• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE BERMAIN PERAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK SANTA LUSIA MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE BERMAIN PERAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK SANTA LUSIA MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

EFEKTIVI TAS METODE BERMAI N PERAN DALAM UPAYA

MENI NGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5 – 6

TAHUN DI TK SANTA LUSIA KECAMATAN MEDAN

PERJUANGAN TAHUN AJARAN 2011/2012

O LEH:

C HRIS TIN E N S IMATUPANG

NIM 108314004

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS N EGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang M aha Esa karena atas rahmat dan berkatnya yang memberikan segala hikmat dan kebijaksanaan kepada penulis sehingga penelitian ini dan pengerjaan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “ Efektivitas Metode Bermain Peran dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di TK Santa Lusia

Medan T.A 2011/2012” disusun untuk memenuhi sebagian syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bagi mahasiswa jenjang S1 pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri M edan.

(5)

7

buat ibu Helen Sinaga yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian dan membantu penulis selama penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Sr. Adri Simatupang selaku kepala sekolah yang baru yang juga telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dukungan serta doa yang diberikan sangat bermakna bagi penulis, tiada kata yang dapat penulis ucapkan hanya ucapan terma kasih banyak untuk pihak yang telah membantu penulis selama penulisan skripsi ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orangtua penulis Bapak T.H Simatupang dan Ibu R. Purba dan abang Jones. D.R. Simatupang serta adikku yang tersayang, Juni dan Alberth Simatupang dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan banyak cinta dan pengertian baik secara moril maupun materil. Buat sahabatku, seluruh mahasiswa PG-PAUD angkatan 2008 yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu terima kasih buat semangat dan perhatian yang telah kalian berikan hanya Tuhan yang mampu membalasnya. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih buat teman-teman satu kos yang juga memberi dukungan serta perhatian selama mengerjakan skripsi ini. Dalam pengerjaan skripsi ini penulis berupaya dengan semaksimal mungkin tetapi penulis menyadari banyak kekurangan dari segi isi maupun tata bahasa, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya penelitian ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah dalam pendidikan.

M edan, Juli 2012 Peneliti,

(6)

ABSTRAK

Christine. N. Simatupang Efektivitas Metode Bermain Peran dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di TK S anta Lusia Kec. Medan Perjuangan T.A. 2011/2012. S kripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2012.

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimanakah efektivitas metode bermain peran dalam upaya meningkatkan kemampuan sosial anak usia 5-6 tahun di TK Santa Lusia M edan T.A. 2011/2012. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana efektivitas metode bermain peran dalam upaya meningkatkan kemampuan sosial anak. Penelitian dilakukan terhadap anak usia 5-6 tahun di kelas B II TK Santa Lusia M edan. Subjek penelitian ini adalah anak kelas B II TK Santa Lusia M edan, yang berjumlah 47 orang anak yang terdiri dari 25 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Penentuan subjek dilakukan dengan menggunakan random sampling untuk menentukan kelas B II sebagai subjek dalam penelitian.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus dan pertemuan dilakukan 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Perbedaan pada siklus I dan II terletak pada pelaksanaan tindakan bermain peran dilihat dari sisi pemilihan pemain atau partisipan serta alat dan bahan yang digunakan dalam bermain peran. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, peneliti terlebih dahulu mengamati proses pembelajaran awal anak atau kegiatan observasi awal sebelum tindakan siklus I dilaksanakan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kemampuan sosial anak juga untuk melihat kekurangan yang dialami anak selama proses belajar dan bermain.

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi kemampuan sosial anak dengan indikator: bersikap kooperatif, empati, sikap toleran, bersikap tata krama dan sopan santun, memahami peraturan dan disiplin.

Berdasarkan analisis data dan observasi tingkat kemampuan sosial anak pada siklus I terdapat 3 orang anak (6%) tergolong kurang, 10 orang anak (21%) tergolong cukup, 22 orang anak (47%) tergolong baik, dan 12 orang anak (26%) tergolong baik sekali. Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu 1 orang anak (2%) memiliki kategori kurang, 2 orang anak (4%) memiliki kategori cukup, 28 orang anak (60%) memiliki kategori baik, dan 16 orang anak (34%) memiliki kemampuan sosial baik sekali.

