• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif menggunakan persentase. Menurut Sugiyono (2017:

29) statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Untuk memperjelas proses analisis maka dilakukan pengkategorian. Kategori tersebut terdiri atas 3 kriteria, yaitu: kurang paham paham, paham dan sangat paham. Dasar penentuan kemampuan tersebut adalah menjaga tingkat konsistensi dalam penelitian. Skor yang digunakan untuk melihat pemahaman orang tua tentang digital parenting adalah:

1. Skor maksimum : 1 x 68 = 68 2. Skor minimum : 0 x 68 = 0 3. Rentangan skor ideal : 68– 0 = 68 4. Banyak kriteria adalah 3 tingkatan 5. Panjang kelas interval : 68 : 3 = 22.66

Data yang telah diolah kemudian dilanjutkan dengan interpretasi data atau proses penafsiran data dengan menggunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Skor Pemahaman Orang tua tentang Digital Parenting

Interval Klasifikasi

0– 22.66 Kurang Paham

22.67– 45.34 Paham

45.35– 68 Sangat Paham

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini untuk mengelolah hasil data, agar dapat mengetahui pemahaman orang tua tentang digital parenting. Data yang ada disajikan menggunakan rumus persentase.

Dalam Sudijono (2005: 42) untuk menghitung frekuensi relatif (persentase) yang disajikan sebagai berikut:

p = f N

X 100%

Keterangan :

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu) P : Angka Persentase

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survei, di mana penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan objek atau kegiatan yang menjadi perhatian peneliti secara alamiah tanpa di manipulatif dari responden dengan memberikan kuesioner, atau angket serta wawancara sebagai alat instrumen dalam penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala pemahaman orang tua tentang digital parenting sebagai alat instrumen dalam penelitian yang diberikan kepada orang tua yang memiliki anak usia 4-6 tahun di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota. Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan skala sebanyak 60 sebagai sampel untuk mengukur terkait pemahaman orang tua tentang digital parenting di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota. Sementara itu, terdapat 11 dari 60 skala pemahaman yang disebar tidak dapat diolah datanya karena ada kerusakan pada jawaban responden. Jadi dalam penelitian ini data yang dapat diolah berjumlah 49 skala pemahaman. Berikut data akan diolah berdasarkan masing-masing aspek dan juga dari data keseluruhan terkait pemahaman orang tua tentang digital parenting di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota:

1. Deskripsi data masing-masing aspek dalam pemahaman orang tua tentang digital parenting di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota.

Menghitung skala pemahaman orang tua dari masing-masing aspek dalam pemahaman orang tua tentang digital parenting di

50

Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota.

Adapun hasil penelitian akan dideskripsikan seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Deskripsi Data Hasil Penelitian

Aspek Sum Min Max Mean Std.

Dev dapat dilihat pada lampiran II halaman 89. Selanjutnya tabel di atas akan dideskripsikan setiap aspeknya sebagai berikut:

a. Pemahaman orang tua tentang perangkat digital membuat otak tidak bisa berfikir.

Analisis deskriptif pada data aspek pemahaman orang tua tentang perangkat digital membuat otak tidak bisa berfikir dengan jumlah item 20 butir pernyataan diperoleh nilai maximum sebesar 20 dan nilai minimum sebesar 0. Hasil dari penelitian diperoleh nilai maximum seluruh orang tua adalah 12

sedangkan nilai minimum diperoleh 5. Sementara itu, diperoleh nilai mean (rerata) sebesar 9.08, nilai sum sebesar 445 dan nilai standart deviation sebesar 1.945. Aspek pemahaman orang tua tentang perangkat digital membuat otak tidak bisa berfikir merupakan aspek pertama yang terdapat dalam skala pemahaman orang tua tentang digital parenting di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan.

