• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI METODE TANYA JAWAB DI TK ROLINA MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI METODE TANYA JAWAB DI TK ROLINA MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA

ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUIPENERAPAN

METODE TANYA JAWABDI TK ROLINA

MEDANT.A 2014/2015

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN

PRODI PG-PAUD

OLEH

VERIANA DEBORA SIREGAR 1103313041

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Veriana Debora Siregar, NIM: 1103313041, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Metode Tanya Jawab di TK Rolina Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun di TK Rolina Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode tanya jawab dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 17 orang anak yang terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan 10 orang anak perempuan. Pelaksanaan PTK dilakukan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Berdasarkan analisi data yang diperoleh bahwa hasil belajar anak selama proses pembelajaran, berlangsung menunjukkan adanya peningkatan yang baik. Peningkatan kemampuan berbicara anak pada siklus I pertemuan 1 yang tergolong sangat baik 0 (0%) orang anak, tergolong baik 0 (0%) orang anak, 16 (94,1%) orang anak yang kemampuan berbicaranya cukup, dan 1 (5,9%) orang anak kemampuan berbicaranya kurang. Hasil pengamatan pertemuan II, anak yang tergolong sangat baik 0 (0%) orang anak, tergolong baik 0 (0%) orang anak, 17 (100%) orang anak yang kemampuan berbicaranya cukup, dan 0 (0%) orang anak kemampuan berbicaranya kurang. Rata-rata kemampuan berbicara anak pada siklus I pertemuan I 43,60%, pertemuan II 49,97%.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Perumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Manfaat Penelitian 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori 7

(6)

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berbicara

Anak Usia Dini 11

2.1.3 Fungsi Kemampuan Berbicara Pada AUD 13

2.1.4 Pengertian Metode Tanya Jawab 14

2.1.5 Tujuan Metode Tanya Jawab 15

2.1.6 Manfaat Metode Tanya Jawab 16

2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawa 17

2.1.8 Bentuk-Bentuk Kegiatan Metode Tanya Jawa 18

2.1.9 Langkah-Langkah Kegiatan Metode Tanya Jawab 19

2.2 Kerangka Konseptual 20

2.3 Hipotesis 21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 22

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 22

3.3 Operasional Variabel Penelitian 22

3.4 Desain Penelitian 23

3.5 Prosedur Penelitian 25

(7)

3.7 Tehnik Analisis Data 32

3.8 Jadwal Kegiatan 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 35

4.1.1 Siklus I 35

4.1.2 Siklus II 41

4.2 Pembahasan Peneliti 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 50

5.2 Saran 51

(8)

DAFTAR TABEL

2.1 Langkah-Langkah Kegiatan Metode Tanya Jawab 20

3.1 Kisi-Kisi Observasi Kemampuan Berbicara Anak 30

3.2 Panduan Observasi Guru Dalam Menerapkan Metode Tanya Jawab 31

3.3 Kriteria Penilaian 33

3.4 Jadwal Kegiatan Peneliti 34

4.1 Data Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Pada Siklus I 37

4.2 Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Pada Siklus I 38

4.3 Data Kemampuan Berbicara Anak Pada Siklus II 43

4.4 Rekapitulasi Kemampuan Berbicara Anak Pada Siklus II 45

4.5 Rekapitulasi Persentase Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Pada

(9)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Model Desain Penelitian Tindakan Kelas 24

4.1 Grafik Kemampuan Berbicara Anak Pada Siklus I 39

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang

pendidikan dasar, yang merupakan satu upaya pembinaan bagi anak melalui

pemberian rangsangan pendidikan, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut. Karena pendidikan merupakan proses kegiatan yang

ditunjukkan untuk mempengaruhi manusia secara pribadi maupun kelompok, supaya

berkemampuan mengadakan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses tersebut

dilaksanakan secara sistematis, terorganisir, terencana serta senantiasa diawasi, dinilai

dan dikembangkan secara terus menerus.

Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Nasional pasal 1

ayat 14 menyatakan bahwa: “Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang

dilakukan melalui pembinaan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan pendidikan lebih

lanjut”.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa melepaskan diri dari berbicara.

(11)

2

berpikir hanya dengan otaknya, tetapi juga dituntut untuk menyampaikan gagasan,

pikiran atau perasaan sehingga dapat dipahami orang lain. Berbicara berarti

mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif melalui lambang-lambang bunyi agar

terjadi kegiatan komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Memang setiap orang

dikodratkan untuk bisa berbicara atau berkomunikasi secara lisan, tetapi tidak semua

memiliki keterampilan untuk berbicara secara baik dan benar.

