyah No Kemlayan Surakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di lembaga yang beliau pimpin

6. Latifah Siti Nurjanah, ST selaku Guru Kelas A di TK Aisyiyah 48 Kemlayan Surakarta yang telah memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran anak.

7. Segenap keluarga besar TK Aisyiyah 48 Kemlayan Surakarta yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian

(9)

viii

8. Kedua orangtua Bapak Marwoto, Ibu Siti Rochmani, kakak Marsidi Ardiyanto dan keluarga besar mbah Mulyono Mulyo Hartomo yang selalu mendukung dan mendoakan demi kelancaran skripsi

9. Sahabat-sahabatku Fithri Ainun Nisa, Warsini, selalu membersamai, memotivasi, dan mendukung penulis

10. Teman-teman PIAUD angkatan 2016 UIN Raden Mas Said Surakarta terima kasih atas kebersamaan selama ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam kepenulisan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Surakarta, 21 Desember 2022 Penulis,

Iryani Mifta Nurrohma

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

NOTA PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... iix

ABSTRAK ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6

2. Manfaat Praktisi ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Strategi Guru ... 8

a. Pengertian Strategi Guru ... 8

(11)

x

b. Macam-macam Strategi Guru ... 10

c. Langkah-langkah Strategi Guru ... 11

2. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 4-5 Tahun ... 12

a. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional ... 12

b. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun 13 3. Penanaman Rasa Tanggung Jawab Anak Usia 4-5 Tahun ... 14

a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab ... 14

b. Macam-macam Rasa Tanggung Jawab ... 15

4. Strategi Guru Dalam Menanamkan Rasa Tanggung Jawab Anak Usia 4- 5 Tahun ... 16

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 18

C. Kerangka Berpikir ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 25

A. Metode Penelitian... 25

B. Setting Penelitian ... 26

1. Lokasi penelitian ... 26

2. Waktu Penelitian ... 26

C. Subjek dan Informan ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

1. Observasi ... 28

2. Wawancara / Interview ... 29

3. Dokumentasi ... 30

E. Teknik Pemeriksaan keabsahan Data ... 30

F. Teknik Analisis data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35

A. Fakta Temuan Penelitian ... 35

1. Deskripsi TK Aisyiyah 48 Kemlayan ... 35

a. Sejarah Berdirinya ... 35

b. Letak dan Keadaan Geografis ... 36

c. Identitas Lembaga ... 37

(12)

xi

d. Visi, Misi dan Tujuan TK Aisyiyah 48 Kemlayan ... 39

1)Visi TK Aisyiyah 48 Kemlayan ... 39

2)Misi TK Aisyiyah 48 Kemlayan ... 39

3)Tujuan TK Aisyiyah 48 Kemlayan ... 39

d. Sarana dan Prasarana ... 39

e. Guru dan Tenaga Kependidikan ... 40

2. Strategi Guru dalam Menanamkan Rasa tanggung jawab Anak Usia 4-5 Tahun ...41

3. Deskriptif Hasil Penelitian Strategi Guru dalam Menanamkan Rasa Tanggung Jawab Anak Usia Dini...48

a. Pertemuan I...48

b. Pertemuan II... ...56

c. Pertemuan III...62

d. Pertemuan IV...67

e. Pertemuan V...76

f. Pertemuan VI...81

B. Interpretasi Hasil Penelitian ... 87

BAB V PENUTUP ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN...95

(13)

xii ABSTRAK

Iryani Mifta Nurrohma, 163131090, Strategi Guru Dalam Menanamkan Rasa Tanggung jawab Anak Usia 4-5 Tahun di TK Aisyiyah 48 Kemlayan Tahun 2021/2022, Skripsi: Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Jurusan Pendidikan Dasar, Fakultas Ilmu Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, Desember 2022.

Kata Kunci : Strategi Guru, Penanaman Rasa Tanggung jawab, Anak Usia Dini Pembimbing: Rosida Nur Syamsiyati, M.Pd.

Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku atau usaha seseorang untuk melaksanakan sebuah pekerjaan atau kewajiban tanpa dorongan dan paksaan yang harus konsisten dalam perkataan dan perbuatan agar dapat dipercaya orang lain.

Untuk meningkatkan rasa tanggung jawab di TK Aisyiyah 48 Kemlayan guru melakukan beberapa strategi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah 48 Kemlayan Tahun 2021/2022.

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. dilakukan pada bulan Maret 2022 sampai bulan Mei 2022 di TK Aisyiyah 48 Kemlayan. Subjek dalam penelitian ini adalah Guru kelas A TK Aisyiyah 48 Kemlayan, informannya adalah kepala TK dan guru. Proses pengumpulan data penelitian melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya untuk mengetahui keabsahan data digunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan model interaktif yaitu (1) kondensasi data, (2) menyajikan data, (3) verifikasi, dan (4) penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi guru di TK Aisyiyah 48 Kemlayan menggunakan (1) strategi keteladan (guru memberikan contoh kepada anak), (2) strategi pembiasaan (guru menerapan kegiatan secara terus menerus dan berulang), (3) strategi pemberian hadiah (guru memberikan pujian atau memberikan bintang), dan (4) strategi pemberian nasehat (guru memberikan arahan kepada murid).

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak ... 14 Tabel 3. 1 Waktu Penelitian ... 27 Tabel 3. 2 Jadwal Observasi...28

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir ... 24

Gambar 3. 1 Teknik Analisis Data ... 33

Gambar 4. 1 Kegiatan Pemberian Hadiah ... 50

Gambar 4. 2 Anak sedang Merapikan Sepatu di Rak Sepatu ... 50

Gambar 4. 3 Hafalan Hadits ... 52

Gambar 4. 4 Guru sedang Memberikan Contoh Kepada Anak ... 53

Gambar 4. 5 Anak Berbagi Makanan Kepada Temannya ... 54

Gambar 4. 6 Anak sedang Membuang Sampah pada Tempatnya. ... 59

Gambar 4. 7 Anak sedang Menirukan Ibu Guru ... 60

Gambar 4. 8 Kegiatan Meniup Plastik dengan Sedotan ... 65

Gambar 4. 9 Hasil Karya Guru dengan Anak ... 65

Gambar 4. 10 Kegiatan Pemberian Hadiah ... 69

Gambar 4. 11 Anak Merapikan Sepatu di Rak ... 70

Gambar 4. 12 Hafalan Hadits ... 72

Gambar 4. 13 Anak sedang Membuang Sampah pada Tempatnya. ... 73

Gambar 4. 14 Anak Berbagi Makanan Kepada Temannya... 74

Gambar 4. 15 Anak Merapikan Sepatu di Rak ... 78

Gambar 4. 16 Anak sedang Membuang Sampah pada Tempatnya. ... 80

Gambar 4. 17 Anak sedang Jalan Sehat ... 85

Gambar 4. 18 Anak sedang Menanam Tanaman Hias ... 86

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Penelitian ... 96

Lampiran 2 Field Note Wawancara ... 99

Lampiran 3 Field Note Observasi ... 112

Lampiran 4 Dokumentasi dan Foto-foto Kegiatan... 129

Lampiran 5 RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian) ... 138

Lampiran 6 RPPM (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan) ... 144

