• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

Pengukuran yang terkait dengan perspektif keuangan yaitu dengan menggunakan rasio keuangan yaitu (Laksmita, 2011):

a. NPL (Non Performing Loan)

Rasio kredit diproksikan dengan non performing loan (NPL), yang merupakan perbandingan antara total kedit bermasalah

25

terhadap total kredit yang diberikan. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011, standar terbaik NPL yaitu < 5%. Jika NPL > 5% dikatakan tidak baik.

b. Rasio Likuiditas

Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar semua utang jangka pendek. LDR (Loan to Deposit Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank (dana pihak ketiga seperti tabungan, giro, dan deposito). Rumus mencari rasio LDR adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor 13/24/DPNP/2011 standar terbaik LDR (Loan to Deposit Ratio) adalah 85-110%. c. Rasio Rentabilitas (Rasio Profitabilitas)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan aset dan modal. Dalam penelitian ini rasio rentabilitas meliputi:

1) Profit Margin

Rasio ini menggambarkan laba bersih yang diperoleh oleh Bank untuk setiap pendapatan. Dengan rumus:

Semakin tinggi nilai profit margin maka akan semakin baik, karena dianggap perusahaan cukup baik dalam memperoleh laba.

2) ROA ( Return On Asset )

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari seluruh aktiva yang dimiliki. Rumus untuk mencari ROA adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 ROA (Return on Asset) dikatakan sangat baik jika ROA ≥ 2%, ROA antara 1,25-2% dikategorikan baik, ROA antara 0,5-1,25% dapat dikategorikan cukup baik, ROA antara 0-0,5% dikategorikan kurang baik, ROA ≤ 0% dapat dikategorikan tidak baik.

3) BOPO (Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi)

Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Rumus untuk mencari BOPO adalah sebagai berikut:

27

Standar ketentuan yang ditetapkan oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP/2011 untuk rasio BOPO terbaik sebesar 92-94%. Jika nilai rasio BOPO berada < 92% adalah baik, dan dikatakan tidak baik jika berada > 94%.

2. Perspektif Pelanggan

Pengukuran terkait dalam pelanggan meliputi customer core manajemen dan customer value proposition. Tujuan dari pengukuran perspektif pelanggan adalah untuk mengetahui seberapa banyak pelanggan yang ada dan seberapa besar kepuasan pelanggan terhadap PT. BPR Chandra Muktiartha. Dalam perspektif pelanggan rasio yang dapat dihitung adalah sebagai berikut:

a. Pangsa Pasar

Pengukuran pangsa pasar dapat dianalisis secara deskriptif melalui data sekunder pangsa pasar PT. BPR Chandra Muktiartha. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar persentase penguasaan pangsa pasar dibandingkan bank umum lainnya. Semakin tinggi persentase nilai pangsa pasar, berarti semakin baik penguasaan segmen pasarnya. Rumus untuk menghitung tingkat penguasaan segmen pasar adalah sebagai berikut (Laksmita, 2011):

b. Retensi Pelanggan

Retensi pelanggan adalah kondisi dimana perusahaan mampu mempertahankan pelanggan lamanya (Rangkuti, 2011). Dalam hal ini, retensi pelanggan dapat dihitung dengan cara:

c. Akuisisi Pelanggan

Akuisisi pelanggan adalah tambahan pelanggan baru, hal ini merupakan kondisi dimana perusahaan mampu memenangkan atau merebut pelanggan baru dari pesaing (Rangkuti, 2011). Akuisisi pelanggan dapat dihitung dengan cara:

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

a. Proses Inovasi

Pengukuran proses inovasi di PT. BPR Chandra Muktiartha dapat dianalisis secara deskriptif melalui data sekunder. Proses inovasi bertujuan untuk memahami perkembangan layanan produk & jasa yang telah diberikan PT. BPR Chandra Muktiartha kepada nasabah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengukur peningkatan jaringan unit kerja seperti kantor cabang pembantu, layanan ATM, dan lain-lain dengan cara membandingkan peningkatan jaringan unit kerja dengan terhadap total unit kerja pada periode tertentu. Semakin meningkat rasio NGR

29

(Network Growth Ratio) maka akan semakin baik. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Laksmita 2011):

b. Proses Operasi

Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan rasio AETR (Adminidtrative Expense to Total Revenue) yang bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas serta ketepatan waktu dan biaya proses atas transaksi yang dilakukan PT. BPR Chandra Muktiartha. Rumus untuk menghitung proses operasi pelayanan ini dapat menggunakan rumus AETR (Administrative Expense to Total Revenue):

Standar terbaik nilai AETR adalah antara 8,5%-10%. Artinya, bank dapat mengendalikan biaya administrasi dengan tetap memberikan pelayanan yang baik (Rangkuti, 2011). AETR dikatakan tidak baik jika > 12%, dikatakan cukup baik jika berada di 10%-12%, dikatakan baik jika < 8,5%.