Sebelum mendapatkan hasil nilai maximum, minimum, mean, sum dan nilai standar deviation, hal pertama yang dilakukan tentunya mencari skor dari masing-masing responden dalam penelitian atau perolehan skor orang tua pada aspek pemahaman orang tua tentang perangkat digital membuat otak tidak bisa berfikir di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan. Adapun data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Hasil Data Penelitian Pemahaman Orang tua tentang Perangkat Digital membuat Otak Tidak bisa Berfikir

No

18 DA 9 47 EY 12

19 SE 10 48 S 12

20 DZ 8 49 L 12

21 HF 7 50 NMS 12

22 DH 10 51 R 11

23 DO 8 52 AE 5

25 RSN 9 53 HY 8

26 AS 7 54 NS 11

27 FY 7 56 E 6

30 MK 8 57 TY 7

59 AR 8

Dari hasil perolehan skor pemahaman orang tua tentang perangkat digital membuat otak tidak bisa berfikir di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan di atas dengan perolehan skor minimum 5, skor maximum 12 dan nilai range 7.

Pada penelitian ini, aspek pemahaman orang tua tentang perangkat digital membuat otak tidak bisa berfikir dijabarkan ke dalam 20 butir pernyataan yang dikelompokkan ke dalam 3 pengkategorian yaitu, kategori kurang paham, paham dan kategori sangat paham.

Hasil pengkategorian data aspek pemahaman orang tua tentang perangkat digital membuat otak tidak bisa berfikir dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Kategorisasi data Pemahaman Orang tua tentang Perangkat Digital membuat Otak tidak bisa Berfikir

Interval Frekuensi Persentase

(%) Kategori

0– 6.66 4 8.2 Kurang Paham

6.67– 13.33 45 91.8 Paham

13.34– 20 0 0 Sangat Paham

Total 49 100.0

Tabel di atas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran III halaman 93. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa belum ada pemahaman orang tua tentang perangkat digital membuat otak tidak bisa berfikir pada kategori sangat paham sedangkan pada kategori paham berjumlah 45 orang tua (91.8%) dan kategori kurang paham berjumlah 5 orang tua (8.2%).

Berdasarkan persentase pada aspek pemahaman orang tua tentang perangkat digital membuat otak tidak bisa berfikir, menunjukkan bahwa belum ada orang tua yang sangat paham pada aspek ini. Pada aspek ini orang tua yang kurang paham perangkat digital membuat otak tidak bisa berfikir terlihat pada hasil penelitian bahwa orang tua kurang paham pada indikator tersingkirnya dunia buku yang sunyi. Hal tersebut terlihat pada hasil pengamatan bahwa penggunaan perangkat digital pada anak di Nagari Banja Loweh digunakan untuk bermain game, menonton film animasi bahkan anak menirukan aksi dari peranan tokoh yang disukainya. Selanjutnya anak lebih menyukai pembelajaran dari smartphone hal ini juga terlihat pada hasil penelitian bahwa tersingkirnya dunia buku pada anak.

Kemudian pemahaman orang tua yang berada pada kategori paham ditunjukkan dengan hasil penelitian bahwa orang tua dapat menyeimbangi dan mengaplikasikan penggunaan perangkat digital pada anak dengan mempertimbangkan daya pikir dan kretivitas anak yang masih terbatas, daya konsentrasi anak menurun akibat multi tasking, trik memori menjadi sulit di masa remaja, dan ada masalah jika anak tidak mau bermain bersama-sama teman karena perangkat digital. hal tersebut didukung dengan hasil pengamatan dimana orang tua melarang anak untuk bermain di luar rumah yang mengakibatkan anak

lebih menyukai bermain di dalam rumah dengan perangkat digital miliknya.

Berdasarkan persentase dan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman orang tua tentang perangkat digital membuat otak tidak bisa berfikir termasuk pada kategori paham dimana orang tua dapat menyeimbangi penggunaan perangkat digital pada anak dengan mempertimbangkan indikator yaitu daya pikir dan kreatifitas anak yang masih terbatas, menurunnya konsentrasi anak akibat multi tasking, tersingkirnya dunia buku yang akan mengakibatkan trik memori menjadi sulit di masa remaja dan ada masalah jika anak tidak mau bermain bersama teman-temannya karena perangkat digital. Namun pada hasil penelitian ini yang lebih menonjol yaitu pada indikator tersingkirnya dunia buku yang diakibatkan anak menyukai pembelajaran menggunakan smartphone dibandingkan buku-buku atau majalah. Adapun data di atas dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 4.1 Grafik Pemahaman Orang tua Perangkat Digital Membuat Otak Tidak bisa Berfikir