Menurut Tarigan (2007:15) berbicara adalah “kemampuan mengucapkan

bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan”. Berbicara merupakan suatu sistem

yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan

sejumlah jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau

ide-ide yang dikombinasikan. Kemampuan berbicara anak akan berkembang melalui

pengucapan suku kata yang berbeda-beda yang diucapkan secara jelas. Kemampuan

berbicara akan meningkat ketika anak dapat mengerti kata-kata baru,

menggabungkan kata-kata baru dan memberikan pertanyaan. Berdasarkan pencapaian

kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun yang terdapat pada Peraturan Menteri No 58

tahun 2009 dapat dikembangkan tahap kemampuan berbicara anak adalah: 1)

mengulang kalimat sederhana, 2) menjawab pertanyaan sederhana, 3)

mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati,

berani, jelek), 4) menyebutkan kata-kata yang dikenal, 5) mengutarakan pendapat

kepada orang lain, 6) menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau

(12)

3

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di TK Rolina Medan bahwa kemampuan

berbicara dalam bahasa Indonesia anak pada TK A masih tergolong rendah, karena

sebagian besar anak masih mengalami kesulitan dalam berbicara, bercerita dan

bercakap-cakap, terutama berbicara dalam bahasa Indonesia. Dimana anak belum

begitu mengerti dalam berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat

berkomunikasi degan teman maupun guru. Contohnya ketika anak datang kesekolah

anak akan bersalaman dengan guru, tetapi anak mengucapkan kata salam diganti

dengan kata talam, sehingga ada pergantian huruf yang diucapkan anak.

Setelah melakukan observasi, peneliti mengidentifikasi beberapa hal yang

menjadi faktor kesulitan anak dalam berbicara yang baik dan benar. Adapun yang

menjadi faktor kesulitan anak dalam berbicara yaitu rendahnya kemampuan anak

dalam berbicara yang baik dan benar, kurangnya kesempatan anak untuk berbicara

selama dalam pembelajaran, kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan media

yang menarik khususnya pengembangan kemampuan berbicara anak, kurangnya guru

menerapkan metode tanya jawab dalam pembelajaran khususnya pada pengembangan

kemampuan berbicara anak.

Berbagai upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan

berbicara anak salah satunya adalah dengan menerapkan metode tanya jawab dalam

pembelajaran. Saiful dan Zain (2006:94) mengemukakan bahwa metode tanya jawab

adalah “cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,

(13)

4

Dengan melakukan kegiatan tanya jawab, dapat meningkatkan kemampuan

berbicara anak, sehingga hal ini dapat mengubah cara belajar anak yaitu dengan

memberikan kebebasan berbicara kepada anak sesuai dengan tujuan yang

direncanakan.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan

Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Metode Tanya Jawab di TK Rolina

Medan”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun identifikasi masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Rendahnya kemampuan anak dalam berbicara yang baik dan benar

2. Kurangnya kesempatan anak untuk berbicara selama dalam pembelajaran

3. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan media yang menarik

khususnya pengembangan kemampuan berbicara anak

4. Kurangnya guru menerapkan metode tanya jawab dalam pembelajaran

khususnya pada pengembangan kemampuan berbicara anak

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas maka peneliti

(14)

5

Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Melalui Penerapan Metode Tanya Jawab

T.A 2014-2015 di TK Rolina Medan.

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah : Apakah dengan penerapan metode tanya jawab

dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun di TK Rolina Medan.

1.5Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan pada

penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun melalui

penerapan metode tanya jawab di TK Rolina Medan T.A 2014-2015.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah dapat menjadi sumbangan

pemikiran dalam dunia pendidikan , khususnya dalam mengembangkan

kemampuan berbicara Anak Usia Dini.

2. Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi :

a) Bagi anak adalah untuk dapat meningkatkan kemampuan berbicara

(15)

6

b) Bagi guru yaitu sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan

metode tanya jawab mampu untuk meningkatkan kemampuan berbicara

anak.

c) Bagi sekolah yaitu sebagai bahan pertimbangan bagi pemimpin sekolah

dalam membuat suatu kebijakan berkaitan dengan upaya peningkatan

kemampuan berbicara anak.

d) Bagi peneliti yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

dalam melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan perkembangan

(16)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai

berikut :

a. Metode tanya jawab dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5

tahun kelompok A di TK Rolina Medan.

