• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TK MELALUI METODE BERMAIN PERAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Anak TK B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TK MELALUI METODE BERMAIN PERAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Anak TK B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TK MELALUI METODE BERMAIN PERAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak TK B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh:

TETI SUMIATI

1007749

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

TETI SUMIATI 1007749

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TK MELALUI METODE BERMAIN PERAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak TK B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013)

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I,

Rudiyanto, S.Pd., M.Si NIP. 197406171999031003

Pembimbing II,

Euis Kurniati, M.Pd NIP. 197706112001122001

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd

(3)

TETI SUMIATI 1007749

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TK MELALUI METODE BERMAIN PERAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak TK B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013)

Disetujui dan Disahkan oleh:

Penguji I,

Dr. Masitoh, M.Pd

NIP 194806261980112011

Penguji II,

Rita Mariyana, M.Pd

NIP 197803082001122001

Penguji III,

Dr. Badru Zaman, M.Pd

NIP 197408062001121002

Penguji IV,

Dr. H. Mubyar Agustin, M.Pd

(4)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TK MELALUI METODE BERMAIN PERAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak TK B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013)

oleh: Teti Sumiati, NIM. 1007749

ABSTRAK

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah rendahnya perkembangan kemampuan berbicara anak TK kelompok B TK Bunga. Dalam proses pembelajaran anak-anak kurang termotivasi dan banyak anak yang tidak memperhatikan. Hal ini disebabkan oleh faktor penyajian pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru secara klasik yang kurang memberikan rangsangan kepada anak untuk belajar berbicara. Oleh karena itu melalui refleksi awal dengan guru, solusi tindakannya menggunakan metode bermain peran yang dijadikan alternatif pembelajaran berbicara pada anak TK kelompok B.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan bermain peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas, dengan mendeskripsikan temuan-temuan selama penelitian. Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Bunga Kecamatan Bungursari yang berjumlah 15 anak.

Hasil penelitian yang diperoleh tentang kemampuan berbicara anak TK Bunga menunjukan perkembangan yang sangat baik. Pada siklus kesatu aspek pengembangan kosa kata anak, yaitu: yang belum berkembang (BB) 22.86%; mulai berkembang (MB) 48.57%; berkembang sesuai harapan (BSH) 21.90%; dan berkembang sangat baik (BSB) 6.67%. Kemudian pada aspek pengucapan (artikulasi) juga sudah meningkat dibandingkan dengan kondisi awal pembelajaran, yaitu: belum berkembang (BB) 26.67%; mulai berkembang (MB) 46.67%; berkembang sesuai harapan (BSH) 21.33%; dan berkembang sangat baik (BSB) 5.33%. Begitupa pada aspek pembentukan kalimat, yang belum berkembang (BB) 33.33%; mulai berkembang (MB) 36.67%; berkembang sesuai harapan (BSH) 21.11%; dan berkembang sangat baik (BSB) 8.89%. Pada siklus kedua aspek pengembangan kosa kata anak yang belum berkembang (BB) 2.86%; mulai berkembang (MB) 48.57%; berkembang sesuai harapan (BSH) 32.38%; dan berkembang sangat baik (BSB) 18.10%. Kemudian pada aspek pengucapan (artikulasi) anak yang belum berkembang (BB) 5.33%; mulai berkembang (MB) 42.67%; berkembang sesuai harapan (BSH) 29.33%; dan yang berkembang sangat baik (BSB) 18.67%. Dan pada aspek pembentukan kalimat anak yang belum berkembang (BB) 4.44%; anak yang mulai berkembang (MB) 31.11%; anak yang berkembang sesuai harapan (BSH) 36.67%; dan anak yang berkembang sangat baik (BSB) 22.22%.