(7)

11

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2 Intrepretasi Kemampuan Sosial Anak

...44

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian...46

Tabel 4.1 Hasil Observasi Pembelajaran Peneliti Pada Siklus I ...53

Tabel 4.2 Data Kemampuan Sosial Anak Pada Siklus I ...54

Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Sosial Anak Pada Siklus I ...55

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Peneliti Pada Siklus II ...63

Tabel 4.5 Data Kemampuan Sosial Anak Pada Siklus II ...64

Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Sosial Anak Pada Siklus II ...65

Tabel 4.7 Peningkatan Kemampuan Sosial Anak Pada Siklus I dan II...67

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian Pertemuan Pertama Siklus I...70

Lampiran 2 Rencana Kegiatan Harian Pertemuan Kedua Siklus I ...73

Lampiran 3 Rencana Kegiatan Harian Pertemuan Ketiga Siklus II ...76

Lampiran 4 Rencana Kegiatan Harian Pertemuan Keempat Siklus II ... 79

Lampiran 5 Pengembangan Tema ... 86

Lampiran 6 Lembar Hasil Pengamatan/Observasi Aktivitas Peneilti Siklus I ...87

Lampiran 7 Lembar Hasil Pengamatan/Observasi Aktivitas Peneilti Siklus II ....88

Lampiran 8 Lembar Observasi Kemampuan Sosial Anak ...89

Lampiran 9 Pedoman Penskoran Observasi Kemampuan Sosial Anak ... 91

Lampiran 10 Hasil Pengamatan Kemampuan Sosial Anak Pada Pertemuan 1 Siklus I...92

Lampiran 11 Hasil Pengamatan Kemampuan Sosial Anak Pada Pertemuan 2 Siklus I...95

Lampiran 12 Hasil Pengamatan Kemampuan Sosial Anak Pada Pertemuan 1 Siklus II ...98

Lampiran 13 Hasil Pengamatan Kemampuan Sosial Anak Pada Pertemuan 2 Siklus II ...101

Lampiran 14 Daftar Nama Anak Kelas B-II TK Santa Lusia M edan ...104

(9)

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kerangka pelaksanaan pendidikan anak usia dini yang tertulis dalam

Undang-Undanag Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan anak usia dini adalah anak yang berada pada

masa rentang usia lahir sampai usia 6 tahun”.Peran lingkungan termasuk

lingkungan keluarga dan lingkungan TK sangat diperlukan anak untuk

memberikan pengalaman pertama. Oleh karena itu, sekolah sebagai salah satu

lingkungan sosial bagi anak diharapkan mampu mengembangkan kemampuan

yang ada pada diri anak anak yang dibawanya sejak lahir.

Pada masa anak-anak awal merupakan masa peka pada anak, anak sensitif

untuk menerima berbagai rangsangan sebagai upaya untuk mengembangkan

seluruh potensi dalam diri anak.M asa anak-anak awal merupakan masa untuk

meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa,

sosial-emosional, fisik motorik baik motorik halus maupun kasar, konsep diri,

disiplin, seni serta nilai moral dan agama.Sekolah merupakan salah satu tempat

yang tepat untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak yang dibawa

sejak anak lahir.Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

mendidik seseorang untuk dapat mempelajari bidang tertentu secara formal.

Sementara itu, di dalam kehidupan ada berbagai lembaga pendidikan informal

untuk mendidik seseorang menjadi mandiri, berdaya guna dan berhasil. Berbagai

(10)

serta nenek, kakek dan anggota keluarga yang lain. Pendidikan formal untuk Anak

Usia Dini berbentuk Taman Kanak-Kanak(TK)/ Raudhatul Aftal (RA), Playgroup

(Kober) dan bentuk lain yang sederajat.