Lampiran 7 Penilaian Perkembangan Anak ... 146

Lampiran 8 Profil Lembaga Tk Aisyiyah 48 Kemlayan ... 148

Lampiran 9 Standar Operasional Prosedur (SOP) ... 156

Lampiran 10 Surat Keterangan ... 158

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu usaha dalam belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan baik berada di dalam maupun di luar ruangan. Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari tujuan pendidikan nasional tersebut dapat dipahami bahwa salah satu ciri bangsa indonesia adalah demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan dan pertumbuhan pada anak. Salah satu aspek yang paling utama dalam perkembangan anak usia dini yaitu sosial emosional anak. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini menjelaskan bahwa mengenai lingkup perkembangan sosial emosional anak usia dini diantaranya kesederhanaan diri, rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain, perilaku prososial.

Rasa tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya (Retno, 2012:8). Sedangkan menurut Rohinah (2012: 104) Rasa tanggung jawab

(18)

adalah kebebasan dalam menjalankan kewajiban dan tugas, menunjukkan dapat diandalkan dan konsisten dalam perkataan dan perbuatan, dapat dipercaya dalam setiap kegiatan dan komitmen untuk aktif terlibat di lingkungan.

Thomas (2012:73) menyebutkan bahwa tanggung jawab berarti melaksanakan sebuah pekerjaan atau kewajiban dalam keluarga, di sekolah, maupun di tempat bekerja dengan sepenuh hati dan memberikan yang terbaik.

Dari penjelasan diatas, dapat diartikan bahwa rasa tanggung jawab adalah sikap seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya di keluarga, di sekolah dan tempat bekerja dengan konsisten dan sepenuh hati.

Menurut Fatchul (2011:220) menanamkan rasa tanggung jawab pada anak usia dini adalah salah satu dasar pendidikan yang harus ditanamkan dan dilakukan pada anak usia dini. Hal ini dikarenakan penanaman rasa tanggung jawab anak usia dini menjadi salah satu tujuan utama setiap individu.

Penanaman rasa tanggung jawab pada anak usia dini merupakan bagian dari pendidikan yang sangat penting yang harus diperhatikan. Ini sejalan dengan Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Penanaman rasa tanggung jawab harus dilakukan pada anak sejak dini supaya terbiasa dengan sikap dan kepribadian yang baik, penanaman rasa tanggung jawab pada anak usia dini merupakan tugas bersama. Menurut

(19)

Ahmad Susanto (2011:133) peran orang tua dan guru dalam mengembangkan perilaku sosial dan emosional anak ditempuh dengan menanamkan sejak dini.

Pentingnya pembinaan perilaku dan sikap yang dapat diartikan melalui pembiasaan yang baik.

Dalam lingkup sekolah guru memiliki peran yang penting dalam menanamkan rasa tanggung jawab. Menurut Mulyasa (2017:49) guru merupakan sosok yang sangat dihormati karena memiliki andil yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran.

Guru sangat berperan aktif dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Tugas guru bukan hanya mengajar melainkan mendidik, mengasuh, membimbing serta membentuk kepribadian siswa untuk menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang mampu mengisi lapangan kerja dan siap berwirausaha.

Menurut Hamdani dalam Ahmad (2016:89) peran guru dalam pembelajaran salah satunya adalah membimbing dan mengarahkan anak didiknya agar dapat senantiasa berkeyakinan, berpikir, beremosi, bersikap dan berperilaku positif. Dalam melaksanakan peran tersebut guru dapat memberikan bimbingan, arahan, nasehat serta memberikan contoh dan teladan yang baik kepada anak. Faktor yang harus diperhatikan dalam menanamkan rasa tanggung jawab salah satunya adalah strategi yang digunakan guru.

(20)

Strategi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan (Hamdani, 2011:18). Strategi disini, menurut Gerlach dan Ely dalam bukunya Ali Mudlofir, Evi Fatimatur Rusydiyah (2016:61) strategi pembelajaran ialah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu seperti urutan kegiatan yang akan diajarkan oleh peserta didik. Menurut Rizal dan Munip (2017:50) ada beberapa macam-macam startegi yang harus dimiliki oleh guru yaitu melalui pembiasaan dan pembudayaan, melalui proses pembelajaran intrakurikuler (pembelajaran dalam kelas), melalui proses pembelajaran ekstrakurikuler dan pengembangan diri.

Pada saat peneliti melakukan wawancara di beberapa TK khususnya di wilayah gugus Garuda sebagian guru masih kesulitan dalam mengatasi anak yang belum memiliki rasa tanggung jawab untuk dirinya sendiri dan orang lain. Sebab, di usia 4-5 tahun ini kemampuan anak dalam rasa tanggung jawab masih sangat rendah. Seperti anak masih suka membuang sampah tidak pada tempatnya, anak tidak menyelesaikan tugasnya saat didalam kelas, anak tidak mau menaruh sepatu pada rak sepatu. Untuk menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak guru memerlukan strategi yang tepat. Pemilihan strategi disesuaikan dengan kondisi dan situasi pada saat pembelajaran dilakukan. Dengan penggunaan strategi yang tepat diharapkan mampu menanamkan rasa tanggung jawab pada anak usia dini secara optimal.

Di TK Aisyiyah 48 Kemlayan penanaman rasa tanggung jawab pada anak usia dini sudah ada. Ketika peneliti melakukan wawancara terhadap ibu

(21)

Latifah selaku wali kelas kelompok A bahwasanya ada empat strategi yaitu strategi keteladan, strategi pembiasaan, strategi pemberian nasehat, dan strategi pemberian hadiah untuk menanamkan rasa tanggung jawab.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Guru Dalam Menanamkan Rasa tanggung jawab Anak Usia 4-5 Tahun di TK Aisyiyah 48 Kemlayan, Serengan, Surakarta Tahun 2021/2022”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat ditemukan berbagai masalah dalam Penanaman Rasa Tanggung Jawab Anak Usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah 48 Kemlayan Surakarta menemukan permasalahan sebagai berikut :

1. Penanaman rasa tanggung jawab pada anak usia dini sudah ada akan tetapi belum maksimal

2. Adanya perbedaan implementasi penanaman rasa tanggung jawab yang ditanamkan di sekolah dengan di rumah, sehingga anak sulit dalam menerapkannya.

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dilakukan agar diperoleh ruang lingkup pembahasan penelitian yang jelas dan terfokus. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pemahaman atau penafsiran yang berbeda dan salah terhadap variabel- variabel yang diteliti.

