• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2018:404). Selanjutnya model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2: Model Miles and Huberman 1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2018:405). Peneliti memilih data-data tentang implementasi pendidikan karakter kedisiplinan melalui muatan pelajaran PPKn pada kelas IV SD Kanisius Babadan yang diperoleh melalui Kuesioner. Data yang diperoleh peneliti berupa data yang kejadian kegiatannya sudah berlalu.

2. Data Display (Penyajian Data)

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2018:408). Peneliti menyajikan data tentang implementasi pendidikan karakter kedisiplinan melalui muatan pelajaran PPKn pada siswa kelas IV SD Kanisius Babadan. Selanjutnya data yang sudah diperoleh disajikan secara deskriptif.

3. Conclusion Drawing/Verification

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ex post facto yang diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2018: 412).

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Babadan alamat jalan Babadan, Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kab. Sleman, Yogyakarta.

SD Kanisius Babadan berdiri pada tahun 1928. Sejak berdirinya hingga sekarang telah mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah. Kepala sekolah yang ada sekarang adalah Ibu C. Mari Istanti. Beliau mulai menjabat Kepala Sekolah sejak tahun 2010 sampai sekarang.

SD Kanisius Babadan dalam pengembangannya berupaya untuk mengantar siswa-siswinya untuk meraih prestasi yang menggembirakan baik untuk antar siswa SD seKanisius itu sendiri, maupun tingkat kecamatan, dan Kabupaten Sleman. Di SD Kanisius mulai tahun 2020 telah ada kantin sehat sehingga menjadi contoh bagi sekolah-sekolah yang lain. SD Kanisius Babadan juga sering terlibat dalam kegiatan lingkungan, baru-baru ini yang diikuti adalah lomba lingkungan hidup.

Saat ini SD Kanisius Babadan memiliki 139 orang siswa, 60 orang anak laki-laki dan 78 orang anak perempuan. Kelas terdiri dari kelas I: 28 orang anak, kekas II: 19 orang anak, kelas III: 22 orang anak, kelas IV: 24 orang anak, kelas V: 25 orang anak, dan kelas VI: 21 orang anak dengan guru masing-masing kelas dan jumlah guru keseluruhannya yaitu 9 orang guru yang terdiri dari 6 guru kelas, 1 guru tari, 1 guru seni musik, 1 kepala sekolah. Karyawan tata usaha 1 orang dan tukang bersih-bersih sekaligus satpam sekolah 1 orang. Penyelenggaraan kegiatan dilakukan pada pagi hingga siang hari setiap hari dari hari Senin sampai hari Sabtu.

Visi dari SD Kanisius Babadan yaitu “Menjadi pendidik anak Indonesia agar cerdas, berkarakter, peduli terhadap sesama dan lingkungan, sedangkan Misi dari SD Kanisius Babadan ialah “Menyelenggarakan Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah yang berkualitas, Berlandaskan

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan mengoptimalkan sumber daya bersama mitra strategis. Nilai-nilai karakter utama yang ditanamkan tercantum dalam misi yaitu kasih, disiplin, cerdas, berani dan jujur. Salah satu dari nilai tersebut adalah nilai kedisiplinan yang dibahas dalam penelitian ini. Selain itu ada pembiasaan-pembiasaan yang dikembangkan dan ditanamkan pada siswa yaitu salam, senyum, sapa, sopan, maaf, tolong dan terima kasih.

Kelas IV SD Kanisius Babadan terdiri dari 24 orang anak. Kelas IV SD Kanisius Badadan terdiri dari satu kelas saja dan didampingi oleh satu orang guru kelas. Guru yang dipercaya menjadi wali kelas ini sekaligus guru tematik pembelajaran kurikulum 2013 yang terintegrasi dari beberapa mata pelajaran termasuk muatan pelajaran PPKn.

2. Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam pemaparan berikut ini peneliti akan lebih fokus mendeskripsikan hasil penelitian mengenai implementasi pendidikan karakter kedisiplinan melalui muatan pelajaran PPKn, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi/hasil penilaian implementasi pendidikan nilai karakter kedisiplinan di kelas 4 SD Kanisius Babadan.