Taman Kanak-Kanak bukan merupakan sekolah, seperti halnya Sekolah

Dasar (SD) yang menjadikan calistung (baca, tulis, hitung) sebagai tujuan utama

dalam pembelajaran,tetapi merupakan tempat yang menyenangkan bagi anak usia

Taman Kanak-Kanak. Taman Kanak-Kanak adalah tempat bermain sambil belajar

bagi anak-anak dan tempat yang disukai oleh anak- anak. Pada kenyataannya,

tidak sedikit yang lebih mementingkan kemampuan kognitif anak tanpa

memperhatikan kemampuan anak yang lain. Tuntutan dari orangtua yang

menginginkan anaknya mampu calistung mengakibatkanperkembangan anak yang

lain kurang mendapat perhatian. Guru dan orangtua lebih memperhatikan

kemampuan kognitif anak, sehingga guru dan orangtua kurang memperhatikan

perkembangan anak yang lain, seperti : perkembangan sosial, bahasa, fisik baik

fisik motorik halus maupun kasar, nilai agama dan moral, dan perkembangan seni,

seharusnya guru dan orangtua menyeimbangkan antara kemampuan kognitif serta

kemampuan lain yang dimiliki anak karena setiap kemampuan yang dimiliki anak

memiliki keterkaitan dengan kemampuan lain yang dimiliki oleh anak.

Sekolah merupakan tempat kedua bagi anak memperoleh pengetahuan, setelah

anak memperoleh pengetahuan dari keluarga.Keluarga yang merupakan instansi

informal untuk mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri anak, di sekolah

guru hanya orang kedua bagi anak untuk memperoleh kemampuan yang lain,

(11)

16

M anusia terlahir sebagai mahluk sosial, mahluk sosial yang memerlukan

kehadiran orang lain, manusia berhubungan dengan orang di sekitarnya dan cara

manusia berhubungan dengan lingkungannya disebut sosialisasi.

Dalammelakukan hubungan dengan orang atau manusia di sekitarnya atau di

lingkungannya manusia akan mengalami yang namanya perkembangan sosial.

Perkembangan sosial merupakan proses belajar menyesuaikan diri dengan

norma-norma kelompok bekerja sama dan adat kebiasaan, belajar bekerja sama, saling

berhubungan dan merasa bersatu dengan orang-orang di sekitarnya.

Perkembangan sosial pada anak usia Taman Kanak-Kanak memiliki arti

kemampuan anak untuk mencapai perilaku yang sesuai dengan lingkungan

sosial. Pada umumnya, perkembangan sosial anak usia dini yaitu: sudah dapat

mengontrol dirinya sendiri, sudah dapat merasakan kelucuan misalnya ikut

tertawa ketika orang dewasa tertawa atau ada hal-hal yang lucu. Rasa takut dan

cemas mulai berkembang, dan hal ini akan berlangsung sampai usia 5 tahun.

Keinginan untuk berdusta mulai muncul, akan tetapi anak takut untuk

melakukannya. Anak sudah dapat mempelajari mana yang benar dan salah dan

mampu menenangkan diri.Pada usia ini, anak-anak mulai mengungkapkan pilihan

atas anak-anak yang mereka jadikan sebagai teman bermain dan anak-anak yang

tidak mereka suka menjadi teman bermain. Para guru perlu mengetahui struktur

hubungan sosial yang terjadi di antara anak – anak di ruang kelas. Peran guru

sangat diperlukan untuk membantu anak-anak memahami perasaan anak-anak lain

(12)

Pada usia 6 tahun anak akan berperilaku seperti boss (atasan), mendominasi

situasi, akan tetapi dapat menerima nasihat. Selain itu, anak juga memiliki sikap

sering bertengkar tetapi cepat berbaikan kembali. Anak sudah dapat menunjukkan

sikap marah. Sudah dapat membedakan yang benar dan yang tidak benar, dan

sudah dapat menerima peraturan dan disiplin.Perkembangan kemampuan sosial

anak usia 5 sampai 6 tahun adalah dapat bergaul dengan semua teman, merasa

puas atas prestasi yang dicapai, tenggang rasa terhadap keadaan orang lain dan

dapat mengendalikan emosi.