(5)
(6)

Teti Sumiati, 2013

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...………..... 10

A. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini ... 10

1. Tahap Perkembangan Anak Usia Dini ... 10

2. Perkembangan Bahasa Anak TK ... 12

3. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak ... 14

B. Hakikat Keterampilan Berbicara pada Anak TK ... 15

1. Pengertian Keterampilan Berbicara ... 15

2. Tujuan Berbicara ... 17

3. Tahapan Perkembangan Berbicara Anak ... 19

4. Tugas Utama Dalam Belajar Berbicara ... 20

5. Ukuran Kemampuan Berbicara Anak ... 26

C. Metode Bermain Peran dalam Kemampuan Berbicara Anak TK . 26 1. Pengertian Metode Bermain Peran ... 26

2. Langkah-langkah Metode Bermain Peran ... 28

3. Teknik-teknik dalam Menyimak ... 24

D. Penelitian Terdahulu ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

(7)

Teti Sumiati, 2013

B. Prosedur Penelitian ... 32

1. Rencana Tindakan (planning) ... 32

2. Pelaksanaan Tindakan (acting) ... 32

3. Observasi (observe) ... 34

4. Refleksi ... 34

C. Subjek Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

1. Observasi ... 36

2. Dokumentasi ... 37

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 38

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 41

H. Validasi Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 42

2. Kondisi Objektif Kemampuan Berbicara di TK Bunga ... 46

3. Penerapan Metode Bermain Peran untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK ... 51

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 73

1. Kondisi Objektif Kemampuan Berbicara Anak TK Bunga Kecamatan Bungursari Purwakarta sebelum Menggunakan Metode Bermain Peran ... 73

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Metode Bermain peran pada Anak TK Bunga 75 3. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak TK Bunga setelah Menggunakan Metode Bermain Peran ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Rekomendasi ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan dalam perkembangan kehidupan anak. Masa-masa inilah merupakan masa pendidikan bagi anak,

sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.

Selanjutnya dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28, ayat 3 dinyatakan bahwa TK merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, yang

bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional,

kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar.

Masa anak merupakan tahapan masa perkembangan yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada masa inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan perkembangan individu.

(9)

2

dan bawaan anak, maka anak akan berkembang secara wajar. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan

dengan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak-anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari

dunia dan karakteristik orang dewasa. Anak-anak sangat aktif, dinamis, antusias dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak pernah berhenti untuk belajar.

Salah satu aspek perkembangan anak usia dini yaitu aspek perkembangan berbicara. Perkembangan berbicara pada anak berawal dari

anak menggumam maupun membeo (Tampubolon, 1993). Sedangkan Bromley (Dhieni, 2007: 33) berpendapat bahwa, “perkembangan berbicara

memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan yang lainnya pada anak, seperti menulis, dan membaca.” Berbicara merupakan kemampuan yang sangat fundamental, karena kemampuan berbicara menjadi dasar untuk

mengetahui banyak pengetahuan tentang dunia di luar anak. Dhieni, dkk., (2007: 3.3) menyatakan bahwa, “perkembangan berbicara merupakan suatu

proses yang menggunakan bahasa ekpresif dalam membentuk arti.” Pendapat yang sama dikemukakan oleh Ellis (Resmini, 2006: 192). yaitu, “Ide

merupakan esensi dari apa yang kita bicarakan dan kata-kata merupakan

untuk mengeksresikannya. Berbicara merupakan proses yang kompleks karena melibatkan berpikir, bahasa, dan keterampilan sosial.” Dari kedua

(10)

3

pengalaman, dan berbagi informasi. Kajian tentang berbicara pada anak tidak terlepas dari kenyataan adanya perbedaan kecepatan dalam berbicara maupun

kualitas dan kuatitas anak dalam menghasilkan bahasa. Anak yang satu dapat lebih cepat, lebih luwes, lebih rumit dalam mengungkapkan bahanya, ataupun

lebih lambat dari yang lainnya.