Penelitian ini dilaksanakan pada masa pendemi Covid-19 di SD Kanisius Babadan. Penelitian tersebut terkait dengan pemahaman kepala sekolah dan guru kelas tentang implementasi pendidikan nilai karakter kedisiplinan, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan hasil pembelajaran, serta faktor penghambat dan pendukung implementasi pendidikan nilai karakter kedisiplinan melalui muatan pelajaran PPKn. Jenis penelitian yang digunakan bersifat penelitian ex post facto. Penelitian ex post facto adalah penelitian yang lebih menekankan pada peristiwa yang sudah terjadi. Menurut Widarto (2013:2) penelitian ex post facto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena

yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi.

Hasil penelitian diperoleh melalui dokumentasi, kuesioner dan wawancara. Hal ini dilakukan karena untuk mematuhi protokol kesehatan terkait pandemi Covid-19 yang sedang mewabah dan berbahaya maka data primer didapatkan melalui wawancara yang dilakukan secara tatap muka dan online (WA dan Telepon) dengan informan namun dengan waktu yang sangat terbatas. Begitu pula dengan kuesioner untuk siswa dilakukan melalui perantaraan guru kelas. Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi yang diambil oleh peneliti di tempat penelitian dengan tetap mematuhi protokol kesehatan 5M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi) yaitu RPP, nilai hasil penilaian siswa, tata tertib kelas, presensi siswa, guru dan Kepala Sekolah.

Berikut ini akan dijabarkan hasil penelitian yang telah diperoleh melalui dokumentasi, kuesioner, dan wawancara di SD Kanisius Babadan.

a. Pemahaman Guru dan Kepala Sekolah Tentang Pendidikan Karakter

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada guru kelas IV terkait pemahaman tentang pendidikan karakter. Berikut hasilnya:

1) Pendidikan karakter

Pendidikan karakter tidak terlepas dari pendidikan yang diperoleh siswa di bangku sekolah. Nilai karakter berkaitan dengan cara seseorang dalam menjalani kehidupannya.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas IV, peneliti memperoleh data terkait pendidikan nilai karakter sebagai berikut:

“Untuk nilai karakter jelas mengutamakan yang berkaitan dengan kesopanan, etika, disiplin, dan selalu menghormati terhadap guru dan orangtua.” (Pw/wwc/15 Desember 2020).

Kemudian saat ditanya mengenai nilai karakter yang sudah dikembangkan di sekolah Kepala Sekolah menjelaskan lewat wawancara sebagai berikut:

“Nilai karakter yang ditanamkan di sekolah ini yaitu kedisiplinan, pembiasaan misalnya anak-anak saling menegur, menyapa, menanamkan 3S (senyum, sapa, dan salam), menanamkan pada anak cinta pada lingkungan, cinta kepada budaya lokal itu harus di uri-uri (dihidupkan), karena anak-anak juga sudah mulai tidak mengenal misalnya permainan tradisional, alat musik tradisional, itukan semakin hilang, jadi dengan adanya ditanamkan nilai karakter tersebut maka nanti akan ada lagi”. (KS/wwc/20 Desember 2020 2021).

Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan nilai karakter adalah pendidikan yang mengutamakan kesopanan, etika, disiplin, dan sikap hormati terhadap guru dan orangtua. Sedangkan nilai karakter yang sudah dikembangkan adalah kedisiplinan dan pembiasaan 3S (Senyum, Sapa, Salam) cinta lingkungan, dan cinta budaya lokal.

2) Nilai karakter kedisiplinan

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data sebagai berikut:

“Untuk karakter kedisiplinan ya kaitannya dengan pemberian tugas anak, dengan pengerjaan tugas-tugas anak. guru mengecek kepada orang tua di rumah apakah siswa membuat tugas yang diberikan misalnya membuat jadwal harian jam belajar di rumah. Apakah dia belajar? Guru mengecek apakah benar jam begini anak belajar atau tidak? Ini mau mengetahui apa apak anak jujur, disiplin atau tidak.” (Pw/wwc/15 Desember 2020).