M elalui kegiatan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) yang

dilakukan di TK Santa Lusia M edan pada anak yang berusia 5 - 6 tahun yang

berjumlah 47 orang anak, dimana terdapat 25 orang anak laki – laki dan 22 orang

anak perempuan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

penulis dengan guru diketahui bahwa sebagian besar anak belum mampu

bersosialisasi dengan baik. Banyak anak yang meskipun sudah lama bersama

teman-temannya dalam satu kelas, tidak jarang ada beberapa anak yang kurang

mau berteman dengan temannya.Sebahagian dari siswa juga kurang mau disuruh

ke depan kelas, sebagian kecil ada yang berani mengemukakan pendapatnya tetapi

terlihat ragu-ragu, hal itu karena anak merasa malu untuk maju ke depan kelas

dan keberanian anak untuk mengungkapkan pendapatnya masih perlu

ditingkatkan. Di lingkungan sekolah juga tidak jarang ditemukan anak yang

kurang mampu bersosialisasi dengan teman-temannya yang lain, ketika sedang

bermain anak memilih-milih teman untuk berteman dan tidak jarang ketika sedang

(13)

18

dengantemannya yang lain. Tidak jarang anak justru berantam karena mainan,

karena temannnya tidak mau berbagi. Tindakan memukul juga kerap kali terjadi

saat anak berebut mainan yang sama dari temannya, anak masih sulit untuk mau

berbagi kepada teman. Di dalam kelas juga tak jarang ditemukan anak yang

mengganggu temannya ketika belajar dengan mencoret buku teman, sehingga

mengakibatkan pertengkaran dan mengakibatkan temannya menangis. Anak juga

terkadang terlihat menguasai barang milik teman, kemauan anak untuk berbagi

makanan yang dibawa dari rumah (bekal) pada teman yang tidak membawa bekal

juga masih perlu ditingkatkan, hal ini dapat terlihat ketika anak memiliki makanan

yang berlebih anak kurang mau berbagi pada temannya yang tidak membawa

bekal. Guru harus memberitahukan dulu pada anak dan menanyakan pada anak

siapa yang mau berbagi makanan pada temannya baru anak mau memberikan

bekalnya pada temannya yang tidak membawa bekal.Individu yang bermasyarakat

adalah harapan setiap orangtua bagi anak-anak mereka, untuk menjadi individu

yang mampu bermasyarakat diperlukan proses sosialisasi. Proses sosialisasi

tersebut saling berhubungan satu sama lain.

Perkembangan sosial pada anak usia dini dimaksudkan sebagai perkembangan

tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di

masyarakat dimana anak berada. Tingkah laku sosialisasi adalah sesuatu yang

dipelajari, dan merupakan hasil dari kematangan. Perkembangan sosial seorang

anak diperoleh selain dari proses kematangan sebagai hasil dari proses

perkembangan pada anak, juga melalui kesempatan belajar dari respons terhadap

(14)

belajar, bukan sekadar hasil dari kematangan saja. Perkembangan sosial anak

diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar anak dari berbagai respon yang

diberikan lingkungan terhadap anak. Perkembangan sosial yang optimal diperoleh

anak dari respons yang diberikan oleh tatanan kelas pada awal anak masuk

sekolah yang berupa tatanan sosial yang sehat dan sasaran yang memberikan

kesempatan pada anak untuk mengembangkan konsep diri yang positif

Kegiatan di dalam kelas diharapkan dapat mengembangkan minat dan sikap

anak terhadap orang lain. Tatanan sosial yang sehat yang dimiliki seorang anak

akan mampu mengembangkan perkembangan konsep positif, ketrampilan sosial

dan kesiapan belajar bagi anak secara formal. M asalah sosial yang sering terjadi

pada anak usia pra sekolah disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah:

metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan sosial anak kurang

bervariasi. M etode bermain peran sebagai salah satu metode yang dapat

digunakan dalam pembelajaran di TK jarang digunakan oleh guru. Kemampuan

sosial anak pada awal masa anak-anak akan mempengaruhi kemampuan sosialnya

ketika beranjak dewasa, kemampuan sosial anak yang kurang baik akan membuat

anak akan sulit bersosialisasi ketika anak beranjak dewasa.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sosial anak

salah satunya adalah melalui metode bermain peran. M etode bermain peran

merupakan suatu kegiatan permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau

benda-benda sekitar anak yang digunakan oleh anak untuk mengembangkan daya khayal

atau imajinasinya sehingga dapat menghayati tujuan dari kegiatan tersebut.