b. Pemahaman Orang tua tentang Prinsip Digital Parenting Analisis deskriptif pada data aspek pemahaman orang tua tentang prinsip digital parenting dengan jumlah item pernyataan 24 butir diperoleh nilai maximum sebesar 24 dan nilai minimum sebesar 0. Hasil dari penelitian diperoleh nilai maximum seluruh orang tua adalah 19 sedangkan nilai minimum diperoleh 8. Sementara itu, diperoleh nilai mean (rerata) sebesar 15.20, nilai sum sebesar 745 dan nilai standart deviation sebesar 2.354. Aspek pemahaman orang tua tentang prinsip digital parenting merupakan aspek kedua yang terdapat dalam pemahaman orang tua tentang digital parenting di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota.

Sebelum mendapatkan hasil nilai maximum, minimum, nilai mean,dan nilai standar deviation hal pertama yang dilakukan tentunya mencari skor dari masing-masing responden dalam penelitian atau perolehan skor orang tua. Adapun hasil data penelitian atau perolehan skor orang tua pada aspek pemahaman orang tua tentang prinsip digital parenting di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Hasil Data Penelitian Pemahaman Orang tua tentang Prinsip digital Parenting

8 YEP 15 37 LM 17

9 FY 15 38 SE 17

10 SDS 14 39 YS 16

11 FE 12 40 FT 17

12 WDI 16 42 DNW 13

13 M 16 43 RNS 17

16 AY 17 44 DW 17

17 RH 10 46 MY 11

18 DA 15 47 EY 14

19 SE 18 48 S 14

20 DZ 17 49 L 16

21 HF 17 50 NMS 10

22 DH 15 51 R 12

23 DO 16 52 AE 11

25 RSN 15 53 HY 13

26 AS 17 54 NS 14

27 FY 17 56 E 8

30 MK 18 57 TY 14

59 AR 17

Dari hasil perolehan skor pemahaman orang tua tentang prinsip digital parenting di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota di atas dengan perolehan skor minimum 8 dan skor maximum 19. Pada penelitian ini, aspek pemahaman orang tua tentang prinsip digital parenting dijabarkan ke dalam 24 butir pernyataan yang dikelompokkan ke dalam 3 pengkategorian yaitu, kategori kurang paham, paham dan kategori sanagt paham.

Hasil pengkategorian data aspek pemahaman orang tua tentang prinsip digital parenting dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Kategorisasi data Pemahaman Orang tua tentang Prinsip Digital Parenting

Interval Frekuensi Persentase

(%) Kategori

0– 8 1 2.0 Kurang Paham

9– 16 29 59.2 Paham

17– 24 19 38.8 Sangat Paham

Total 49 100.0

Tabel di atas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran III halaman 93. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa orang tua yang kurang paham tentang prinsip digital parenting berjumlah 1 orang tua (2.0%) sedangkan berada pada kategori paham berjumlah 29 orang tua (59.2%) dan pemahaman orang tua tentang digital parenting pada kategori sangat paham berjumlah 19 orang tua (38.8%).

Selanjutnya, berdasarkan hasil persentase di atas terlihat bahwa pemahaman orang tua tentang prinsip digital parenting terdapat orang tua yang kurang paham hal ini terlihat pada hasil penelitian dimana orang tua kurang paham pada indikator alasan ditetapkan aturan hal ini disebabkan orang tua yang sibuk bekerja. Kemudian pada pemahaman orang tua tentang prinsip digital parenting lebih tinggi berada kategori paham dapat dilihat dengan hasil penelitian dan pengamatan dimana orang tua mengerti dan paham hal yang akan dilakukan mendidik dan mengasuh anak dapat dipertimbangkan bahwa memperhatikan waktu bukan hanya jenis perangkat digital, menentukan menjelaskan ditetapkannya sanksi, berbagi

pengalaman dan juga melbatkan anggota keluarga lainnya.

pada kategori paham tentu orang tua sudah dapat mengaplikasikan digital parenting yang baik kepada anak.