b. Peningkatan kemampuan berbicara anak pada siklus I pertemuan 1 yang

tergolong sangat baik 0 (0%) orang anak, tergolong baik 0 (0%) orang anak,

16 (94,1%) orang anak yang kemampuan berbicaranya cukup, dan 1 (5,9%)

orang anak kemampuan berbicaranya kurang. Hasil pengamatan pertemuan II,

anak yang tergolong sangat baik 0 (0%) orang anak, tergolong baik 0 (0%)

orang anak, 17 (100%) orang anak yang kemampuan berbicaranya cukup, dan

0 (0%) orang anak kemampuan berbicaranya kurang. Rata-rata kemampuan

berbicara anak pada siklus I pertemuan I 43,60%, pertemuan II 49,97%.

c. Pada siklus II pertemuan 1 yang tergolong sangat baik 3 (17,65%) orang anak,

tergolong baik 8 (47,06%) orang anak, 6 (35,29%) orang anak yang

kemampuan berbicaranya cukup, dan 0 (0%) orang anak kemampuan

berbicaranya kurang. Hasil pengamatan pertemuan II, anak yang tergolong

sangat baik 5 (29,41%) orang anak, tergolong baik 9 (52,94%) orang anak,

(17)

2

orang anak kemampuan berbicaranya kurang. Rata-rata kemampuan berbicara

anak pada siklus II pertemuan I 67,6% dan pertemuan II 74,1%.

d. Selain meningkatkan keampuan berbicara anak, dalam penerapan metode

tanya jawab juga dapat melatih konsentrasi anak, kognitif anak dan

meningkatkan kemampuan anak berekspresi sesuai dengan perasaan dirinya.

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan beberapa saran

yaitu :

a. Dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam peningkatan

kemampuan berbicara anak guru dapat menerapkan dalam metode

tanya jawab.

b. Bagi guru, diharapkan terampil dalam membuat dan menggunakan

media yang diperlukan dala proses pembelajaran.

c. Bagi kepala sekolah diharapkan untuk dapat memfasilitasi guru

dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak dalam penerapan

metode tanya jawab dalam proses pembelajaran.

d. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melanjutkan

penelitian ini, sehingga diperoleh hasil yang menyeluruh dan dapat

dijadikan bahan referensi dalam kegiatan proses belajar mengajar

didalam kelas. Dan sebagai bahan ajar dalam penelitian

(18)

1

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2005. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Rosda.

Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, Dan TK. Bandung : Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Daryanto. 2013. Strategi Dan Tahap Mengajar, Bandung: Yrama Widya.

Dhini Nurbiana, dkk. 2009. Metode Pengembangan Bahasa, Jakarta: Universitas Terbuka.

Djamarah Bahri dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineke Cipta.

Hariyadi dan Zamzami. 1992. Pengembangan Kemampuan Berbicara Anak Usia

Dini, Yogyakarta: Indeks.

Hurlock, B Elisabeth. 1978. Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga.

Istarani. 2012. Kumpulan 39 Metode Pembelajaran.

Masnur Muslich. 2009, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Moeslichatoen. 2004, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiono. 2011. Metode Pendidikan Penelitian. Bandung : Alfabeta

Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini, Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.

Sunartono dan Hartono Agung. 2006. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta.

(19)

2

Tim Penyusun. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan

Medan: FIP UNIMED.

Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar

Pendidikan Anak Usia Dini, 2009. Jakarta: Depertemen Pendidikan

Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, komposisi pendanaan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri harus diperhatikan dengan cermat, supaya biaya hutang dan biaya modal sendiri

Pertumbuhan LHR, Pendapatan, Kecepatan Kendaraan, Dana OM Kondisi Jalan, dan Rasio Volume per Kapasitas, Kondisi Jalan, Tingkat Pelayanan Jalan Tol Ruas Jalan Tol

The Writer.. A320980164.VOCABULARY TEST DESIGN FOR THE FIRST YEAR STUDENT OF SLTP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA. Muhammadiyah University of Surakarta. This study is aimed at

Variabel yang diukur adalah besar curahan tenaga kerja wanita (HKO), penerimaan usahatani bawang merah tuk-tuk (Rp), dan Kontribusi penerimaan wanita pada usahatani bawang merah

sanksi-­‐sanksi  tersebut  tidak  dirasakan  secara  langsung  dengan   memuaskan  sehingga  kurang  menjamin  kepentingan  manusia..  Kaedah  fundamentil

Dari hasil diatas dapat dilihat sebaran 16 tipe kepribadian MBTI, di mana mayoritas mahasiswa adalah Extrovert sekitar 60,31% ini berarti mereka adalah mahasiswa-mahasiswa yang

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan senyawa metabolit sekunder yang berhasil diisolasi pada fraksi etil asetat dari daun Macaranga beccariana Merr. yakni isolat MB

Jenis Hasil Hutan yang Dimanfaatkan Masyarakat Desa Batu Mbilin Dari Praktek