(15)

peran-20

peran yang ada dalam dunia nyata kedalam suatu pertunjukan peran di dalam

kelas. Dalam metode ini, anak-anak berperan sebagai orang lain tanpa perlu

latihan/spontan dan tidak untuk hiburan, namun lebih menekankan terhadap

masalah yang diangkat dalam pertunjukan dan bukan pada kemampuan pemain

dalam melakukan permainan peran.

M etode bermain peran biasanya menyampaikan suatu masalah sebelum

memberikan pemecahan atas masalah itu.Anak-anak yang memainkan peran itu

menunjukkan apa yang akan mereka lakukan, bagaimana reaksi mereka terhadap

suatu kejadian atau situasi. Ketidakmampuan anak dalam bersosialisasi akan

mengakibatkan anak menjadi pemalu, kurang rasa percaya diri, tidak mampu

berkomunikasi dengan teman, dan memiliki egoisme yang tinggi. Sehubungan

dengan itu penelitian ini perlu dilakukan dan hasil penelitian ini akan memberikan

informasi pada masyarakat dalam menyikapi anak kurang mampu dalam

bersosialisasi. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian

“Efektivitas Metode Bermain Peran dalam Upaya Meningkatkan

Kemampuan S osial Anak Usia 5-6 tahun di TK S anta Lusia Medan Tahun

Ajaran 2011/2012”.

B. Ide ntifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan dalam latar belakang masalah penelitian dapat

diidentifikasi masalah penelitian yaitu:

• Anak suka mengganggu teman sehingga menimbulkan pertengkaran

• Suka menguasai barang milik teman

(16)

• Penggunaan metode yang kurang bervariasi

• Penggunaan metode bermain peran yang jarang digunakan untuk

meningkatkan kemampuan sosial anak.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya masalah pada penelitian ini, maka penelitian

dibatasi pada“Efektivitas Metode Bermain Peran dalam Upaya Meningkatkan

Kemampuan S osial Anak Usia 5-6 tahun di TK S anta Lusia Medan Tahun

Ajaran 2011/2012”.

D. Rumusan Masalah

Adapunyang menjadi rumusan masalah dalam penelitian

adalah”Bagaimanakah Efektivitas M etode Bermain Peran dalam Upaya

M eningkatkan Kemampuan Sosial Anak Usia 5-6 tahun di TK Santa Lusia M edan

pada Tahun Ajaran 2011/2012”?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian

adalah:

M engetahui efektivitas metode bermain peran dalam upaya meningkatkan

kemampuan sosial anak.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a) Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang efektivitas metode bermain

(17)

22

b) Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang upaya mengatasi anak

yang kurang mampu dalam bersosialisasi.

c) Sebagai masukan bagi guru tentang cara meningkatkan kemampuan sosial

pada anak melalui metode bermain peran.

d) Sebagai masukan bagi guru tentang upaya yang dilakukan orangtua untuk

mengajarkan sosialisasi pada anak melalui metode bermain peran.

e) Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi peneliti berikutnya

yang melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian yang

(18)

BAB V

KESI MPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh

kesimpulan bahwa penggunaan metode bermain peran sudah efektif dan

dapat meningkatkan kemampuan sosial anak usia 5-6 tahun di kelas B II

TK Santa Lusia M edan Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dari:

1. Tingkat kemampuan sosial anak pada siklus I, terdapat 4 orang anak (9%)

tergolong dalam kategori kemampuan sosial kurang, 8 orang anak (17%)

memiliki kategori kemampuan sosial cukup, 23 orang anak (49%)

memiliki kategori kemampuan sosial baik dan 12 orang anak (26%)

memiliki kategori kemampuan sosial baik sekali. Pada siklus II terjadi

peningkatan yaitu, 1 orang anak (2%) memiliki kategori kurang, 2 orang

anak (4%) memiliki kategori cukup, 28 orang anak (60%) memiliki

kategori baik, dan 16 orang anak (34%) memiliki kategori baik sekali. Jadi

pada siklus II terjadi peningkatan kemampuan sosial anak dimana telah

mencapai kategori baik.