Berdasarkan persentase dan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman orang tua tentang prinsip digital parenting berada pada kategori paham, yang didukung dengan hasil pengamatan bahwa orang tua sudah mempertimbangkan akibat serta resiko yang akan ditanggung anak terkait penggunaan perangkat digital. Dalam hal ini usaha yang sudah dilakukan orang tua untuk anak yaitu menetapkan sanksi serta aturan bahkan orang tua juga melibatkan keluarga lainnya dalam penggunaan perangkat digital pada anak. Orang tua juga berbagi pengalaman tentang perangkat digital dengan anak. Namun, tentu ada hal lain membuat sebahagian orang tua tidak paham dengan prinsip digital parenting.

Adapun data di atas dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 4.2 Grafik Pemahaman Orang tua tentang Prinsip Digital Parenting

c. Pemahaman Orang tua tentang Digital Parenting yang Sesuai Usia Anak

Analisis deskriptif pada data aspek pemahaman orang tua tentang digtial parenting sesuai usia anak dengan jumlah item pernyataan 12 butir diperoleh nilai maximum sebesar 12 dan nilai minimum sebesar 0. Hasil dari penelitian diperoleh nilai maximum seluruh orang tua adalah 10 sedangkan nilai minimum diperoleh 2. Sementara itu nilai mean (rerata) diperoleh sebesar 8,63, nilai sum sebesar 423 dan nilai standar deviation sebesar 1.679. Aspek pemahaman orang tua tentang digtial parenting sesuai usia anak merupakan aspek ketiga yang terdapat dalam pemahaman orang tua tentang digital parenting di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Kabupaten Lima Puluh Kota. Sebelum mendapatkan hasil nilai maximum, minimum, nilai mean, nilai sum dan nilai standar deviation hal pertama yang dilakukan tentunya mencari skor dari masing-masing responden dalam penelitian atau perolehan skor orang tua.

Adapun hasil data penelitian atau perolehan skor orang tua pada aspek pemahaman orang tua tentang digital parenting sesuai usia anak di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Hasil Data Penelitian Pemahaman Orang tua tentang Digital Parenting sesuai Usia Anak

5 YH 10 35 DS 10

7 RZ 10 36 FG 7

8 YEP 8 37 LM 9

9 FY 10 38 SE 9

10 SDS 10 39 YS 8

11 FE 8 40 FT 10

12 WDI 10 42 DNW 9

13 M 9 43 RNS 9

16 AY 8 44 DW 10

17 RH 7 46 MY 6

18 DA 7 47 EY 6

19 SE 10 48 S 8

20 DZ 10 49 L 8

21 HF 10 50 NMS 8

22 DH 6 51 R 7

23 DO 10 52 AE 9

25 RSN 10 53 HY 7

26 AS 9 54 NS 2

27 FY 10 56 E 5

30 MK 10 57 TY 10

59 AR 10

Dari hasil perolehan skor pemahaman orang tua tentang digital parenting sesuai usia anak di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota di atas dengan perolehan skor minimum 2 dan skor maximum 10. Pada penelitian ini, aspek pemahaman orang tua tentang digtial parenting yang sesuai usia anak dijabarkan ke dalam 12 butir pernyataan yang dikelompokkan ke dalam 3 pengkategorian yaitu, kategori kurang paham, paham dan kategori sangat paham.

Hasil pengkategorian data aspek pemahaman orang tua tentang digital parenting sesuai usia anak dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Kategorisasi Data Pemahaman Orang tua tentang Digital Parenting Sesuai Usia Anak

Interval Frekuensi Persentase

(%) Kategori

0– 4 1 2.0 Kurang Paham

5– 8 18 36.7 Paham

9– 12 30 61.2 Sangat Paham

Total 49 100.0

Tabel di atas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran III halaman 93. Dari tabel tersebut dapat diketahui pemahaman tentang digital parenting sesuai usia anak dengan sebanyak 1 orang tua (2.0%) berada pada kategori kurang paham, 18 orang tua (36.7%) berada pada kategori paham dan sebanyak 30 orang tua (61.2%) berada pada kategori sangat paham.