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

a. Produktivitas Karyawan

Produktivitas karyawan merupakan kemampuan karyawan dalam menghasilkan laba bagi perbankan. Semakin tinggi tingkat produktivitas karyawan, semakin tinggi output yang dihasilkan oleh

karyawan. Untuk mengukur produktivitas karyawan dapat menggunakan rumus (Laksmita, 2011):

Persentase produktivitas karyawan menunjukkan besarnya laba usaha yang dihasilkan oleh satu karyawan. Laba operasi merupakan laba yang diperoleh melalui pendapatan usaha yang dijalankan yang telah dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam memperoleh pendapatan usaha tersebut. Sedangkan jumlah karyawan merupakan jumlah karyawan dari PT. BPR Chandra Muktiartha secara keseluruhan pada tahun yang bersangkutan.

b. Retensi Karyawan

Retensi karyawan diukur oleh persentase perputaran karyawan. Pengukuran ini bertujuan untuk mempertahankan karyawan potensial yang dimiliki oleh perusahaan agar tetap loyal kepada perusahaan. Retensi karyawan dapat diukur dengan menggunakan rumus (Cahyanigrum, 2014):

Persentase retensi karyawan menunjukkan besarnya jumlah karyawan yang masuk dan keluar setiap tahun dari total karyawan setiap tahunnya. Jumlah karyawan yang masuk merupakan karyawan baru yang masuk, sedangkan

31

karyawan yang keluar merupakan jumlah karyawan yang keluar karena meninggal, pensiun, dan mengundurkan diri.

c. Tingkat Pelatihan Karyawan

Tolok ukur yang digunakan untuk mengukur seberapa sering perusahaan memberikan pelatihan dan pengembangan kepada sumber daya manusia yang dimilikinya. Tingkat pelatihan karyawan dapat diukur menggunakan rumus (Laksmita, 2011):

Semakin tinggi tingkat pelatihan karyawan maka akan semakin baik, karena dianggap perbankan cukup baik dalam mengelola karyawannya yang bertujuan untuk peningkatan kinerja perbankan.

d. Tingkat Kepuasan Karyawan

Selain dilihat dari tingkat produktivitas karyawan, retensi karyawan, dan pelatihan karyawan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini, peneliti juga menggunakan analisis kuantitatif dan deskriptif melalui multiattribute attitude models. Dalam model atribut ini, sikap keseluruhan terhadap suatu objek adalah fungsi dua faktor, yaitu: kekuatan kepercayaan menonjol yang diasosiasikan dengan objek dan evaluasi atas kepercayaan tersebut (Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson 2013: 138). Langkah-langkah analisis MAM adalah sebagai berikut:

1) Menghitung bobot rata-rata masing-masing atribut (Wi) dengan rumus:

2) Menentukan skala sikap dalam bentuk skor dengan angka 1-5, urutannya dapat dilihat pada tabel:

Tabel 3.1 Skala sikap pada Perspektif Karyawan

No Jawaban Responden Skala Sikap

1 Sangat Setuju atau Sangat Berharap 5

2 Setuju atau Berharap 4

3 Cukup Setuju atau Cukup Berharap 3

4 Tidak Setuju atau Tidak Berharap 2

5 Sangat Tidak Setuju atau Sangat Tidak Berharap 1

3) Mencari nilai ideal dan nilai belief, digunakan rumus sebagai berikut: Nilai ideal = Skor x absolut responden ideal masing-masing alternatif jawaban.

Nilai belief = Skor x absolut responden belief masing-masing alternatif jawaban.

Kemudian mencari nilai ideal rata-rata dan belief rata-rata:

4) Memasukkan data ideal dan belief ke dalam tabel, kemudian dihitung ke dalam model

5) Menghitung sikap karyawan dengan menggunakan rumus:

- |

Keterangan:

Sikap responden secara keseluruhan terhadap suatu objek : Bobot rata-rata yang diberikan responden terhadap atribut i : Nilai ideal rata-rata konsumen pada atribut i

: Nilai belief rata-rata konsumen pada atribut i : Jumlah atribut

33

6) Hasil perhitungan dari langkah sebelumnya diinterprestasikan menggunakan skala likert, dengan:

Sikap(x-1) x 100 dan hasilnya (5-1) x 100 = 400 Hal ini dapat dilihat dengan skala sikap di bawah ini:

0 80 160 240 320 400 Keterangan: 0 – 80 : Sangat Puas 81 – 160 : Puas 161 – 240 : Cukup Puas 240 – 320 : Tidak Puas 321 – 400 : Sangat Tidak Puas

Hasil perhitungan skala sikap secara keseluruhan dapat diartikan jika skala semakin kecil atau mendekati 0 sampai 80, maka menunjukkan tingkat kepuasan karyawan semakin positif. Tingkat kepuasan karyawan yang semakin positif mencerminkan responden semakin puas bekerja di PT. BPR Chandra Muktiartha.

Dokumen terkait