(22)

Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan diatas dalam penelitian ini dibatasi pada strategi tak langsung dan perkembangan sosial emosional anak usia dini usia 4-5 tahun yang berada di kelas A. Aspek ini mengacu pada permendikbud No 136 tahun 2014 tentang standar tingkat pencapian perkembangaan anak yaitu lingkup rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain..

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang sudah dijelaskan sebelumnya maka peneliti merumuskan masalah yaitu

“Bagaimanakah strategi guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah 48 Kemlayan,Serengan,Surakarta 2021/2022 ?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah 48 kemlayan.

F. Manfaat Penelitian

Didalam penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik bagi secara teoritis mapun praktisi. Adapun manfaat dari peneltian ini yaitu : 1. Manfaat Teoritis

a. Dapat digunakan untuk menambah referensi terkait penanaman rasa tanggung jawab anak usia dini.

(23)

b. Menambah ilmu pengetahuan tentang teori macam-macam strategi guru dalam penanaman rasa tanggung jawab anak usia dini.

c. Sebagai pijakan dasar penelitian terdahulu 2. Manfaat Praktisi

a. Bagi pendidik atau guru

Sebagai acuan dalam pengembangan profesi mengadakan kegiatan belajar mengajar untuk menumbuhkan perkembangan aspek sosial emosional anak yakni di lingkup rasa tanggung jawab anak.

b. Bagi kepala sekolah

Hasil dari penelitian ini bisa menjadi manfaat bagi kepala sekolah bahwa pentingnya menanamkan pendidikan karakter pada anak usia dini perlu adanya strategi pembelajaran sehingga anak bisa memiliki sosial emosional yang baik, dan anak memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

(24)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Strategi Guru

a. Pengertian Strategi Guru

Terdapat beberapa pendapat mengenai strategi. Menurut Hamdani (2011:18) Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai sesuatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).

Menurut Abdul Majid (2013:3) Strategi berasal dari bahasa Yunani

“Straegos” yang berarti jendral atau panglima, sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kepanglimaan. Strategi dalam kemiliteran ini berarti cara penggunaan kekuatan militer untuk mencapai tujuan perang atau cara paling efektif untuk memenangkan perang. Pengertian strategi militer tersebut digunakan dalam dunia pendidikan.

Suardi (2019:16) menyebutkan bahwa strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah dilakukan di hubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

(25)

Menurut Naim (2013:1) guru adalah sosok yang rela mencurahkan sebagian besar waktunya untuk mengajar dan mendidik siswa, sementara penghargaan dari sisi material misalnya sangat jauh dari harapan. Ahmad (2016: 123-124) dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada BAB I Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengahklasikal, baik di sekolah maupun diluar sekolah.

Menurut Udin dalam bukunya Wibowo (2017:117) menyebutikan guru PAUD adalah orang yang melaksanakan berbagai paket upaya peningkatan mutu dan inovasi pendidikan yang bertanggungjawab langsung dalam penyelenggaraan PAUD. Menurut Usman (1995:5) guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Sedangkan menurut Ametambun dan Djamarah dalam Heriyannsyah (2018:120) guru adalah semua orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid baik secara individual ataupun kelompok.

Indrawan (2020:5) mengarakan guru adalah seseorang yang memiliki seperangkat koleksi nilai dan kemampuan yang lebih, dimana dengan koleksi itu dia dapat merubah tantangan menjadi peluang dan guru juga merupakan pendidik atau agen pembelajaran (learning agent) dengan

(26)

memiliki peran sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi pesertta didik

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi guru adalah upaya atau usaha yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik atau pengajar untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran.

b. Macam-macam Strategi Guru

Menurut Sri Hidayati (2021:12) ada empat macam strategi yattu strategi pembelajaran langsung (direct intruction), tak langsung (indirect intruction), interaktif, mandiri, melalui pengalaman (experimental).

1.) Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun ketrampilan tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif.

2.) Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penemuan.

Berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung umumnya berpusat pada peserta didik, meskipun dua strategi tersebut dapat saling melengkapi. Peranan guru bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru mengelola lingkungan belajar dan memberikan kesempatan peserta ddik untuk terlibat.

(27)

3.) Strategi pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing di antara peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.

4.) Strstegi pembelajaran empirik (experiental) pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam pembelaajran empirik yang efektif.

Dapat disimpulkan bahwa macam-macam strategi guru ada empat macam yaitu strategi pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung, pembelajaran interatif, dan pembelajaran empirik.

c. Langkah-langkah Strategi Guru

Di dalam strategi pembelajaran guru membuat prosedur pembelajaran berpusat pada anak yang mana harus di rencanakan dengan menyediakan bahan atau peralatan yang mendukung perkembangan, belajar, dan bermain anak secara komprehesif.

Menurut Mulyasa (2017:68) pembelajaran dan permainan yang berpusat pada anak memiliki tiga tahap utama yaitu :

a. Tahap Perencanaan (Planning) : Pada tahap ini guru memberi kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan kegiatan yang dilakukannya.

(28)

b. Tahap Melakukan/bekerja (Doing/Working) : setelah memilih kegiatan yang akan dilakukannya, anak kemudian dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang dipilih. Pada tahap ini anak mulai bekerja, bermain atau memecahkan masalah sesuai dengan apayang telah direncanakan sebelumnya.

c. Tahap Refeksi (Refleksi) : setelah anak-anak selesai melakukan aktivitas, mereka kemudian diberi kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannya secara langsung.Pada tahap ini guru berusaha agar anak-anak mengungkapkan perasaannyadengan tepat.

Dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga langkah yang terdiri dari perencanaan, melakukan/pelaksanaan dan refleksi

2. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 4-5 Tahun a. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional

Perkembangan sosial dan emosional merupakan dua aspek yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Disini ada beberapa makna tentang sosial dan emosi. Ahmad Susanto (2011:134-135) berpendapat bahwa makna dari sosial merupakan upaya anak untuk mengenal orang lain yang ada diluar lingkunganya. Sedangkan makna emosi merupakan perasaan batin seseorang baik berupa pikiran, mental, nafsu dan fisik yang dapat muncul dapat bentuk atau gejala seperti takut, cemas, murung, kesal, cemburu, senang, kasih sayang dan rasa ingin tahu.

(29)

Perkembangan emosional adalah luapan perasaan anak ketika sdang berinteraksi dengan orang lain (Novi Mulyani, 2016:119). Anak sering cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka seperti halnya sikap marah agar bisa mendapat perhatian dari guru mereka.

Sedangkan perkembangan sosial anak ialah tingkat jalinan anak dengan lingkungan sekitarnya. Perkembangan sosial anak diperoleh dari kematangan anak saat belajar. Belajar disini anak melakukan kegiatan bermain sambil belajar dengan bermain anak akan senang dan rileks saat mendapatkan pelajaran dari guru dan menjadikan fungsi sosial anak semakin berkembang.

