• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.7 Teknik Analisis Data

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, arsip-arsip yang berhubungan dengan masalah penelitian

Dalam penelitian ini, dokumentasi untuk variabel Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return on

Equity, data historis return saham, dan ekspektasi return diperoleh dari situs-situs

resmi seperti serta Untuk memperoleh

data-data tersebut harus diolah terlebih dahulu melalui perhitungan-perhitungan sesuai dengan rumus yang ada.

3.7 Teknik Analisis Data

Metode dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan metode Z-score. Hasil dari Z-score adalah merupakan kandidat-kandidat portofolio yang akan dibentuk. Untuk mendapatkan nilai Z-score data diolah dengan program Excel 2007. Variabel-variabel yang akan dicari nilai Z-score adalah Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return on Equity, data historis return saham. Nilai Z-score yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai numerik.

Dalam pembentukan portofolio dapat dilakukan dengan pemilihan saham,. Investor akan melakukan analisis pada faktor-faktor finansial/fundamental perusahaan dan menetapkan kriteria untuk masuk kedalam portofolio, sehingga

36 akan dipilih saham-saham yang menurut investor memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan. Investor akan mengurutkan (membuat ranking) nilai kriteria tersebut sesuai dengan preferensi investor, dan memilih saham yang memiliki ranking teratas. Dalam hal ini investor akan menemukan kendala, yaitu ada kemungkinan saham unggulan tidak memenuhi salah satu kriteria investor tersebut. Dalam penggunaan faktor-faktor finansial/fundamental sebagai ukuran, dan menghitung nilai secara keselurahan serta membuat ranking, juga terdapat kendala timbulnya ketidaksesuaian ketika diterapkan untuk skala yang berbeda. Dengan kata lain tidak sesuai jika membandingkan suatu kriteria jika perusahaan pada sektor industri yang berbeda.

Disinilah kegunaan Z-score tersebut, yaitu membuat standarisasi sehingga diperoleh skala yang sama dalam membandingkan nilai suatu kriteria. Model Z-score membandingkan nilai dari kriteria tertentu suatu perusahaan dengan rata-rata industrinya dan membagi selisihnya dengan deviasi standar industrinya. Proses standarisasi ini memungkinkan investor untuk memberikan bobot atau proporsi yang berbeda-beda dari tiap kriteria yang diinginkan investor kedalam suatu nilai total dari masingmasing saham. Metode Z-score juga dapat digunakan untuk mengetahui persentase perusahaan dalam industri sama yang memiliki nilai yang lebihrendah untuk setiap kriteria. (Deannes, 2012). Rumus yang digunakan adalah :

= (−�)

Dimana:

37

= Nilai perusahaan untuk kriteria i

= Rata-rata industri kriteria i

= Deviasi standar kriteria i

Dengan rumus diatas, dicari nilai Z-score dari kriteria-kriteria perusahaan dalam penelitian ini, yaitu Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return on Equity, data historis return saham. Setelah didapat nilai Z-score dari variabel-variabel tersebut, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai total Z-score (Aggregate Z-score) dengan cara menggabungkan seluruh nilai kriteria menjadi satu nilai perusahaan secara keseluruhan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung nilai total Z-score ini adalah variabel dari Debt to Equity Ratio. Investor biasanya lebih menginginkan perusahaan yang tingkat hutang rendah, sehingga untuk kriteria Debt to Equity Ratio diberi tanda negatif dan untuk kriteria yang lain diberi tanda positif. Rumus untuk menghitung nilai total Z-score seluruh perusahaan adalah sebagai berikut:

Aggregate Z-score = ��/�+/�−��/�+���+���+��

Dimana:

�/�,�/�,�/�,���,���,�� = adalah nilai Z-score masing-masing kriteria pada perusahaan.

n = jumlah kriteria perusahaan

Langkah selanjutnya adalah membuat ranking dari hasil Aggregate

Z-score. Yang memiliki nilai Z-score tertinggi dan bernilai positif akan masuk menjadi kandidat portofolio yang akan dibentuk. Selanjutnya, untuk membentuk

38 portofolio yang optimal, terlebih dahulu ditentukan kombinasi bobot atau proporsi saham-saham yang menjadi kandidat portofolio. untuk mencari macam-macam proporsi dana portofolio tersebut digunakan aplikasi Excel Solver 2007.

Selanjutnya, dicari nilai CAL (Capital Allocation Line) untuk menentukan kombinasi saham-saham yang menjadi portofolio yang optimal. hasil dari nilai CAL yang dilihat adalah kombinasi portofolio yang memiliki nilai CAL tertinggi. Rumus untuk mencari CAL adalah sebagai berikut:

S = ����−� Dimana:

S = Kemiringan CAL

E(�) = Expected Return

= Return bebas risiko

= Simpangan baku

Setelah diperoleh satu kombinasi portofolio yang optimal dengan nilai CAL tertinggi, selanjutnya adalah melihat kinerja portofolio dengan mencari apakah ada perbedaan antara return dan risiko portofolio dengan return dan risiko pasar. Untuk mencari return portofolio dengan rumus :

E(�) = (�1��1)+(2+2)+.... (+�)

Dimana:

E(�) = Expected return portofolio

39

1 = Expected return saham ke i

Untuk rumus mencari risiko portofolio adalah sebagai berikut:

σp2 = βp2. σm2 +

= n t i w 1 2. σei2 Dimana: σ2 = varians portofolio βp2. σm2

= risiko yang berhubungan dengan pasar Wi2 . σei2

= rata-rata tertimbang dari risiko untuk masing-masing perusahaan

Sedangkan untuk return pasar dihitung dengan menggunakan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal ini didasari karena IHSG mencerminkan pendapatan semua sektor atau semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga lebih akurat jika digunakan untuk menghitung return pasar. Demikian juga untuk risiko pasar menggunakan data dari IHSG.

Selanjutnya menghitung koefisien korelasi untuk melihat korelasi antara

return dan risiko yaitu dengan membagi risiko portofolio dengan return

40 3.8 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan uji beda t-test dengan membandingkan rata-rata return dan risiko saham yang menjadi kandidat portofolio optimal dengan rata-rata return dan risiko saham yang bukan menjadi kandidat portofolio optimal.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan program SPSS dengan membandingkan tingkat signifikansi (Sig t) dengan taraf sig α = 0,05. Apabila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih besar daripada α = 0,05, maka hipotesis diterima. Sebaliknya bila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih kecil daripada α = 0,05, maka hipotesisnya tidak diterima.

41 BAB IV

Dokumen terkait