Kemudian saat ditanya mengenai pendidikan karakter terkait arti kedisiplinan, beliau menjawab sebagai berikut:

“Yang saya terapkan itu sendiri adalah kalau saya sendiri tidak disiplin itu pekerjaan akan menumpuk dan akan merugikan orang dan merugikan diri sendiri. Koreksian kalo ditunda-tunda ya menumpuk dan akhirnya pusing sendiri.” (Pw/wwc/15 Desember 2020).

3) Tujuan karakter kedisiplinan

Dalam wawancara dengan Kepala Sekolah terkait tujuan karakter kedisiplinan, menurut beliau tujuan dari karakter kedisiplinan itu ialah ingin supaya anak-anak itu dapat melakukan segala seuatu dengan baik, tepat waktu, taat pada aturan, tidak menunda-nunda pekerjaan (PR), tidak terlambat mengumpulkan tugas dan lain-lain, patuh pada guru di sekolah dan kepada orang tua di rumah.

Berdasarkan data-data di atas yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa guru dan Kepala Sekolah memahami pendidikan sebagai pendidikan yang mengutamakan kesopanan, etika, disiplin, dan selalu hormat terhadap guru dan orangtua. Nilai karakter yang sudah dikembangkan di SD Kanisius Babadan adalah kedisiplinan dan pembiasaan 3S (Senyum, Sapa, Salam) cinta lingkungan, dan cinta budaya lokal. Sedangkan tujuan yang diharapkan dari karakter kedisiplinan adalah ingin supaya semua siswa dapat melakukan segala seuatu dengan baik, tepat waktu, taat pada aturan, tidak menunda-nunda pekerjaan (PR), tidak terlambat mengumpulkan tugas dan lain-lain, patuh pada guru di sekolah dan kepada orang tua di rumah.

b. Implementasi pendidikan nilai karakter kedisiplinan secara umum di sekolah

Implementasi pendidikan nilai karakter kedisiplinan di SD Kanisius Babadan sudah terlaksana sejak beridirinya SD Kanisius Babadan. Berikut hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah terkait implementasi pendidikan nilai karakter kedisiplinan.

Menurut kepala sekolah SD Kanisius Babadan, implementasi pendidikan nilai karakter kedisiplinan sudah dijalankan oleh sekolah sejak beridirinya SD Kanisius. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara sebaik berikut:

“Ditekankan pokoknya tiap awal tahun ajaran, itu sudah disosialisasikan kepada orang tua, anak didik baru karena itu kan awal dari pembelajaran jadi itu harus dikenal sehingga

orang tua juga tahu karena ini perlu kerja sama orang tua dan masyarakat luar.” (KS/wwc/20 Desember 2020 2021).

SD Kanisius Babadan mulai mengimplementasikan pendidikan nilai karakter kedisiplinan setiap tahun ajaran baru, disosialisasikan kepada orang tua dan anak didik baru. Implementasi pendidikan karakter kedisiplinan sudah diketahui oleh semua warga sekolah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut:

95 % patuh dengan pendidikan karakter itu. Itu terbukti sudah sejak berdirinya SD Kanisius Babadan ini lebih-lebih akhir-akhir ini tidak ada peristiwa yang mengecewakan. Dengan adanya pendidikan karakter ini, mendukung kelulusan yang terbaik dan sudah dirasakan oleh sekolah kami.” (KS/wwc/20 Desember 2020 2021).

Semua guru sudah mengimplementasikan pendidikan nilai karakter kedisiplinan dalam pembelajaran karena di RPP sudah ada dan telah memiliki muatan karakter di setiap muatan pelajaran. Semua guru menanamkan nilai karakter kepada anak didiknya. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“Sudah, karena di RPP itu juga sudah ada masukannya, ada muatan karakter di setiap muatan pelajaran. Semua guru sudah tahu dan mereka menanamkan nilai karakter kepada anak didiknya.”

(KS/wwc/20 Desember 2020).