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa perkembangan sosial emosional anak tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena, Perkembangan sosial emosional anak juga paling penting bagi anak.

karena sejak usia dini emosi anak dibentuk agar menjadi karakter anak yang baik dan peduli pada lingkungan disekitarnya.

b. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun Perkembangan sosial emosional ini dilihat dari Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak yangmana akan di pantau dari awal usia 4-6 tahun. Adapun cangkupan isi dari Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak yang dapat dilihat dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomer 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini sebagai berikut :

(30)

. Tabel 2.1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Lingkup

Perkembangan

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun Usia 5-6 tahun A. Rasa Tanggung jawab

untuk diri sendiri dan orang lain

1. Menjaga diri sendiri dari lingkungannya

2. Menghargai keunggulan orang lain

3. Mau berbagi, menolong, dan membantu teman

1. Tahu akan haknya

2. Mentaati aturan kelas (kegatan, aturan) 3. Mengantur diri

sendiri 4. Bertanggung

jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri.

3. Penanaman Rasa Tanggung Jawab Anak Usia 4-5 Tahun a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab

Menurut Thomas Lickona (2013:73) Tanggung jawab merupakan sebuah upaya untuk melaksanakan sebuah pekerjaan atau kewajiban didalam keluarga, sekolah, maupun di tempat kerja dengan sepenuh hati dan memberikan respon apa yang orang lain inginkan.

Menurut Abdullah Munir (2010:90) Tanggung jawab pada taraf yang paling rendah adalah kemampuan sesorang untuk menjalankan kewajiban karena dorongan dari dalam dirinya atau biasa disebut dengan panggilan jiwa.

Tanggung jawab (Responsibillity) menurut Rohinah (2012:104) dapat diartikan bebas dalam menjalankan kewajiban dan tugas, menunujukan dapat diandalkan dan konsisten dalam perkataan dan perbuatan, dapat dipercaya dalam setiap kegiatan, dan komitmen untuk aktif melibatkan lingkungan.

(31)

Menurut Retno Listyarti (2012:8) tanggungjawab juga bisa diartikan sikap dan perilaku sesorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya maupun oranglain dan lingkungan sekitarnya

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku atau usaha seseorang untuk melaksanakan sebuah pekerjaan atau kewajiban tanpa dorongan dan paksaan yang harus konsisten dalam perkataan dan perbuatan agar dapat dipercaya orang lain.

b. Macam-macam Rasa Tanggung Jawab

Menurut Sukanto dalam bukunya Mustari Mohamad (2014:20) secara umum terdapat macam-macam rasa tanggung jawab diantaranya yaitu :

1) Tanggung jawab kepada Tuhan yang telah memberikan kehidupan dengan cara takut kepada Nya.

2) Tanggung jawab untuk membela diri dari ancaman, siksaan, penindasan dan perlakuan kejam dimanapun datangnya.

3) Tanggung jawab diri dari sifat kekurangan ekonomi.

4) Tanggung jawab terhadap anak dan istri dan keluarga.

5) Tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar.

6) Tanggung jawab berpikir, menyaring informasi untuk dipilih mana yang fakta dan tidak.

(32)

7) Tanggung jawab dalam memelihara hidup dan kehidupan, termasuk kelestarian lingkungan hidup.

8) Tanggungjawab terhadap dirinya sendiri

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomer 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini terdapat macam-macam rasa tanggung jawab di STTPA (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak) khususnya usia 4-5 tahun. Diantaranya yaitu :

1) Menjaga diri sendiri dari lingkungannya 2) Menghargai keunggulan orang lain

3) Mau berbagi, menolong, dan membantu teman

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa macam-macam rasa tanggung jawab banyak sekali macamnya.

4. Strategi Guru Dalam Menanamkan Rasa Tanggung Jawab Anak Usia 4- 5 Tahun

Strategi penanaman tanggung jawab pada anak adalah cara atau metode untuk mencapai tujuan jangka panjang. sehingga seorang pendidik perlu menggunakan strategi untuk menyampaikan pembelajaran. Dalam menanamkan rasa tanggung jawab perlu sebuah strategi atau metode yang tepat agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. serta diharapkan anak mampu mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Strategi merupakan cara atau metode yang digunakan untuk melakukan pengajaran

(33)

yang baik dan efektif. Menurut Samsul Munir Amin, (2016:28-29) dalam menanamkan rasa tanggung jawab diperlukan strategi atau metode yakni:

1) Qudwah atau Uswah (Keteladanan)

Keteladanan menjadi titik sentral dalam menanamkan rasa tanggung jawab pada peserta didik, kalau pendidik bertanggung jawab ada kemungkinan peserta didiknya juga bertanggung jawab begitu juga sebaliknya. Dengan demikian keteladanan menjadi penting dalam penanaman rasa tanggung jawab karena menjadi metode ampuh dalam menanamkan rasa tanggung jawab.Orang tua dan guru yang biasa memberikan teladan perilaku baik, biasanya akan ditiru oleh anak dan muridnya. Hal ini berperan besar dalam mengembangkan pola perilaku mereka. Oleh karena itu, Imam Ghazali mengibaratkan bahwa orang tua itu cermin bagi anak-anaknya. Artinya perilaku orang tua biasanya akan ditiru oleh anak-anaknya.

2) Ta’wid (Pembiasaan)

Pembiasaan perlu ditanamkan dalam membentuk pribadi yang bertanggungjawab. Sebagai contoh sejak kecil anak dibiasakan merapikan mainan mereka, merapikan sepatu. Jika hal itu dibiasakan sejak dini, kelak ia akan tumbuh menjadi pribadi yang bertanggungjawab.

3) Targhib/Reward (Pemberian Hadiah)

Memberikan motivasi baik berupa ujian atau hadiah seperti memberikan bintang untuk anak yang bersikap baik. Itu akan menjadi

(34)

salah satu latihan positif dalam proses penanaman rasa tanggung jawab anak, terutama anak masih kecil. Secara psikologis seseorang memerlukan motivasi atau dorongan ketika hendak melakukan sesuatu.

4) Menggunakan kisah Qurani dan Nabawi Dalam Al-Qur’an serta Hadist (Pemberian Nasehat)

banyak ditemui kisah menceritakan kejadian masalalu, kisah yang mempunyai daya tarik sendiri yang tujuannya untuk menanamkan, kisah-kisah para Nabi dan Rasul sebagai pembelajaran berharga.

Strategi untuk menanamkan rasa tanggung jawab melalui kisah akan memberi kesempatan bagi anak untuk berfikir, merasakan, merenungi sehingga seolah-olah ikut berperan dalam kisah tersebut. Dengan metode kisah ini juga memiliki banyak hal penting seperti dapat membentuk rasa tanggung jawab anak karena akan memperoleh contoh-contoh perilaku yang baik dan buruk serta akibat yang timbul.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa macam-macam strategi guru ada empat macam yaitu strategi keteladaan, pengajaran,pembiasaan, pemberian hadiah, dan nasehat.