Kemampuan berbicara sangat dibutuhkan dalam berbagai kehidupan keseharian kita. Oleh karena itu, keterampilan berbicara ini perlu dilatihkan

secara baik sejak dini pada anak. Menurut Dhieni (2007), pembinaan perkembangan kemampuan berbicara di TK oleh guru harus menggunakan

metode yang mengedepankan prinsip bermain, karena pada dasarnya pembelajaran pada anak TK dilkukan melalui permainan yang membuat anak

merasa senang dan termotivasi untuk belajar. Kemampuan berbicara pada anak TK juga hendaknya dilakukan dengan memilih metode yang mengandung adanya unsur bermain dalam aktivitas belajar anak. Dalam

pemilihan metode pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara harus mengacu kepada kriteria-kriteria yang sesuai dengan perkembangan

anak.

Berbicara merupakan tingkah laku yang harus dipelajari secara langsung melalui latihan. Tarigan (1990: 29) mengemukakan bahwa:

(11)

4

Sejalan dengan pendapat di atas, pelaksanaan pembinaan keterampilan berbicara, beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian guru dalam

membina keefektifan keterampilan berbicara menurut Resmini (2006:6) ada dua aspek, yakni: aspek kebahasaan mencakup: (a) lafal, (b) intonasi,

tekanan, dan ritme, dan (c) penggunaan kata dan kalimat, dan aspek non-kebahasaan yang mencakup: (a) kenyaringan suara, (b) kelancaran, (c) sikap berbicara, (d) gerak dan mimik, (e) penalaran, (f) santun berbicara.

Berdasarkan hasil pengamatan di TK Bunga Bungursari dalam pelaksanaan pembelajaran aspek kemampuan berbicara anak TK B

mengalami permasalahan dalam kemampuan berbicara anak yang masih kurang. Hal ini terlihat dari kegiatan belajar sehari-hari yaitu, anak sulit

berbicara, cara anak berbicara masih ragu-ragu, dan anak masih merasa malu-malu untuk sekedar bercakap-cakap dengan guru ketika proses pembelajaran berlangsung, kurangnya keberanian dan kepercayaan diri pada anak dalam

berkomunikasi baik dengan temannya atau pada saat tanya jawab dengan guru, anak merasa grogi dan gugup ketika berbicara, penggunaan kosa kata

kurang tepat, dan tidak dapat menangkap inti pembicaraan.

Dalam hal pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga cenderung masih

dilakukan dengan menggunakan metode klasik yang kurang memberikan rangsangan kepada anak untuk belajar berbicara. Guru masih kesulitan

(12)

5

Oleh karena itu melalui refleksi awal dengan guru, solusi tindakannya menggunakan metode bermain peran yang dijadikan alternatif pembelajaran

berbicara pada anak TK kelompok B. Dengan penggunaan metode bermain peran, kegiatan anak di dalam proses pembelajaran menjadi lebih baik dan

dapat meningkatkan aktivitas dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara. Bermain peran bagi TK dan sangat baik untuk mengembangkan motorik serta berlatih merangkai kata-kata atau mengekpresikan perasaan dan

mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikiran. Hal ini akan sangat membantu anak untuk berlatih percaya diri, berani tampil dan belajar

berekspresi.

Berdasarkan latar belakang mengenai permasalahan yang dihadapi

guru TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta dalam perkembangan kemampuan berbicara anak TK maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul: “Upaya meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak

TK melalui Bermain Peran (Penelitian Tindakan pada Anak TK Kelompok B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran

2011-2012).”

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Identifikasi masalah yang berkaitan dengan pembelajaran kemampuan perkembangan bahasa di TK Bunga antara lain yaitu: (1) motivasi anak dalam

(13)

6

guru masih mengalami kesulitan dalam menerapkan metode bermain peran untuk mengembangkan kemampuan berbicara anak; (4) masih kurangnya

sarana, dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran.