Implementasi pendidikan nilai karakter kedisiplinan yang ada di SD Kanisius Babadan sangat mendukung kemajuan pendidikan dan juga kemajuan semua warga sekolah bisa berkarakter baik. Hal ini sesui dengan tanggapan yang disampaikan oleh kepala sekolah terkait adanya pendidikan nilai karakter kedisiplinan sebagai berikut:

“Sangat setuju sekali dan karena itu sangat mendukung kemajuan pendidikan, mendukung siswa-siswi karena itu yang diharapkan zaman sekarang itu adalah anak yang berkarakter, pemimpin yang berkarakter, kemudian pegawai yang berakarakter. Jadi semua itu tertanam pada diri pemimpin, guru, karyawan dan anak dalam berkarya.” (KS/wwc/20 Desember 2020).

Kemudian indikator berikutnya yang ditanyakan adalah guru yang tidak menerapkan kedisiplinan dalam pembelajaran di kelas.

Yang dilakukan Kepala Sekolah jika ada guru tidak menerapkan kedisiplinan dalam pembelajaran di kelas ialah masuk kelas untuk melakukan supervisi guru kelas saat guru sedang mengajar. Kepala Sekolah juga tidak banyak menegur tetapi memberi contoh yang baik.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan kepala sekolah:

“Itu kan ada namanya supervisi. Kepala Sekolah masuk kelas mensupervisi. Seorang Kepala Sekolah berhak menilai bagaimana guru dalam mengajar, bagaimana administrasinya, bagaimaana kedisiplinannya. Itu kan nanti ada nilai supervisi.

Jadi apa yang diterapkan oleh guru di sekolah itu adalah yang mencetak nilainya sendiri. Misalnya, oh saya akan mendapatkan nilai-nilai yang baik ya tentunya saya akan menerapkan aturan sekolah. Sebenarnya menerapkan pembiasaan itu sudah masuk ke dalam sikap guru-guru. Oh saya malu terlambat datang ke sekolah, saya malu mengajarnya kurang baik, oh saya malu tidak bisa bersosialisasi di sekolah, itu saja diterapkan dan ditanamkan oleh guru-guru. Dan tidak lupa juga seorang kepala sekolah harus tidak banyak menegur tetapi banyak memberi contoh sekarang itu, bersosialisasi, dan berkomunikasi itu semua nantinya akan berjalan dengan lancar. Jadi semua itu sudah merasakan bahwa sekolah ini satu keluarga.”

(KS/wwc/20 Desember 2020).

Selanjutnya jika ada siswa atau guru yang terlambat datang ke sekolah tanpa ada pemberitahun terlebih dahulu maka yang dilakukan pertama menanyakan alasan terlambat. Kedua, bila alasannya masuk akal akan dimaklumi dan jika alasannya karena bangun kesiangan maka diberi sanksi sebagaimana disampaikan oleh wakil Kepala Sekolah lewat wawancara sebagai berikut:

Pertama, guru tanya alasannya mengapa terlambat? Kedua, bila alasannya itu masuk akal ya dimaklumi dan anak tersebut kan bisa dilihat oh ini alasannya sungguh dan tidak sungguh. Alasan yang masuk akal masih guru maklumi tetapi jika alasnnya itu karena bangun kesiangan ya itu kan tidak sinkron dengan tujuan pendidikan karakter kedisiplinan tadi. Jadi ditegur “lain kali harus disiplin”. Jika karena alasan bangun kesiangan maka pertama kita didik ya misalnya “kok Anda bangun kesiangan alasannya kenapa? apa? Oh saya menunggui orangtuaku di

rumah sakit” nah ini bisa dimaklumi. Tetapi karena main game maka itu diberikan sanksi.” (RS/wwc/20 Desember 2020).

Kemudian masuk ke indikator berikutnya yaitu mengenai muatan pelajaran PPKn yang sudah mengimplementasi pendidikan nilai karakter kedisiplinan dengan baik sebagaimana disampaikan oleh kepala sekolah dalam wawancara. Nilai karakter yang ditanamkan didalam muatan pelajaran PPKn dianjurkan untuk tidak hanya dibaca, dimengerti, tetapi diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana dikatakan oleh kepala sekolah sebagai berikut:

“Sudah. Di muatan PPKn juga tidak dianjurkan tidak hanya dibaca, tidak hanya dimengerti tetapi harus diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.” (KS/wwc/20 Desember 2020).