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang pendidikan karakter rasa tanggung jawab, diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Amik Soraya Natasari (2019) yang berjudul

“Upaya Peningkatan Karakter Tanggung Jawab Anak Usia Dini di TK

(35)

Pelangi Alam Ponorogo, skripsi IAIN Ponorogo. Tujuan Penelitian tersebut adalah mendeskripsikan profil karakter tanggung jawab anak di TK Pelangi Alam Ponorogo, dan (2) mendeskripsikan metode peningkatan karakter tanggung jawab anak di TK Pelangi Alam Ponorogo. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Peneliti menemukan adanya program unggulan TK yaitu spesial day, everday is a character building day”, Hasil penelitian ini menunjukkan

profil karakter tanggung jawab anak usia dini dapat dilihat dari tanggung jawab personal, tanggung jawab moral dan tanggung jawab sosial. a) tanggung jawab personal anak di TK Pelangi Alam Ponorogo sebagian besar sudah terbentuk, namun ada beberapa anak yang belum mampu bertanggung jawab dengan baik, b) tanggung jawab moral sudah mulai tertanam dalam jiwa anak, namun belum semuanya karena masih ada beberapa anak yang makan minum sambil berdiri, c) tanggung jawab sosial anak sudah mulai terbentuk seperti saling membantu, menolong, dan tidak membeda-bedakan. Metode yang digunakan yaitu metode keteladan, metode pembiasaan, metode cerita dan metode karyawisata. Perbedaan dari penelitian terdahulu terletak pada subyeknya, penelitian terdahulu berfokuskan ke semua anak yang di lembaga tersebut sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan subjek berfokus pada anak TK kelompok A.

Dimana persamaan dari penelitian terdahulu yaitu meneliti upaya atau strategi guru dalam membentuk karakter tanggungjawab pada anak.

(36)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Maimunah Nasution (2018) dengan judul

“Penerapan Metode Resitasi Dalam Upaya Meningkatkan Rasa tanggung jawab Pada Anak Kelompok B di RA AL Ikhlas Marendal, Skripsi Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui rasa tanggung jawab anak kelompok B di RA Al-Ikhlas Marendal, dan untuk mengetahuipengaruh penerapan metode resitasi terhadap peningkatan rasa tanggung jawab pada anak kelompok B di RA Al-Ikhlas Marendal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus dimana tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode resitasi mampu meningkatkan rasa tanggung jawab pada anak kelompok B di RA Al-Ikhlas Marendal. Perbedaan dalam penelitian terdahulu dan yang peneliti lakukan adalah metode dan subjek. Penelitian terdahulu menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan subjeknya adalah kelompok B.

Sedangkan penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan subjeknya adalah kelompok A. Persamaan penelitian tersebut terletak pada upaya guru dalam meningkatkan rasa tanggung jawab anak.

3. Penelitian yang di lakukan oleh Denny Setyorini (2018) dengan judul

“Strategi Guru Dalam Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak Kelompok A di TK Al Husna Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Skripsi Universitas Jember”. Tujuan Penelitian tersebut yaitu untuk mendeskripsikan strategi guru dalam menangani masalah percaya diri anak

(37)

kelompok A dan Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskripsi dengan model interaktif. Hasil dari penelitian terdahulu menunjukan bahwa yang dilaksanakan di TK Al Husna cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak dengan menggunakan dua metode yaitu pembelajaran aktif dan bimbingan konseling. Pembelajaran aktif yang diberikan guru menggunakan bercerita dan bernyanyi, berbeda dengan bimbingan konseling guru lebih menekankan pada orang tua anak untuk mengetahui perkembangan anak ketika berada di rumah atau diluar rumah, saat sekolah bimbingan konseling hanya berlaku pada kelompok kecil dengan mengetahui bakat dan minat anak yang disukai. Peneliti menemukan adanya perbedaan dan persamaan pada penelitian terdahulu. Persamaan dari penelitian terdahulu terletak di subjek. Penelitian terdahulu fokus pada kelompok A kemudian jenis penelitian deskriptif dengan model interaktif.

Perbedaan dari penelitian terdahulu terletak pada permasalahan yang akan diteliti yaitu Strategi Dalam Menumbuhkan Rasa Percaya diri sedangkan yang akan peneliti lakukan yaitu Strategi Guru Dalam Menanamkan Rasa tanggung jawab Anak Usia 4-5 Tahun.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Maulina Pujiningtyas (2018). Dengan judul

“Strategi Guru Dalam Pengambangan Sikap Sosial Anak Di Taman Kanak- kanak Islam Tarbiyahtuk Banin II Kota Salatiga Skripsi IAIN Salatiga.”

Tujuan Penelitian tersebut untuk mengetahui perkembangan sikap sosial anak pada kelompok A dan B dan Metode yang digunakan dalam penelitian terdahulu menggunakan penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian terdahulu

(38)

menunjukkan penggunaan metode pembiasaan dapat mengembangkan sikap sosial anak. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan sikap anak semakin baik atau berkembang dari kelompok A hingga ke kelompok B. Selain pembiasaan dengan mendongeng kisah teladah nabi dan rosul akan dapat memberikan gambaran pada anak tentang sikap-sikap teladan yang dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hambatan yang dialami oleh guru dalam pengembangan sikap sosial anak yaitu tingginya sifat egoisme yang dimiliki oleh anak membuat anak sulit untuk mendapatkan masukan dari guru atau orang lain. Kurangnya sosialisasi dengan orang-orang disekitar membuat anak sulit untuk dapat berbaur dengan lingkungan dan orang- orang baru. Hambatan yang terakhir adalah kurangnya komunikasi antara orang tua dengan guru atau pihak sekolah yang menimbulkan perbedaan persepsi terhadap pengembangan sikap sosial anak di rumah dan di sekolah.

Peneliti menemukan adanya perbedaan dan persamaan pada penelitian terdahulu. Perbedaan dari penelitian terdahulu terletak di subjek. Penelitian terdahulu fokus pada kelompok A dan B sedangkan yang akan peneliti lakukan fokus pada kelompok A usia 4-5 tahun. Persamaan dari penelitian terdahulu yaitu menggunakan jenis penelitian kualitatif.

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Penanaman rasa tanggung

(39)

jawab harus dilakukan pada anak sejak dini supaya terbiasa dengan sikap dan kepribadian yang baik, penanaman rasa tanggung jawab pada anak usia dini merupakan tugas bersama.

Pada saat peneliti melakukan wawancara di beberapa TK khususnya di wilayah gugus Garuda sebagian guru masih kesulitan dalam mengatasi anak yang belum memiliki rasa tanggung jawab untuk dirinya sendiri dan orang lain.

Sebab, di usia 4-5 tahun ini kemampuan anak dalam rasa tanggung jawab masih sangat rendah. Seperti anak masih suka membuang sampah tidak pada tempatnya, anak tidak menyelesaikan tugasnya saat didalam kelas, anak tidak mau menaruh sepatu pada rak sepatu. Untuk menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak guru memerlukan strategi yang tepat. Pemilihan strategi disesuaikan dengan kondisi dan situasi pada saat pembelajaran dilakukan.