Berdasarkan identifikasi maslah dalam penelitian ini difokuskan untuk

mengatasi permasalahan rendahnya perkembangan kemampuan bahasa anak TK kelompok B di TK Bunga Bungursari dalam aspek berbicara. Masalah tersebut dirumuskan dalam rumusan masalah “Bagaimana meningkatkan

kemampuan berbicara anak TK kelompok melalui penggunaan metode bermain peran?”. Secara terperinci masalah tersebut dituangkan dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan berbicara anak TK kelompok B

di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta sebelum melaksanakan pembelajaran dengan metode bermain peran?

2. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode bermain

peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Kecamatan Bungrsari Kabupaten Purwakarta?

3. Bagaimana kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Purwakarta setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk

(14)

7

untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta.

2. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah ingin mengetahui:

a. Kondisi objektif kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta sebelum melaksanakan pembelajaran dengan metode bermain peran.

b. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga

Kecamatan Bungrsari Kabupaten Purwakarta.

c. Kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Purwakarta

setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

yang terkait, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi peneliti.

Diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wawasan pribadi dalam mengembangkan program pengembangan bahasa khususnya dalam kemampuan berbicara melalui penggunaan metode bermain peran pada

(15)

8

2. Bagi guru di TK Bunga

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam peningkatan

perkembangan berbicara pada anak TK sesuai dengan perkembangan bahasa anak.

3. Bagi Lembaga Pendidikan TK

Memberikan informasi tentang peranan atau manfaat metode bermain peran khususnya dalam meningkatkan perkembangan berbicara pada anak

TK kelompok B TK Bunga. 4. Bagi Program PGPAUD

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi warna dan andil dalam meningkatkan kualitas lulusan Program PGPAUD UPI Bandung.

E. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini disusun berdasarkan pedoman penelitian yang berlaku pada UPI Bandung, secara rinci laporan penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN , yang terdiri dari: (a) Latar Belakang

Penelitian; (b) Identifikasi dan Perumusan Masalah; (c) Tujuan Penelitian; (d) Manfaat Penelitian; dan (e) Struktur Organisasi Penulisan Skripsi

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, yang berisi: (a) Tinjauan Karakteristik Pendidikan Anak Usia Dini; (b) Tinjauan Perkembangan Bahasa Anak Taman Kanak-kanak pada Aspek Berbicara; (c) Media Pembelajaran; (d)

(16)

9

BAB III. METODE PENELITIAN, yang berisi: (a) Desain Penelitian ; (b) Prosedur Penelitian; (c) Subjek Penelitian; (d) Definisi Operasional Penelitian; (e)

Teknik Pengumpulan Data; (f) Kisi-kisi Instrumen Penelitian; (g) Teknik pengolahan dan Analisis Data; dan (h) Validasi Data

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(classroom action research). Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang bertujuan agar guru dapat memperbaiki kelemahan dan kekurangan di dalam menyajikan pembelajaran untuk dapat

meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara anak TK. Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi dilakukan

dengan pendalaman masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya. Memahami pekerjaan ini, serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan (Kemmis dan Carr, dalam Wiriaatmadja, 2005: 18).

Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas

sehari-hari guru di kelas.

Desain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

[image:17.595.118.515.227.627.2]
(18)
[image:18.595.120.509.107.611.2]

32

Gambar 3.1

Model Penelitian Tindakan Spiral dari Kemmis dan Taggart (dalam Kasbolah, 1998/1999).

B. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini agar dapat terlaksana

dengan baik dengan menempuh tahapan-tahapan atau prosedur yang berurutan dalam pengembangan setiap siklus, model siklus yang digunakan dalam melakukan tindakan adalah seperti yang dikemukakan oleh Kemmis

dan Mc. Taggart (Kasbolah, 1998/1999: 14) “penelitian tindakan juga digambarkan sebagai proses yang dinamis dimana keempat aspek, yaitu:

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih

merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut Identifikasi

Masalah

Perencanaan Pelaksanaan

perencanaan Refleksi

Observasi

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi Observasi

Observasi

(19)

