• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

Pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial. Untuk menganalisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut dengan mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang didapatkan antara nilai pretest dengan nilai posttest. Pengujian nilai hanya dilakukan terhadap rata-rata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test).

Dengan demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model pre-eksperimental One Group Pretest Posttest Design yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2019: 147) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis ini yaitu sebagai berikut :

a. Rata –rata (Mean)

π‘₯Μ… = βˆ‘π‘›π‘–=1π‘₯𝑖 𝑛

b. Presentase (%) nilai rata-rata 𝑃 = 𝑓

𝑁 Γ— 100%

Keterangan :

P = Angka presentase

F = frekuensi yang dicari presentasenya N = Banyaknya sampel responden

Hasil belajar murid dianalisa dengan menggunakan analisis statistika deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar membaca pemahaman peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh murid mendapatkan gambaran jelas tentang hasil belajar membaca murid yang dikelompokkan ke dalam 5 kategori: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar membaca adalah menurut Departemen Pendidikan Nasional (2006).

Tabel 3.5 Kategori Standar Hasil Belajar

No Interval Nilai Kategori

1 0 – 54 Sangat rendah

2 55 – 64 Rendah

3 65 – 79 Sedang

4 80 – 89 Tinggi

5 90 – 100 Sangat Tinggi

(sumber: Depdiknas, 2006)

Data hasil belajar siswa dianalisa berdasarkan kriteria ketentuan hasil belajar murid yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan di SD 27 Pundingin Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

Tabel 3.6 Kategori Standar Ketuntasan Hasil Belajar Membaca

Nilai Keterangan

70-100 Tuntas

0-69 Tidak Tuntas

(Sumber : nilai KKM SD 27 Pundingin)

2. Analisis Data Statistik Inferensial

Menurut Sugiyono (2019: 148) statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji t).

Dengan tahapan sebagai berikut :

a. Menentukan tHitung menggunakan rumus :

𝑑 = 𝑀𝑑

√ βˆ‘ 𝑋2𝑑 𝑁(𝑁 βˆ’ 1) Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest X1 = Hasil belajar sebelum diberikan perlakuan (pretest) X2 = Hasil belajar setelah diberikan perlakuan (posttest)

d = Definisi masing-masing subjek

βˆ‘ 𝑋2𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi N = Subjek pada sampel

b. Mencari harga β€œMd” dengan rumus : Md = βˆ‘ 𝑑

𝑁

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest

βˆ‘ 𝑑 = Jumlah dari gain (posttest – pretest) N = Subjek dari sampel

c. Mencari harga " βˆ‘ 𝑋2𝑑" dengan menggunakan rumus :

βˆ‘ 𝑋2𝑑 = βˆ‘ 𝑑 βˆ’ (βˆ‘ 𝑑)2 𝑁

Keterangan :

βˆ‘ 𝑋2𝑑= Jumlah Kuadrat deviasi

βˆ‘ 𝑑= Jumlah dari gain (posttest – pretest) N = Subjek dari sampel

d. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan kaidah pengujian:

Jika tHitung > tTabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti penerapan pendekatan Teknik Whole Linguage berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman peserta didik siswa kelas V SD 27 Pundingin Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

Jika tHitung < tTabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti penerapan pendekatan Teknik Whole Linguage tidak berpengaruh terhadap hasil belajar membaca pemahaman peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD 27 Pundingin Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng

Menentukan harga tTabel,

Mencari tTabeldengan menggunakan table distribusi t dengan taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dan π‘‘π‘˜ = 𝑁 βˆ’ 1

e. Membuat kesimpulan apakah pendekatan Teknik Whole Linguage berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD 27 Pundingin Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 27 Pundingin Kabupaten Bantaeng yang terletak di desa Bonto Cinde. Penelitian dilakukan dengan pokok bahasan tentang keterampilan membaca pemahaman pada murid kelas V SDN 27 Pundingin Kabupaten Bantaeng. Peneliti telah mengumpulkan data dengan menggunakan instrument pretest dan posttest dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan Whole language terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SDN 27 Pundingin Kabupaten Bantaeng.