Dengan penggunaan strategi yang tepat diharapkan mampu menanamkan rasa tanggung jawab pada anak usia dini secara optimal.

Di TK Aisyiyah 48 Kemlayan penanaman rasa tanggung jawab pada anak usia dini sudah ada. Ketika peneliti melakukan wawancara terhadap ibu Latifah selaku wali kelas kelompok A bahwasanya ada empat strategi yaitu strategi keteladan, strategi pembiasaan, strategi pemberian nasehat, dan strategi pemberian hadiah untuk menanamkan rasa tanggung jawab.

(40)

Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir Rasa Tanggung Jawab

Anak Belum Maksimal

Strategi Guru

Strategi Guru dalam Menanamkan Rasa Tanggung Jawab

Anak menjadi Lebih Bertanggungjawab

(41)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian merupakan pengumpulan data dan analisis data secara ilmiah dengan dilakukan secara sistematis dan rinci untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu Nana (2017:5). Sedangkan menurut Albi (2018:7) penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih mendetail, dan lebih komprehensif dari suatu hal yang diteliti. sehingga data yang diperoleh dalam kualitatif berbentuk dalam gambar dan kutipan-kutipan kata yang ditulis secara rinci sesuai yang ada di lapangan. Selain itu dalam bukunya Moleong (2017:6) juga mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.

Metode yang digunakan untuk penelitian ini yaitu kualitatif yang berjenis kualitatif deskiptif. Kualitatif deskriptif menurut Sugiyono (2019:15) adalah metode penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivisme atau pada gejala alam atau fenomena yang alamiah. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai perilaku anak dan strategi guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak secara detail selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran di TK Aisyiyah Kemlayan no 48, Serengan, Surakarta.

(42)

B. Setting Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian tentang strategi guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak usia 4-5 tahun yang dilaksanakan di TK Aisyiyah Kemlayan no 48 Surakarta. Alasan peneliti mengambil lokasi ini karena memiliki kesesuaian dengan yang peneliti ambil. Sekolah memiliki manajamen dan visi misi yang sangat bagus sesuai dengan karakter anak. Sekolah ini juga merupakan sekolah yang penuh kreativitas dan memliki jiwa sosial yang tinggi yang bertujuan agar anak memiliki kreativtias dan tidak lupa guru selalu mengajarkan kepada anak untuk saling berbagi kesesama di lingkungan sekitar. Maka dari itu peneliti mengambil di kelompok A yangmana guru harus memiliki strategi agar anak kelompok A memiliki rasa tanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain. Untuk itu peneliti melakukan penelitian tentang strategi guru untuk menanamkan karakter anak dalam rasa tanggung jawab di TK Aisyiyah 48 Kemlayan Serengan Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Aisyiyah 48 Kemlayan. Adapun waktu yang digunakan untuk penelitian ini yaitu pada bulan Maret sampai Mei 2022 berikut rincian tabel rencana penelitian : ...

(43)

...

Tabel 3 1Waktu Penelitian

...jkjjnkmmmnjnjn No

Bulan Kegiatan

Juli 2021 Agst 2021 Sept 2021 Okt 2021 Nov 2021 Des 2021 Mart 2022 Apr 2022 Mei 2022 Jun 2022 Jul 2022 Okt 2022 Nov 2022

1 Pengajuan Judul

2 Pre Observasi

3 Penyusunan Proposal

4 Ujian Seminar

5 Penelitian

6 Analisis Data

7 Penyusunan Bab 4-5

8 Munaqosyah

(44)

C. Subjek dan Informan

Subjek penelitian menurut Arikunto (2007: 152), merupakan suatu yang sangat penting kedudukannya didalam penelitian, subjek penelitian harus ditata sebelum peneliti siap untuk mengumpulkan data. Menurut Lexy Moleong (2017:164) subjek penelitian sangat berperan penting dalam penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Subjek penelitian yang akan peneliti lakukan dengan ibu guru Latifah Siti Nurjanah selaku ibu guru kelompok A.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling penting dalam penelitian. Dengan mengumpulkan data maka peneliti akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Menurut Sugiyono (2018:308) bahwa secara umum ada empat macam teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi. Metode ini dipilih untuk mendapatkan data yang relevan.

1. Observasi

Didalam bukunya Lexy Moleong (2017:175) observasi merupakan pengamatan dengan mencatat semua gejala-gejala pada objek yang diamati. Penelitian ini, peneliti mengobservasi tentang kegiatan-kegiatan pelaksanaan penanaman rasa tanggung jawab

(45)

dengan strategi yang dilakukan guru di kelompok A dan kondisi nyata tentang strategi guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak usai 4-5 tahun di TK Aisyiyah 48 Kemlayan. Adapun rincian jadwal observasi sebagai berikut :

Tabel 3 2 Jadwal Observasi

No Hari/Tanggal Tempat Sumber Data dan Kode

Waktu

Observasi Subjek

Waktu Penyusunan

Catatan Lapangan 1. Rabu, 10

Maret 2022

Ruang Kantor Meminta ijin Penelitian/001

07.30-10.00 WIB

Kepala Sekolah

12.00-15.00 WIB 2. Sabtu, 12

Maret 2022

Ruang Kantor Observasi Kegiatan Belajar/002

07.30-10.00 WIB

Guru Kelompok A

18.00-19.00 WIB 3. Senin, 14

Maret 2022

Ruang Kelas A Observasi Kegiatan Belajar/003

07.30-10.00 WIB

Guru Kelompok A

17.00-18.00 WIB 4. Selasa, 15

Maret 2022

Ruang Kelas A Observasi Kegiatan Belajar/004

07.30-10.00 WIB

Guru Kelompok A

12.00-13.00 WIB 5. Selasa, 17

Mei 2022

Ruang Kelas A Observasi Kegiatan Belajar/005

07.30-10.00 WIB

Guru Kelompok A

19.00-20.00 WIB 6. Sabtu, 21

Mei 2022

Ruang Kelas A Observasi Kegiatan belajar/006

07.30-10.00 WIB

Guru Kelompok A

20.00-21.00 WIIB

2. Wawancara / Interview

Wawancara dalam penelitian digunakan sebagai pengumpulan data dengan alat dan media Handphone untuk perekam suara dan catatan kecil untuk menyiapkan pertanyaan kepada subjek. Karena wawancara termasuk langkah kedua setelah observasi di lapangan dengan tujuan agar peneliti mengetahui permasalahan di lapangan.

Menurut Zainal Arafin (2014:233) Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden.