Berdasarkan data yang sudah diuraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi pendidikan nilai karakter kedisiplinan sudah terlaksana dengan baik dan sudah dilaksanakan semua warga sekolah SD Kanisius Babadan.

c. Implementasi pendidikan nilai karakter kedisplinan dalam muatan pelajaran PPKn kelas IV melalui perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran disusun berdasarkan kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang digunakan oleh sekolah SD Kanisius Babadan yang mana di dalam pembelajarannya menggunakan tematik integratif. Penyusunan perencanaan proses pembelajaran tematik ini meliputi pemetaan kompetensi dasar, jaringan tema, silabus dan RPP. Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian yang telah didapatkan dari guru kelas IV melalui hasil dokumentasi, kuesioner terbuka dan wawancara.

1) Dokumentasi

Tekhnik pemgumpulan data yang dilakukan oleh peneliti pertama melalui dokumentasi. Hasil dokumentasi berupa pemetaan

kompetensi dasar, jaringan tema, dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembeblajaran).

2) Pemetaan kompetensi dasar.

Berdasarkan hasil pengamatan dokumentasi, pemetaan kompetensi dasar yang didapatkan telah terdapat di dalam buku pedoman guru atau buku pegangan guru.

3) Jaringan tema.

Hasil pengamatan dokumentasi memperlihatkan bahwa jaringan tema terdapat juga dalam buku pedoman guru.

4) Silabus.

Data yang didapatkan dari pengamatan dokumentasi terkait silabus yang terdapat kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pelajaran, fokus penguatan karakter yaitu kedisipinan dan tanggung jawab, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

5) RPP.

Hasil pengamatan dokumetasi RPP pada tahap pendahuluan tidak dituliskan secara terperinci mengenai bagian-bagian yang masuk literasi, motivasi, apersepsi dan orientasi akan tetapi dijabarkan dalam satu bagian pendahuluan saja. Berikut ini peneliti akan memaparkan hasil dokumentasi RPP dalam bentuk tabel.

Tabel 4.1 Hasil pengamatan RPP

No Daftar Dokumentasi Keterangan

1 Pendahuluan Literasi Belum ada kegiatan pembiasaan membaca (literasi) sebelum pelajaran dimulai di RPP.

Salam Guru mengawali pembelajaran degan menyapa siswa, doa bersama dan mengecek kehadiran siswa.

Motivasi Guru mengajak siswa dengan diskusi melalui tanya jawab

No Daftar Dokumentasi Keterangan secara klasikal tentang material yang akan dibahas.

Apersepsi Guru tidak menuliskan di dalam RPP.

Orientasi Guru menyampaikan garis besar materi, tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan dalam

pembelajaran.

Mengenai nilai kedisiplinan, guru tidak mencantukamnnya secara rinci di bagian tersebut 2 Kegiatan

mengangkat tangan bagi yang ingin menjawab atau

bertanya.

- Guru membentuk kelompok dan mengajak siswa

berdiskusi tentang hak dan kewajiban dalam kehidupan masyarakat. Kemudian siswa melaporkan hasil diskusi mereka. Guru mengajak siswa menjawab pertanyaan secara individu. Kemudian siswa juga diajak untuk mengamati gambar di dalam buku siswa dan diberi waktu untuk menyampaikan pendapatnya.

- Selanjutnya guru memberi kesimpulan secara klasikal tentang arti dan perbedaan hak dan kewajiban.

2. Materi:

- Pada muatan pelajaran PPKn, materi pelajaran yang dibahas tentang hak dan kewajiban dalam kehidupan

No Daftar Dokumentasi Keterangan disiplin dalam mematuhi aturan yang belaku di masyarakat dengan cara membuang sampah pada tempatnya, memeliara alam sekitar dengan teratur.