33

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi”. Keempat aspek tindakan

yang merupakan langkah-langkah dalam penelitian dilaksanakan dalam satu

siklus atau putaran. Empat komponen tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian mulai dari perencanaan (plan), pelaksanaan (acting), pengamatan

(observe) dan refleksi (reflect). Setelah adanya refleksi kemudian diteruskan dengan perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam siklus tersendiri. Demikian seterusnya dilakukan berulang seperti spiral atau beberapa siklus

sampai perbaikan dan peningkatan hasil belajar dapat tercapai. Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam tindakan itu sebagai berikut:

1. Rencana Tindakan (planning)

Dalam rencana tindakan ini peneliti menyiapkan program mingguan, rencana kegiatan harian (RKH), instrumen penelitian, dan format observasi

untuk melakukan pembelajaran dalam meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara anak usia dini melalui penggunaan metode bermain peran pada abak TK kelompok B yang dilakukan secara kolaborasi dengan

mitra penelitian yang juga merupakan guru di sekolah TK yang diteliti. 2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pada tahap pelaksanan tindakan dalam penelitian ini adalah implemetasi dari apa yang sudah direncanakan. Langkah-langkah yang dilaksanakan oleh peneliti mengacu pada rumusan masalah yang sudah

ditentukan.

Bersamaan dengan dilakukannya tindakan, peneliti juga melakukan

(20)

34

penelitian tindakan kelas yang dirancang secara sistematis digerakan ke arah lebih terciptanya keaktivan kegiatan anak dalam proses pembelajaran, sebagai

upaya peningkatan atau perbaikan kemampuan berbicara. 3. Observasi (observe)

Kegiatan observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah disiapkan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yaitu untuk mengumpulkan data tentang proses yang berupa perubahan kinerja dan

hasil kegiatan pembelajaran. Pada tahap observasi ini peneliti bersama dengan mitra penelitian mengumpulkan data dan temuan-temuan selama

proses pembelajaran dalam upaya merencanakan kembali tindakan-tindakan yang akan dilakukan agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

4. Refleksi

Refleksi adalah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu, menurut Dewey (Wiriaatmadja, 2005: 27) menerangkan konsep refleksi sebagai: “aktif, ulet dan mempertimbangkan dengan hati-hati setiap

keyakinan atau bentuk pengetahuan baik yang merupakan landasan yang mendukungnya maupun ke arah mana akhirnya akan dibawa”.

Kegiatan refleksi merupakan analisis sintesis, interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap informasi yang didapat dalam pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan apakah sudah tercapai atau tidak, dari hasil

refleksi dapat diketahui kelemahan atau kekurangan serta kelebihan yang telah dicapai pada pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran, yang

(21)

35

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah anak TK kelompok B yang akan diberikan

tindakan dengan pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak kelompok B TK Bunga Kecamatan

Bungursari Kabupaten Purwakarta sebanyak 15 anak. Yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan penafsiran yang berbeda, maka peneliti membuat definisi operasional sebagai berikut:

1. Bermain peran adalah serangkaian urutan perasaan, kata-kata dan

perbuatan yang berpola yang unik dan merupakan cara-cara yang membaku yang saling bertautan dengan lainnya/orang lain. Dalam

bermain peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga yaitu anak memainkan peran dalam suatu situai atau kegiatan yang dirancang oleh guru sebelumnya untuk

menirukan kegiatan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dikenal atau menjadi bagian dari kehidupan anak. Anak menunjukkan apa yang

mereka lakukan dengan berpura-pura menjadi tokoh dalam permainan peran, bagaimana reaksi mereka terhadap suatu kejadian atau situasi yang ditampilkan dalam proses pembelajaran.