Adapun hasil statistik deskriptif dan hasil statistik inferensial penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

1. Hasil Statistis Deskriptif

a. Hasil Pretest Kemampuan Menentukan Pesan Moral Dalam Cerita Dongeng Sebelum Menggunakan Pendekatan Whole language

Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diuraikan dan dideskripsikan secara rinci hasil penelitian tentang penggunaan pendekatan whole language terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SDN 27 Pundingin. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui instrumen tes tertulis pretest sehingga dapat diketahui hasil kemampuan menentukan pesan moral dalam cerita dongeng siswa kelas VSDN 27

Pundingin Kabupaten Bantaeng. Data hasil belajar siswa kelas V SDN 27 Pundingin dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil nilai pretest sebelum menggunakan pendekatan Whole language

No. Nama Siswa Nilai

Berdsarkan tabel hasil nilai pretest tersebut, untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest dari murid kelas V SDN 27 Pundingin Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Perhitungan untuk mean (rata-rata) nilai pretest

X F f.x

f.X : Jumlah nilai pretest

Dari data tersebut dapat diketahui nilai βˆ‘fX = 1.130, sedangkan nilai dari N adalah 16. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai mean (rata-rata) sebagai berikut :

π‘₯Μ… = βˆ‘ π‘₯𝑖

Berdasarkan dari hasil perhitungan tersebut, maka diperoleh nilai mean (rata- rata) dari hasil keterampilan membaca pemahaman sebelum menggunakan pendekatan

Whole language adalah 70,62. Adapun dikategorikan pada pedoman Departemen Pendidikan dan kebudayaan, maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Tingkat Penguasaan Materi Pretest

A. No Interval Frekuensi Persentase(%) Kategori Hasil Belajar

1 0 – 54 1 6,25 Sangat Rendah

2 55 – 64 2 12,5 Rendah

3 65 - 79 8 50 Sedang

4 80 – 89 4 25 Tinggi

5 90 - 100 1 6,25 Sangat Tinggi

Dari data yang dilihat pada tabel tersebut, dapat di simpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap pretest dengan menggunakan instrument tes yang diberikan untuk siswa dikategorikan sangat rendah yaitu 6,25%, rendah 12,5%, sedang 50%, Tinggi 25%, dan sangat tinggi berada pada presentase 6,25%. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan murid dalam memahami serta penguasaan materi pelajaran Bahasa Indonesia sebelum menggunakan pendekata whole language tergolong rendah.

B. Hasil Posttest Menentukan Pesan Moral Cerita Dongeng Setelah Menggunakan Pendekatan Whole language

Data hasil menentukan pesal moral cerita dongeng siswa kelas V SDN 27 Pundingin kabupaten Bantaeng setelah menggunakan pendekatan whole language (posttest) dapat diketahui sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Nilai Posttest Setelah Menggunakan Pendekatan Whole language

No. Nama Siswa Nilai

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest murid kelas V SDN 27 Pundingin

Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng dapat dilihat melalui tabel berikut ini : Tabel 4.5 Perhitungan Untuk Mean (Rata-Rata) Nilai Posttest

X F f.x

f.X : Jumlah nilai pretest

Dari data tersebut dapat diketahui nilai βˆ‘f.X = 1.315, sedangkan nilai dari N adalah 16. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai mean (rata-rata) sebagai berikut :

π‘₯Μ… = βˆ‘π‘›π‘–=1π‘₯𝑖 𝑛 X = 1.315

16

X = 82,18

Berdasarkan dari hasil perhitungan tersebut, maka diperoleh nilai mean (rata- rata) dari hasil keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SDN 27 Pundingin Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng setelah treatment (perlakuan) dengan

menggunakan pendekatan whole language adalah 82,18.

Nilai statistik deskriptif pretest dan posttest murid yang diajarkan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan perlakuan menggunakan pendekatan whole language.

Data hasil keterampilan membaca pemahaman yang dilaksanakan sebanyak 16 siswa kelas V SDN 27 Pundingin Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng dapat dilihat pada tabel rekapitulasi nilai keterampilan membaca pemahaman. Adapun dikategorikan dalam pedoman departemen pendidikan dan kebudayaaan. Maka keterangan siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Tingkat Pengesuaian Materi Posttest

A. No Interval Frekuensi Persentase(%) Kategori Hasil Belajar

1 0 – 54 0 0,00 Sangat Rendah

2 55 – 64 0 0,00 Rendah

3 65 – 79 5 31,25 Sedang

4 80 – 89 6 37,5 Tinggi

5 90 – 100 5 31,25 Sangat Tinggi

Jumlah 16 100

Berdasarkan dari tabel tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada tahap posttest, dengan menggunakan instrumen tes yang di berikan untuk siswa dikategorikan sangat tinggi 31,25%, Tinggi 37,5, Sedang 31,25%, Rendah 0,00% dan sangat rendah berada pada 0,00%. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat

dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami serta penguasaan materi pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan pendekatan whole language tergolong tinggi.

