• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data yang dikumpulkan meliputi: variabel bebas yang meliputi kuantitas bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3), dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel. Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik.

3.5.1Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel. Dicari model persamaan yang cocok, apakah linier, kuadrat, polinomial, eksponensial, atau logaritmik. Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai, pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf). Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan. Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak.

3.5.2 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran Tanah

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah, dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab. Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software, yaitu: linier, linier dan interaksi, linier dan kuadrat, serta kuadrat lengkap. Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5% serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80%. Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat, maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut: Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan :

Y = Respon dari masing-masing perlakuan

X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m)

b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai, analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 2.5), yaitu

Selanjutnya, jika rumus Du Pont juga belum sesuai, maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran.

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan, seperti disajikan pada Tabel 3.4. Jika tingkat getaran di atas baku mutu, maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

6 , 1 5 , 0 1 2 1048          X X Y

agar getaran aman terhadap bangunan. Menurut Amnieh et al. (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak, tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak. Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda, ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula.

Tabel 3.4Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan

Tingkat getaran (mm/s) 1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 6/1992 tentang

Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi, pasangan bata dan adukan semen saja, termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3 3 Bangunan dengan pondasi, pasangan bata dan adukan semen

diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi, pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton, kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20 5 Bangunan dengan pondasi, pasangan bata dan adukan semen

diikat dengan slope beton, kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

3.5.3 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan, dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab. Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software, yaitu: linier, linier dan interaksi, linier dan kuadrat, serta kuadrat lengkap. Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5% serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80%.

Jika tidak ada model yang sesuai, analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma. Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 – 20 log (r2/r1), dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi, sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2. Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak. Hasil pengukuran pada r2

merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas.

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan, seperti disajikan pada Tabel 3.5. Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu, maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat.

Tabel 3.5Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) Peruntukan kawasan/lingkungan kgiatan Tingkat kebisingan

(db A)

Maksimum durasi terpapar (jam/hari)

Kegiatan tambang terbuka

1. Transportasi kendraan berat 90 8

2. Pemboran 100 2

3. Peledakan 110 0.5

4. Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2

5. Genset 100 2

6. Pompa 90 8

7. Alat-alat yang lain > 110 0.5

Tambang bawah tanah

1. Pemboran 95 4

2. Peledakan 140 0.25

3. Belt and chain conveyor 90 8

4. Kompresor 100 2

5. Genset 100 2

6. Roadhaeader and tunel boring machine 110 0.5 7. Mine cars and skip winding 100 2

8.Exhaust radial fan 120 0.25

9. Pompa 90 8

10. Alat-alat yang lain >115 0.25

3.5.4 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan

Menurut Hadi (1989), analisis yang umum untuk data yang dihimpun melalui kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap. Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya, atau tidak.

2. Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi. Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap.

3. Meneliti jawaban yang tidak konstan, yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan. Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid, atau masih dapat dianalisis.

4. Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan, maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut.

Dokumen terkait