2. Kemampuan berbicara dalam penelitian ini adalah program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan berbicara pada saat anak-anak

(22)

36

merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,

gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan alat komunikasi yang utama dimana seseorang dapat mengungkapkan pikiran, perasaan dan sebagai

sebuah bentuk tingkah laku sosial. Kemampuan berbicara menggambarkan seorang individu yang mampu mengolah kemampuan verbal yang ada dalam dirinya, sehingga individu tersebut bisa berbicara

secara lancar. Kemampuan berbicara anak TK dalam penelitian ini meliputi: (1) pengembangan kosa kata; (2) pengucapan/artikulasi; dan (3)

pembentukan kalimat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

instrument pengumpulan data, yaitu melalui tes, observasi, dan studi dokumen. Untuk lebih jelasnya teknik pengumpulan data dalam penelitian dipaparkan di bawah ini:

1. Observasi

Observasi adalah upaya untuk mengamati pelaksananan tindakan semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan

mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana

(23)

37

Berdasarkan kajian di atas kegiatan umum yang harus di observasi adalah segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas harus diamati dan

dikomentari serta dibuat catatan lapangan atau catatan anekdotal. Untuk lebih memfokuskan kriteria yang diobservasi, terlebih dahulu dapat didiskusikan

kemudian disetujui ukuran-ukuran apa yang digunakan dalam pengamatan, agar terhindar dari kesalahpahaman antara peneliti dengan mitra penelitian. Observasi dalam penelitian ini yaitu mengamati semua kegiatan pembelajaran

anak untuk mengetahui keterampilan berbicara anak selama pembelajaran berlangsung dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk dapat menata

langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan pada proses berikutnya. Selain observasi yang dilakukan terhadap kegiaran pembelajaran anak, observasi dilakukan juga pada kegiatan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, foto-foto, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang menyangkut para partisipan penelitian akan menyediakan kerangka bagi data yang mendasar, termasuk di dalamnya yaitu: koleksi dan analisis buku teks, kurikulum dan pedomannya, arsip penerimaan

murid baru, catatan rapat, catatan tentang siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran, hasil karya siswa, kumpulan dokumen pemerintah dan koleksi

(24)

kenang-38

kenangan dari siswa angkatan lama Goetz & LeCompte (Wiriaatmadja, 2005: 121).

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Data yang dikumpulkan melalui observasi ini dipergunakan untuk mengetahui peningkatan perkembangan kemampuan berbicara anak. Penilaian

perkembangan berbicara anak mengacu pada penilaian yang dikemukakan oleh Depdiknas (2009). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan instrumen non tes dengan format observasi untuk menilai perkembangan kemampuan membaca dini anak Taman Kanak-kanak. Instrumen yang dikembangkan meliputi instrumen non tes untuk

mengobservasi perkembangan kemampuan berbicara anak TK, dan instrumen observasi kegiatan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Penilaian

perkembangan komunikasi anak dalam penelitian ini adalah anak diberikan tugas untuk melakukan bermain peran.

Berdasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Hurlock (1990:185)

tentang tugas utama dalam belajar berbicara, disebutkan bahwa dalam belajar berbicara terdapat tiga proses yang harus dipelajari meliputi: Belajar

(25)

39

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen dalam Pelaksanaan Pembelajaran Bermain Peran dalam Perkembangan Komunikasi Anak

Variabel Dimensi Indikator Item

Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Keterampilan Berbicara a. Pengembang an kosa kata

1.Dapat memperkaya kosa

kata yang diperlukan untuk berbicara meliputi kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan dan waktu

2.Dapat mendengarkan

dan membedakan bunyi suara, bunyi bahasa dan mengucapkannya dengan lafal yang benar

Tes lisan/bermain peran Anak b. Pengucapan (Artikulasi)

3.Dapat mendengarkan

dan membedakan bunyi suara, bunyi bahasa da nmengucapkannya dengan lafal yang benar. 4. Dapat berbicara

berbicara lancar secara lisan dengan lafal yang benar

c.