Dari data tersebut dapat dilihat tingkat frekuensi dan presentase kemampuan menentukan pesan moral cerita berdasarkan pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel di berikut ini :

Tabel 4.7

Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 27 Pundingin Kabupaten Bantaeng Pada Kelompok Eksperimen Berdasarkan

Hasil Pretest dan Posttest

KKM Kategori Pretest Posttest

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

<75

Tidak Tuntas 9 56,25 2 12,5

β‰₯75 Tuntas 7 43,75 14 87,5

Berdasarkan tabel tersebut, apabila dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM (65) β‰₯ 75%. Dapat dilihat bahwa pada dibawah KKM (Tidak tuntas) pretest terdapat 9 siswa dengan persentase 56,25% dan pada posttest terdapat 2 siswa dengan persentase 12,5%. Dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang tidak mencapai ketuntasan kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf. Sedangkan tersebut KKM (Tuntas) pada pretest terdapat 7 siswa

dengan persentase 43,75% dan pada posttest terdapat 14 siswa dengan persentase 87,50%. Dapat disimpulkan bahwa

setelah perlakuan ada hasil dan telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar siswa.

2. Hasil Statistik Inferensial a. Uji Normalitas

Menurut Umar (2011:181) menyatakan bahwa uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen, atau keduanya berdistribusi secara normal, mendekati normal. Uji normalitas juga melihat apakah model regeresi yang di gunakan sudah baik, model regeresi yang baik yaitu memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Data diuji normalitas di ambil dari hasil pretest dan posttest kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf kelas V. Penelitian ini menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov dengan uji paired sampel t test pada residual persamaan dengan kriteria pengujian adalah jika probabilitas value > 0,05, maka data berdistribusi normal, tetapi jika sebaiknya probability value < 0,05, maka berdistribusi tidak normal. Dengan taraf kesalahan (a) yang digunakan 0,05. Berikut hasil uji normalitas data pretest dan posttest.

b. Uji Hipotesis

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni β€œpenggunaan pendekatan Whole language memiliki pengaruh terhadap kemampuan menentukan pesan moral cerita

dongeng pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas V SDN 27 Pundingin. Maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistic inferensial dengan menggunakan uji-t

Tabel 4.9 Analisis Skor Pretest dan Posttest

A. No X1 (Pretest) X2 (Posttest) d = X2 – X1 dΒ²

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :

a. Mencari nilai β€œMd” dengan menggunakan rumus :

Md = βˆ‘ 𝑑

𝑁

= 175

16

= 10,93

Keterangan Md : mean dari perbedaan Pretest dan Posstest b. Mencari nilai β€œβˆ‘ 𝑋2𝑑 " dengan menggunakan rumus :

Keterangan βˆ‘ 𝑋2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi c. Menentukan t Hitung menggunakan rumus :

𝑑 = 𝑀𝑑

t = 10,93

√1,29

t = 8,47

d. Menentukan nilai tTabel sebagai berikut :

Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signitifikan a = 0,05 dan d. b = N -1 = 16 – 1 = 15 maka diperoleh t 0,05 = 2.131

Setelah diperoleh t Hitung = 8,47 dan tTabel = 2.131 maka diperoleh t Hitung > tTabel atau 8,47 > 2.131 Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan Whole language berpengaruh terhadap kemampuan menentukan pesan moral cerita dongeng siswa kelas V SDN 27 Pundingin Kabupaten Bantaeng.

B. Pembahasan

Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan pendekatan whole language yang memiliki kelebihan tersendiri yakni siswa lebih aktif dan bertanggung jawab atas tugas yang diperolehnya. Selain itu, siswa lebih antusias untuk dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan ketika saling berkomunikasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pendekatan whole language terhadap kemampuan menentukan pesan moral cerita dongeng siswa kelas V SDN 27 Pundingin Kabupaten Bantaeng setelah menggunakan pendekatan whole language berpengaruh.

Pemberian tes sebelum perlakuan (pretest) diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil analisis tanpa menggunakan pendekatan whole language, kemudian

siswa diberikan kesempatan menggunakan pendekatan whole language yang di berikan langsung guru untuk siswa. Kemudian guru kembali memberikan tes setelah perlakuan (posttest) untuk mengetahui hasil analisis dengan menggunakan pendekatan whole language. Pemberian perlakuan (treatment) dengan menggunakan pendekatan whole language untuk memberikan kesempatan kepada siswa menuangkan ide, menarik perhatian siswa, termotivasi dalam proses pembelajaran serta dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada analisis data, secara deskriptif hasil kemampuan menentukan pesan moral cerita dongeng siswa keas V SDN 27 Pundingin Kabupaten Bantaeng menggunakan pendekatan whole language.

Pada Pretest (sebelum perlakuan) nilai maximum yaitu 90 dan nilai minimum yaitu 50.