2. M elalui kegiatan pembelajaran dengan metode bermain peran dan dengan

memberi penguatan berupa pujian serta suasana belajar yang

menyenangkan dan mendampingi anak pada saat belajar dan bermain

dapat meningkatkan kemampuan sosial anak di kelas B II TK Santa Lusia

(19)

87

B. Saran

1. Bagi anak khususnya anak kelas B II TK Santa Lusia M edan

disarankan memiliki kepercayaan diri dalam melakukan kegiatan

bermain peran dan dapat memainkan bermain peran yang sederhana

bersama anak yang lain pada kondisi anak tidak melakukan kegiatan

belajar atau pada kondis istirahat.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran

ada baiknya metode bermain peran lebih sering digunakan dalam

kegiatan pembelajaran di sekolah dengan menggabungkan anak

dengan kelas lain jika guru merasa kesulitan dalam mengontrol

kegiatan bermain peran.

3. Sekolah diharapkan lebih menekankan penggunaan metode bermain

peran pada proses pembelajaran dengan menambah jumlah tenaga

pengajar (guru) dan mempertimbangkan rasio jumlah anak dan guru

sehingga pelaksanaan metode bermain peran dalam kegiatan

pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan sosial anak.

4. Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan masukan bagi peneliti

lain dan melakukan penelitian tindakan kelas dalam

mengimplementasikan metode-metode lainnya yang dapat

(20)

DAFTAR PUS TAKA

Ahmadi, Abu. (2005). Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto. (2008) . Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar (2008). Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara

Hawadi, Akbar. (2001). Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: Grasindo

Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak, Indonesia: Erlangga

Ian. 23 Desember 2010. Pengertian Kemampuan Sosial. (Online), dalam

http://ian43.wordpress.com/2010/12/23/pengertian-kemampuan/, diakses 30

Juli 2012

Ibung, Dian. (2009). Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak, Jakarta: Gramedia

M oeslichatoen.(2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Rineka Cipta

M utiah, Diana (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana

Nugraha, Ali. (2004). Metode Pengembangan Sosial Emosional, Jakarta: Universitas Terbuka.

Patmonodewo, Soemiarti. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta : Rineka Cipta

Poerwardarminta, WJS.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Rooijakers, Erik. 2009. Reformasi Pendidikan, Kanisius, Jogjakarta.

Sudijono. (2008). Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Grafindo

(21)

89

Sugianto, M ayke. (1995). Bermain,Mainan dan permainan, Jakarta: Dirjen Dikti

Sujiono, Bambang. (2005). Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini, Jakarta: M edia Komputindo

Tedjasaputra, M ayke. (2001). Bermain, Mainan, dan Permainan untuk PAUD, Jakarta: Grasindo

Trianto.(2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini, Jakarta:Kencana

Referensi

Dokumen terkait

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui bermain Kartu Angka untuk Anak Usia 5-6 Tahun pada

A53B090192 UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA AISYISYAH KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013. Prodi

Skripsi ini berisikan tentang penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan kemampuan bersikap toleransi melalui penerapan metode bermain peran yang peneliti lakukan

Kesimpulannya adalah melalui metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan sosial pada anak kelompok B TK Mojorejo 2 Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen

Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas tersebut maka penerapan kegiatan bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak di TK Desa Ngadipiro tahun

Masalah dalam penelitian ini adalah :Apakah dengan metode bermain peran dapat meningkatkan berpikir logis anak usia 5-6 tahun di TK Nasional Plus Generasi Bintang Medan

untuk melakukan pembelajaran dalam meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara anak usia dini melalui penggunaan metode bermain peran pada abak TK kelompok B

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial melalui metode bermain peran dengan tema pekerjaan pada anak kelompok B TK