Selanjutnya, berdasarkan hasil persentase di atas terlihat bahwa pemahaman orang tua tentang digital parenting sesuai usia anak di Nagari Banja Loweh terdapat orang tua yang kurang paham pada aspek ini ini terlihat bahwa orang tua kurang paham pada indikator meminimumkan waktu penggunaan perangkat digital pada anak usia balita. Kemudian, pada kategori paham orang tua sudah paham cara atau hal apa saja yang akan dilakukan dalam pengasuhan pada anak. Pada aspek ini pemahaman orang tua pada kategori sangat paham dapat diartikan bahwa orang tua paham dan mampu mengaplikasikan hal apa saja yang akan mereka lakukan dalam pengasuhan untuk anak hal tersebut didukung dengan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa orang tua memberikan batasan waktu bahkan membicarakan serta berbagi

pengalaman kepada anak tentang perangkat digital. Meskipun tidak keseluruhan orang tua memberikan perhatian kepada anak karena sibuk bekerja namun sebahagian orang tua lainnya mampu untuk selalu mengawasi anak dalam penggunaan perangkat digital karena orang tua yang tidak terlalu sibuk bekerja.

Berdasarkan persentase dan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman orang tua tentang digital parenting sesuai usia anak termasuk pada kategori sangat paham yang mana didukung dengan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa orang tua selalu memberikan pengawasan kepada anak seperti memberikan batasan waktu kepada anak dalam penggunaan perangkat digital dan orang tua juga berbagi pengalaman tentang perangkat digital kepada anak.

Namun tidak seluruh orang berkesempatan dalam mengawasi anak karena sibuk bekerja, namun ada sebahagian orang tua yang memiliki kesempatan untuk mengawasi anak karena tidak sibuk bekerja. Adapun data di atas dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 4.3 Grafik Pemahaman Orang tua tentang Digtial Parenting Sesuai Usia Anak

d. Pemahaman Orang tua Kiat-kiat Sukses Orang tua Menerapkan Digital Parenting

Analisis deskriptif pada data aspek pemahaman orang tua tentang kiat-kiat sukses orang tua menerapkan digital parenting dengan jumlah item pernyataan 12 butir diperoleh nilai maximum sebesar 12 dan nilai minimum sebesar 0. Hasil dari penelitian diperoleh nilai maximum seluruh orang tua adalah 10 sedangkan nilai minimum diperoleh 3. Sementara itu, diperoleh nilai mean (rerata) sebesar 5,57, nilai sum sebesar 273 dan nilai standar deviation sebesar 1.568. Aspek pemahaman orang tua tentang kiat-kiat sukses orang tua menerapkan digital parenting merupakan aspek keempat yang terdapat dalam pemahaman orang tua tentang digital parenting di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota.

Sebelum mendapatkan hasil nilai maximum, minimum, nilai mean, nilai sum dan nilai standar deviation hal pertama yang dilakukan tentunya mencari skor dari masing-masing responden dalam penelitian atau perolehan skor orang tua.

Adapun hasil data penelitian atau perolehan skor orang tua pada aspek pemahaman orang tua tentang kiat-kiat sukses menerapkan digital parenting di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Data Penelitian Pemahaman Orang tua tentang Kiat-kiat Sukses Orang tua Menerapkan Digital Parenting