Sedangkan pada Posttest dapat dilihat dari maximum yaitu 95 dan nilai minimum yaitu 65. Diperoleh nilai mean (Rata-rata) menentukan pesal moral cerita dongeng sebelum menggunakan pendekatan whole language (pretest) adalah 70,62. Sedangkan hasil analisis data, nilai mean (rata-rata) menentukan pesan moral cerita dongeng setelah menggunakan pendekatan whole language (Posttest) adalah 82,18. Berdasarkan dari data tersebut bahwa hasil posttest lebih tinggi dari nilai pretest.

Hasil data yang diuraikan dapat dianalisa bahwa pendekatan whole language mempunyai pengaruh yang positif terhadap kemampuan menentukan pesan moral cerita dongeng. Berdasarkan hasil analisis statistic inferensial dengan menggunakan rumus uji t, diketahui bahwa t Hitung = 8,47 dengan frekuensi (dk) sebesar 16 – 1 = 15, pada taraf signitifikan 0,05%. Diperoleh tTabel = 8,47 oleh karena itu t Hitung > tTabel pada

taraf signitifikan 0,05%, maka hipotesis nol (Hβ‚’) ditolak dan hipotesis alternative (HΒΉ) diterima yang berarti bahwa penggunaan pendekatan whole language mempengaruhi kemampuan menentukan pesan moral cerita dongeng pada mata pelajaran bahasa indonesia.

Hasil analisis data yang menunjukkan adanya pengaruh penggunaan pendekatan whole language terhadap kemampuan menentukan pesan moral pada mata pelajaran bahasa Indonesia, sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan terdapat perubahan pada siswa dimana pada awal kegiatan pembelajaran ada beberapa siswa yang melakukan kegiatan lain atau cuek selama pembelajaran berangsung. Hal ini dapat dilihat pada pertemuan awal siswa yang melakukan kegiatan lain sebanyak 5 orang, sedangkan pada pertemuan terakhir hanya 2 siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat guru menjelaskan materi. Pada awal pertemuan, hanya sedikit siswa yang aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Akan tetapi sejalan dengan digunakannya pendekatan whole language siswa mulai aktif pada setiap pertemuan.

Hasil observasi menunjukkan banyaknya jumlah siswa yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan dan siswa yang mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan temannya. Siswa juga mulai aktif dan percaya diri untuk menanggapi jawaban dari siswa lain sehingga siswa yang lain ikut termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Proses pembelajaran yang menyenangkan membuat siswa tidak lagi keluar masuk pada saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan pendekatan whole language berpengaruh terhadap kemampuan menentukan pesan moral cerita dongeng pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 27 Pundingin Kabupaten Bantaeng.

52 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian model pendekatan whole language siswa kelas V SDN 27 Pundingin Kabupaten Bantaeng yang mengkaji tentang kemampuan menentukan pesan moral cerita dongeng, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 27 Pundingin sebelum penerapan pendekatan whole language dikategorikan rendah. Hal ini ditunjukkan dari perolehan persentase hasil belajar siswa yaitu sangat rendah 6,25%, rendah 12,5%, sedang 50%, tinggi 25% dan sangat tinggi berada pada persentase 6,25%. Secara deskriptif dikategorikan belum tuntas dengan nilai rata-rata pretest : 70,62.

2. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 27 Pundingin Kabupaten Bantaeng setelah penggunaan pendekatan whole language dikategorikan tinggi. Hal ini ditunjukkan dari perolehan persentase hasil belajar siswa yaitu dikategorikan sangat tinggi yaitu 31,25%, tinggi 37,5%, sedang 31,25%, rendah 0,00% dan sangat rendah berada pada 0,00%. Secara deskriptif dikategorikan tuntas dengan nilai rata-rata Posttest : 82,18

53

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan whole language efektif dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 27 Pundingin Kabupaten Bantaeng.

B. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut, maka saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah:

1. Bagi guru

a. Dengan hasil penelitian ini disarankan pada guru dan pihak sekolah agar dapat menggunakan pendekatan whole language dalam pembelajaran dan menambah wawasan dan kreatifitas guru dalam mengembangkan media pembelajaran.

b. Sebaiknya pendekatan whole language ini juga bisa diterapkan pada kelas lain bukan hanya dikelas V serta dapat memudahkan pengajaran guru untuk semua mata pelajaran.

2. Bagi peserta didik

a. Penggunaan pendekatan whole language memudahkan belajar bagi murid dan juga bisa dijadikan sebagai sumber belajar baik dalam proses pembelajaran maupun luar proses pembelajaran.

b. Penggunaan pendekatan whole language memudahkan belajar bagi murid serta memotivasi dan menarik perhatian murid dalam belajar baik diruang lingkup sekolah maupun diluar lingkup sekolah.