Pembentukan Kalimat

1) Dapat menjawab pertanyaan sederhana. 2)Dapat mendengarkan

[image:25.595.106.518.161.761.2]

dan memahami kata dan kalimat sederhana serta mengkomunikasikannya

Tabel 3.3 Instrumen Penilaian

Keterampilan Berbicara Anak TK Kelompok B TK Bunga

Dimensi Pernyataan BB MB BSH BSB A. Pengembangan

Kosa Kata

1. Dapat menyebutkan sapaan salam di pagi hari dan siang hari

2. Dapat menceritakan kejadian

sehari-hari

3. Dapat menyebutkan

macam-macam benda

4. Dapat menyebutkan 3-4 kata yang termasuk kosa kata kerja

5. Dapat menyebutkan 3-4 kata yang termasuk kosa kata sifat

(26)

40

Dimensi Pernyataan BB MB BSH BSB hari, siang hari, dan malam hari

7. Dapat menjawab pertanyaan

tentang keterangan/informasi B. Pengucapan

(artikulasi)

1. Dapat menirukan kembali 4-5

urutan kata secara benar yang

diucapkan guru sebelumnya

(berdasarkan tema yang telah ditentukan)

2. Dapat menyebutkan bunyi atau suara tertentu (berdasarkan tema yang telah ditentukan)

3. Dapat mengucapkan kata-kata

yang berawalan sama (berdasarkan tema yang telah ditentukan) 4. Dapat menyebutkan nama benda

yang diperlihatkan (berdasarkan tema yang telah ditentukan

5. dapat bercakap-cakap dengan

sederhana ketika memerankan

peran tertentu C. Pembentukan

Kalimat

1. Dapat menjawab pertanyaan: apa, siapa, kapan, mengapa, dimana, dsb.

2. Dapat mendengarkan dan

menceritakan kembali cerita secara urut.

3. Dapat membedakan 3-5 perintah secara berurutan dengan benar

4. Dapat melengkapi kalimat

sederhana yang diberikan guru

5. Dapat meniru dan mengulang

kalimat yang telah didengarnya 6. Dapat melakukan 3-5 perintah

secara berurutan dengan benar

Keterangan :

BB : Belum Berkembang

MB : Mulai berkembang

BSH : Berkembang sesuai harapan

(27)

41

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Tahap Pengolahan Data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan, mengklasifikasi dan mengidentifikasi hasil data isian yang dilakukan oleh subjek penelitian, para siswa kelompok B TK Bunga Kecamatan Bungursari Purwakarta.

2. Mengidentifikasi hasil data isian yang dilakukan oleh objek penelitian kedua, guru mitra penelitian.

3. Menganalisa data dari berbagai sumber yang terkumpul serta mengelompokkannya.

Menganalisis data dalam suatu penelitian merupakan suatu langkah

yang penting dan mutlak untuk memberi arti terhadap data yang diperoleh.

H. Validasi Data

Untuk mengolah data yang terkumpul sehubungan dengan peneltian

tindakan kelas ini perlu dilakukan validasi data. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode yang dipakai peneliti serta kesimpulan yang

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan metode bermain peran dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara pada anak TK Kelompok B TK

Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Kemampuan berbicara anak TK Kelompok B TK Bunga sebelum menggunakan metode bermain peran masih rendah, hal ini terlihat dari masih sedikitnya anak-anak yang mampu menguasai kosa kata, pengucapan kata, dan

membentuk kalimat.

2. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran

dalam mengembangkan kemampuan berbicara dilaksanakan mulai dari menyebutkan kosa kata sesuai dengan tema dan sub tema yang diangkat, kemudian anak melakukan bermain peran “jual beli” pada siklus kesatu

bermain peran jual beli sayuran, siklus kedua bermain peran sebagai penjual dan pembeli roti, dan pada siklus ketiga bermain peran sebagai penjual dan

pembeli pop ice. Naskah bermain peran sebelumnya disiapkan oleh guru, namun pada pelaksanaannya anak dapat mengembangkan dengan bahasa sendiri terutama pada siklus ketiga. Penggunaan metode bermain peran telah

(29)

83

3. Setelah menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran berbicara pada anak TK Kelompok B TK Bunga, kemampuan berbicara anak meningkat

sangat baik. Peningkatan yang dapat dilihat berkenaan dengan kemampuan dalam mengauasai kosa kata, kemampuan dalam pengucapan (artikulasi, dan

kemampuan dalam pembentukan kalimat dengan menggunakan kosa kata yang telah dikuasai sebelumnya.