No

5 YH 5 35 DS 6

7 RZ 5 36 FG 8

8 YEP 5 37 LM 5

9 FY 5 38 SE 6

10 SDS 6 39 YS 5

11 FE 5 40 FT 4

12 WDI 4 42 DNW 5

13 M 4 43 RNS 3

16 AY 4 44 DW 6

17 RH 6 46 MY 6

18 DA 6 47 EY 7

19 SE 5 48 S 10

20 DZ 4 49 L 6

21 HF 6 50 NMS 8

22 DH 6 51 R 7

23 DO 5 52 AE 3

25 RSN 5 53 HY 8

26 AS 3 54 NS 6

27 FY 5 56 E 8

30 MK 5 57 TY 5

59 AR 6

Dari hasil perolehan skor pemahaman orang tua tentang kiat-kiat sukses orang tua menerapkan digital parenting di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota di atas dengan perolehan skor minimum 3 dan skor maximum 10. Pada penelitian ini, aspek pemahaman orang tua tentang kiat-kiat sukses orang tua menerapkan digital parenting dijabarkan ke dalam 12 butir pernyataan yang dikelompokkan ke dalam 3 pengkategorian yaitu, kategori kurang paham, paham dan kategori sangat paham.

Hasil pengkategorian data aspek pemahaman orang tua tentang kiat-kiat sukses menerapkan digital parenting dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Kategorisasi Data Pemahaman Orang tua tentang Kiat-kiat Sukses Orang tua Menerapkan Digital Parenting

Interval Frekuensi Persentase

(%) Kategori

0– 4 11 22.4 Kurang Paham

5– 8 35 71.4 Paham

9– 12 3 6.1 Sangat Paham

Total 49 100.0

Tabel di atas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran III halaman 93. Dari tabel tersebut dapat diketahui pemahaman orang tua tentang kiat-kiat sukses orang tua menerapkan digital parenting sebanyak 11 orang tua (22.4%) berada pada kategori kurang paham, sementara itu sebanyak 35 orang tua (71.4%) berada pada kategori paham dan sebanyak 3 orang tua (6.1%) berada pada kategori sangat paham.

Selanjutnya, berdasarkan hasil persentase di atas terlihat bahwa pemahaman orang tua tentang kiat-kiat sukses menerapkan digital parenting di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota terdapat orang tua yang sangat paham dengan usaha atau kiat-kiat yang akan diterapkan dalam pengasuhan pada anak.

Sementara itu pada aspek ini kategori paling tinggi yaitu pada kategori paham dimana orang tua sudah paham hal apa saja yang akan mereka lakukan dalam menerapkan digital parenting pada anak, hal tersebut didukung dengan hasil pengamatan bahwa orang tua tidak selalu menggunakan televisi maupun smartphone baik di dekat anak ataupun tidak

di dekat anak. Bahkan ada orang tua yang berusaha agar anaknya bermain di luar bersama teman-teman dibandingkan bermain dengan perangkat digital miliknya, dan ada pula orang tua yang memberikan perangkat digital kepada anak agar tidak bermain di luar rumah. Berlain hal dengan hasil penelitian pada pemahaman orang tua pada kategori kurang paham dimana orang tua kurang paham terkait kiat-kiat sukses menerapkan digital parenting yang terlihat pada hasil penelitian terdapat orang tua kurang paham pada indikator orang tua harus terus mempelajari musuh dan melakukan digital clean.

Berdasarkan persentase dan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman orang tua tentang kiat-kiat sukses orang tua menerapkan digital parenting termasuk dalam kategori paham, yang juga didukung dengan hasil pengamatan yang menjabarkan bahwa orang tua sudah paham dan berhasil menerapkan digital parenting misalnya, orang tua tidak selalu menggunakan televisi maupun smartphone baik di dekat ataupun tidak di dekat anak. Bahkan orang tua berusaha agar anak bermain di luar rumah bersama teman-temannya dibandingkan bermain dengan perangkat digital miliknya dan

Berdasarkan persentase dan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman orang tua tentang kiat-kiat sukses orang tua menerapkan digital parenting termasuk dalam kategori paham, yang juga didukung dengan hasil pengamatan yang menjabarkan bahwa orang tua sudah paham dan berhasil menerapkan digital parenting misalnya, orang tua tidak selalu menggunakan televisi maupun smartphone baik di dekat ataupun tidak di dekat anak. Bahkan orang tua berusaha agar anak bermain di luar rumah bersama teman-temannya dibandingkan bermain dengan perangkat digital miliknya dan

Dokumen terkait