54

3. Bagi peneliti

Kepada peneliti akan dapat mengembangkan dan membuat kreatifitas baru dengan menerapkan pendekatan whole language ini mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses. Dan kepada peneliti agar mampu menerapkan pendekatan whole language pada mata pelajaran lain.

55

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti, dkk, (2020), Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Pendekatan Whole language Di Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu

Alfulaila Noor (2014). Pengaruh Pendekatan Whole language Terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD.

Universitas Tadulako

Bukhari. (2010). Keterampilan Berbahasa (Membaca dan Menulis). Banda Aceh:

Yayasan PeNa Banda Aceh.

Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Elya Arifatun N. (2019). Pengaruh Pendekatan Whole language Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas IV MAN 4 Tulungagung, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

Farida Rahim.2006. Pengajaran membaca di sekolah dasar.(Jakarta: PT. Bumi Aksara)

Fauziah, Riska. Penerapan Whole language Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. 1 No. 1, Desember 2016

Hidayah, Nurul. β€œPendekatan Pembelajaran Bahasa Whole language.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar.Volume 1 Nomor 2 Desember 2014 p-ISSN 2355-1925

Lapis PGMI, 2009,Pengertian membaca, tujuan membaca, fungsi membaca, dan teori tentang membaca, (Surabaya)

Maulidia Rizki Citra, dkk, (2015) Pengaruh PendekatanWhole language Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Usia 5-6 Tahun Mawar Khatulistiwa.

Program Study Pendidikan Guru PAUD FKIP Untan Pontianak

56

Meilani Iskandar Nevi, (2016) Penerapan Pendekatan Whole language Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IV Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia. perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&d. Bandung:

Alfabeta, CV Jl. Gegerkalong Hilir

Supriatna Asep Cepi, (2015). Pengaruh Pendekatan Whole language Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia

Teuku Alamsyah. 2007. Pendekatan Whole language dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Calon Guru Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. Volume 1 Nomor 1.

Umar. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Kedua. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.

Widianto, Rovey. Penerapan Pendekatan Whole language Dalam Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN 2 Kalibeji Tahun Ajaran 2012/2013, PGSD FKIP UNS.

Woolley, Gary. (2011) . Reading Comprehension: Assisting Children with Learning Difficulties. London: Springer Science+Business Media B.V.

Lampiran-lampiran

Lampiran 1

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) B. Daftar Hadir Siswa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Batu Bessi Kelas / Semester : VI /1 ( Satu)

Tema : Tokoh dan Penemuan (Tema 3)

Sub Tema : Penemu yang Mengubah Dunia (Sub Tema 1) Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia

Pembelajaran ke 1

Alokasi waktu : 1 Pertemuan

A. KOMPETENSI INTI

KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru

KI-3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah

KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR

4.1 Menyajikan hasil penggalian informasi dari penjelasan pesan-pesan moral secara ilmiah secara lisan dan tulisan. dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif

C. INDIKTOR

4.1.1 Menentukan pesan moral dalam cerita dongeng sesuai apa yang dibaca atau didengar

4.1.2 Menuliskan pesan moral dalam cerita dongeng tentang berbagai topik yang telah dibaca atau didengar dengan memperhatikan penggunaan huruf besar, ejaan dan tanda baca.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat memahami pesan moral yang terkandung dalam cerita dongeng sesuai yang dibaca atau dengar

2. Siswa dapat menuliskan pesan moral dalam cerita dongeng yang telah dibaca atau didengar dengan memperhatikan penggunaan huruf besar, ejaan dan tanda baca.

E. MATEI PEMBELAJARAN Materi Pokok 1. Teks Bacaan/berita

2. Contoh Teks bacaan/berita ( Banjir, Gempa Bumi, Sampah dan Gunung Meletus)

F. METODE PEMBELAJARAN

Metode : Tanya jawab, Penugasan, Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Kegiatan

Pendahuluan

2. Kelas dilanjutkan dengan doβ€Ÿa dipimpin oleh salah seorang siswa. Siswa yang diminta membaca doβ€Ÿa adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).

3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan manfaatnya bagi tercapainya sita-cita.

4. Mengabsensi siswa terlebih dahulu untuk melihat kehadirannya.

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran

6. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.

7. Memberikan refleksi kepada siswa tentang membaca.

-Ada yang suka membaca? Cerita, karangan, diary?

-Cerita apa yang biasa kamu tulis?

-Ada yang tahu ap aitu pesan moral?

-Ada yang tahu ap aitu pesan moral?

Dokumen terkait