B. Rekomendasi

Beradasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan di atas, peneliti merekomendasikan hasil penelitian ini kepada pihak-pihak terkait antara lain: 1. Bagi guru, seyogyanya mampu memvariasikan metode untuk meningkatkan

kemampuan berbicara anak TK. Namun hal yang perlu diingat adalah metode apapun yang akan digunakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan

karakteristik anak. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan berbicara pada anak TK adalah metode bermain peran.

2. Bagi sekolah hendaklah dapat mempasilitasi guru TK dalam mengembangkan

model dan metode pembelajaran yang menarik bagi anak, agar kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran

akan tercapai.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengangkat permasalahan tentang berbicara, akan tetapi menggunakan metode yang berbeda sehingga dapat

(30)

84

DAFTAR PUSTAKA

Dhieni, N., dkk. (2007). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta. Universitas Terbuka.

Djahiri, K.A. (1979). Strategi Pengajaran Afektif, Nilai, Moral VCT dan Gemas Dalam VCT. Bandung: Lab. Pengajaran PMPKN FPIPS, IKIP Bandung. Hurlock, B.E. (1993). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Jamaris, M. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman

Kanak-kanak (Pedoman bagi Orang Tua dan Guru). Jakarta: Grasindo.

Kasbolah, K. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Departeman Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tingi: IBRD LOAN.

Kurnia, E. (2011). Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Anak Usia Taman Kanak-Kanak.

Moejiono. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Resmini, at. al. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Solehudin, M. (2004). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: Depdikbud-FIP IKIP.

Sudarti (2008).Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Penggunaan Media Papan Flannel: Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 05 Sanggau Kalimantan Barat Tahun Ajaran 2007-2008. SKRIPSI. Tidak Diterbitkan. Syaodih, E. (2003). Bimbingan di taman Kanak-kanak. departemen pendidikan

nasional direktorat jenderal pendidikan tinggi bagian proyek peningkatan pendidikan tenaga kependidikan.

Tampubolon, (1993). Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak. Bandung: Angkasa

(31)

85

Tarigan, H.G. (1985). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bidang Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini ayat 3.

Wiriaatmaja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gambar

gambar berikut ini:
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Spiral dari Kemmis dan Taggart
Tabel 3.3 Instrumen Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ilmiah ini secara singkat adalah untuk mengetahui metode yang hasilnya bisa lebih baik digunakan oleh PT. NGK Ceramics Indonesia dan untuk meramalkan

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah Mendeskripsikan wujud majas beserta latar belakang, fungsi, dan tujuan majas yang ditimbulkan dalam Album1000 Kisah Satu Hati karya Ungu

Menurunnya kesadaran masyarakat sekitar danau akan kearifan lokal sebagai unsur yang mendukung kehidupan, menyebabkan hilangnya ciri khas dari suku Gayo di

Hasil penelitian menunjukan: (1) jumlah kandungan protein pada menu makan siang siswa di TK Taruna Al-Quran Yogyakarta adalah 8,4 gr, (2) kecukupan protein pada

[r]

Men yen an gkan , guru harus berusaha dan m en ciptakan proses pem belajaran Pen didikan Agam a Buddha dan Budi Pekerti itu.. m en jadi m en yen an gkan bagi

Bab IV Tanggung Jawab Perusahaan Air Minum Terhadap Konsumen ditinjau dari UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Studi.. Tirta Sibayakindo Berastagi) merupakan