- Hubungan hak dan kewajiban dengan kedisiplinan adalah guru mengajak siswa untuk tetap mematuhi aturan/tata tertib yang berlaku di kelas atau di sekolah. Siswa berhak mendapatkan pelayanan yang baik selama di sekolah dan siswa berkewajiban mematuhi aturan dan ikut menjaga ketertiban kelas dan lingkungan sekolah.

3. Media: Guru menuliskan tentang gambar-gambar kehidupan sehari-hari tetapi belum secara rinci mengenai gambar kehidupan yang dimaksud (belum secara jelas mengaitkan dengan

kedisiplinan) tetapi menuliskan alat yang digunakan seperti: alat tulis, air, takaran. Media khusus yang terkait dengan kedisiplinan belum ada di RPP.

4. LKPD: Siswa diminta untuk menjelaskan arti hak dan kewajiban dengan benar.

Siswa diajak memberikan contoh hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. Siswa juga diminta untuk menjelaskan pentingnya mendapatkan hak dan kewajiban dengan tepat.

Nilai kedisiplinan dalam LKPD tersebut terdapat pada aturan sebelum siswa

No Daftar Dokumentasi Keterangan kegiatan yang sudah dilakukan dan mengadakan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Terkait nilai kedisiplinan belum

dicantumkan secara terperinci di bagian tersebut.

Refleksi Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran dengan tuntunan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sudah dipelajari.

Terkait nilai kedisiplinan:

1. Guru

mengimplementasikannya dengan cara mengajak siswa menjawab sesuai pertanyaan penuntun dalam refleksi.

2. Guru mengajak siswa untuk merapikan pekerjaan masing-masing sebelum doa penutup.

3. Guru mengajak siswa untuk tetap berperilaku sopan

terhadap guru dan antar teman melalui salam dan jabat tangan antar teman sebelum pulang

Tindak lanjut/Aksi

Guru mengajak siswa untuk melakukan aksi atau tindak lanjut yang akan dilakukan berdasarkan hasil refleksi.

Hasil pengamatan terkait dokumen yang telah dikumpulkan yaitu RPP yang dibuat oleh guru di SD Kanisius

Babadan menunjukkan bahwa implementasi pendidikan nilai karakter kedisplinan dalam muatan pelajaran PPKn kelas IV melalui perencanaan pembelajaran belum terperinci hanya masih sebatas garis-garis besar saja, namun ada bagian-bagaian tertentu di RPP sudah menunjukkan pengimplementasian nilai karakter kedisiplinan dalam rencana pembelajaran pada kelas IV SD Kanisius Babadan seperti pada pendahuluan, guru melakukan pengecekan kehadiran siswa.

Pada bagian inti, guru menganjurkan dan melatih siswa untuk mengangkat tangan saat hendak bertanya atau menjawab pertanyaan dari dari guru. Pada bagian penutup, guru mengajak siswa mematuhi aturan terkait kedisiplinan melalui tuntunan pertanyaan refleksi.

6) Tata tertib kelas

Dalam mengimplementasiakn nilai karakter kedisplinan, SD Kanisius Babadan memiliki tata tertib yang berlaku untuk siswa dan guru selama berada di lingkungan sekolah mulai saat masuk sekolah, istirahat, saat pelajaran berlangsung, dan saat pulang sekolah.

Berdasarkah hasil dokumentasi berikut ini aturan tata tertib yang berlaku di SD Kanisius Babadan:

(1) Saat masuk sekolah

(a) Siswa harus datang di sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.

(b) Siswa harus meletakkan tas dan alat tulis di laci meja atau kursi masing-masing kemudian keluar.

(c) Siswa yang mendapat tugas/piket harus datang lebih awal

(d) Siswa tidak masuk karena alasan tertentu harus memberitahu sebelum atau sesudahnya.

(2) Saat Istirahat

(a) Pada saat bel istirahat berbunyi, siswa keluar dengan tertib dan berdoa bersama-sama terlebih dahulu.

(a) Pada saat bel istirahat berbunyi, siswa keluar dengan tertib dan berdoa bersama-sama terlebih dahulu.

Dokumen terkait