(46)

Dalam bukunya Sugiyono (2018:319) juga menjelaskan bahwa wawancara ada beberapa macam jenis wawancara salah satunya wawancara terstruktur yaitu teknik pengumpulan data untuk mengetahui secara pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

Sehingga, Teknik wawancara ini digunakan untuk mengetahui strategi apa yang digunakan oleh guru untuk menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak. Sedangkan wawancara dengan kepala sekolah bertujuan untuk mengetahui visi misi sekolah.

3. Dokumentasi

Sugiyono (2018:329) menyatakan bahwa metode dokumentasi adalah catatan peristiwa yng sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya yang lain. Penggunaan teknik dokumentasi pada penelitian ini untuk mendapatkan data yang mendukung mengenai strategi guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Kemlayan No 48 melalui arsip sekolah berupa profil sekolah seperti visi, misi, kurikulum, prota, prosem, RPPM, RPPH, lembar evalusasi perkembangan sosial emosional, foto kegiatan sekolah.

E. Teknik Pemeriksaan keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan peneliti adalah teknik triangulasi. Menurut Lexy Moleong (2017:330), Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.

(47)

Menurut Denzin dalam bukunya Lexy Moleong (2017: 330) ada empat macam dasar teknik triangulasi, yaitu :

1. Triangulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.

2. Triangulasi metode yaitu pengujian kredibilitas data penelitian dengan menggunakan berbagai metode perolehan data yang berbeda.

Penggunaan metode yang berbeda disini maksudnya memastikan data, data yang di dapat benar atau ada data yang salah karena memiliki sudut pandang yang berbeda.

3. Triangulasi penyedik yaitu memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

4. Triangulasi teori yaitu menggunakan beragam persepektif untuk menginterpretasikan sekelompok data tunggal.

Teknik triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan metode. Triangulasi sumber adalah pengujian kredibiltas data yang dilakukan dengan mengecek data dari berbagai sumber yang berbeda. Sumber yang diperoleh tidak dapat disamaratakan, melainkan dikategorikan, dispesifikasikan, serta dideskripsikan. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan triangulasi sumber untuk mendapatkan data terkait strategi guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab.

(48)

Adapun triangulasi metode merupakan pengujian kredibilitas data penelitian dengan menggunakan berbagai metode perolehan data yang berbeda. Penggunaan metode yang berbeda memiliki maksud memastikan data, adapun didapat hasil data yang berbeda perlu untuk dipastikan apakah terdapat data yang salah atau semua data benar karena memiliki sudut pandang yang berbeda. Penggunaan triangulasi metode pada penelitian kali ini dalam pemerolehan data menggunakan tiga jenis metode yaitu metode wawancara (interview), observasi, dan dokumentasi.

F. Teknik Analisis data

Analisis data menurut Sugiyono (2018: 335) merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah dilapangan.

Karena penelitian ini menggunakan metode deskriptif maka analisis data dengan cara mengumpulkan data dilapangan kemudian mendeskripsikan dengan kata-kata untuk menggambarkan objek penelitian sehingga dapat diambil kesimpulannya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan model Miles dan Huberman (2014:14)

(49)

yaitu menganalisis data dengan tiga langkah yaitu kondensasi data (data condensation), menyajikan data (data display), verifikasi atau bisa

dikatakan penarikan kesimpulan (conclusion drawing and verification).

Proses analisis data kualitatif dengan metode interaktif dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

Gambar 3. 1 Teknik Analisis Data

Dalam Penelitian ini terdapat tiga langkah kegiatan dalam melakukan analisis data yaitu :

1. Kondensasi data merujuk kepada proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksi dan mentransformasi data yang terdapat pada catatan lapangan maupun transkrip dalam penelitian, di sini peneliti memilih hal hal yang mewakili strategi guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak usia 4-5 tahun yang dilaksanakan di TK Aisyiyah Kemlayan no 48 Surakarta.

2. Penyajian Data sebagai sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Pengumpulan Data

Kondensasi Data Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan/

Verifikasi

(50)

Penyajian data bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam melihat gambaran bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data ke dalam suatu bentuk tertentu sehingga terlihat jelas dan lebih utuh. Data-data tersebut kemudian diseleksi dan dikelompokkan serta kemudian disusun sesuai dengan kategori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara yang diperoleh pada waktu kondensasi data.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi yaitu suatu kegiatan yang utuh.

Kesimpulan-kesimpulan juga disimpulkan selama penelitin berlangsung kemudian dianalisis. Dari hasil pengelolaan dan penganalisisan data, kemudian pemberian kesan terhadap obyek yang diteliti dan pada akhirnya digunakan penulis sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.

Peneliti melihat apa yang diteliti dan menemukan kesimpulan yang benar mengani objek penelitian.

(51)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Fakta Temuan Penelitian

1. Deskripsi TK Aisyiyah 48 Kemlayan a. Sejarah Berdirinya

TK Aisyiyah 48 Kemlayan dahulu didirikan pada tanggal 9 bulan Agustus 1969. Tokoh pendiri TK Aisyiyah 48 Kemlayan bernama ibu Hj. Wiryanto (Alm), ibu Hj. Makawi Bakri(Alm), dan ibu Hj. Sahlan (Alm) selaku yang memberikan wakaf atau tanah kepemilikannya. Ibu HJ Sahlan ini mewakafkan tanahnya bertujuan agar dikenal masyarakat bahwa dikampung kemlayan ada bangunan sekolah karena pada saat itu kampung kemlayan belum ada sekolah. Beliau-beliau yang mendirikan bersama ibu Hj Sahalan ini sangat peduli dengan pendidikan. Jadi beliau-beliau bermusyawarah untuk membangun sekolahan di daerah kemlayan. Kemudian di dirikan TK Aisyiyah Kemlayan Surakarta yang bertempat didesa kemlayan, Serengan, Surakarta telah diberikan ijin pendirian dan penyelenggaraan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota Surakarta dengan nomor : 420/00027/S-07/ PF/I/2018.

Walaupun hanya sepetak tapi niat beliau dapat menjungjung mutu pendidikan pada saat itu. dan pada saat

(52)

pembukaan awal sekolah, bangunan TK tersebut sudah dikenal oleh masyarakat sekitar. Murid yang mendaftar pada saat awal pembukaan dulu sudah 30 an siswa. untuk kepala sekolah pertama kali berdiri bernama ibu Rokhimah yang selalu menjaga lembaga dengan baik dan juga memahami tentang kurikulum.

Untuk ruang kelas pada saat berdiri masih menjadi satu. Tapi seiring berjalannya waktu untuk ruang kelas sudah dipisah menjadi kelas A dan B. Sampai saat ini siswa yang mendaftar di TK Aisyiyah 48 Kemlayan sudah mulai peningkatan satu kelas sudah mencapai 20 anak. untuk gurunya sendiri tiap kelas ada 2 guru. Di kelas A ada ibu Latifah Siti Nur Janah,ST dan ibu Nugraheni Rahmawati. Untuk kelas B diampu oleh ibu ibu Lusi Seri, Amd dan ibu Nugraheni Rahmawati selaku kepala sekolah TK Aisyiyah 48 Kemlayan yang sering membantu dikelompok A dan B.

b. Letak dan Keadaan Geografis

Dari sudut letak geografis, TK Aisyiyah 48 Kemlayan masuk dalam lingkup Kota Surakarta yang berjarak sekitar 1,5 km dari Balaikota surakarta. TK Aisyiyah 48 Kemlayan beralamatkan di jalan Notodiningratan No 63 Kemlayan Surakarta yang berada di dalam perkampungan. Adapun perbatasan wilayah TK Aisyiyah 48 Kemlayan, Serengan, Surakarta antara lain :

1) Sebelah selatan berbatasan dengan toko seragam sekolah

(53)

2) Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kemlayan 3) Sebelah timur berbatasan dengan rumah warga

4) Sebalah barat berbatasan dengan rumah warga

c. Identitas Lembaga

Nama Lembaga : TK Aisyiyah 48 Kemlayan

Alamat : Jalan Notodiningratan No 63

RT 003/RW 004

Kelurahan : Kemlayan

Kecamatan : Serengan

Kabupaten : Surakarta

Tahun Berdiri : 1969 Januari

Nomor Statistik Sekolah : 002036102011

Nomor Ijin Pendirian : 420/0042/SK-PF/I/2013

Akreditasi Sekolah : B

NPWP : 31.357.124.2/526.000

Nama Kepala Sekolah : Nugraheni Rahmawati

No Telp : 08139346292

Nama Yayasan : Aisyiyah Ranting Kemlayan

(54)

Cabang Solo Selatan

No Akte Pendirian Yayasan :24 (SK Organisasi Dari PPA/PWA/PDA)

Badan Hukum Muhammadiyah : No. 81,2 Agustus ...1914 Pengesahan oleh Gubernur Jendralan .CH.Willer, kemudian diperbaruhi No C2-HT.01.03 .A.165 Oleh Departemen Kehakiman dan HAM tanggal 29 Januari 2001

Waktu KBM : Pagi hari

Status Sekolah : Swasta

Status Tanah : Wakaf

Luas Bangunan : 60 M²

Luas Tanah :174 M²

(55)

d. Visi, Misi dan Tujuan TK Aisyiyah 48 Kemlayan 1) Visi TK Aisyiyah 48 Kemlayan

TK Aisyiyah 48 Kemlayan mencetak generasi yang sehat, cerdas, berakhlak karimah, kreatif, dan mandiri.

2) Misi TK Aisyiyah 48 Kemlayan a) Mewujudkan generasi yang sehat b) Melatih kemandirian anak

c) Membiasakan anak didik untuk hidup sehat 3) Tujuan TK Aisyiyah 48 Kemlayan

a) Memberikan rangsangan psikososial kepada anak usia dini.

b) Mengoptimalkan potensi kecerdasan majemuk multiple intelegence yang dimiliki oleh anak usia dini.

c) Memberi layanan kesehatan dan gizi pada anak usia dini d) Menjadi lembaga unggulan.

d. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang dalam proses kegiatan belajar mengajar di TK 48 Kemlayan penyelenggara dan pengelola telah menyediakan sarana dan prasarana sebagai berikit :

No Nama Ruangan Jumlah

1. Ruang Dapur 1

2. Ruang kelas 2

3. Ruang guru 1

4. Halaman -

5. Kamar mandi 1

(56)

6. Buku-buku panduan - 7. APE luar dan dalam 8

8. Aula 1

9. Gedung 2

e. Guru dan Tenaga Kependidikan

TK Aisyiyah 48 Kemlayan memiliki guru-guru yang sudah sangat berpengalaman dalam dunia pendidikan.

Walaupun beliau-beliau ini tidak dari sarjana pendidikan semua hanya berpendidikan D3 dan tamatan ijazah menengah keatas. Tetapi semangat untuk mendidik anak-anak sangat luar biasa. Adapun daftar struktur guru dan karyawan di TK Aisyiyah 48 Kemlayan :

Pengurus : Pra Kemlayan

Pengawas : Susy Handayani,S.Pd

Kepala Sekolah : Nugraheni Rahmawati

Sekretaris/Guru kelompok B : Lusi Sari, Amd

Bendahara/Guru kelompok A : Latifah Siti Nurjanah, ST

Guru Ektra Lukis : Nurul Juniati, S.Pd

Guru Ektra Drumband : Apriyanto

Guru Ektra Tari : Nugraheni Rahmawati

Guru Ektra Tahfidz : Muhammad Hasan

(57)

2. Strategi Guru dalam Menanamkan Rasa tanggung jawab Anak Usia 4-5 Tahun

Di TK Aisyiyah 48 kemlayan ibu Latifah Siti Nurjanah selaku guru kelompok A berupaya selalu menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak-anak kelompok A. Di mulai dari anak-anak datang pagi sampai mengikuti kegiatan di sekolah. Untuk mengetahui strategi yang di gunakan guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak usia dini khususnya di kelompok A, peneliti mendapatkan data yang telah diperoleh melalui observasi, wawancara serta dokumentasi.

Strategi guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab pada anak usia 4-5 tahun khususnya di kelompok A dijabarkan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan pembelajaran guru melakukan rencana yang akan dilakukan untuk menunjang strategi dalam menanamkan rasa tanggung jawab anak, sebelum kegiatan tidak lupa ibu Latifah terlebih dahulu menyusun seperti SOP (Standar Operasional Prosedur), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajaran kepada anak didik, agar pelaksanaan dapat maksimal dan mencapai hasil yang diharapkan yang mana materi-materi sudah disusun sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan dan usia anak.

Susunan tersebut terdiri dari awal pembelajaran yaitu pembukaan,

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pedoman pendidikan karakter bagi Anak Usia Dini yang.. dikeluarkan Kementrian Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral

bentuk kegiatan yang dapat dilakukan sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan bahasa pada anak usia dini adalah dengan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dengan menerapkan metode tanya jawab dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun di TK Rolina Medan

asuh orang tua terhadap kecerdasan emosional anak usia dini. Bagi TK. Memberikan saran bagi sekolah untuk meningkatkan

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimanakah efektivitas metode bermain peran dalam upaya meningkatkan kemampuan sosial anak usia 5-6 tahun di TK

Kemampuan Emosi Anak Usia Dini Melalui Media Mendongeng Di Kelompok B TK Aisyiyah Cabang Kartasura Tahun Ajaran 2017/2018.” Dengan menggunakan media mendongeng

Pada usia prasekolah ini perkembangan sosial menjadi penting karena anak akan mulai berinteraksi dengan dunia di luar rumah seperti di lingkungan sekolah dimana anak-anak

Persiapan Bercerita dalam Mengembangkan Karakter Sopan Santun Anak Usia 4-5 Tahun Di TK Pertiwi 1 Pontianak Barat. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di